Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fatia Mumtaz

Kelas/NIM : 4 PGMI A / 224110405018

Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan

Resume Buku

Identitas Buku

Judul : SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Penulis : Drs. Ary H. Gunawan

Tahun Terbit : 2010

Penerbit : Rineka Cipta

Jumlah Halaman : 185-186 halaman

Buku Sosiologi Pendidikan karya Drs. Ary H. Gunawan membahas tentang


hubungan antara sosiologi dan Pendidikan. Buku ini menjelaskan bagaimana
sosiologi dapat membantu kita memahami berbagai fenomena dalam Pendidikan,
seperti stratifikasi social, ketimpangan Pendidikan, dan pengaruh budaya terhadap
proses belajar mengajar.

Bagian Pertama: Sosiologi Umum

Bagian pertama buku ini membahas tentang dasar – dasar sosiologi dan
relevansinya dengan Pendidikan. Di sini dijelaskan tentang konsep-konsep
sosiologi seperti struktur social, stratifikasi social, dan budaya. Dibagian ini juga
dibahas tentang bagaimana sosiologi dapat membantu kita memahami berbagai
masalah Pendidikan seperti putus sekolah, kenakalan remaja, dan diskriminasi.

Secara harfiah atau etimologis (definisi nominal), Sosiologi berasal dari


Bahasa Latin: Socius = teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengetahuan. Jadi
Sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman/berkawan/bersahabat yang baik, atau
cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara operasional (definisi
real), menurut para ahli sosiologi mendifinisikan sebagai berikut:
a. Sosiologi adalah suatu illmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal
maupun material, baik statis maupun dinamis. (Mayor Polak)
b. Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur
social dan proses social, termasuk perubahan-perubahan social. (Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi)

Adapun dua anggapan besar yang melandasi timbulnya sosiologi adalah:

a. Bahwa tingkah laku manusia mengikuti pola ataau tata tertentu, seperti
halnya perpolaan yang ada pada gejala-gejala alam. Artinya, kegiatan
manusia tertentu dilakukan sedikit banyak menurut cara yang telah berpola
baku.
b. Bahwa manusia adalah makhluk social (Aristoteles: Zoon Politicon) yang
memiliki kecenderungan alamiah untuk berhimpun dalam kelompok
manusia juga, sehingga memerlukan cara bergaul/berteman baik, yaitu
sosiologi.

Sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau Ilmu yang membicarakan
masyarakat, maka perlu diberikan pengertian tentang masyarakat. Adapun
beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahhli sosiologi diantara nya:

a. Masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia yang terikat


oleh suatu system adat istiadat tertentu. (Koentjaraningrat)
b. Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi)

Sesuai dengan pengertian sosiologi yang telah diutarakan, maka objek sosiologi
yaitu:

a. Struktur social, adalah jalinan dari seluruh unsur-unsur social.


b. Unsur-unsur social, yang pokok adalah norma/kaidah social, Lembaga
social, kelompok social, dan lapisan social.
c. Proses social, adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan
bersama.
d. Perubahan social, adalah segala perubahan yang terjadi pada Lembaga-
lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi system social,
seperti nilai, sikap, dan sebagainya.

Bouwman membagi perkembangan sosiologi dalam 4 (empat) fase, yaitu:

a. Fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang


kehidupan bersama secara filsafat umum, terutama tentang negara, hokum,
dan moral yang tersimpul dalam kaidah – kaidah agama. Dalam fase ini
sosiologi merupakan cabang filsafat, maka Namanya adalah filsafat sejarah
atau filsafat social. Di antara filsuf-filsuf yang membicarakan tentang
kemasyarakatan adalah Plato dalam bukunya berjudul Politea (Republik)
yang mengatakan bahwa negara harus memelihara keadilan sebagai
kewajiban yang tertinggi.
b. Dalam fase kedua, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan
ilmu berdasarkan pengalaman – pengalaman dan peristiwa – peristiwa
nyata, bukan hanya hasil renungan saja, dan memisahkan alam pikiran
secara lambat laun dari ajaran agama.
c. Sosiologi pada fase ketiga, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah
“bapak sosiologi”, karena ialah yang pertama kali mempergunakan istilah
sosiologi dalam pembahasan tentang masyarakat.
d. Sosiologi pada fase keempat, ciri utamanya adalah keinginan untuk
bersama-sama memberikan batas yang tegas tentang obyek sosiologi,
sekaligus memberikan pengertian-pengertian dan metode-metode sosiologi
yang khusus.

Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi, Suatu Pengantar, Sri


Paku Buwono IV dari Suraka (Solo) dapat dikatakan telah membicarakan
sosiologi dalam karyanya “Wulang Reh”, walaupun sosiologi sebagai ilmu
belum dikenal secara formal. Ki Hadjar Dewantara juga telah memberikan
sumbangannya kepada sosiologi dengan konsepsi kepemimpinan, Pendidikan,
serta kekurangan di Indonesia, dan kini menjadi inti dari kepemimpinan
Panccasila, yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri
handayani”

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dengan bukunya berjudul Setangkai


Bunga Sosiologi (1964), adalah sebuah buku yang merupakan himpunan
berbagai cuplikan dari buku-buku teks sosiologi, ditulis dalam Bahasa inggis
disertai pengantar ringkas dalam Bahasa Indonesia, dan merupakan literatur
wajib untuk kuliah pengantar Sosiologi pada berbagai perguruan tinggi di
Indonesia. Selanjutnya masih banyak buku-buku sosiologi dalam Bahasa
Indonesia yang bermunculan menghiasi dan mengisi kependidikan kita.

Bagian Kedua: Problem Pendidikan dalam Perspektif Sosiologi

Bagian kedua buku ini membahas tentang berbagai problematika


Pendidikan yang dilihat dari perspektif sosiologi. Di sini dibahas tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi akses dan kualitas Pendidikan, seperti
stratifikasi social, kemiskinan, dan gender. Di buku inni juga di bahas tentang
sosiologi Pendidikan dapat membantu kita membangun masa depan Pendidikan
yang lebih baik. Di sini di bahas tentang berbagai tantangan yang dihadapi
Pendidikan di masa depan, seperti globalisasi, perubahan teknologi, dan
perubahan iklim. Di bagian ini juga dibahas tentang berbagai solusi untuk
mengatasi problematika Pendidikan tersebut.

Menurut Dictionary of Sociology, sosiologi Pendidikan ialah sosiologi


yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah Pendidikan yang
fundamental. Menurut Prof. DR. S. Nasution, M.A, Sosiologi Pendidikan ialah
ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
Pendidikan untuk mengembangkan kepribaadian individu agar lebih baik.
Adapun menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu
yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan social yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalaman. Sosiologi Pendidikan mempelajari kelakuan social serta prinsip –
prinsip untuk mengontrolnya.

Bagaimana sosiologi Pendidikan itu ?


Dengan acuan sosiologi umum sebagaimana telah dipaparkan serta
teori-teori sosiologi Pendidikan yang ada, maka sosiologi Pendidikan akan
dapat dipahami serta dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dimanfaatkan dalam bidang Pendidikan, untuk memecahkan masalah-masalah
Pendidikan yang fundamental. Sosialisasi adalah masalah belajar, dalam proses
sosialisasi individu belajar bertingkah laku, kebiasaan, serta pola-pola
kebuddayaan lainnya. Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi
individu dengan lingkungan, seperti orang tua, saudara-saudara, guru-guru,
teman sekolah, dan sebagainya. Dalam hal ini yang penting adalah penggunaan
“filter” untuk menyaring hal-hal yang kurang atau tidak baik.

Tujuan sosiologi Pendidikan

Francis Brown mengemukakan bahwa sosiologi Pendidikan


memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan
cara individu memperoleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedang S.
Nasution mengatakan bahwa sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha
untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses Pendidikan untuk
memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari kedua
pengertian dan beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat disebutkan
beberapa konsep tentang tujuan sosiologi Pendidikan, diantara lainnya yaitu:

a. Sosiologi Pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik


dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini, harus
diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaaan masyarakat terhadap
perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik
dalam keluarga yang religious, setelah dewasa akan cenderung menjadi
manusia yang religious pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual
akan cenderung memilih jalur intelektual pula, dan sebagainya.
b. Sosiologi Pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan
social. Banyak pakar yang beranggapan bahwa Pendidikan memberikan
kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan
memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan
yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna
menambah kesejahteraan social). Di samping itu, dengan pengetahuan dan
keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas
social.
c. Sosiologi Pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan Pendidikan.
Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan Pendidikan nasional harus
bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut.
Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menetukan tujuan Pendidikan
nasional serta tujuan Pendidikan lainnya. Dinamika tujuan Pendidikan
nasional terletak pada keterkaitannya dengan GBHN, yang tiap 5 tahun
sekali ditetapkan dalam siding umum MPR, dan disesuaikan dengan era
pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
manusia.

Pendidikan di Indonesia pada zaman penjajahan colonial Belanda juga


menampakkan perbedaannya antara praktek Pendidikan oleh pemerintah
Hindia Belanda dengan praktek Pendidikan Indonesia. Pendidikan Hindia
Belanda menciptakan strata-strata masyarakat agar dapat menjadi ajang politik
“adu domba dan pecah belah”, sedangkan praktek Pendidikan Indonesia seperti
Taman Siswa berdasarkan asas kebangsaan dan praktek Pendidikan pondok-
pondok pesantren berdasarkan agama Islam, dan sebagainya.

Pengertian Pendidikan telah banyak dikemukakan para pakar


Pendidikan, mulau dari Langeveld, Brubancher, N. Driarkoro S.J., Ki Hadjar
Dewantara, dan sebagainya sampai pada pelaksanaan “Pendidikan sepanjang
hidup” (longlife education). Bahkan penulis berpendapat, bahwa Pendidikan
berlangsung sejak prenatal sampai sesudah mati. Hal tersebut berdampak bahwa
selama seorang ibu mengandung harus bersikap dan bertingkah laku yang baik
dan terpuji serta senantiasa mohon kepada Tuhan yang Maha Esa agar bayi yang
dikandungnya kelak dapat lahir dengan selamat serta memiliki kepribadian
yang terpuji. Sesudah mati pun ia akan tetap didoakan, diselamati, dan
diperingati, berarti masih terjadinya pedidikan. Bahkan dialog dengan
arwahnya pun masih senantiasa dihubungi secara paranormal.
Sejak dikeluarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) semakin mantap pengertian pendidikan
di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Bab 1, Pasal 1, Ayat 1, yang berbunyi:
“Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan
dating”.

Ayat 2 : “Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berakar pada


kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan
Undang – Undang Dasar 1945”

Sekolah sebagai pusat Pendidikan formal lahir dan berkembang dari


pemikiran efisiensi dan efektifitas dalam pemberian Pendidikan kepada warga
masyarakat. Namun harus diingat, fungsi pemberian Pendidikan bukan
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, sebab pengalaman pada dasarnya dapat
diperoleh sepanjang hayat manusia, kapan pun dan dimana pun manusia berada,
termasuk di lingkungan keluarga dan di masyarakat. Sekolah merupakan
partner dalam memberikan Pendidikan kepada warga masyarakat. Jadi sekolah,
warga, dan masyarakat merupakan pusat – pusat Pendidikan yang potensial,
ketiganya saling pengaruh mempengaruhi, termasuk mendayagunakan sumber
– sumber belajar dalam masyarakat, seperti narasumber, perpustakaan,
museum, dan sebagainya. Di samping itu, berguna bagi masyarakat luas sebagai
media Pendidikan, juga dapat digunakan oleh sekolah dalam menunaikan fungsi
Pendidikan.

Telah diketahui bersama bahwa keluarga, sekolah, dan masyarakat


merupakan Tri Pusat Pendidikan. Sedang di antara pelaksanaan proses
Pendidikan, karena sekolah merupakan suatu Lembaga social yang telah
dipolakan secara sistematis, memiliki tujuan yang jelas, kegiatan – kegiatan
yang terjadwal, tenaga – tenaga pengelolaan yang khusus, didukung oleh
fasilitas yang terprogram, sehingga tepatlah dijadikan sebagai pusat
kebudayaan. Dapat disimpulkan bahwa pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya wajib dilaksanakan oleh seluruh Lembaga Pendidikan, yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Landasan Filosofis dan Pesan – Pesan Spiritual

Hidup adalah sekedar kesempatan untuk senantiasa siap merespons


segala tantangan yang dihadapi dengan sebaik-baiknya secara spiritual,
sebaiknya tidak lupa senantiasa memohon barokah serta bimbingan-Nya,
senantiasa memohon ampun atas segala kesalahan yang telah diperbuat,
mengucapkan terimakasih atas segala nikmat serta karunia yang telah
dilimpahkan kepada kita, kemudia mengajukan doa-doa lain yang perlu, dan
akhirnya menghaturkan pasrah atas segala kebijaksanaan-Nya demi
memenuhi kodrat yang telah ditetapkan-Nya.

Hidup juga merupakan kesempatan untuk senantiasa siap merespons


tantangan – tantangan yang dihadapi. Kata “sekedar kesempatan”
menunjukan bahwa kesempatan hidup ini sebenernya relative sangat
singkat. Orang Jawa menyebutnya, bahwa “urip iku mung prasasat mampir
ngumbe” atau sesungguhnya hidup itu hanyalah sekedar mampir minum,
dan pada kesempatan tersebut kita mendapat tugas untuk menjawab
tantangan – tantangan yang dihadapi, agar hidup kita dapat berhasil.
Tantangan – tantangan tersebut dapat bersifat fisik, nonfisik, dan social,
seperti rasa haus, lapar, dingin, panas, cemas, cinta, senang, aman, tentram,
nyaman, problem – problem dalam masyarakat, dan sebagainya. Semuanya
harus dihadapi dengan tabah, ulet, tekun, beserta budi (cipta, rasa, karsa,
dan karya) yang positif.

Beberapa poin penting dalam buku ini :

 Pengetian Sosiologi Pendidikan:


Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara Pendidikan dan masyarakat.
 Fungsi Sosiologi Pendidikan:
Sosiologi Pendidikan membantu kita memahami bagaimana Pendidikan
dapat digunakan untuk mencapai tujuan social, seperti meningkatkan
mobilitas social, mengurangi kesenjangan social, dan membangun
masyarakat yang lebih adil.
 Teori – teori Sosiologi Pendidikan :
Buku ini membahas berbagai teori sosiologi Pendidikan, seperti teori
fungsionalisme, teori konflik, dan teori interaksionisme simbolik.
 Problem - problem Pendidikan dalam perspektif Sosiologi :
Buku ini membahas berbagai problem Pendidikan dalam perspektif
sosiologi, seperti putus sekolah, kesenjangan Pendidikan, dan diskriminasi
dalam Pendidikan.
 Solusi problem – problem Pendidikan :
Buku ini menawarkan solusi untuk berbagai problem Pendidikan
berdasarkan teori sosiologi.

Buku ini bermanfaat bagi:

 Mahasiswa jurusan Pendidikan dan sosiologi


 Guru dan praktisi Pendidikan
 Peneliti dan peminat sosiologi Pendidikan
 Siapapun yang ingin memhami hubungan antara Pendidikan dan
masyarakat

Kelebihan buku ini:

 Buku ini ditulis dengan Bahasa yang mudah dipahami


 Buku ini membahas berbagai teori sosiologi Pendidikan dengan lengkap
 Buku ini memberikan contoh-contoh konkret untuk membantu pembaca
memahami teori
 Buku ini menawarkan solusi untuk berbagai problem Pendidikan

Kekurangan buku ini :

 Beberapa pembehasan dalam buku ini cukup kompleks dan mungkin sulit
dipahami oleh pembaca awam
 Buku ini tidak membahas secara detail tentang berbagai problem
Pendidikan di Indonesia

Kesimpulan

Buku Sosiologi Pendidikan karya Drs. Ary H. Gunawan adalah buku yang
bermanfaat bagi siapapun yang ingin memahami hubungan antara Pendidikan dan
masyarakat. Buku ini memberikan pemahaman tentang bagaimana Pendidikan
dapat digunakan untuk mencapai tujuan social dan menyelesaikan berbagai
problem dalam masyarakat.

Sumber

Gunawan, Ary H. (2010). SOSIOLOGI PENDIDIKAN: Suatu Analisis Sosiologi


Tentang Pelbagai Problem Pendidikan (Cetakan kedua). Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai