DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................................2
C. Batasan Masalah..............................................................................................................3
D. Rumusan Masalah............................................................................................................3
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian...........................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
A. Kajian Teori.....................................................................................................................4
1. Media Pembelajaran.....................................................................................................4
2. Modul...........................................................................................................................5
3. E-Modul.......................................................................................................................7
4. SIGIL............................................................................................................................9
B. Kajian Penelitian............................................................................................................12
C. Kerangka Pikir...............................................................................................................13
ii
D. Pertanyaan Penelitian.....................................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................15
METODE PENELITIAN..........................................................................................................15
A. Model Pengembangan....................................................................................................15
B. Prosedur Pengembangan................................................................................................15
C. Subjek Penelitian...........................................................................................................20
a. Uji Validitas...............................................................................................................26
b. Uji Reliabilitas............................................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
1. Penggunaan smartphone di Indonesia tidak dimiliki oleh orang dewasa saja akan
tetapi juga dimiliki oleh siswa.
2. Hampir dari 90% siswa menggunakan smartphone untuk keperluan pribadi (sosial
media) sisanya untuk menyelesaikan tugas.
3. Pemanfaatan teknologi dalam hasil pembelajaran masih kurang.
4. Terjadi kejenuhan pada pembelajaran konvensional sehingga nilai siswa
mengalami penurunan.
5. Media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran penyelesaian tepi
pakaian kurang menarik
6. Kebanyakan siswa masih kesulitan memahami modul konvensional pembelajaarn
penyelesian tepi pakaian.
7. Belum tersedianya media pembelajaran interaktif, salah satunya e-modul pada
pembelajaran penyelesaian tepi pakaian.
2
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan , maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Menghasilkan e-modul penyelesaian tepi pakaian yang layak digunakan untuk
pembelajaran dasar teknologi menjahit.
2. Mengetahui kelayakaan e-modul digital dengan aplikasi Sea Digital Learning
(Sigil).
F. Manfaat Penelitian
3
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERTANYAAN
PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Pembelajaran Media pembelajaran merupakan bentuk alat yang disediakan guru
untuk merangsang atau mendorong siswa untuk mempermudah belajar. Bentuk dari
alat pembelajaran ini dapat berupa media audio, visual, maupun audio visual.
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Bridds
(1970) berpendapat bahawa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contoh-contohnya (Arief S. Sadiman, 2014:6). Menurut Asosiasi Teknologi
Komunikasi Pendidikan dalam Aristo Rahardi (2003:9) mengemukakan media
pembelejaran merupakan segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan. Sedangkan menurut Yusuf Hadi Miarso dalam Rohman (2013: 156)
mengemukakan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
merangsang terjadinya proses belajar mengajar. Berdasarkan beberapa uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang
digunakan untukmenyalurkan pesan atau informasi (materi pembelajaran) serta
sebagai perangsang peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Fungsi Media
Pembelajaran Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari guru (sumber) menuju siswa (penerima). Fungsi media dapat diketahui
berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbuldalam
proses pembelajaran.
Levie dan lentz dalam Azhar Arsyad (2011:16) mengemukakan 4 fungsi media
pembelajaran yaitu a) fungsi atensi menarik dan mengarahkan perhatian siswa; b)
fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkatan kenikmatan siswa ketika
belajar; c) fungsi kognitif; d) fungsi kompensatoris media pembelajaran membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali.
4
c. Macam-Macam Media
2. Modul
Media pembelajaran merupakan bentuk untuk menyalurkan pesan kepada
penerima atau siswa supaya dapat merangsang fikiran, perhatian dan minat siswa.
Media pembelajaran sangatlah bermanfaat bagi guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar karena untuk mempermudah penyampaian materi dalam berbagai bentuk
media seperti media cetak, elektronik, dan lainlain.
a. Pengertian Modul
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang
dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada
dirinya sendiri (selfinstructional) (Winkel, 2009:472).
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (2007:132) mengatakan bahwa Modul
didefinisikan sebagai satu unit program belajar-mengajar terkecil yang secara rinci
menggariskan: Tujuan instruksional yang akan dicapai, topik yang akan dijadikan dasar
proses belajar-mengajar, pokokpokok materi yang dipelajari, kedudukan dan fungsi
modul dalam kesatuan program yang lebih luas, peranan guru dalam proses
belajarmengajar, alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan, kegiatankegiatan
belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, lembaran kerja yang
harus diisi oleh siswa, dan program evaluasi yang akan dilaksanakan
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang
dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara
mandiri.
Modul pembelajaran merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan
oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun secara sistematis, menarik,
dan jelas. Modul dapat digunakan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan
siswa.
5
b. Karakteristik Modul Anwar (2010;136), menyatakan bahwa karakteristik modul
pembelajaran sebagai berikut :
1. Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung
pada pihak lain.
2. Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang
dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
3. Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
4. Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi
5. User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab
bersahabat/akrab dengan pemakainya.
6. Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.
c. Fungsi dan Tujuan Modul
Menurut Andi Parstowo (2015; 107) fungsi modul adalah:
a) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
belajar sendiri tanpa tergantungan kepada kehadiran pendidik.
b) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang
harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah
dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka.
Sementara fungsi penjelasan sesuatu tersebut dapat melekat pada
pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul bisa berfungsi sebagai
pengganti fungsi atau peran fasilitator/pendidik.
c) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik dituntut
untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya
terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, modul juga
sebagai alat evaluasi
d) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena modul
mengandung berbagi materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, maka
modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
d. Struktur Modul
Struktur modul menurut Surahman (2010;2) modul dapat disusun dalam struktur
sebagai berikut:
a. Judul Modul. Bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah
tertentu.
b. Petunjuk umum. Bagian ini memuat penjelasan tentang langkahlangkah yang
akan ditempuh dalam perkuliahan, meliputi:
i. Kompetensi dasar
ii. Pokok bahasan
iii. Indikator pencapaian
iv. Referansi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang
digunakan)
v. Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran)
vi. Lembar kegiatan pembelajaran
6
vii. Petunjuk bagi mahasiswa untk memahami langkah-langkah dan materi
perkuliahan
viii. evaluasi
c. Materi modul
Bagian ini berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang dikuliahkan pada
setiap pertemuan.
d. Evaluasi semester.
Evaluasi ini terdiri atas evaluasi tengah semester dan akhir semester dengan tujuan
untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa modul harus
berisikan unsur-unsur setruktur antara lain judul, petunjuk belajar, kompetensi
yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau
lembar kerja, dan evaluasi
3. E-Modul
a. Pengertian E-Modul
Menurut Haritz C.N (2013:3) Buku digital atau disebut juga e-book
merupakan sebuah publikasi yang terdiri dari teks, gambar, maupun suara dan
dipublikasikan dalam bentuk digital yang dapat dibaca dikomputer maupun
perangkat elektronik lainnya
b. Karakteristik E-Modul
7
Karakteristik e-modul tidak jauh berbeda dengan karakteristik yang dimiliki
modul cetak sehingga karakteristik modul cetak dapat diadaptasikan
kedalam e-modul, berikut merupakan beberapa ciri
menurut Anwar (2010;136), menyatakan bahwa karakteristik modul
pembelajaran sebagai berikut :
1. Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain.
2. Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
3. Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
4. Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.
5. User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab
bersahabat/akrab dengan pemakainya.
6. Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.
c. Kelebihan dan Kekurangan E-Modul
Menurut S. Nasution (2008) modul yang disusun dengan baik dapat
memberikan banyak kelebihan bagi siswa, antara lain:
a. Balikan (feedback), siswa dapat mengetahui taraf hasil belajar melalui
umpan balik yang diberikan oleh modul secara langsung
b. Penguasaan tuntas (mastery), siswa dapat mencapai hasil belajar tinggi
dengan menguasai materi pelajaran secara tuntas
c. Tujuan, peserta didik dapat mencapai hasil belajar tinggi sebab modul
memiliki tujuan jelas, spesifik dan terarah
d. Motivasi, pembelajaran yang membimbing siswa untuk mencapai
sukses melalui langkah-langkah teratur
e. Fleksibilitas, modul dapat digunakan oleh peserta didik sesuai dengan
kemampuan memahami materi masing-masing individu
f. Kerjasama, modul dapat mengurangi rasa persaingan dikalangan siswa
g. Pengajaran remedial, modul memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan, dan kekurangan
secara langsung
h. Rasa kepuasan, modul disusun untuk memudahkan peserta didik
belajar sesuai metode masing-masing
i. Bantuan individual, waktu dan kesempatan yang dimiliki siswa untuk
belajar tidak terbatas dengan menggunakan modul sehingga siswa
dapat mandiri
j. Mencegah kemubaziran, modul terdiri dari satuan pembelajaran yang
berdiri sendiri
k. Evaluasi formatif, bahan pelajaran terbatas dan diuji coba pada
peserta didik dalam jumlah kecil dapat menilai taraf hasil belajar
peserta didik
d. Cara Membuat E-Modul
E-modul merupakan adaptasi dari modul cetak yang dikembangkan
menggunakan media elektronik. Dalam membuat e- 23 modul kita dapat
8
mengacu dalam struktur yang terdapat dalam modul cetak seperti yang
diutarakan oleh beberapa ahli berikut ini:
1. Struktur modul menurut Surahman (2010;2) modul dapat disusun
dalam struktur sebagai berikut:
a. Judul Modul. Bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu mata
kuliah tertentu.
i. Kompetensi dasar
ii. Pokok bahasan
iii. Indikator pencapaian
iv. Referansi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi
yang digunakan)
v. Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode,
langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran)
vi. Lembar kegiatan pembelajaran
vii. Petunjuk bagi mahasiswa untk memahami langkah-langkah
dan materi perkuliahan
viii. evaluasi
c.Materi modul. Bagian ini berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang
dikuliahkan pada setiap pertemuan
d. Evaluasi semester. Evaluasi ini terdiri atas evaluasi tengah semester dan akhir
semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai
materi kuliah yang diberikan.
4. SIGIL
eBook merupakan salah satu alternative yang dapat dipilih untuk
membudayakan minat membaca masyarakat tidak hanya dari kalangan
pelajar saja. eBook ini lebih bersifat modern dan menarik minat baca karena
didalam eBook ini terdapat fitur-fitur yang lebih menarik seperti teks,
gambar dan juga dapat di isi dengan suara untuk membantu memudahkan
penyampaian isi buku. eBook dipublikasikan dalam bentuk digital sehingga
mempermudah penulis dalam mempublikasikan bukunya. Sigil merupakan
software editor untuk epub yang bersifat open source. Epub (electronic
publication) merupakan salah satu format digital yang merupakan format
standarisasi bentuk yang diperkenalkan oleh International Digital Publishing
Forum (IDPF) pada tahun 2011. Epub merupakan software pengganti Open
eBook yang bertugas sebagai format buku terbuka. Epub dapat diakses dari
file yang bertipe html, xhtml, xml, css yang dijadiakan satu file dengan
ekstensi .epub. Epub juga bersifat friendly karena dapat support dengan
banyak perangkat seperti komputer (diakses di googlechrome, plugin
firefox), android (dengan menggunakan Ideal reader, FBreader0, IOS,
Blackberry playbook, dan berbagai perangkat lainnya).
9
Berbagai macam software yang memiliki utilitas tinggi didapat hasil
bahwa software Sigil memiliki fitur yang lebih lengkap dibandingkan dengan
software sejenis, dimana selain fitur yang lengkap software Sigil dapat
diperoleh secara geratis. Hal inilah yang dipandang sebagai sisi plus dari Sigil
dibandingkan software lain.
10
2. Benang Untuk menjahit, menjelujur, dan mengesum
3. Viselin Untuk melapisi bahan utama
c. Macam-macam langkah penyelesaian tepi pakaian
1. Rompok
Menurut Ernawati, dkk (2008:114) rompok adalah
penyelesaian pinggir pakaian dengan menggunakan kumai serong.
Rompok sering digunakan untuk menyelesaikan lingkar kerung
lengan, garis leher, dan sebagaianya.
Husna Widyani (2015:59) menjelaskan rompok adalah
penyelesaian tepi leher dengan cara dibalutkan ke sekeliling garis
leher.
Cara membuat rompok :
a. Siapkan kain kumai serong dengan lebar 2,5 cm atau menyiapkan bisban.
b. Kumai serong atau bisban yang telah dipotong dijelujurkan pada bagian baik
kain utama. Dimana bagian baik kain saling berhadapan, kemudian dijahit 0,5
cm dari tiras kain.
c. Kumai serong atau bisban dilipat kedalam pinggiran tiras dan diselesaikan
dengan dikelim atau disum sebagai penyelesaiannya.
d. Hasil jahit untuk rompok 0,5 cm e) Setrika supaya hasilnya rapi
2. Serip
Menurut Ernawati, dkk (2008:114) serip adalah lapisan
menurut bentuk yang hasil lapisannya menghadap keluar sebagai
hiasan.Serip berfungsi untuk penyelesaian pinggiran busana,
disamping itu serip juga berfungsi sebagai hiasan atau variasi bagian
busana.
Husna Widyani, (2015:59) serip adalah penyelesaian tepi
leher dengan cara dilapisi keluar.
Cara membuat serip :
a. Gunting kain sesuai dengan bentuk garis leher, adapun lebar
serip kurang lebih 3 cm panjang kain sesuai dengan bagian yang
akan diserip ditambah 1 cm utuk kampuh.
b. Gunting viselin sesuai dengan bentuk serip 3 cm tanpa
menggunakan kampuh.
c. Tempelkan dan pressing viselin pada bahan utama kain yang
akan digunakan untuk serip pada bagian buruk kain.
d. Letakkan lapisan dengan bagian buruk kain dan bagian baik serip
berhadapan kemudian dijahit.
e. Lapisan dilipat kebagian baik dan di pres dengan setrika agar rapi
f. Penyelesaian serip dilipat kebagian dalam lebih kurang 0,5 cm
kemudian dijahit pada pinggir serip yang telah dilipat.
g. Setrika supaya hasilnya rapi
3. Depun
Menurut Ernawati, dkk (2008:113) depun adalah lapisan
menurut bentuk yang letaknya kedalam kelim. Depun dapat
diartikan melapis/ mengelim pinggiran kain dengan menggunakan
kain lain yang sama bentuknya. Depun tidak boleh terlihat dari
bagian luar sehingga ketika membalik depun kedalan , lipatan
11
terletak pada 1mm setelah setikan lapisan menurut bentuk untuk
depun harus sama dengan bahan pakaiannya
Cara membuat depun :
a. Gunting kain sesuai dengan bentuk garis leher, adapun lebar
depun kurang lebih 3 cm, panjang kain sesuai dengan bagian
yang akan didepun ditambah 1 cm utuk kampuh.
b. Gunting viselin sesuai dengan bentuk depun 3 cm tanpa
menggunakan kampuh.
c. Tempelkan dan pressing viselin pada bahan utama dibagian
buruk kain.
d. Letakkan lapisan depun dengan bagian baik saling berhadapan
kemudian dijahit.
e. Lapisan dilipat kebagian buruk, rapikan tiras dan digunting
dengan jarak 1-2 cm sampai batas jahitan.
f. Jahit kurang lebih 1 mm dibawah jahitan pertama, kemudian
diselesaikan dengan tusuk kelim
g. Setrika supaya hasil rapi
B. Kajian Penelitian
yang Relevan Dalam peneltian ini peneliti mengkaji beberapa pene;itan terdahulu
yang berkaiatan tentang modul antara lain:
1. Anggri Sekar Sari jurnal SCIENCE TECH Vol 3, No 1 2017 Pengembangan buku
digital melalui aplikasi sigil pada mata kuliah cookies dan candys . Meneliti
mengenai pengembangan buku digital menggunakan aplikasi sigil. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran praktik
dengan aplikasi SIGIL dan mengetahui kelayakan dari buku saku digital
berdasarkan penilaian ahli, materi, ahli media, dan pendapat mahasiswa.
Jenis penelitian menggunakan penelitian R&D.
2. Ramadhani, Rahmayanti (2017) Pengembangan Modul Pembelajaran
Penyelesaian Tepi Pakaian Pada Mata Pelajaran Dasar Teknologi Menjahit
Smk Negeri 1 Sewon Bantul. S1 Skripsi, Fakultas Teknik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan modul penyelesaian tepi pakaian,
mengetahuai kelayakan dan efektifitas modul. Jenis penelitian menggunakan
penelitian R&D. Untuk hasil kelayakan dalam penelitian ini dikatan sngat
baik.
3. Nur, Ismiyati (2018) Pengembangan Modul Pembuatan Pola Rok Secara
Konstruksi Untuk Siswa Kelas X Di Smk Negeri 1 Dlingo. S1 Skripsi, Fakultas
Teknik. Penelitian ini menghasilakan media pembelajaran berupa modul
pembuatan pola rok. Jenis penelitian menggunakna penelitian R&D yang
dikembangkan dengan mengacu pengembangan Borg and Gall.
Pengembangan modul dinyatakan layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
Hasil yang didapatkan pada pembahasan adalah terdapat efektifitas
pembelajaran menggunakan pembelajaran eBook. Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu pengembangan e-modul (elektronik modul) penyelesaian
tepi pakaian pada mata pelajaran dasar teknologi menjahit. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah untuk mengembangakan
12
modul menjadi e-modul, pengkajian tentang kelayakan e-modul menurut
pendapat siswa kelas X di SMK Negeri 8 MEDAN
Berdasarkan penelitian yang relevan, maka peneliti mencoba untuk
mengembangkan modul menjadi e-modul atau elektronik modul
penyelesaian tepi pakaian untuk mata pelajaran dasar teknologi menjahit
kelas X tata busana di SMK Negeri 2 Gedangsari. Dengan mengembangkan
media pembelajaran ini, diharapkan dapat berguna bagi guru dan siswa
sebagai media dan referensi pembelajaran
C. Kerangka Pikir
materi dari guru dapat diterima dengan jelas oleh siswa. Agar
terutama untuk penyampaian materi parktik Dalam era digital ini kita
isi materi.
13
Guru Pembelajaran
Siswa
Praktik
Smartphone
Inovasi Media
Pembelajaran
Pengembangan Media
Pembelajaran
pembelajaran dengan sea
Sea Digital penyelesaian tepi pada
digital learning berupa e-modul
busana
Pembelajaran efektif,
efisien dan menyenangkan
D. Pertanyaan Penelitian
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Sigil ini menggunakan model Borg and Gall yang dikutip oleh tim
B. Prosedur Pengembangan
dengan model pengembangan Brog dan Gall yang telah disederhanakan oleh
15
Tahap 1 Analisis Produk Yang Akan
Dikembangkan
Produk Akhir
16
Analisis Produk Yang Akan
Tahap 1 Dikembangkan
Validasi Produk
Tahap 3 Ahli Materi, Ahli Media
Revisi
Revisi
Keterangan Bagan:
b. Analisis Kebutuhan
ahli diantaranya :
a. Ahli materi
b. Ahli media
Uji kelompok kecil ini dilakukan kepada 6 siswa kelas X Tata Busana di SMK
dilihat dari segi pemahaman materi dan konsep penyajian sehingga dapat
19
digunakan sebagai sumber belajar yang layak. Hasil uji coba kelompok kecil
akan disajikan salah satu dasar untuk merivisi produk yang akan di ujicobakan
ketahap selanjutnya.
Uji coba lapangan termasuk uji coba kelompok besar yang mana dilakukan
MEDAN . Uji coba kelompok besar ini dimaksudkan untuk menilai produk e-
modul penyelesaian tepi kain yang telah direvisi sehingga dapat diktahui
hasilnya. Hasil akhir dari pengembangan bahan ajar ini berupa modul
C. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Busana di SMK
penelitian ini dibagi menjadi subyek uji coba skala kecil dan subyek uji coba
skala besar. Subyek penelitian skala kecil mengambil 6 dari 32 siswa dan
subyek penelitian skala besar adalah seluruh siswa kelas X Tata Busana di
a. Observasi
20
b. Angket
angket
tinggal memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah
disediakan.
Instrumen berupa angket tertutup ini ditujukan para ahli dan diberikan
berjumlah 32 siswa.
Lembar angket yang pertama ditujukan kepada ahli media dan ahli
Jumlah
No Indikator
Butir
Aspek Bahasa
22
18. Kesesuaian tampilan gambar 1
Aspek Bahasa
23
25. Penggunaan jenis huruf dapat dibaca 1
24
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen kelayakan e-modul dari aspek materi
Jumlah
No Indikator
Butir
Aspek Relevansi
Aspek Bahasa
25
17. Meningkatkan minat belajar siswa 1
Pertanyaan
Jawaban Skor
Layak 1
Tidak Layak 0
Angket yang kedua ditujukan untuk siswa kelas X Tata Busana yang
jawaban sangat setuju (SS) diartikan bahwa modul tersebut sangat baik
dan menarik, setuju (S) diartikan bahwa modul tersebut baik, kurang
setuju (KS) diartikan bahwa modul tersebut kurang baik, tidak setuju (TS)
diartikan bahwa modul tersebut tidak baik dan tidak menarik dengan
a. Uji Validitas
valid. Instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Validitas
27
instrumen yang telah
28
dibuat, untuk mendapatkan penilaian apakah maksud dari kalimat dalam
instrumen penelitian ini valid dan dapat digunakan untuk menjaring data
yang dibutuhkan.
valid.
coba instrumen minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih
N ∑ XY − (∑ X) (∑ Y)
rxy =
√{N ∑ X2 − (N ∑ X)2}{N ∑ Y2 − (N ∑ Y)2}
Keterangan :
N = Jumlah Responden
29
∑ X2 = Jumlah Kuadrat Skor Butir Soal
Butir soal dikatakan valid apabila rhitung sama atau lebih besar dari
rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan ketika rhitung lebih kecil dari
rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji validitas
diketahui bahwa rhitung > rtabel sehingga instrumen dikatakan valid hasil
b. Uji Reliabilitas
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian dapat
k ∑ σ2b
r11 = [ ] [1 − σ2 t ]
k−1
Keterangan :
σ2 t = Varians Total
30
Hasil Perhitungan menggunakan rumus tersebut diinterpretasikan
Analisis data dilakukan atas data awal yang diperoleh dan atas data hasil
adalah teknik analisis data secara diskriptif dengan cara mendiskripsikan atau
membuat generalisasi dari hasil penelitian. Dengan teknik deskriptif ini maka
31
peneliti akan mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah
Teknik analisis data yang diperoleh dari validasi ahli, dilakukan sebagai
berikut:
minimum
3) Menentukan panjang kelas (P), yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas
Keterangan :
S = Skor responden
32
b. Teknik Analisis Data Pendapat Siswa
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Penilaian (rating scale) dari item-
1 Sangat Memahami 4
2 Memahami 3
3 Kurang Memahami 2
4 Tidak Memahami 1
33
Ji = (t-r)/Jk
Keterangan:
Ji = Jarak interval
Skor hasil
Presentase kelayakan (%) = x 100 %
Skor maksimum
dibawah ini.
34
Tabel 12. Skala Prosentase
0 - 39 % 1 Tidak Layak
40 - 55 % 2 Cukup Layak
56 - 75 % 3 Layak
Penelitian ini dinyatakan layak jika e-modul penyelesaian tepi pakaian ini
35
36