Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BRAIN WRITING TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN OBSERVASI SISWA KELAS


XI SMK NEGERI 1 BALIGE KAB.TOBA SAMOSIR TAHUN
PEMBELAJARAN 2021/2022

Oleh:

Elmar O Waruwu

NIM 5213121001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah diberikan dalam

proses mencari ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul ―Pengaruh Model Pembelajaran Brain Writing

Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi Siswa Kelas XI

SMK Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2021/2022

Penulis menyadari memiliki keterbatasan serta kelemahan dalam

penyelesaian proposal ini. Namun, atas bimbingan dan ilmu yang diperoleh

penulis dari berbagai pihak khusunya Dosen Pembimbing .

Penulis menyadari bahwa proposal ini memiliki kekurangan sehingga

kritik serta saran yang membangun sangat diperlukan kedepannya.


Medan, Mei 2022

Penulis

Elmar waruwu

NIM 5213121001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6

C. Batasan Masalah ................................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................................ 11

A. Kerangka Teoretis ........................................................................................... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran .................................................................. 11

2. Model Pembelajaran Brain Writing............................................................. 14

3. Menulis ........................................................................................................ 28

4. Teks Laporan Observasi .............................................................................. 30

B. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 37

C. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 39


BAB III Metodologi Penelitian ......................................................................................... 40

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 40

1. Lokasi penelitian ......................................................................................... 40

2. Waktu Penelitian ......................................................................................... 40

B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 41

1. Populasi Penelitian ...................................................................................... 41

2. Sampel Penelitian ........................................................................................ 42

C. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 43

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 44

E. Desain Penelitian ............................................................................................. 45

F. Jalannya Eksperimen ...................................................................................... 46

G. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 51

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 51

I. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 58


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas Xi SMK Negeri 1 Balige Tahun

Pembelajaran 2021/2022 .....................................................................................

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Design Pre-Test Post-Test................................

Tabel 3.3 Jalannya Model Pembelajaran Brain Writing Terhadap

Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi ..................................................

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Menulis Teks Laporan Observasi...........................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tes Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi (Pre-Test)......................

Lampiran 2 : Tes Kemampuan Menulis Tes Laporan Observasi ( Post-Test) ....................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha untuk mendapatkan suatu pengetahuan, baik secara

fomal melalui sekolah maupun secara informal melalui pendidikan di dalam rumah dan

masyarakat (Kuenifi, 2015: 13). Pendidikan juga merupakan suatu usaha yang

dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara

individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan. Karena itu pendidikan merupakan fundamental dalam totalitas kehidupan

manusia.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa

terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa Indonesia adalah bagian dari kurikulum 2013 yang menekankan

pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(Maryanto dkk, 2014: 298). Kemampuan berbahasa dibedakan atas empat aspek

keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis.

Salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah

keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi dalam

menyampaikan pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis juga merupakan
keterampilan yang sangat penting, karena menulis adalah kegiatan produktif dalam

berbahasa. Dengan kata lain, menulis merupakan salah satu sarana dalam memproduksi

bahasa. Produksi bahasa sangat erat kaitannya dengan struktur kognitif seseorang.

Dengan demikian, menulis sebagai salah satu kegiatan berbahasa yang mempunyai

dampak yang positif dalam berpikir.

Menulis dan berpikir kedua-duanya memerlukan latihan yang terus-menerus.

Latihan yang teratur sangat besar peranannya untuk meningkatkan kemampuan

berpikir. Melatih menulis akan mendorong melatih berpikir juga. Keduanya saling

berkaiatan dalam menyampaikan suatu informasi. Kemampuan menulis bukanlah

kemampuan yang dapat diwariskan, tetapi hasil proses belajar dan berlatih. Oleh sebab

itu, keadaan dan kualitas kemampuan menulis setiap orang tidak sama.

Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013, salah satu bentuk dari

karya tulis adalah menulis teks. Teks merupakan satuan bahasa yang mengandung

pikiran dengan struktur yang lengkap. Salah satu bagian dari teks adalah teks laporan

observasi. Dalam hal ini kurikulum 2013 membuat beberapa kompetensi dasar

mengenai pembelajaran teks laporan hasil observasi yaitu KD 4.2 Menyusun teks

laporan observasi dengan memperhatikan isi dan aspek kebahasaan.

Teks laporan observasi merupakan salah satu jenis teks baru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, teks laporan observasi merupakan jenis teks

berbasis pengamatan, maka teks ini mampu melatih kepekaan siswa terhadap

lingkungan. Sebernarnya siswa sudah menggunakan teks ini dalam kehidupan sehari-
hari, namun siswa tidak menyadari bahwa teks tersebut adalah teks laporan hasil

observasi. Hal lain yang membuat laporan teks observasi penting untuk dipelajari

bahwa teks ini dipelajari pada dua jenjang pendidikan yang berbeda, yaitu kelas VII

SMP dan kelas X SMA. Kemunculannya pada dua jenjang pendidikan yang berbeda

ini membuktikan bahwa teks laporan obseravsi penting untuk diketahui dan dikuasai.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh prapeneliti kemampuan

menulis teks hasil observasi belum sepenuhnya dikuasai oleh peserta didik. Hal ini

disebabkan beberapa kendala seperti kebanyakan siswa malas dalam menulis teks

laporan hasil observasi dan jenuh terhadap pelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi

tidak tercapainya suatu pembelajaran juga disebabkan oleh guru. Peran seorang guru

sangatlah penting karena guru harus mampu menjadi falisitator dan mediator yang baik

bagi siswa. Diperlukan juga kerja sama yang baik antara guru dan siswa agar

pembelajaran terutama dalam menulis dapat berjalan dengan efektif. Cara guru dalam

menyampaikan materi menulis juga menjadi faktor penentu keberhasilan

pembelajaran. Sehubungan dengan kenyataan tersebut, perlu dikembangkan usaha

perbaikan yang lebih mendasar. Salah satu solusi yang tepat untuk menangani

permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang cocok

dan sesuai dengan teks yang akan diproduksi nantinya, penggunaan model

pembelajaran yang tepat dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk membuat

siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton.

Meskipun begitu, guru juga harus selektif dalam memilih


model pembelajaran yang tepat karena model pembelajaran yang efektif untuk

mengajarkan materi tertentu belum tentu efektif untuk mengajar materi yang lainnya.

Oleh karena itu, guru harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

menulis teks hasil observasi adalah model brain writing. Model brain writing

merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan

keterampilan menulis. Model brain writing bisa digunakan sebagai model

pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, serta menciptakan suasana belajar yang

disukai oleh siswa. Dengan menggunakan model ini, siswa dapat memberikan masukan

dalam bentuk tulisan terhadap ide-ide dari siswa lainnya dalam kelompok. Dalam

pembelajaran menulis teks observasi khususnya pada pembelajaran di SMA memang

perlu dilakukan uji coba untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran brain writing

. Model brain writing ini cocok dalam pembelajaran menulis teks observasi karena

siswa akan lebih mudah memunculkan ide serta mengembangkannya dalam bentuk

tulisan jika siswa mendapat masukan dari siswa lainnya, baik berupa ide tambahan

maupun perbaikan.

Dengan menggunakan model pembelajaran brain writing ini diharapkan dapat

mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis

teks hasil observasi. Lebih lanjut, Paulus dan Nijstad, menjelaskan bahwa brain

writing dilakukan untuk menghasilkan gagasan yang beraneka ragam


tentang suatu hal atau topik pembicaraan. Brain writing bertujuan untuk membentuk

atau menumbuhkan ide- ide secara tertulis. Ada beberapa siswa yang terkadang tidak

dapat menyampaikan idenya secara lisan.

Adapun penelitian serupa pernah dilakukan oleh Arif Pratomo dengan judul

―Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris dengan Teknik Brain

writing pada Siswa Kelas X SMK Ma’arif 4 Kebumen‖. Berdasarkan hasil

penelitiannya, teknik brain writing mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa.

Hasil analisis data dan pembahasan mengenai kemampuan menulis narasi ekspositoris

dengan menggunakan teknik brainwriting siswa kelas X SMK Ma’arif 4 Kebumen

tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prasiklus sampai siklus II. Pada

prasiklus siswa memperoleh rata-rata skor menulis narasi ekspositoris sebesar 62.1,

siklus I sebesar 70.2, sedangkan siklus II sebesar 77,9. Perbedaannya adalah penelitian

yang dilakukan oleh Arif Pratomo ini brain writing digunakan untuk pembelajaran

menulis narasi ekspositoris sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan digunakan

untuk pembelajaran menulis teks lapran observasi. Perbedaan yang lain adalah lokasi

dan objek penelitian yang akan peneliti laksanakan di SMA Negeri 1 Paranginan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Fathrin

Oktariana Chan yang berasal dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sriwijaya Inderalaya tahun 2013, dengan judul

skripsi ― Pengaruh Model Brain writing dalam Kemampuan Menulis Karangan


Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri Talang Kelapa.‖ Hasil penelitian

membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan kemampuan menulis teks berita

siswa kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan teknik brain writing dengan

siswa kelompok kontrol yang menggunakan teknik ceramah. Penelitian ini dapat

dinyatakan berhasil, serta penerapan model ini dapat menciptakan pola pembelajaran

yang aktif, kreatif, dan inovatif dengan memusatkan curah gagasan sebagai umpan

balik siswa untuk saling menuangkan ide secara bergilir padasaat menulis teks

argumentasi. Penelitian Fathrin Oktariana Chan relevan dengan penelitian ini karena

sama-sama menggunakan model brain writing. Bedanya adalah penelitian Fathrin

Oktariana Chan model brain writing digunakan dalam kemampuan menulis karangan,

sedangkan penelitian ini model brain writing digunakan dalam kemampuan menlis teks

laporan observasi.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Brain Witing Terhadap

Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi Siswa Kelas Xi SMK Negeri 1 Balige

Tahun Pembelajaran 2021/2022.”

B. Identikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi maasalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi


2. Rendahnya motivasi siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis

teks laporan hasil observasi kurang signifikan.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membuata batasan masalah guna mencegah

meluasnya kajian dan untuk menciptakan hasil yang lebih baik. Batasan masalah

yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang

dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan

pembelajaran. Dengan demikian, agar permasalahan dalam penelitian ini lebih

terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada

―Pengaruh Model Pembelajaran Brain Writing Terhadap Kemampuan Menulis

Teks Laporan Observasi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Balige.‖

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah maka perlu diberikan rumusan

masalah demi tercapainya suatu sasaran penelitian. Adapun yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan menulis teks laporan observasi sebelum

menggunakan model pembelajaran brain writing siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Balige?
2. Bagaimana kemampuan menulis teks observasi sesudah menggunakan

model pembelajaran brain writing siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige?

3. Apakah ada pengaruh setelah menggunakan model pembelajaran brain

writing dalam menulis teks observasi siswa kelas XI SMK Negeri 1

Balige?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

dalam kegiatan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks observasi sebelum menggunakan

model pembelajaran brain writing siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks observasi sesudah menggunakan

model pembelajaran brain writing siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran brain writing berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks laporan observasi

siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu

pembelajaran menulis bagi guru dan siswa. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat

teoretis dan praktis.


1. Manfaat teoretis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya model pembelajaran

inovatif dalam dunia pendidikan dan menjadi sebuah upaya untuk

meningkatkan pembelajaran menulis teks laporan observasi. Hasil penelitian

ini dapat dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia disekolah umumnya dalam menulis teks

laporan observasi dengan mengggunakan model pebelajaran brain writing.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Model brain writing dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan model

pembelajaran menulis teks laporan observasi.

b. Bagi siswa

Siswa dapat membangun kreativitasnya dalam menulis teks laporan hasil

observasi sehingga siswa dapat menuangkan ide kedalam bentuk teks laporan

dengan menggunakan metode yang baru. Siswa juga mendapat model

pembelajaran yang baru dan dapat menjadikan siswa lebih paham dan inovatif

dalam menulis teks laporan observasi.


c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman penulis agar dapat

mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran yang efektif sehingga

proses belajar tidak membosankan.

d. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pemeblajaran di SMK Negeri 1 Balige, khususnya pengalaman dalam

menerapkan model pemebelajaran brain writing. Sehingga sekolah lebih

meningkatkan mutu pendidikan, selektif terhadap perubahan serta

permbaharuan dunia pendidikan.


BAB II

KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kerangka Teoretis

Kerangka teoritis merupakan kumpulan kumpulan teori yang digunakan

sebagai faktor pendukung dalam sebuah penelitian. Kerangka teori merupakan

sebuah wadah untuk menerangkan variabel atau pokok masalah yang

terkandung dalam penelitian (Arikunto, 2006 : 107). Jadi, semua uraian atau

pembahasan terhadap permasalahan harus didukung dengan teori-teori yang

relevan. Kerangka teoritis berguna dalam memberikan batasan-batasan tentang

teori yang telah dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka teori ini perlu ditegakkan supaya penelitian itu mempunyai

dasar yang kokoh. Pendapat dan teori yang relevan tersebut dimanfaatkan

sebagai pendukung terhadap masalah yang diteliti.

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan rangkaian penyampaian material ajar

yang meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran

yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait dan digunakan secara

langsung atau tidak langsung dalam proses belajara mengajar


(Istarani, 2012: 1). Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa yang dapat memicu

semangat setiap siswa untuk secara aktif melihat dalam pengalaman

belajarnya. Seorang guru yang bijaksana mampu menggunakan model

pembelajaran yang berkaitan dengan memecahkan masalah.

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai

upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa

tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,

tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang

dipakai untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain

model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Model

pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis sebagai pedoman

pembelajaran. Menurut Jiyce dalam Al-Tabany (2014: 23), menyatakan

bahwa :

―Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pola dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-


perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain.‖

Sedangkan menurut Joyce dalam Rusman (2012 : 133). Menyatakan

bahwa :

― Model pembelajaran merupakan suatu acuan prosedur yang

akan digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan

membimbing pembelajaran di kelas atau lain-lain.‖

Selanjutnya, Seokamto dalam Al-Tabany (2014:24) menegmukakan

maksud dari model pemebelajaran, yaitu :

― kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengelaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar.‖

Berdasarkan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran yang dilakukan dengan

prosedur yang sistematis sebagai pedoman pembelajaran guna mencapai


tujuan belajar tertentu dengan menggunakan perangkat-perangkat

pembelajaran sebagai alat bantunya. Penggunaan model pembelajaran

tergambar secara rapih dari awal sampai akhir pembelajaran dengan

mengusung beberapa metode yang tepat di dalamnya.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran brain writing untuk

diterapkan dalam penelitian, dikarenakan model ini dapat meningkatkan

keterampilan menulis dan siswa bisa mengembangkan ide atau topik dalam

bentuk teks pendek. Model brain writing ini lebih menekankan siswa

untuk memberikan pendapat dalam bentuk tulisan dan merespo ide-ide siswa

lain dari satu kelompok.

2. Model Pembelajaran Brain Writing

a. Pengertian Model Pembelajaran Brain Writing

Model pembelajaran brain writing merupakan salah satu model

pembelajaran yang dalam penyampaiannya melalui bentuk tulisan.

Secara leksikografi brain, artinya otak, write artinya menulis. Jadi brain

writing dapat diartikan menulis segala hal yang ada dalam otak.

Model brain writing ialah model pembelajaran yang berfokus

pada pengembangan pengasahan ide-ide peserta didik. Lalu ide-ide

yang telah peserta didik buat ditukar dengan teman sekelompok untuk

saling memperbaiki dan menambahkan ide yang lain. Berikut paparan


pakar tentang pengertian model ini. (Michalko, 2001: 315) menyatakan

pengertian brain writing, sebagai berikut:

“Brain writing adalah sebuah teknik yang cara

penyampaiannya melalui sebuah tulisan atau tertulis. Teknik

brain writing merupakan teknik untuk mencurahkan gagasan

tentang suatu pokok permasalahan atau tentang suatu hal secara

tertulis yang dikembangkan oleh Ilmuwan di Batelle Institute di

Frankfurt, Jerman.‖

Berdasarkan paparan pernyataan dari Michalko, dapat dibahas

model brain writing ialah model pembelajaran yang memfokuskan pada

pengasahan ide-ide. Menulis segala sesuatu yang terlihat dalam otak

menjadi sebuah ide-ide. Model ini mengasah proses berfikir seseorang

yang akan menulis. Brainwriting memungkinkan individu untuk

berbagi ide dengan kelompok melalui pertukaran ide-ide yang ditulis di

atas kertas. Salah satu anggota kelompok menulis ide,yang lain

membacanya dan menambahkan umpan balik dan gagasan sendiri, serta

dibagikan pada yang lain (Brokop dkk, 2009 : 9).

Berdasarakan pendapat tersebut, dapat dibahas bahwa brain

writing ialah pembelajaran yang lebih memfokuskan pada berbagi ide-

ide bersama dengan teman sekolompok. Pada saat proses tersebut,


salah satu dari anggota kelompok menuliskan ide masing-masing

terlebih dahulu di kertas. Lalu, setelah selesai kertas berisikan ide

tersebut ditukar dengan teman sekelompoknya untuk menambahkan

atau memperbaiki ide yang telah dibuat.

Darmadi Azizah, (2011: 12-14) memaparkan prinsip penting

yang harus diingat dalam melakukan proses brain writing, yaitu sebagai

berikut.

1) Jangan memikirkan apakah ide-ide yang dihasilkan itu benar

atau salah, penting di dalam prosesi ini adalah pengumpulan ide-

ide yang berkaitan dengan topik sebanyak-banyaknya.

2) Terjadinya tumpang tindih ide dianggap sebagai suatu yang

wajar karena memang belum dievaluasi. Dengan demikian, kita

telah memulai berpikir proses. Rangkaian proses berpikir ini

akan membangkitkan kemampuan intelektual yang dimiliki

seseorang. Jadi, proses berpikir dilakukan secara

berkesinambungan sehingga rangkaian proses ini dapat

menghasilkan ideide yang lebih menarik daripada ide awalnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam pembelajaran dengan

menggunakan model brain writing ini, jangan dulu memikirkan benar

atau salahnya ide-ide yang telah dituliskan dari hasil berpikir atau
sesuatu yang melintas di dalam pikiran. Terlebi dahulu tulis saja semua

apa yang terlintas dipikiran. Dan berdasarkan pembahasan dari

beberapa pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa brain writing

merupakan model pembelajaran yang berfokus menuangkan ide

gagasan suatu topik secara tertulis. Sehingga meningkatkan proses

berpikir seseorang. Rangkaian-rangkaian proses pada model ini dapat

menciptakan hasil ide yang lebih menarik daripada ide yang sebelumya.

b. Unsur – unsur Model Brain Writing

Dalam pembelajaran terdapt unsur model yang harus dipenuhi

diantaranya sebagai berikut:

1. Sintagmatik

Terdapat lima fase dalam model brarin writing. Berikut ini

fase/ tahapan model brain writing,

a. Mengenali tujuan awal kegiatan pembelajaran

Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan awal kegiatan

pembelajaran , kemudian mengajak peserta didik untuk

ikut aktif dalam memberikan tanggapan.

b. Mengamati Objek
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengamati

suatu objek dalam sebuah pembelajaran.

c. Mencatat hasil pengamatan dan diskusi

Pada tahap ini peserta didik mencatat hal-hal pokok dari

objek yang diamati, kemudian berdiskusi bersama teman

agar dapat saling bertukar pikiran dan mendapatkan

informasi lebih luas

d. Menganalisis Secara Individu

Pada tahap ini peserta didik harus bisa menganalisis

temuannya atau suatu objek yang diamati terkait materi

pembelajaran secara individu.

e. Mempresentasikan Hasil

Pada tahap ini peserta didik mempresentasikan hasil

pembelajaran ke depan kelas dan dapat

mempertanggung jawabkan tugasnya.

2. Sistem Sosial

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu ada ada interaksi

sosial atau reaksi antarmanusia. Interaksi dalam

pembelajaran dapat terjadi antara guru dengan peserta didik,

sesama peserta didik, dan juga antar kelompok didalam

sebuah kelas. Dalam model brain writing ini interaksi antara

guru dengan peserta didik terjadi pada saat


guru memberikan sebuah materi pembelajaran dan peserta

didik harus dapat menemukan ide dari materi apa yang

diberikan guru. Interaksi antar peserta didik terjadi pada saat

peserta didik berkelompok dan masing-masing anak harus

menuliskan ide yang mereka miliki ke dalam selembar

kertas yang kemudian ditukarkan kepada anggota kelompok

secara bergantian agar peserta didik dalam satu kelompok

dapat menemukan ide baru untuk dikembangkan menjadi

sebuah tulisan.

3. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi merupakan cara memberikan respon pada

peserta didik sesuai dengan pola dalam sebuah model

pembelajaran. Respon yang dilakukan guru terhadap peserta

didik pada pembelajaran dengan model brain writing adalah

dengan memberikan permasalahan terkait materi

pembelajaran pada setiap anak dalam sebuah kelompok.

4. Sistem Pendukung

Agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maka

diperlukan sistem pendukung. Sistem pendukung tersebut

dapat berupa sarana, bahan, dan alat yang digunakan dalam

pembelajaran. Sistem pedukung dalam model pembelajaran


brain writing antara lain materi pembelajaran, alat tulis,

ataupun berupa media.

5. Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring

Dampak intruksional dalam model brain writing adalah nilai

belajar peserta didik hasil dari proses pembelajaran. Dampak

pengiring dari model pembelajaran brain writing yaitu

peserta didik dapat bekerja sama dalam menyelasaikan

peermasalahan dan saling membantuk menemukan ide antar

anggota kelompok dalam materi menulis teks ulasan film.

c. Langkah-langkah Penerapan Model Brain Writing

Setiap model tentulah memiliki langkah-langkah dalam

penerapan dalam pembelajarannya. Sama halnya dengan model brain

writing. Model ini memiliki langkah-langkah dalam penerapan ke

dalam pembelajaran. Berikut paparan mengenai langkah-langkah brain

writing.

Asih,(2016:150) mengemukakan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan model brain writing sebagai

berikut.

1. Siswa dan guru mendiskusikan tema tulisan yang akan

ditulis.
2. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses pra-

penulisan secara individu atau kelompok, baik di kelas

maupun di luar kelas. Jika berkelompok, hal-hal yang

didiskusikan dan berbagai saran gagasan teman harus

dituangkan dalam kartu/lembar gagasan (boleh secara garis

besar). Temuan siswa dalam kegiatan pra-penulisan

dituangkan dalam lembar/kartu gagasan.

3. Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri

ataupun secara pribadi.

4. Setelah selesai menulis draft, tulisan siswa ditukarkan

dengan siswa lain, berpasangan/acak, masing-masing siswa

melakukan tahap pasca-menulis (editing and revising). Para

siswa melakukan brain writing dalam menyunting tulisan

teman lainnya.

5. Siswa diminta memberi saran, komentar, gagasan dan

sebagainya atas tulisan teman yang dibacanya secara tertulis

dalam lembar/kartu gagasan.

6. Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu gagasan, para

siswa memperbaiki tulisannya kembali.

7. Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya secara lisan.

8. Guru dan siswa merefleksi tulisan teman yang disajikan.


9. Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat dibahas bahwa langkah

awal yang dilakukan dalam pembelajarann model ini ialah

menentukakan tema atau tulisan yang akan dibuat. Kemudian setiap

peserta didik menuliskan ide-ide pokok baik secara individu atau

kelompok. Setelah selesai menuliskan ide tersbut, kertas ide tersebut

saling ditukarkan sesama teman untuk memperbaiki atau menambahkan

ide-ide baru. Selesai itu, kertas dikembalikan pada pemiliknya untuk

diperbaiki tulisannya menjadi tulisan yang utuh.

Pendapat lain dari Sadker dan Ellen (Budiargo, 2017 : 24)

menyatakan, langkah-langkah penerapan model brain writing dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Guru memulai dengan memberikan waktu 5-10 menit untuk

setiap anggota kelompok untuk menuliskan ide sebanyak

mungkin atas pertanyaan yang diajukan guru.

2. Meminta anggota bergiliran membaca ide-ide dari lembar

kerja mereka. Kegiatan ini dilakukan sampai setiap ide dari

setiap orang telah dibaca.

3. Siwa diberi kebebasan dalam memberikan ide tambahan di

lembar kerja dan membangun ide-ide masing-masing.


4. Meminta kelompok dapat memprioritaskan ide-ide dengan

meminta setiap anggota menulis lima ide yang paling

penting dan menjadi peringkat di kelompok mereka.

5. Jumlahkan peringkat dari masing-masing anggota dan lima

peringkat teratas merupakan lima ide yang dihasilkan oleh

kelompok.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

langkah-langkah penerapan model brain writing dalam pembelajaran,

hal yang dilakukan ialah pendidik memberikan waktu beberapa menit

untuk peserta didik menuliskan setiap ide-ide dari suatu bacaan yang

telah dibacanya. Lalu peserta didik saling bertukar kertas ide tersebut

bersama teman sekelompoknya untuk menambahkan atau memperbaiki

ide temannya secara bebas. Kemudian ide-ide tersebut dipilih yang

paling pentingnya sehingga dipilih lima ide teratas pada setiap individu,

selanjutmya dipilih kembali lima ide teratas untuk setiap kelompok

yang nantinya akan dikembangkan.

Pendapat yang sama disampaikan oleh Michalko (2001:315)

menyatakan langkah-langkah penerapan model brain writing sebagai

berikut:
1. setiap orang menuliskan ide mereka pada selembar kertas

2. lalu saling menukarkan kertas dengan anggota lain

3. ide pada kertas yang baru ini akan merangsang lebih banya

ide, yang kemudian ditambakan dalam daftar tersebut

4. proses berlanjut selama beberapa waktu tertentu, atau sekitar

15 menit.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa dalam langkah penerapan model ini ialah setiap orang mencatat

ide pada kertas selembar yang kemudian saling ditukarkan pada anggota

lain untuk memberikan perbaikan atau menambahan ide. Ide baru yang

telah ditambahakan akan meragsang lebih banyak ide lagi. Proses

tersebut berlajut kurang lebih 15 menit.

Bedasarkan pembahasan dari beberapa pakar tentang langkah

penerapan model brain writing dapat ditarik simpulan bahwa dalam

penerapan model tersebut hal-hal yang harus dilakukan ialah mencatat

ide-ide. Lalu, saling bertukar pemikiran bersama teman sekelompok

untuk pengurangan, penambahan, dan perbaikan ide yang kemudian ide

tersebut diseleksi secara individu dan juga secara kelompok. Dan pada

penelitian yang akan dilaksanakan, penulis menerapkan langkah model

brain writing yang dikemukakan oleh Asih.


d. Kelebihan dan Kekurangan Model Brain Writing

Pada setiap strategi, pendekatan, model, metode, teknik, dan

media pembelajaran terdapat kekurangan dan kelebihannya pada

penerapan dalam proses pembelajaran. Sama halnya dengan model

brain writing memiliki kelebihan dan kekurangan. Paparan kelebihan

dari penggunaan model brain writing menurut Wilson (Nurmayani,

2015:25), adalah sebagai berikut:

1. dapat menghasilkan ide-ide lebih banyak dibandingkan

dengan curah pendapat kelompok tradisional.

2. mengurangi kemungkinan konflik antar anggota dalam

kelompok perdebatan.

3. membantu anggota-anggota yang pendiam dan kurang

percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya secara lisan

dalam sebuah kelompok curah pendapat.

4. mengurangi kemungkinan ketakutan apabila pendapatnya

tidak diterima anggota lain.

5. mengurangi kecemasan ketika seseorang bekerja dalam

budaya (atau dengan kelompok multibudaya), peserta

mungkin malu untuk mengungkapkan ide-idenya karena tidak

terbiasa melakukan curah pendapat secara tatap muka.


6. dapat dikombinasikan dengan teknik kreativitas lainnya untuk

meningkatkan jumlah ide yang dihasilkan pada topik tertentu

atau masalah tertentu.

Berdasarkan paparan tersebut, dalam model pembelajaran brain

writing memiliki kelebihannya. Kelebihan dari model ini ialah

menghasilkan ide yang lebih banyak, karena adanya kombinasi ide-ide

dari teman kelompoknya sehingga meningkatkan jumlah ide yang

dihasilkan, membantu anggota kelompoknya yang pendiam. Selain itu,

model ini membantu terciptanya suana pembelajaran yang kreatif dan

inofatif.

Terdapat pula kekurangan dari penggunaan model brain writing

yang diungkapkan Wilson (Nurmayani, 2015:26), yakni sebagai

berikut:

1. strategi ini kurang dikenal dibandingkan dengan metode

brain storming

2. kurangnya interaksi sosial antar peserta karena setiap peserta

menuliskan ide-ide mereka tanpa berbicara dengan peserta

lainnya

3. Peserta mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat

sepenuhnya mengekspresikan ide-ide mereka secara tertulis;

dan
4. Tulisan tangan bisa menjadi sedikit sulit untuk menguraikan

dan menginterpretasikan hasil dari menuliskan ide maupun

gagasan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, model pembalanjaran brain

writing memiliki kekurangan. Kekurangan dari model ini ialah masih

asingnya model ini dikalangan pendidikan. Kurangnya interaksi antara

sesama peserta didik. Kekurangan lain dari model ini kurang percaya

dirinya peserta didik dalam menunangkan ide yang mereka ingin

tuliskan selain itu, sulitnya menguraikan dan menginterprestasikan hasil

dari ide-ide yang telah ditulis sebelumnya.

Berdasarkan dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kelebihan model brain writing ialah peningkatannya ide-ide yang

ditulis, dikarenakan terjadinya penukaran dengan teman yang dapat

mencipatakan ide baru. Kekurangannya ialah rasa percaya diri peserta

didik dalam menuangkan ide tersebut, karena tidak semuanya peserta

didik memiliki keberanian dalam menuangkan ide yang mereka

pikirkan dan ingin disampaikan.


3. Menulis

a. Penegertian Menulis

Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan

modern ini. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakana bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar

atau bangsa yang terpelajar. Menulis mempunyai peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan salah satu

keterampilab berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung.

Menurut Barus (2013:2), ―Menulis adalah kegiatan

berkomunikasi dengan menggunkan bahasa tulis atau juga suatu

kegiatan mengungkapkan dan menyampaikan gagasan atau pikiran

kepada pembaca agar pembaca dapat memahaminya.‖ Dilihat dari

pengertian umum, menulis dapat disebut sebagai aktivitas

mengemukakan gagasan melalui media bahasa.

Tarigan (1986:21) menyatakan ―Menulis merupakan

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.‖ Menulis

juga dapat diartikan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap,

dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat

dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.


Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu kegiatan pemindahan pengetahuan, pengalama,

dan perasaan seseorang kepada bentuk tulisan.

b. Fungsi dan Tujuan Menulis

Tarigan (1986 : 22) menyatakan bahwa, ―fungsi utama menulis

adalah menciptakan atau membuat alat komunikasi yang tidak

langsung.‖ Menulis sangat penting bagi pendidikan karena

memudahkah para pelajar berpikir secara kritis. Juga dapat

memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,

memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-

masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman.

Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan

rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah,

dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.

Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi

membaca tentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas-tugas

terpenting seorang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis

dan berpikir, yang akan akan dapat menolongnya mencapai maksud dsn

tujuannya. Secara singkat, belajar menulis adalah belajar berpikir

dengan cara tertentu.


4. Teks Laporan Observasi

a. Pengertian Teks Laporan Observasi

Kemendikbud (2017:129) menjelaskan ―Teks laporan

obseravsi merupakan teks yang berfungsi untuk memberikan informasi

tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi

penelitian secara sistematis.‖ Teks laporan observasi menghadirkan

informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan

dianalisis secara sistematis sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara

rinci dan dari sudut pandang keilmuan. Teks ini berisi hasil observasi

bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan,

hewan, atau ekosistem tertentu.

Kosasih (2014:44) mrngatakan, ― Teks laporan observasi

tergolong kedalam jenis teks faktual. Teks tersebut bertujuan

memaparkan informasi atau fakta-fakta mengenai suatu objek tertentu.‖

Objek yang dimaksud bisa keadaan alam, perilaku sosial, kondisi

budaya, benda, dan sejenisnya. Cara pengumpulan faktanya dapat

dilakukan dengan pengamatan biasa, wawancara ataupun penelitian

lapangan dan laboratorium secara insentif. Dengan cara tersebut suatu

objek dapat digambarkan dengan kata-kata secara jelas. Dengan

demikian, pembaca dapat memperoleh gambaran umum tentang suatu

objek, baik itu berupa suasana alam, pelaksanaan suatu kegiatan,

keberadaan organisasi, ataupun yang lainnya.


b. Isi Teks Laporan Observasi

Menurut Kosasih ( 2014) menyatakan bahwa teks laporan observasi

adalah teks yang berisikan penejelasan mengenai suatu hasil

pengamatan yang bersifat informatif, fakta, dan keberadaannya harus

dipertanggungjawabkan oleh penulis. Oleh karena itu, isi dari teks

laporan hasil obseravsi meliputi :

a. Topik

Topik merupakan pokok pembicaraan dalam suatu karangan.

Dengan adanya topik, penulis dapat menempatkan tujuan

beserta tema karangannya. Topik berbeda dengan tema,

dikarenakan topic dirumuskan lebih dahulu dari tema. Oleh

karena itu, topik lebih singkat dan lebih abstrak daripada tema.

b. Informatif

Informatif berasal dari kata informasi yang artinya

pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu hal kejadian.

Jadi, teks laporan obseravasi memberikan informasi tentang

suatu hal kejadian.

c. Fakta

Fakta adalah hal, peristiwa, keadaan, atau sesuatu yang

merupakan kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta

menunjukkkan suatu kebenaran informasi, artinya hal atau

peristiwa tersebut benar-benar ada.


c. Struktur Teks Laporan Observasi

Kosasih (2014:46-47) menyatakan teks laporan observasi

memiliki struktur isi seperti berikut:

a. definis umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu

tentang karakteristik, keberadaan, kebiasaan,

pengelompokan, dan berbagai aspek lainnya

b. deskripsi per bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari

objek yang diobservasi

c. deskripsi kegunaan, menjelaskan kegunaan dari paparan

tema yang dinyatakan sebelumnya.

d. Ciri Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Obseravasi

Menurut Kemendikbud ( 2017:135), ciri bahasa atau kaidah

kebahasaan yang digunakan dalam teks ini yaitu:

a. menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis atau

pendeskripsi

b. menggunakan verba rasional seperti: ialah, adalah,

merupakan, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri

atas, disebut dan lain-lain


c. menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku

seperti : bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan

sebagainya

d. menggunakan kata penghubung yang menyatakan

tamabahan (dan, serta) perbedaan (berbeda dengan),

persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan

(tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau)

e. menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk

menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang

hendak dilporkan dalam beberapa pargraf

f. menggunakan kata keilmuan atau teknis seperti herbivora,

degenaratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme,

pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia dan lain-lain.

e. Langkah-Langkah Teks Laporan Observasi

Dalam menulis teks laporan observasi terdapat langkah- langkah

menulis teks laporan observasi yang harus diperhatikan. Penulis teks

laporan observasi harus diawali dengan kegiatan observasi atau

pengamatan lapangan yang kemudian terkumpul yang biasa dijadikan

kedalam bentuk laporan. Menurut Kemendikbud (2017:137) langkah-

langkah menulis teks laporan observasi sebagai berikut:


a. Menentukan topik yang akan ditulis

Langkah awal menulis adalah menentukan topik yang akan

ditulis. Topik laporan observasi bersifat faktual dan ilmiah

sehingga peneliti menentukan topik-topik yang sekiranya biasa

dicari sumber rujukannya. Objek brupa biasa berupa tumbuhan,

hewan, fenomena alam sekitarnya, objek bauatan manusia, dan

lain-lain. Contoh : terumbuh karang, ultraviolet, antioksida,

museum dan taman nasional.

b. Menyusun kerangka laporan

Kerangka laporan disusun dengan mempertimbangkan hal apa

saja yang akan dilaporkan berkaitan dengan objek atau peristiwa

tersebut.

c. Menentukan informasi yang diperlukan dan cara mencari

informasi

Susun kembali suatu karangan berdasarkan data-data yang ada

dalam teks atau kerangka yang telah disusun. Kemudian

menggali informasi dari berbagai sumber dan buat

rangkumannya.

d. Menata informasi dan hasil rangkuman menjadi teks laporan

hasil obseravsi.

e. Menata informasi yang diperoleh sesuai struktur teks laporan

observasi setiap siswa menata dan memadukan informasi yang


diperoleh sesuai struktur teks laporan observasi dengan

menentukan sumbernya ke dalam teks laporan hasil observasi

(pengarang, judul buku, tahun terbit, kota, nama penerbit, dan

halaman buku).

f. Memvariasikan kalimat dan pengembangan paragraf pada teks

laporan observasi.

Selain itu menurut Kosasi (2014:58) langkah-langkah untuk

menyusun sebuah teks laporan observasi adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi atau pengamatan lapangan dengan kriteria

objek menarik dan dikuasai. Topik observasi, misalnya tentang

kegiatan karnaval.

b. Mendaftar topik-topik kecil yang dapat dikembangkan menjadi

laporan.

Contoh :

1. karnaval sebagai kegiatan rutin tahunan

2. deretan peserta karnaval

3. kegiatan peserta karnaval

4. keadaan para penonton

5. kegiatan para penonton

6. manfaat karnaval.
c. Menyusun kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum

sebuah teks laporan observasi yaitu defenisi umum, deskripsi

perbagian, dan deskripsi manfaat.

d. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu

teks yang padu, dalam tahap ini kita perlu memperhatikan

kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik dari teks

laporan observasi. Dengan demikian hasilnya akan sesuai

dengan kaidah-kaidahnya itu dan tidak berubah wujud menjadi

jenis lainnya.

f. Fungsi Teks Laporan Observasi

Menurut Kemendikbud (2017:137), fungsi teks laporan

observasi yaitu sebagai berikut:

a. melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan

pengamatan

b. menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan

atau pemecahan masalah dalam pengamatan

c. sarana untuk pendokumentasian

d. sebagai sumber informasi terpercaya.


B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan hasil dari kerangka teori

yang bisa digunakan untuk menganalisis data penelitian. Menulis teks laporan

observasi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari proses berpikir dan

menganalisis suatu objek serta dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kegaiatan belajar mengajar meliputi kurikulum dengan kegiatan yang

terkandung didalamnya, metode dan media pembelajaran, siswa sebagai subjek

didik, dan guru sebagai pendidik. Perlu diketahui bahwa kegiatan belajar

merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman

terhadap suatu objek atau peristiwa. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan

upaya untuk menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi, dan

tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam

membangun gagasan melalui kegiatan belajar mengajar.

Didalam melaksanakan pembelajaran terutama tentang menulis laporan

teks observasi, banyak kendala yang dihadapi oleh guru. Diantaranya guru

harus memahami siswa sebagai individu yang unik. Setiap siswa mempunayi

perbedaan dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya

belajar.
Disisi lain guru harus dapat mengantarkan siswa menguasai berbagai

kompetensi yang telah tercantum dalam kurikulum. Dalam penelitian ini yang

harus dikuasai siswa kelas XI yaitu menulis teks observasi.

Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan peneliti memakai model

pembelajaran brain writing. Model pembelajaran brain writing relevan dengan

tuntutan kurikulum 2013 yang menekankan siswa untuk dapat mengontruksi

ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan,

mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.

Model pembelajaran brain writing merupakan suatu model

pembelajaran yang berfokus pada pengembangan atau pengasahan ide-ide

peserta didik. Brain writing tepat dalam mendorong siswa bekerja sama dan

berbagi ide baru dalam menulis teks laporan obseravasi.

Oleh sebab itu, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran

brain writing ini berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks laporan

observasi dan dapat membantu guru dan siswa dalam meningkatkan proses dan

hasil menulis teks laporan observasi.


C. Hipotesis Penelitian

Hipetesis penelitian adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan

bersifat teoritis yang perlu dikaji kebanarannya berdasarkan data penelitian.

Berdasarkan kerangka teorotis dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis

penelitian yang diajukan peneliti adalah : Pengaruh model pembelajaran brain

writing terhadap kemampuan menulis teks laporan observasi siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2021/2022.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMk Negeri 1 Balige. Adapun

pertimbangan peneliti dalam memilih lokasi penelitian ini adalah adalah

sebagai berikut:

a. jumlah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige cukup memadai

untuk dijadikan sebagai sampel penelitian sehingga data yang

diperoleh lebih akurat

b. di SMK Negeri 1 Balige belum pernah dilakukan penelitian yang

sama dengan masalah dalam penelitian ini yaitu kesulitan dalam

menulis teks laporan observasi

c. situasi dan kondisi di SMK termasuk cukup nyaman, kondusif, dan

terbuka menerima segala bentuk penelitian yang berhubungan

dengan pendidikan

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Balige pada

semester genap tahun pembelajaran 2021/2022.


B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Secara teoretis Arnita (2016:4), menyatakan populasi adalah keseluruhan

pengamatan yang menjadi perhatian kita baik yang berhingga maupun tidak

terhingga jumlahnya. Sugiyono (2016:80) menyatakan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Margono (2010:18) menyatakan,

populasi merupakan sekuruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita temukan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan atau sebagian objek yang diteliti. Dengan demikian, maka populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige

tahun pembelajaran 2021/2022 yang berjumlah…orang yang didistribusikan

menjadi enam kelas, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Balige Tahun

Pembelajaran 2021/2022

No Kelas Jumlah Siswa

1. TEKNIK MESIN 1 33
2. TEKNIK MESIN 2 31

3. TEKNIK MESIN 3 29

4. TKR 1 29

5. TKR 2 32

6. TSM 1 36

7. TSM 2 31

8. TSM 3 34

Jumlah Keseluruhan 225

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2014:174) menyatakan, sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sejalan dengan pendapat di atas Sugiyono

(2016:81) menedefenisikan sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen

sehingga sampel yang digunakan harus homogen. Untuk memperoleh unit

eksperimen sebagai sampel dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan

sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Cara yang dapat

dilakukan dalam penarikan sampel dengan random sampling sebagai berikut:

1. menulis nama-nama kelas pada selembar kertas


2. kertas yang ditulis dengan nama-nama kelas tersebut di gulung dan

dimasukkan ke dalam kotak

3. kemudian kotak berisi gulungan kertas tersebut dikocok, lalu diambil

satu gulungan kertas

4. setelah langkah-langkah di atas dilakukan, maka gulungan kertas yang

jatuh pertama akan menjadi sampel dalam penelitian.

Dari hasil pengundian gulungan kertas tersebut maka gulungan kertas yang

diambil adalah kelas TSM 1 yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran brain writing.

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2016:2) berpendapat metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

dipakai sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah dan membuktikan

hipotesis. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan model pre-test post-test one grub design.

Metode eksperimen dengan model pre-test post-test one grub design

merupakan model penelitian eksperimen yang tidak menggunakan kelompok

pembanding. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui

pengaruh model pembelajaran brain writing terhaap kemampuan menulis teks

laporan observasi siswa kelas X1 SMK Negeri 1 Balige tahun pembelajaran

2021/2022.
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Agar lebih jenis permasalahan yang dibahas secara menghindari

terjadinya kesalahpahaman, maka perlu dirumuskan defenisi operasional

variable penelitian. Ada dua variabel penelitian ini yaitu,

1. Model Pembelajaran Brain Writing

Brain writing merupakan model pembelajaran yang berfokus

menuangkan ide gagasan suatu topik secara tertulis. Sehingga

meningkatkan proses berpikir seseorang. Rangkaian-rangkaian

proses pada model ini dapat menciptakan hasil ide yang lebih

menarik daripada ide yang sebelumya.

2. Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

memahami pelajaran yang telah dberikan oleh guru. Perbedaan

kemampuan itu dipenagaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, atau

proses belajar, perkembangan usia dan sebagainya. Kemampuan

yang dimiliki siswa perlu dilatih agar kemampuan tersebut

berkembang. Jadi kemampuan adalah kesanggupan yang dimiliki

oleh siswa yang dihasilkan dari proses latihan sehingga mampu

untuk mengahasilkan atau melakukan sesuatu. Adapun kaitannya

dengan teks laporan hasil observasi siswa mampu menuangkan

pengamatannya ke dalam sebuah tulisan yang benar dan baik.


E. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah pre-test post-test group design. Arikunto

(2014:124) berpendapat bahwa pre-test post test group design yaitu eksperimen

yang dilaksanakan pada suatu kelompok saja tanpa pembanding. Percobaan

yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan percobaan

sesudah eksperimen (O2) disebut post-test. Untuk mengetahui kemampuan awal

siswa, penelitian akan memberikan pembelajaran.

Tabel 3.2

Desain Eksperimen One Group Design Pre-Test Post-Test

Kelas Pre-Test Perlakuan Past-Test

Eksperimen O1 X O2

Keterangan :

O1 : pre-test (tes awal) menulis teks laporan hasil

obseravasi

X : belajar dengan menggunakan model pembelajaran

brain writing

O2 : post-test (tes akhir) kemampuan menulis teks

laporan observasi sesudah mendapatkan

perlakuan.
F. Jalannya Eksperimen

Tabel 3.3

Jalannya Model Pembelajaran Brain Writing Terhadap Kemampuan

Menulis Teks Laporan Observasi

Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Kegiatan Awal Kegiatan Awal 10

1. guru memberikan 1. menjawab salam menit

salam kepada guru

siswa. 2. menjawab absen

2. guru mengabsen yang ditanyakan

siswa satu persatu guru

I 3. guru menjelaskan 3. mendengarkan

(pre test) kompetensi apa yang

2x40 menit pembelajaran yang disampaikan oleh

akan dicapai guru

4. menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Kegiatan Inti Kegiatan Inti 60

1. guru menjelaskan 1. siswa menyimak menit


teori teks laporan mengenai

observasi terlebih penjelasan guru

dahulu 2. siswa

2. guru menugaskan mengerjakan

siswa menulis teks tugas yang diberi

laporan observasi oleh guru

dengan

menggunakan

kata-kata sendiri

Kegiatan Akhir Kegiatan Akhir 10

1. guru mengumpul 1. siswa menit

tugas yang sudah mengumpulkan

ditulis oleh siswa tulisan yang

2. guru menutup sudah mereka

pembelajaran tulis kepada guru

dengan 2. siswa menjawab

mengucapkan

salam
Kegiatan Awal Kegiatan Awal 10

II 1. guru memberikan 1. siswa menjawab menit

(post-test) salam kepada salam guru

2x40 menit siswa 2. siswa menjawab

2. guru mengabsen absen

siswa 3. mendengarkan

3. guru menjelaskan apa yang

tujuan disampaikan guru

pembelajaran dan 4. menjawab

kompetensi yang pertanyaan yang

akan dicapai dilontarkan oleh

4. menanyakan guru

seputar materi

pelajaran yang

telah disampaikan

pada pertemuan

sebelumnya.

Kegiatan Inti Kegiatan Inti 60

1. guru memberikan 1. siswa menit

bahan bacaan memperhatikan


berupa contoh teks bahan bacaan

laporan observasi 2. siswa membaca

kepada siswa bahan bacaan

2. guru menyuruh 3. siswa

siswa untuk menyebutkan

membaca bahan kelompoknya

bacaan yang telah 4. siswa mengamati

diberikan guru suatu benda

selama 10 menit 5. siswa menjawab

3. guru menyuruh pertanyaan guru

siswa untuk 6. siswa melihat

membagi kembali tulisan

kelompok yang dibuat

4. guru menyuruh 7. siswa teks laporan

siswa satu persatu observasi

kelompok

mengamati suatu

benda yang ada

disekitar mereka

5. guru menanyakan

kepada siswa
tentang hasil

pengamatan

mereka yang telah

dibaca siswa

6. guru menilai

tulisan lalu

memberikan

perbaikan

7. guru menugaskan

kepada siswa teks

laporan hasil

observasi

berdasarkan tema

yang sudah

diintruksikan

Kegiatan Akhir Kegiatan Akhir 10

1. guru 1. siswa menit

mengumpulkan mengumpulkan

teks laporan hasil tulisan

observasi yang

dibuat oleh siswa


2. guru menutup 2. siswa menjawab

pelajaran dengan salam.

mengucapkan

salam kepada

siswa.

G. Instrumen Penelitian

Sugitno (2013:82) instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk

menjaring atau mengumpulkan data penelitian. Kualitas instrument akan

menentukan kualitas data yang terkumpul. Dalam penelitian ini alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan tes unjuk kerja/produk.

Tes ini berupa kemampuan teks laporan observasi setiap siswa dikelas.

Bentuk instrument berupa kemampuan siswa dalam menulis teks

laporan observasi seperti mengamati ―kelas‖ kemudian menulis apa-apa saja

yang ada di dalam kelas. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran menulis teks

laporan observasi adalah isi, struktur, dan ciri kebahasaan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui data kemampuan siswa dalam menulis teks laporan

observasi, maka dilakukan penilaian dalam menulis teks laporan observasi

dengan menggunakan kriteria penilaian teks laporan observasi penilaian

menulis tes jenis laporan observasi dapat dilakukan dengan tes keterampilan
menulis. Seperti yang dikemukakan Arifin (Sadikin, 1982:22) menyatakan,

―Tes adalah suatu cara atau teknik dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi

yang didalamnya terdapat item atau serangkai tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh anak didik tersebut.‖

Jadi, dengan mengadakan tes pengejar akan mengetahui perkembangan

anak didiknya, sekaligus mengetahui tinggi atau rendahnya nilai siswa. Salah

satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kemampuan menulis teks laporan

observasi siswa apabila dengan memberikan tes menulis laporan observasi.

Hasil tulisan dalam bentuk laporan tersebut kemudian dinilai berdasarkan

kriteria tertentu sesuai dengan apa yang ditulis dalam kisi- kisi penilaian yang

telah ditetapkan. Penilaian kemampuan menulis teks jenis laporan observasi

akan dijelaskan di bawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Menulis Teks Laporan Observasi

Aspek Penilaian Indikator Deskriptor Skor

Isi Teks 1. adanya topik 1. adanya topik 30

Laporan yang merupakan yang merupakan


Observasi hasil pengamatan hasil dari

2. informative pengamatan,

3. fakta informatif dan

fakta terlihat

dalam paragraph

2. adanya topik 25

yang merupakan

hasil dari

pengamatan,

informative tetapi

fakta tidak

terlihat dalam

paragraf

3. adanya topik 20

yang merupakan

hasil dari

pengamatan

terlihat dalam

paragraf, tetapi

informatif dan

fakta tidak
terlihat dalam

paragraf.

Struktur 1. kesesuain dengan 1. struktur lengkap 35

Laporan Teks defenisi umum dan tertata

Observasi 2. kesesuaian dengan runtut

dengan deskripsi 2. teks laporan 20

perbagian observasi disusun

3. kesesuaian secara runtut,

dengan kegunaan tetapi hanya

menyebutkan dua

struktur (defenisi

umum dan

deskripsi

perbagian)

3. teks laporan 10

observasi yang

disusun hanya

terdapat satu

struktur teks
Ciri 1. kata benda atau 1. terdapat semua 35

Kebahasaan peristiwa umum ciri kebahasaan

Teks Laporan 2. kata kerja atau dan sesuai dengan

Observasi material atau konteks

yang 2. terdapat lima ciri 25

menunjukkan kebahasaan dan

tindakan suatu sesuai dengan

benda, binatang, konteks

manusia atau 3. terdapat empat 20

peristiwa ciri kebahasaan

3. menggunakan dan sesuai dengan

kata kopula konteks

4. menggunakan 4. terdapat tiga ciri 15

kata yang kebahasaan dan

menyatakan sesuai dengan

pengelompokan, konteks

perbedaan, atau 5. terdapat dua ciri 10

persamaan kebahasaan dan

5. menggunakan sesuai dengan

kata-kata teknis konteks

(istilah ilmiah) 6. terdapat satu ciri 5


yang berkaitan kebahasaan dan

dengan tema (isi) sesuai dengan ciri

teks. Hal ini kebahasaan

terkait dengan

laporan itu sendiri

yang pada

umumnya

merupakan teks

yang bersifat

keilmuan

6. melesapkan kata

yang

mengatasnamaka

n penulis (bersifat

infersonal). Kata-

kata saya, kami,

penulis dan

peneliti sering

dihilangkan

dengan

digantikan oleh
bentuk kalimat

pasif.

Total Skor Maksimum 100

Untuk mendapatkan nilai dari skor tesebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Nilai akhir =

Rantangan nilai berdasarkan pemerolehan nilai mengonstruksi teks laporan hasil

observasi menurut Sudijono (2007:24) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rentangan Penilaian Kemampuan Menulis Teks Laporan Observasi

No Skor Kategori Nilai

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Cukup

4. Kurang
I. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. menstabulasi skor pre-test

2. menstabulasi skor post-test

3. mencari mean variabel hasil pre –test

M=

Keterangan : M =Rata-rata mean

∑f = Jumlah frekuensi

N = Jumlah sampel

4. mencari mean variable hasil post-test

M=

Keterangan : M =Rata-rata mean

∑f = Jumlah frekue nsi

N = Jumlah sampel

5. mencari standar deviasi variabel hasil pre-test

SD = √
Keterangan : SD = Standar deviasi

∑fx2 = kuadrat jumlah nilai frekuensi

N = jumlah sampel

6. mencari standar deviasi variable hasil post-test

SD = √

Keterangan : SD = Standar deviasi

∑fx2 = kuadrat jumlah nilai frekuensi

N = jumlah sampel

7. mencari standar eror variable hasil pre-test dan post-test

SEM =

Keterangan : SD : Standar deviasi

SEM : Standar error

N : Jumlah sampel

Kemudian mencari perbedaan hasil standar eror dan kedua hasil

SEM1-M2 = √

8. penguji persyaratan analisis


Uji normalitas variabel penelitian menggunakan Lilifoers dilakukan

untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas menggunakan lilifoers yaitu,

a. Data Xi……Xn diubah menjadi data baku Zi…..Zn dengan rumus :

Z=
Keterangan : Z = transformasi dari angka ke notasi pada

distributor normal

Xi = angka pada data

M = rata-rata

SD = standar deviasi

b. Untuk tiap angka baku dihitung dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku dan kemudian dihitung peluang dengan rumus: F(Zi)

Zi).

c. Menghitung proporsinya Zi,Z2…............Zn yang diambil dari Zi

d. Menghitung selisi F (Zi) – S(Zi) kemudian menetapkan harga

mutlaknya
9. uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil memiliki variasi yang homogen atau tidak. Untuk itu digunakan

rumus,

Fhitung = varians terbesar /varians terkecil

Dengan kriteria pengujian Ho diterima jika Fhitung < Ftabel dan Ho ditolak

jika Fhitung > Ftabel yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi

yang homogen.

10. Pengujian hipotesis dengan menggunakan hipotesis uji ―t‖

tₒ =

Keterangan : T = hasil observasi

M1 = mean post-test

M2 = mean hasil pre-test

SEM1-m2 = standar eror perbedaan kedua kelompok

Data yang telah dikumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai

hasil yang maksimal. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel maka ha ditrima

dengan taraf perhitungan 5%. Jika nilai thitung lebih kecil dari besar ttabel maka

Ha ditolak dengan taraf perhitungan 5%.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, Mulyani. 2018. “Pengaruh Penggunaan Model Brain writing terhadap

Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMAN 1 Kinali Kabupaten

Pasaman Barat”. Tesis. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Anda mungkin juga menyukai