Gunung Samudera Abdullah Idi. 2016. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Faisal, Sanapiah dan Yasik, Nur. tt. Sosiologi Pendidikan. (Surayaba: Usaha Nasional, hlm. 11) S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 4) Achnad Hufad. 2007. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung : UPI PRESS Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta Mahmud. 2012. Sosiologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Sosiologi Pendidikan berawal dari ilmu sosiologi mikro (micro sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri dari ilmu filsafat (the mother of sciences) dan berdiri sendiri sejak abad ke-19. bapak sosiologi adalah August Comte (1798-1857) filosuf perancis dalam bukunya Cour de Phillosophie Positive. Menurutnya dunia sosial bisa dipelajari dengan menggunakan metode ilmiah untuk mempelajari gejala alam. Sosiologi berasal dari kata socious dan logos. Socious berasal dari bahasa Latin yang artinya teman dan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya kata perkataan atau pembicaraan/ ilmu. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok- kelompok Perkembangan signifikan sosiologi pendidikan ditandai dengan diangkatnya Sir Fred Clarke sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Kependidikan di London pada tahun 1937. Clarke menganggap sosiologi mampu menyumbangkan pemikiran bagi bidang pendidikan. Selosumarjan Soemardjan (2011) : ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial Soekanto (1990) : ilmu yang mempelajari struktur sosial, perubahan sosial dan proses sosial Ruminiati (2009) : ilmu yang mempelajari hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Kesimpulan : ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan manusia satu dengan yang lain dalam kelompok yang ditinjau dan diamati dengan menggunakan metode empiris. Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E danDuco dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco berarti erkembangan atau sedang berkembang. KBBI: proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ki Hajar Dewantara: upaya sadar manusia untuk meningkatkan budi pekerti melalaui sekolah sehingga anak bisa menjadi lebih baik dan lebih sempurna sehingga anak didik bisa lebih maju dan seimbang secara lahir dan batin. UU No 20 Tahun 2003: Payne: studi yang komprehensif tentang semua aspek pendidikan dari kacamata ilmu yang diterapkan. Robinson: ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mengorganisasikan pengalamannya. Robbins dan Brown: ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mengorganisasikan dalam pendidikan Gunawan : ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis. Pidarto : ilmu yang membahas tentang sosiologi yang terkait dengan pendidikan. Ruminiati: aspek-aspek sosiologi yang diterapkan untuk membantu mengatasi permasalahan pendidikan yang fundamental Antropologi muncul sejak zaman yunani, renaissance dan para ilmuwan eropa di abad 18 Antropologi pendidikan berupaya menemukan pola budaya belajar masyarakat (pedesaan dan perkotaan) yang dapat menciptakan perubahan sosial. Seperti halnya antropologi pada umumnya, antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan. Shomad (2009:1) menyatakan bahwa studi antropologi pendidikan adalah spesialisasi yang termudah dalam antropologi. Hasil-hasil kajian pendidikan di persekolahan melalui antropologi diterbitkan pada tahun 1954 dibawah redaksi G.D. Spindler (1963). Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dalam hubungan ini, Nasution (2004:6-7), mengemukakan ruang lingkup sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok berikut ini: 1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek- aspek lain dalam masyarakat, seperti : hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan fungsi pendidikan dalam kebudayaan fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo, dan fungsi sistem pendidikan formal Segala sesuatu yang Sudut pandang untuk menjadi masalah dan mendapatkan dipermasalahkan penjelasan dari sosiologi pendidikan. perspektif sosiologi Masalah itu adalah dan ilmu pendidikan masyarakat, tingkah tentang segala laku manusia dan sesuatu yang institusi pendidikan dipermasalahkan obyek material
Obyek material Obyke formal
2. Hubugan antar manusia di dalam Sekolah hakikat kebudayaan Sekolah sejauh ada perbeadaanya dengan kebudayaan diluar sekolah dan pola interaksi sosial dan stuktur masyarakat Sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola kepemimpinan informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya 3. Pengaruh Sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak disekolah / lembaga pendidikan peranan sosial guru-guru / tenaga pendidikan hakikat kepribadian guru / tenaga pendidikan pengaruh kepribadian guru / tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak / peserta didik, dan fungsi Sekolah / lembaga pendidikan dalam sosial murid / peserta didik. 4. Hubungan lembaga pendidikan dalam masyarakat Di sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah/ lembaga pendidikan dengan kelompok- kelompok sosial lainnya dalam masyarakat di sekitar sekolah / lembaga pendidikan. Hal yang termasuk dalam wilayah itu antara lain yaitu : Pengaruh masyakarat atas organisasi Sekolah /lembaga pendidikan Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistematis sosial dalam masyarakat luar sekolah. Hubungan antara Sekolah dan masyarakat pendidikan dan d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang berkaitan dengan organisasi Memiliki wawasan yang luas dan mampu memecahkan permasalahan pendidikan dengan pendekatan sosial. Mampu menganalisis proses sosialisasi dan kedudukan pendidikan dalam masyarakat Mampu menjelaskan pada siswanya tentang kebudayaan asli Indonesia yang cukup memprihatinkan karena tergeser oleh arus globalisasi. Menumbuhkan kesadaran untuk melestarikan hasil budidaya bangsa Indonesia dengan pendekatan sosial budaya.