Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH TELAAH

KURIKULUM

PERAN STARATEGIS
LANDASAN SOSIOLOGIS
DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM

DISUSUN OLEH:
ELMAR OTNIEL
WARUWU
NIM:5213121001

DOSEN
PENGAMPU:
YUNIARTO MUDJISUSATYO

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Sejak


manusia dilahirkan, maka sejak itulah manusia telah belajar dan berkenalan
dengan hubungan-hubungan sosial dalam bermayarakat. Masyarakat adalah
suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri. Tiap masyarakat
mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, dengan demikian yang membedakan
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya adalah kebudayaan. Hal ini
mempunyai implikasi bahwa apa yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang,
reaksi terhadap perangsang sangat bergantung kepada kebudayaan dimana ia
dibesarkan.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju
yang pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan manusia. Hal tersebut
mengakibatkan kehidupan manusia yang semakin meluas, semakin meningkat
dan akhirnya tuntutan hidup yang semakin meninggi. Pendidikan harus
mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat mempersiapkan anak didik
untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat (Sukirman,
2007). Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat
menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Sosiologis merupakan hubungan
antara manusia dengan yang lainnya, bagaimana susunan unit masyarakat atau
sosial di suatu wilayah serta kaitannya dengan yang lain.
Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum ini ingin menautkan
antara kurikulum dan keberadaan masyarakat dengan penekanan utama pada
kemampuan fungsi kurikulum untuk ikut membantu pemecahan berbagai masalah
yang dihadapi masyarakat seperti masalah kesehatan, pelestarian dan
penggalian sumber daya alam, teknologi, kesempatan kerja, dan lain sebagainya
(Kwartolo, 2002). Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan dalam
penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat karna pada dasarnya pendidikan
dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan
sekitar (Syatriadin, 2017:101).

B . Perumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan bahas dalam penulisan ini :

1. Apa yang di maksud dengan landasan Sosiologis?

2. Apa peran landasan Sosiologis dalam pengembangan kurikulum?

C . Tujuan Penulisan

Setelah memahami dan membaca penulisan ini, pembaca diharapkan


memahami:

1. Megetahui dan memahami pegertian landasan sosiologis.

2. Megetahui dan memahami peran landasan sosiologis dalam pegembangan


kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian landasan Sosiologis

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yang mempelajari masyarakat.


Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam realita sosial.
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena terjadinya pergeseran pandangan
tetang masyarakat, sosiologi sendiri berasal dari ilmu filsafat, yang kemudian keluar dan
menjadi ilmu yang mandiri, yang disebut sosiologi. Sosiologi pertama kali diperkenalkan
oleh August Comte pada tahun 1839.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu
bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.
Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja
dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin
intensif. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut,
maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sisitem pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa
sosiologi pendidikan meliputi:
1. Interaksi guru-siswa

2. Dinamika kelompok di kelas dan diorganisasi intra sekolah

3. Struktur dan fungsi sistem pendidikan

4. Sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan

Kajian sosiologi dalam pendidikan mencakup semua jalur pendidikan, baik


pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar
sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah
sangat penting karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama bagi setiap
manusia. Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana anak mulai
mengembangkan diri. Dalam UU RI No 2 Ttahun 1989 pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa
“pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral dan keterampilan”. Perlu pula ditegaskan bahwa pemerintah mengakui
kemandirian keluarga untuk melaksanakan upaya pedidikan dalam lingkungannya
sendiri. Meskipun pendidikan formal telah mengambil sebagian tugas keluarga dalam
menididk anak, tetapi pengaruh keluarga tetap penting sebab keluarga merupakan
lembaga sosial pertama yang dikenal anak.
Selanjutnya, di samping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga sangat
dipengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dalam masyarakat seperti kelompok
keagamaan, organisasi pemuda dan pramuka dan lain-lain. Terdapat satu kelompok
khusus yang datangnya dari anak-anak lain yang hampir seusia, yang disebut teman
sebaya. Kelompok sebaya ini juga merupakan agen sosialisasi yang mempunyai
pengaruh kuat searah dengan bertambahnya usia anak. Kelompok sebaya terdiri dari
sejumlah individu yang rata-rata usianya hampir sama yang mempunyai kepentingan
tertentu yang bersifat sangat sementara.
Kelompok sebaya bukan merupakan lembaga yang bersifat tetap sebagaimana
keluarga. Kelompok sebaya memiliki semacam organisasi, tetapi peranan setiap
anggota kurang jelas dan peranannya sering berubah, bahkan teradang tidak jelas siapa
yang menjadi anggota dan siapa yang bukan menjadi anggota. Bahkan ada anak yang
mejadi anggota kelompok sebaya lebih dari satu seperti kelompok sebaya di sekolah, di
organisasi pemuda dan di kampung. Sebagai lembaga sosial, kelompok sebaya tiak
mempunyai struktur yang jelas dan tida mempunyai tujuan yang bersifat permanen.
Tetap dapat menciptakan soliaritas yang sanagt kuat di antara anggota kelompoknya,
terdapat beberapa hal yang dapat disumbangkan oleh kelompok sebaya dalam proses
sosialisasi anak, antara lain baha kelompok sebaya memebrikan model, memberikan
identitas, serta memberikan dukungan. Di samping itu, kelompok sebaya memberikan
kerja sama dan membuka horison anak lebih luas.
Dari sisi lain yang tidak kalah penting adalah pengaruh pendidikan terhadap
masyarakat. Dalam hal ini ada satu permasalahan yang terkait dengan tujuan
pendidikan yakni yang harus mendapat penekanan yaitu “apakah pendidikan
mempersiapkan anak untuk hidup dalam masyarakat (penekanan pada sosialisasi) atau
mempersiapkan anak untuk merombaki membarui masyarakat (penekanan pada agen
pembeharuan). Seperti di banyak negara, pendidikan yang dilaksanakan pada
umumnya tidak memilih salah satu kutub pendapat tersebut, tetapi diupayakan
seimbangan antara upaya pelestarian dan pengembangan”.

B . Peran Landasan Sosiologis dalam Perkembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan nilai-nilai, norma, pengetahuan,


kepercayaan dan keyakinan yang ada di dalam masyarakat. Tidak hanya itu
pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan bentuk perilaku seseorang
berdasarkan status sosialnya dan karakteristik kepribadian manusia modern.
Pengembangan kurikulum disusun dengan memanfaatkan media pembelajaran
yang modern sehingga siswa betul-betul menyenangi dan menguasai materi (kurikulum)
yang disampaikan sebagai bekal mereka untuk menghadapi masalah-masalah aktual di
masyarakat dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Pengembangan kurikulum harus disusun secara terpadi, sistematik, komprehensif
dan holistik untuk melakukan reorientasi dan reorganisasi kurikulum sehingga
pendidikan itu dapat berfungsi sebagaimana mestinya, baik melalui kajian-kajian teoritik
maupun empirik.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan unsur-unsur pendidikan informal
seperti peran orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam memberikan pendidikan
kepada anak-anaknya.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan kepentingan peserta didik
pada masa yang akan datang, antara lain sebagai calon ayah atau calon ibu yang akan
mendidik putra-putrinya.
Pengembangan kurikulum harus dapat membekali kemampuan yang cukup
kepada peserta didik agar ia menyadari sepenuhnya peran penting sebagai orang tua
dalam mendidik putra-putrinya.
C . Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

• Pengetahuan memungkin untuk diperoleh melalui proses pengalaman, nalar,


otoritas, intuisi, wahyu, dan karena adanya sebuah keyakinan.
• Hubungan sosiologi dengan kurikulum yaitu ada peran sosiologi terhadap
kurikulum itu sendiri, dengan tujuan agar siswa atau masyarakat dapat
bersosialisi lebih luas untuk mendapatkan pengaruh tekanan masyarakat
terhadap pendidikan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang beraku
dalam masyarakat.
• Kekuatan sosial yang dapat mempengaruhi kurikulum dibagi menjadi dua,
yaitu kekuatan yang resmi (dari pemerintah) dan kekuatan sosial setempat.
• Pengembangan kurikulum disusun dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang modern sehingga siswa betul-betul menyenangi dan
menguasai materi (kurikulum) yang disampaikan sebagai bekal mereka untuk
menghadapi masalah-masalah aktual di masyarakat dan meningkatkan taraf
hidup mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, H. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Rinekaa Cipta

Kwartolo, Y. (2002). Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal


Pendidikan Penabur.

Made Pidarta. 2014. Landasan Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Pengembangan kurikulum teori dan praktek.


Bandung: Remaja Rosda Karya

Nasution, S. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Rudi, Fedelis. (2013). Landasan Sosiologi, Ilmu Pengetahuan Dan teknologi Dalam
PengembanganKurikulum.[Online].Tersedia:
http://fedelisrudi.blogspot.com/2013/01/landasan-sosiologis-ilmu- pengetahuan.html

Sukirman, D. (2007). Landasan Pengembangan Kurikulum. Landasan Kurikulum.

Syatriadin. (2017). Landasan Sosiologis Dalam Pendidikan. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan, 1(2), 101–107.

Anda mungkin juga menyukai