Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis ucapkan berkat rahmat, taufiq
dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Ruang Lingkup
Sosiologi : konsep sosiologi pendidikan, ruang lingkup sosiologi pendidikan, manfaat
sosiologi pendidikan, tujuan sosiologi pendidikan, pentingnya sosiologi pendidikan” .
mahasiswa/i IAIN bukittinggi kususnya Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah jurusan
Sosiologi Agama serta para pembaca budiman yang mengetahui bahasan-bahasannya yang
terkait dengan interaksi sosial dalam dunia pendidikan.

Makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan oleh mahasiswa serta memperluas
wawasan tentang persoalan-persoalan pendidikan dalam masyarakat. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini tentu masih terdapat kekurangan, kesalahan dan kekeliruan.
Oleh karenanya penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dan
penyempurnaan makalah ini, dan atas kritikan dan masukan penulis ucapkan terimakasih.

Bukittinggi,4 Febuari 2022

Pemakalah
BAB II

PEMBAHASAN

Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

A. Konsep Sosiologi Pendidikan


Secara historis, sosiologgi dan pendidikan di anggap sebagai pengetahuan
kuno, yang mana keberadaannya berbarengan dengan awal mula adanya manusia.
Apabila sosiologi di pahami dalam arti yang luas yakni sebagai sosial interaction
(interaksi sosial) atau human relationship ( hubungan antara manusia) maka sosiologi
telah ada sejak zaman Nabi Adam. Namun sosiologi dalam pengertian scientific (ilmu
pengetahuan), yakni ilmu yang tersistematis dan bermetode, maka baru diakui sejak
abad ke-19 melalui Aguste comte (1798-1857) yang kemudian ia di kenal sebagai
bapak pendiri sosiologi.
Secara etimologi (asal-usul kata), “sosiologi pendidikan” berasal dari kata
“sosiologi” dan “ pendidikan” , sosiologi berasal dari bahasa latin yakni kata “socius”
dan “logos” socius yang berarti kawan atau masyarakat dan logos yang berarti “ilmu”
atau bisa juga berbicara tentang sesuatu, dengan demikian secara harfiah istilah
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok dan struktur sosial. (Maksum,2013)
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karna telah memenuhi segenap
unsur ilmu pengetahuan. Di sebut ilmu pengetahuan karena pengetahuan yang
diperoleh dengan penelitian yang mendalam, menggunakan metode-metode ilmiah.
Sedangkan metode ilmiah adalah segala cara yang di pergunakan oleh suatu ilmu
untuk sampai kepada pembentukan ilmu yang menjadi suatu kesatuan yang sistematis,
organis, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sejak awal
perkembangan abad ke 19 hingga sekarang ini, ilmu sosiologi telah mengalami
perubahan atau perkembangan terus menerus. Ilmu yang di bawakan oleh aguste
comte disebut dengan sosial fisic yang kemudian dikenal dengan sosiologi.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk membedakan
sosiologi dengan ilmu pengetahuan lainnya yang tergabung dalam ilmu-ilmu sosial
mengenai persoalan tersebut masih banyak kesimpang siuran karna perbedaannya
tidak tegas dan bukan hanya menyangkut perbedaan isi atau objek penyelidikannya.
Masyarakat yang menjadi objek ilmu sosial dapat dilihat sebagai suatu yang terdiri
dari beberapa segi. yaitu segi ekonomi yang antara lain bersangkut-paut dengan
produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang jasa.(Zaitun,2016)
Pendidikan adalah tempat bagi kaderisasi calon pemimpin bangsa, karakterlah
yang diutamakan untuk menjadi seorang pemimpi. Pendidikan karakter yang
menekankan pada pembentukan akhlak dapat pemepertinggi moral dan memperkuat
moril para pemuda dan pelajar agar mampu mengembangkan rasa tanggung jawab
sebagai seorang pemimpin bangsa dimasa yang akan mendatang. Masa depan bangsa
akan suram jika para pemuda dan pelajarnya tidak memiliki rasa tanggung jawab,
moral yang tinggi serta moril yang kuat. (Hanani,2018)
Pendidikan sangat berbeda dari persekolahan, penekanan perbedaan yang
paling esensial dari kedua kata itu adalah pendidikan bermakna membebaskan
manusia dari keterbelakangan, ketidak tahuan, ketidak beradaban, atau membebaskan
manusia dari belenggu-belenggu yang mengikat kemanusiaan. Sementara
persekolahan merupakan alat bantu dalam pendidikan yang mengrahkan dan
membawa manusia mendapatkan kebebasan.
Pendidikan secara luas dapat berlangsung dimana saja pendidikan tidak diikat
oleh masa, waktu, dan ruang sehingga pendidikan tersebut berjalan sepanjang hayat .
Oleh sebab itu dalam pendidikan bukan hanya orang-orang yang di formalitaskan,
melainkan merupakan aspek-aspek yang memberikan kesejatian pada manusia oleh
sebab itu tidak salah diminangkabau terdapat istilah alam takambang jadi guru (alam
terbentang jadi guru).
Persekolahan merupakan lembaga yang mengelola pendidikan supaya teratur
dan semua orang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang
sesuai dengan perkembangannya. Dalam persekolahan pendidikan sangat di rancang
secara sistematis dan kritis sehingga pendidikan dapat memepengaruhi pola pikir,
tindakan, prilaku dan pada akhirnya akan membentuk manusia yang sejati.
Begitu pentingnya pendidikan dimiliki oleh manusia maka negara harus
membangun sekolah untuk tujuan pendidikan. Negara sangat bertanggung jawab atas
pendidikan warga negaranya. Oleh sebab itu sekolah harus menjadi sarana utama
dalam suatu negara untuk membangun pendidikan warga negaranya. Ketika
pendidikan sudah melalui persekolahan dengan semestinya akan berkembang dan
menginternalisasi peranan pendidikan dalam kehidupan manusia. Pola pikir, sikap,
moralitas, dan rasa kemanusiaan anak bangsa berjalan dalam re;-rel pendidikan yang
dirancang dalam sistem persekolahan.(Hanani,2013)
B. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan, masalah-masalah pokok yang
diselidiki sosiologi antara lain:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
sebagai berikut:
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses control sosial dan
sistem kekuasaan atau politik.
c. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural
atau usaha untuk mempertahankan status.
d. Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial.
e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial.
2. Hubungan antara manusia didalam sekolah:
a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaan dengan kebudayaan
diluar skolah.
b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah antara lain
meliputi hubungan antara unsur-unsur di sekolah, kepemimpinan,
hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial, dan pola interaksi informal.
3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di
sekolah:
a. Peranan sosial guru-guru.
b. Hakikat kepribadian guru terhadap prilaku anak.
c. Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi peserta didik.
4. Sekolah dalam masyarakat:
a. Pengaruh masyarakat terhadap kebijakan sekolah.
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat pada sistem sosial dalam
masyarakat luas sekolah.
c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan.
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian
dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem
pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya didalam keseluruhan
kehidupan masyarakat. (Idi, 2011)
C. Manfaat Sosiologi Pendidikan.
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, sosiologi pendidikan di tuntut
memberikan tiga manfaat pokok.
Pertama, fungsi eksplanasi yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman
tentang fenomena yang termasuk kedalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk di
perlukan konsep-konsep proposisi-proposisi mulai dari yang bercirak generalisasi
empiric sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai
hasil penelitian yang aktual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan
orang lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang di hadapi. Dengan
informasi yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan
wawasan yang baik yang dapat menafsirkan fenomena-fenomena yang di hadapi
secara akurat. Penjelan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui mendia komunikasi.
Kedua, fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan
pendidikan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang sejalan
dengan itu tuntunan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya
faktor-faktor internal dan ekstermal yang masuk kedalam masyarakat melalui
berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat di perlukan dalam perencanaan
pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
Ketiga, fungsi utilisasi yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan
pengangguran, konflik sosial kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan
dukungan pendidikan dan masalah penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.
(Rahmat,2010)
Adapun manfaat sosiologi pendidikan menurut prespektif ulama transpormatif
sebagai berikut.Pendidikan karakterisitik di bangun melalui basis-basis mencerahkan
hubungan vertical dan horizontal manusia, dua basis ini adalah pendekatan esetorik
dan eksetorik pada hakikatnya kedua basis ini yang sangat berpengaruh terhadap
tindakan dan prilaku sosial masyarakat.

Pendekatan esetorik mempunyai dua hal yang penting dalam pendidikan


karakteristik dari sebuah bangsa, pertama pendidikan itu mempunyai sinergi dengan
sosiologis masyaraktnya, kedua mampu menjadi lokomotif dan pengawas tindakan.
Pendekatan pendidikan karakteristik merupakan pendekatan yang membangun
pencerahan kejiwaan manusia dengan implikasi terkontruksinya sebuah tatalaku yang
berorientasi pada nilai-nilai normatif.(Maunah,2016)
Pendekatan eksetorik hakikat hubungan manusia terhadap sesama, terlihat dari
berbagai aktifitas dan nilai ajaran yang dilakukan oleh seorang ulama. Diaantaranya
yang paling menonjol adalah melakukan tradisi-tradisi keagamaan menjadi tradisi
sosial sebagai prakteksosial masyarakat, misalnya melalui tradisi ziara, tradisi tolak
bala dan sebagainya. Sedagkan orientasi yang menjelaskan hubungan manusia dengan
alam, sangat banyak sekali terenkontruksi dalam pendidikan karakteristik yang di
bangun oleh ulama, bahkan ulama di minangkabau terkenal dengan berbagai tradisi
peliharaan alam. Dari alur orientasi eksetorik dapat disimpulkan bahwa ulama
transpormatif basis pendidikan karakteristiknya tidak hanya berkaitan dengan tatalaku
vertikal tetapi juga berkaitan dengan pencerahan tatalaku horizontal, sebab
bagaimanapun juga tatalaku vertikal dan horizontal bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari pembentukan keparipurnaan tatalaku manusia dalam membangun
peradaban. (Hanani, 2015)

D. Tujuan Sosiologi Pendidikan

Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya adalah untuk mempercepat dan


meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa. (Nasution,2010)

Sementara itu menurut nasution dikemukakan bahwa tujuan sosiologi


pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik
dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus
diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap
perkembangan kepribadian anak.

2. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis perkembangan dan


kemajuan sosial. Pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi
kemajuan masyarakat, karna dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi
akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi.

3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam


masyarakat. Berdirinya lembaga pendidikan dalam masyarakat sering di
sesuaikan dengan tingkatan daerah dimana lembaga pendidikan itu berada.

4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis lembaga kependidikan dalam


kegiatan sosial. Peranan aktifitas tenaga dalam kegiatan sosial.

5. Sosial pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan.


Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus
bertolak pada filsafat hidup bangsa, seperti Indonesia, pancasila sebagai
filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk
menetukan tujuan pendidikan nasional serta tujuan pendidikan lainnya.

6. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang


terdidik dalam kegiatan sosial. Peranan dan aktifitas warga yang
berpendidikan sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya
kehidupan masyarakat.

7. Memberikan kepada tenaga pendidikan latihan-latihan yang efektif dalam


bidang sosiologi sehingga dapat memberikan kontribusi secara tepat dan
cepat terhadap masalah pendidikan. Sosiologi pendidikan sesungguhnya
tidak hanya membahas hal-hal yang berkenaan dengan proses belajar saja
akan tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat di
analisis sosiologis. (Gunawan,2000)

Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik


selain sangat berharga untuk menganalisis pendidikan juga bermanfaat untuk
memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi
pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam pendidikan saja,
melainkan hal-hal pokok seperti tujuan pendidikan kurikulum, strategi belajar, sarana
belajar, dan sebagainya.

E. Pentingnya Sosiologi Pendidikan

Jika defenisi umum sosiologi pendidikan diperlukan mungkin diberikan sebaga


penerapan berfikir ilmuah, dan prinsip sosiologi untuk pendidikan dimana ruang
lingkupnya meliputi analisis sistem pendidikan dengan study evolusioner tentang
bagaimana pendidikan secara garis besar program yang diperlukan untuk
menyelaraskan tuntutan progresif dari masyarakat. Ketika masyarakat menjadi lebih
konflrks dan individu-individu saling bergantung satu sama lain sistem pendidikan
yang terorganisisr menjadi lebih berfariasi, lebih luas dan lebih mendominasi dalam
control dan perkembangan sosial. Sangat mudah untuk membedakan kecendrungan
dalam beberapa tahun terakhir untuk mengambil ahli fungsi pendidikan. Selain itu
pentingnya pertumbuhan sosiologi pendidikan sebagai institusi yang tidak hanya
ekstensis tetapi intensif. Akibatnya, aka nada kebutuhan yang semakin meningkat
akan pendidikan yang lebih besar berdasarkan yang lebih terperinci serta lebih
berfariasi.(Setianto,2021)

Pentingnya sudut pandang sosiologi pendidikanmerupakan hasil dari


rangsangan kontak sosial baik dengan indifidu maupun dengan kelompok indifidu
yang mewakili masyarakat teroganisir. Setiap anak mewarisi kondisi fisik dan mental
yang konpleks serta lingkungan dan spiritual.

Oleh karna itu pentingnya sosiologi pendidikan adalah melihat pendidikan di


atur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang di
harapkan. Pendidikan tidak hanya harus menghasilkanefisiendi dan budaya indifidu,
tetapi harus menghasilkan efisiensi sosial dan budaya lembaga pendidikan menjadi
institusi terisolisai yang sebagian besar di dominasi oleh tradisi skolatis. Mereka
sering dibuat dengansengaja dan bahkan ketika visi sosial telah hadir kekuatan tradisi
sering sekali mengesampingkan penilaian pendidik atau mengalahkan usaha yang
bermaksud baik dan seringkali terencana dengan baik.

Itu berarti bahwa lembaga pendidikan harus mengatur kurikulumnya yang


selaras dengan tuntutan sosial dan mengadopsi disiplin dan metode yang serupa
dengan lembagga sosial diluar lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tidak hanya
harus menjadi bagian lebih nyata dengan masyarakat umum, tetapi kekuatan sosial
umum harus masuk secara penuh kedalam komposisi dan arah tujuan pendidik.()
BAB III
KESIMPULAN

Sosiologgi dan pendidikan di anggap sebagai pengetahuan kuno, yang


keberadaannya berbarengan dengan awal mula adanya manusia. Apabila sosiologi di
pahami dalam arti yang luas yakni sebagai sosial interaction (interaksi sosial) atau
human relationship ( hubungan antara manusia) maka sosiologi telah ada sejak zaman
Nabi Adam. Namun sosiologi dalampengertian scientific (ilmu pengetahuan), yakni
ilmu yang tersistematis dan bermetode, maka baru diakui sejak abadke-19 melalui
aguste comte ,yang kemudian ia di kenal sebagai bapak pendiri sosiologi.
Pendidikan sangat berbeda dari persekolahan penekanan perbedaan yang
paling esensial dari jedua kata itu adalah pendidikan bermakna membebaskan
manusia dari keterblakangan, ketidak tahuan, ketidakberadaban, atau membevaskan
manusia dari belenggu-belenggu yang mengikat kemanusiaan. Sementara
persekolahan merupakan alat bantu dalam pendidikan yang mengrahkandan
membawa manusia mendapatkan kebebasan
DAFTAR PUSTAKA

Ary, G. (2000). Sosiologi Pendidikan ,Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai Problem
Pendidikan.

Hanani,S. (2016). Tradisi Ulama Transformatif Minangkabau dalam Membangun Pendidikan


Karakteristik Berbasis Responsif Teologis dan Kontribusinya terhadap Penguatan Moralitas.
Sosial Budaya,12(2),191-202.

Idi,A. (2011). Sosiologi Pendidikan: Individu,Masyarakat, dan Pendidikan. Rajawali Pers.

Maksum,A.(2016). Sosiologi Pendidikan. Malang:Madani

Maunah, B.(2015). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukkan Kepribadian


Holistik Siswa.Jurnal Pendidikan Karakter,(1).

Nasution,S.(20010). Sosiologi Pendidikan.

Rahmat, A.(2012). Sosiologi Pendidikan. Kudus: Ideas publishing.

Setianto, A. (2021). Sosiologi Pendidikan.Yayasan Kita Menulis.

Silfia, H.(2013). Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Ar-RuzzMedia.

Silfia,H.(2018). Bung Hatta dan Pendidikan Karakter.

Zaitun,M.A.(2016). Soiologi Pendidikan (Teori dan Aplikasinya).

Anda mungkin juga menyukai