Anda di halaman 1dari 12

PERAN DAN FUNGSI SOSIOLOGI DALAM

KONTEKS PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH
NAMA : NABUL SUHENDRA BRUTU
PRODI : PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
SEMESTER : VI (ENAM)
D.PEMBIMBIMBING : NIHDAYATI PANE, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HAMZAH


AL-FANSURI SIBOLGA BARUS TAHUN
PELAJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini saya susun dengan
tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah sosiologi pendidikan dengan judul
“PERAN DAN FUNGSI SOSIOLOGI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN”

Pada kesempatan kali ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang mengarahkan dan mengajarkan saya.
Saya menyadari Makalah ini masih belum menemukan kata sempurna, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
hasil yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalh ini dapat berguna bagi saya
dan bagi semuanya dan semoga apa yang saya bahas disini dapat dijadikan
tambahan ilmu pengetahuan teman-teman semua.
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
a. Pendahuluan
BAB II KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
a. Pengertian sosiologi
b. Pengertian sosiologi pendidikan
c. Peran dan Fungsi sosiologi pendidikan

BAB III
a. Kesimpulan
b. Daftar pustaka
BAB I. PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai upaya sadar yang dilakukan untuk memberikan pengaruh
terhadap peserta didik sebagaimana tujuan yang diinginkan, selain cakupan materi
ajar yang terprogram, pemahaman tentang kondisi siswa dan lingkungan belajar
menjadi kajian yang tentunya harus diperhatikan oleh setiap pendidik dalam
rangka mencapai tujuan akhir dari sebuah proses pendidikan yaitu memanusiakan
manusia dan menyiapkan setiap generasi baru untuk menghadapi kehidupannya
saat ini dan kelak saat mereka dewasa.
Dalam pelaksanaannya pendidikan menjadi sebuah aktifitas sosial antara orang
dewasa dan anak-anak, dan bahkan antara teman sebayanya yang dengannya
terjadi sebuah pengalaman belajar yang berkontribusi dalam proses tumbuh
kembang pengetahuan dan kepribadian peserta didik.
Pendidikan merupakan piranti pokok yang dipilih untuk memberikan perhatian,
bimbingan dan arahan kepada anak didik. Hal tersebut lebih terlihat jelas
manakala rumusan pendidikan secara konsepsional ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan anak didik. Hal terakhir inilah yang kemudian menjadi salah satu
prinsip pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Berkenaan dengan upaya memenuhi kebutuhan anak didik, ada beberapa asumsi
mendasar yang perlu dipahami tentang anak didik, yaitu sebagai berikut :
1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang
dewasa;
2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasinya
dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat
disesuaikan dengan pola dan tempo serta irama dan perkembangan anak
didik.

Durkheim, memandang bahwa pendidikan adalah suatu fakta sosial (sosial fact).
Oleh karena itu, pendidikan menjadi objek studi sosiologi. Fakta sosial, menurut
pendapat Durkheim, memiliki ciri-ciri utama, yaitu :
Pertama¸ia berada di luar individu, tidak menyatu dalam individu. Karena berada
di luar individu, fakta sosial bersifat langgeng. Artinya fakta sosial telah ada
sebelum individu lahir dan tetap ada walaupun individu telah meninggal. Contoh
fakta sosial adalah agama, adat, bahasa, dan pendidikan. Pendidikan telah ada
sebelum kita lahir dan tidak akan berhenti karena kita meninggal.
Kedua, memiliki daya paksa terhadap individu untuk melaksanakan dan
menaatinya. Anda merasa wajib untuk berpendidikan, agar anda bisa adaptasi
dengan yang lain. Anda merasa wajib menggunakan bahasa tertentu agar anda
dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Ketiga, fakta sosial tersebar di kalangan warga masyarakat. Fakta ini milik
masyarakat. Contohnya pendidikan, sebagai fakta sosial, ia tersebar di masyarakat
dan masyarakat merasa memilikinya.
Selanjutnya, Durkheim berpendapat bahwa ketika pertama kali lahir, anda belum
berpengetahuan, tidak mampu berbahasa, dan belum bisa berbuat apa-apa. Untuk
bisa bertahan hidup, anda harus mempelajari segala hal yang anda perlukan dari
lingkungan anda. Makanya, anda kata Durkheim, dibentuk oleh lingkungan atau
masyarakat anda menjadi makhluk sosial. Sebelumnya anda bukan makhluk
sosial. Proses yang mengubah anda dari bukan mahkluk sosial menjadi makhluk
sosial disebut proses sosialisasi.

Melalui kajian di atas, penulis memandang bahwa dalam aktifitas pendidikan


terjadi sebuah upaya pembentukan generasi dalam hal ini peserta didik untuk
menjadi bagian dari sebuah tatanan masyarakatnya. Peserta didik diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat sosial dan memiliki
pola prilaku yang diharapkan pada lingkungan masyarakatnya.
Dalam pelaksanaannya, upaya pendidikan tersebut dilakukan secara formal dalam
sebuah lembaga pendidikan formal. Karenanya, setiap pendidik dituntut
memahami bagaimana fungsi sosiologi dalam pendidikan. Hal ini yang kemudian
akan dibahas dalam makalah ini yang penulis susun secara kelompok sebagai
bagian tugas mata kuliah sosiologi pendidikan pada program pasca sarjana jurusan
administrasi pendidikan Universitas Pakuan Bogor.
BAB II
KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Sosiologi berasal dari kata “socius” yang berarti kawan atau teman dan “logis”
yang berarti ilmu. Secara harfiah sosiologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang
perkawanan atau pertemanan. Istilah sosiologi diperkenalkan pertama kali oleh
August Comte (1798-1857) pada abad ke-19. istilah ini dipublikasikan melalui
tulisannya yang berjudul “Cours de Philosophie Positive”.
Sosiologi, oleh Comte dikatakan sebagai ilmu tentang masyarakat secara ilmiah.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang lahir pada saat terakhir perkembangan
ilmu pengetahuan. Pitirim Sorokim (dalam Soekamto, 1999) menjelaskan bahwa
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai: pertama, hubungan dan
pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, misalnya gejala
ekonomi dengan agama, pendidikan dengan ekonomi, agama dengan pendidikan,
pendidikan dan politik. Kedua, hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala
sosial dengan gejala-gejala non sosial, misalnya gejala biologis, geografis, iklim
dan sebagainya. Ketiga, ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Sosiologi dapat digolongkan pada salah satu bentuk ilmu pengetahuan (sosial)
atau sosial science. Oleh karena itu, Sosiologi juga mempunyai beberapa unsur
pokok yaitu :
· Pengetahuan knowledge)
· Tersusun secara sistematis
· Menggunakan pemikiran
· Dapat dikontrol atau dikritisi oleh orang lain

SOSIOLOGI MENURUT PARA AHLI :

1. AUGUST COMTE
Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari
gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat
rasional dan ilmiah.
2. MAX WEBER
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tindakan sosial atau perilaku-
perilaku manusia

3. EMILE DURKHEIM
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yaitu fakta-fakta atau
kenyataan yang berisikan cara bertindak, cara perpikir dan cara merasakan
sesuatu.
4. SELO SOEMARDJAN & SOELAEMAN SOEMARDI
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

Adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia tersebut
didalam masyarakat. Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan
perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Sosiologi
mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul
pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap
anggotanya

B. PENGERTIAN SOSILOGI PENDIDIKAN

Sosiologi pendidikan tersusun dari dua kata, yakni sosiologi dan pendidikan.
Secara etimologi kedua kata ini mempunyai maksud yang berbeda, namun dalam
sejarah hidup dan kehidupan manusia seiring dengan berkembangnya budaya dan
peradaban, keduanya mempunyai makna yang tak terpisahkan. Terutama dalam
sistem memberdayakan manusia, dimana sampai saat ini memanfaatkan
pendidikan sebagai instrument pemberdayaan tersebut.
Kenyataan sosial menunjukkan suatu perubahan yang terjadi begitu cepat dalam
masyarakat. Perubahan sosial yang cepat tersebut terjadi di abad ke-19, sebagai
akibat revolusi industri di Inggris. Akibat perubahan tersebut menurut Mc. Kee
(dalam Faisal, tanpa tahun) menyebabkan terjadinya apa yang dinamakan
keterkejutan intelektual kelompok cerdik pandai yang salah satu diantaranya
adalah para sosiolog.
Lester F. Ward dapat dikatakan sebagai pencetus gagasan timbulnya studi baru
tentang Sosiologi Pendidikan. Gagasan tersebut muncul dengan idenya tentang
evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan pemerintahan
(Vembriarto, 1993). John Dewey (1859-1952) secara formal dikenal sebagai
tokoh pertama yang melihat hubungan antara pendidikan struktur masyarakat dari
bentuk semulangan yang masih bersahaja. Secara formal, pada tahun 1910 Henry
Suzzalo memberi kuliah Sosiologi Pendidikan di Teachers College University
Columbia (Vembriarto, 1993). Pada tahun 1913, Emlie Durkheim telah
memandang pendidikan sebagai suatu “sosial thing” (Ikhtiar sosial). Payne (1928)
menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan institusi,
kelompok sosial, dan proses sosial yang merupakan hubungan sosial di dalamnya
individu memperoleh pengalaman yang terorganisasi.
Para sosiolog hampir sepakat bahwa sosiologi pendidikan adalah cabang atau
bagian ilmu sosiologi yang memusatkan perhatiannya dalam mempelajari struktur
dan organisasi pendidikan berikut proses sosial yang ada di dalamnya.
Secara konvensional, dibedakan dua tipe penting sosiologi pendidikan; sosiologi
pendidikan mikro dan soisologi pendidikan makro.
Sosiologi pendidikan mikro, menyelidiki berbagai pola pikiran dan perilaku yang
muncul dalam kelompok-kelompok pendidikan terbatas. Para sosiolog mikro
menelaah gaya komunikasi verbal dan nonverbal dalam hubungan sosial secara
perseorangan dalam lingkungan pendidikan tertentu, integrasi kelompok,
perkawanan, dan pengaruh keanggotaan seseorang.
Sosiologi pendidikan makro, mempersembahkan segala usahanya untuk berbagai
pola sosial manusia pendidikan dalam skala besar. Sosiolog pendidikan makro
memusatkan perhatiannya pada manusia pendidikan sebagai keseluruhan dan
berbagai unsur pentingnya, seperti ekonomi, sistem politik, pola kehidupan
keluarga, dan bentuk sistem keagamaannya. Juga sosiologi pendidikan makro
memusatkan perhatiannya padajaringan kerja pendidikan dari berbagai
masyarakat yang saling berinteraksi.

DEFINISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI:

1. F.G. Robbins,
Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur
dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan
filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan
kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses
sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya
dengan proses pendidikan.

2. H.P. Fairchild
Dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan
adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.

3. Prof. DR S. Nasution,M.A.,
Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu
agar lebih baik.

4. F.G Robbins dan Brown,


Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-
hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta
mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial
serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

5. Drs. Ary H. Gunawan,


Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan
masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur,
dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara
mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
C. PERAN DAN FUNGSI SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Sosiologi Pendidikan di dalam menjalankan fungsinya untuk menelaah berbagai


macam hubungan antara pendidikan dengan masyarakat, harus memperhatikan
sejumlah konsep-konsep umum. Sosiologi pendidikan merupakan suatu disiplin
ilmu yang masih muda dan belum banyak berkembang. Atas dasar tersebut
dikalangan para ahli Sosiologi Pendidikan timbul beberapa kecendrungan yang
berbeda yaitu :
 Golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan pendidikan daripada
sosiologinya
 Golongan Applied Educational (Sociology) terutama terdiri atas ahli-ahli
sosiologi yang memberikan dasar pengertian sosial kultural untuk
pendidikan
 Golongan yang terutama menitikberatkan pandangan teoritik

TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Sosiologi Pendidikan dalam perkembangannya mempunyai beberapa tujuan


praktis, diantaranya adalah :
Memberikan analisis terhadap pendidikan sebagai alat kemajuan sosial.
Merumuskan tujuan pendidikan
Sebagai sebuah bentuk aplikasi Sosiologi terhadap pendidikan
Menjelaskan proses pendidikan sebagai proses sosialisasi
Memberikan pengajaran Sosiologi bagi tenaga-tenaga kependidikan dan penelitian
pendidikan
Menjelaskan peranan pendidikan di masyarakat
Menjelaskan pola interaksi di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat

FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN :

1. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis proses sosialisasi anak, baik


dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam hal ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan
masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak.
Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah
dewasa/tua akan cenderung menjadi manusia yang religius pula. Anak yang
terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur
intelektual pula, dan sebagainya.

2. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis perkembangan dan kemajuan


sosial.
Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan
kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki
ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih
tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah
kesejahteraan sosial). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang
banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas sosial.
3. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis status pendidikan dalam
masyarakat.
Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan
dengan tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya,
perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang
cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.
4. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis partisipasi orang-orang
terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial.
Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi ukuran
tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang
berpendidikan tidak segan-segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial,
terutama dalam memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus
menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup sosial.
5. Sosiologi pendidikan berfungsi membantu menentukan tujuan pendidikan.
Sejumlah pakar berpendapat bahwa fungsi pendidikan nasional harus bertolak
dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut.
6. Menurut E. G Payne,
Sosiologi pendidikan berfungsi utama memberi kepada guru-guru (termasuk para
peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan–latihan yang
efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara
cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi
pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang
terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan
yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk
meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role
playing) dan sebagainya.

Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik,


selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami
hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi
pendidikan tidak hanya mempelajari masalah–masalah sosial dalam pendidikan
saja, melainkan juga hal–hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan
kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya. Sosiologi pendidikan
ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola-pola sosial yang terdapat dalam
sistem pendidikan. Dari analisis inilah , sebuah pendidikan bisa lebih tepat sasaran
karena berasal dari pembacaan yang tepat tentang kondisi seluruh aspek yang
berhubungan dengannya.
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan sebagai upaya yang dilakukan guna menyiapkan generasi dalam


tatanan masyarakat memgang peran penting dalam pembentukan manusia yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan juga perilaku yang diharapakn sehingga
peserta didik mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya.
Sebagai sebuah aktifitas sosial. Proses pendidikan dalam sebuah kegiatan belajar
mengajar secara khusus dan aktifitas belajar pada umumnya memerlukan
pemahaman dan kajian tentang hubungan antar pelaku pendidikan baik pada
proses pembelajaran maupun pendidikan secara umum. Sosiologi sebagai kajian
yang mengamati prilaku dan hubungan antar manusia pada lingkungan
masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dalam sebuah proses pendidikan.
Kesesuaian perilaku dan hubungan hidup bermasyarakat dapat menjadi tolok ukur
keberhasilan pendidikan melalui peran sosiologi dalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mahmud dan Tedi Priatna, Kajian Epistimologi, sistem dan pemikiran tokoh
pendidikan Islam,Bandung, Azkia Pustaka Utama,2008
2. Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan
Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008
3.http://pii-mesir.blogspot.co.id/2012/03/sosiologi-dan-perannya-dalam-
pendidikan.html
4. Faisal, Sanapiah.. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1985

[1] Mahmud dan Tedi Priatna, Kajian Epistimologi, sistem dan pemikiran tokoh
pendidikan Islam,Bandung, Azkia Pustaka Utama,2008 hal 128
[2] Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan
Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008 hal 39-40
[3] Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan
Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008 hal 37

Anda mungkin juga menyukai