Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL


TEKNIK JAHIT BULU MATA BERBASIS POWTOON PADA MATA
PELAJARAN RIAS WAJAH GERIATRI KELAS XI SMK GELORA
JAYA NUSANTARA

Dosen Pengampu
Irmiah Nurul Rangkuti S.Pd, M.Pd

Dra. Siti Wahidah, M.Si

Oleh :
Salsabila Alvilia Br Ginting

5203344013

Reguler A

PENDIDIKAN TATA RIAS


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan proposal penelitian.
Proposal penelitian ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Seminar
Proposal dan Penulisan Karya Ilmiah, semoga proposal penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengatahuan bagi penulis dan para pembaca.
Dalam penulisan proposal penelitian ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam yang
berbentuk proposal penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 4
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Batasan Masalah............................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A. Landasan Teori............................................................................................... 8
2. Pengembang Media ...........................................................................................10
3. Defenisi Kanva .................................................................................................11
4. Pengeritingan Rambut Dasar ................................................................................ 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................18


A. Jenis Penelitian ..............................................................................................18
B. Lokasi Penelitian ...........................................................................................18
C. Instrumen Penelitian ......................................................................................18
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................19
E. Teknik Analisis Data .....................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh juga terhadap kemajuan inovasi
media pembelajaran. Sehingga perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan memiliki potensi
yang besar, dengan kehadiran teknologi ini dapat membuat suatu media pembelajaran yang menarik
serta bermanfaat saat proses belajar mengajar sedang berlangsung dikelas maupun secara virtual.
Dalam hal mendidik peserta didik juga diperlukan sebuah keterampilan proses ngajar mengajar
agar terciptanya suasana yang nyaman bagi peserta didik serta tercapainya suatu tujuan pembelajaran
yang diingin oleh seorang pendidik. Maka hal itu diperlukan sebuah strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan yang paling terpenting yaitu media pembelajaran karena dengan adanya media
pembelajaran akan membuat pembelajaran semakin efektif saat pembelajaran berlangsung. Dalam
penggunaan media pembelajaran juga diperlukan sebuah pemikiran yang matang dalam penggunaan
media pembelajaran tersebut, agar pembelajaran yang dilakukan terkesan menyambung antara strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran dibuat dan juga penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai semua alat yang dapat digunakan sebagai media
dalam pembelajaran. Media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (dalam Asyhar, 2012) berupa
memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi, atau kajian yang membangun
suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Sesuai dengan karakteristik media pembelajaran dibagi menjadi empat jenis, yaitu media audio,
media visual, media audio visual, dan multimedia.
Pada latar belakang masalah ini peneliti mengulas sebuah kondisi hasil belajar siswa yang kurang
optimal, dimana bedasarkan observasi yang telah dilakukan diskolah SMKS Glora Jaya Nusantara
terdapat beberapa permasalahan yang didapati yaitu
1. Siswa kurang antusias dalam teknik penjahitan bulu mata saat make up geriatri.
2. Tidak tersedianya penggunaan media gambar dalam menjelaskan materi penjahitan
bulu mata
3. Siswa kesulitan dalam melakukan teknik penjahitan bulu mata
4. Media pembelajaran berbasis powtoon belum pernah diterapkan pada materi
pelajaranteknik jahit bulu mata pada make up geriatri.
Hasil observasi yang diperoleh terdapat beberap permasalahan,dan untuk mengatasi hal tersebut
diperlukan sebuah inovasi media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa yaitu
sumber belajar yang akan digunakan adalah penggunaan media pembelajaran berbasis powtoon pada
mata pelajaran Rias wajah geriatri.
“Powtoon yaitu Media Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi sebagai Upaya dalam
Menciptakan Pembelajaran yang Menarik dan Kreatif” Powtoon aplikasi web online yang dapat
digunakan untuk membuat presentasi dengan fitur animasi yang sangat menarik, diantaranya animasi
tulisan tangan, animasi kartun, efek transisi yang jelas dan pengaturan time line yang sangat
sederhana.mengambil kesimpulan bahwa media Powtoon mampu membuat siswa lebih mudah
menerima materi karena materi terlihat lebih menarik.

Telah terbukti bahwa pembuatan media pembelajaran berbasis powtoon dapat meningkatkan
proses pembelajaran yang inovatif, salah satunya pada jurnal “Digital Learning Merdeka Belajar
Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran” 18 Januari 2022 mengenai Pemanfaatan
Powtoon Sebagai Media Pembelajaran Kreatif Berbasis Teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
lebih mudah menguasai materi ketenagakerjaan menggunakan media pembelajaran audio visual
berbasis aplikasi powtoon dengan kriteria sangat baik. Dari jurnal penelitian yang sudah dipaparkan,
membuat peneliti tertarik untuk pengembangan media berbasis powtoon pada mata pelajaran rias
wajah geriatri teknik menjahit bulu mata.

Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang


‘PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL TEKNIK JAHIT
BULU MATA BERBASIS POWTOON PADA MATA PELAJARAN RIAS WAJAH
GERIATRI KELAS XI SMK GELORA JAYA NUSANTARA’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikaskan beberapa masalah yang berkaitan
dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Siswa kurang antusias dalam teknik penjahitan bulu mata saat make up geriatri.
2. Tidak tersedianya penggunaan media gambar dalam menjelaskan materi penjahitan
bulu mata

3. Siswa kesulitan dalam melakukan teknik penjahitan bulu mata

4. Media pembelajaran berbasis powtoon belum pernah diterapkan pada materi


pelajaranteknik jahit bulu mata pada rias wajah geriatri.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,maka diperlukan pembatas
masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Media pembelajaran interaktif dibuat berbasis powtoon
2. Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini mengenai teknik penjahitan bulu mata
3. Mengukur kelayakan pengembangan media pembelajaran berbentuk powtoon pada teknik
penjahitan bulu mata pada rias wajah geriatri
4. Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas XI Tata Kecantikan di SMKS Gelora Jaya Nusantara.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 .Bagaimana pengembangan media pembelajaran berbasis powtoon pada materi teknik penjahitan
bulu mata pada rias wajah geriatri secara teknologi siswa kelas XI tata kecantikan SMK Gelora
Jaya Nusantara?
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis powtoon 1. teknik penjahitan bulu mata
pada rias wajah geriatri siswa kelas XI tata kecantikan SMK Gelora Jaya Nusantara?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis powtoon pada materi teknik penjahitan
bulu mata pada rias wajah geriatri
2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran bebrbasis teknik penjahitan bulu mata pada
rias wajah geriatri pada siswa kelas IX tata kecantikan SMK Gelora Jaya Nusantara

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yang diharapkan berguna bagi:
1. Bagi siswa, sebagai bahan pegangan buku non-fisik untuk membantu dalam proses pembelajaran
secara virtual.
2. Bagi guru, dengan adanya powtoon dapat membantu guru dalam proses pembelajaran virtual
berlangsung.
3. Bagi mahasiswa, sebagai bahan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran

Media dan Pembelajaran adalah dua suku kata dari media pembelajaran. Kata media berasal
dari bahasa Latin medio yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Kata tersebut
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang biasanya digunakan sebagai sumber informasi dari
pemberi kepada penerima pesan. Sedangkan Kata instruction merupakan terjemahan dari
pembelajaran. Bahasa Yunani menyebutnya instructus atau intruere dengan makna menyampaikan
pikiran, sehingga arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran.

Menurut Winkel, definisi Pembelajaran adalah segala bentuk tindakan yang direncanakan agar
menunjang proses belajar di kelas, seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami peserta didik. Sedangkan menurut Nana
Sudjana, media merupakan sesuatu hal yang dapat dipergunakan antara pengirim pesan ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan minat peserta didik agar proses
pembelajaran terjadi.

Setelah mengetahui kedua pengertian tersebut, maka Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan guna menyalurkan, merangsang pikiran, perasaan, menarik perhatian, dan
kemauan peserta didik sehingga mendukung proses belajar. Kesimpulan media pembelajaran yang
diperoleh dari pendapat ahli adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk interaksi
kegiatan yang terencana untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap serta menanamkan
keterampilan pada setiap orang yang menggunakannya.
a. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach & Ely terdapat tiga ciri-ciri media yang menjadi petunjuk mengapa media
dibutuhkan sehingga media mampu membantu pendidik dalam proses pembelajaran yaitu

1) Fixative Property (Ciri Fiksatif), bahwa media dapat melakukan seperti merekam, menyimpan dan
merekontruksikan suatu peristiwa atau objek.

2) Manipulative Property (Ciri Manipulatif),dalam suatu kejadian atau objek media dapat
mentrasformasi.

3) Distributive Property (Ciri Distributif),suatu objek atau kejadian di pindahkan melalui ruang,
dalam kejadian tersebut terjadi stimulasi pengalaman yang sama mengenai kejadian.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Levie & Lentz menjelaskan beberapa fungsi dari media pembelajaran, yaitu:

1) Fungsi Atensi, yaitu membuat peserta didik merasa tertarik agar konsenterasi.

2) Fungsi Afektif, kegiatan belajar membaca teks bergambar sehingga membuat peserta didik
menikmati pembelajaran.

3) Fungsi Kognitif, dalam hal ini dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi.

4) Fungsi Kompensatoris, memberikan permisalan untuk membantu pemahaman teks dari isi
pelajaran yang disajikan.

Sedangkan manfaat dari penggunaan media pemberlajaran adalah:

1) Memperjelas pesan agar tidak ambigu.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

3) Interaksi antara peserta didik dengan media, menimbulkan gairah belajar.

4) Membuat anak menjadi lebih mandiri dengan bakat dan skil individu.
2. Pengembang Media
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan
terhadap isi bahan pelajaran dan kemudian memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum
tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan
diuraikan tekhnik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Media
tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi dan slide ),
media berbasis audio-visual (video dan audio-tape), dan media berbasis computer (komoputer dan
video interaktif)
a. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik,
bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Fot menghadirkan ilustrasi melalui gambar
yang hanpir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu grafik merupakan
representasi simbolis danartistik sesuatu objek atau situasi.
Dalam proses penataan ini harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur visual yang selanjutnya
perlu dipertimbangkan adalah bentk, garis, ruang, tekstur, dan warna.
b. Media Berbasis Audio-Visual
Media audio san audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau.
Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hamper tidak diperlukan lagi biaya
tambahan karena tape dapat dihapus setelah diguanakan dan pesan baru dapat direkam kembali.
Disamping itu tersedia pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat
kempuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Audio tape recorder juga dapat
dibawa kemana-mana dan karena tipe recorder dapat menggunakan baterai, makai a dapat digunakan
dilapangan atau ditempat-tempat yang tak terjangkau oleh listrik.

c. Media Berbasis Komputer


Kemajuan teknologi computer sejak muncul pada tahun 1950-an hingga tahun 1960-an sangat
lamban. Ruang besar dan jumlah orang yang cukup banyak diperlukan untuk menjalankan computer
pada masa itu. Namun sejak tahun 1975 ketika ditemukan proses kecil (microprocessor) keadaan
tersebut berubah secara dramatis. Proses kecil berisikan semua kemampuan yang diperlukan untuk
memproses berbagai perintah yang diperlukan untuk memproses berbagai perintah yang sebelumnya
harus dilakukan oleh peralatan yang memenuhi ruangan besar.

3. Defenisi Powtoon
“Powtoon yaitu Media Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi sebagai Upaya dalam
Menciptakan Pembelajaran yang Menarik dan Kreatif” Powtoon aplikasi web online yang dapat
digunakan untuk membuat presentasi dengan fitur animasi yang sangat menarik, diantaranya animasi
tulisan tangan, animasi kartun, efek transisi yang jelas dan pengaturan time line yang sangat
sederhana.mengambil kesimpulan bahwa media Powtoon mampu membuat siswa lebih mudah
menerima materi karena materi terlihat lebih menarik. Melalui media pembelajaran powtoon siswa
dapat lebih tertarik untuk mengikuti dan memahami pembelajaran di ruang kelas, meskipun tidak
semua siswa aktif bertanya, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami apa yang dijelaskan oleh
guru, sehingga mereka tidak perlu bertanya untuk lebih memperjelas topik pembelajaran yang
dibahas.

Dari pengembangan media powtoon pada mata pelajaran rias wajah geriatri dapat memberikan
pembaharuan dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi Powtoon, yaitu sebagai berikut:
1. Masuk ke Google, kemudian ketik Powtoondi kolom search, lalu pilih yang www.Powtoon.com
2. Setelah muncul halaman awal Powtoon
seperti gambar di bawah ini

Dengan mengklik sign up apabila belum mempunyai akun, sedangkan yang sudah mempunyai akun dapat
mengklik login.
3. Setelah berhasil masuk ke aplikasi Powtoon, kalian dapat memilih templat yang free dan cocok dengan video
animasi yang akan kalian buat.

4. Berikut ini tampilan template aplikasi pembuatan presentasi, di mana kalian dapat mengedit video
presentasi sampai finish

5. Preview video dan edit jika ada yang kurangsesuai.


6. Simpan video

 Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Menggunakan Aplikasi powtoon Untuk Media


Pembelajaran
 Kelebihan
1. udah dalam proses pembuatan video.
2. Memiliki berbagai pilihan animasi yang menarik.
3. Hasil video dapat menampilkan gambar dan suara.
4. Dapat diputar ulang apabila file dibagikan kepada peserta didik.
5. Interaktif dan memberikan umpan balik.
6. Dapat digunakan dimanapun dan kapanpun secara mandiri.
7. Video disajikan tidak terlalu lama sehingga tidak mengurangi tingkat motivasi peserta didik.
8. Materi disajikan secara interaktif dengan Bahasa yang singkat dan mudah dipahami oleh peserta
didik.
9. Dapat digunakan dalam penyusunan multimedia interaktif yang sangat menarik sehingga produk
yang dihasilkan memiliki kualitas gambar, animasi, video, suara, dan music yang lebih menarik.

 Kekurangan
Kekurangan dari penggunaan media Powtoon diantaranya sebagai aplikasi video animasi
berbasis online maka Powtoon membutuhkan keberadaan teknologi seperti jaringan internet.
Dengan demikian menggunakan aplikasi ini dalam proses pembelajaran,berarti membutuhkan
biaya pemakaian internet dan jaringan yang memadai.

4. Video Tutorial
Video tutorial dapat dijelaskan sebagai, rangkaian gambar hidup yang ditayangkan oleh
seorang pendidik guna menguraikan secara terperinci sebuah cara latihan, proses tertentu, cara
pengerjaan tugas tertentu dan sebagainya guna membantu pemahaman suatu materi oleh peserta
didik . Video bersifat interaktif tutorial membantu siswa memahami sebuah materi melalui
visualisasi. Siswa mampu mengikuti kegiatan praktik secara aktif, sesuai dengan yang telah
dicontohkan dalam video (Munadi, 2013) Sebagai media belajar, video tutorial memiliki banyak
kreatifitas didalam penyajian untuk dapat menarik perhatian bagi penontonnya (Diah,2020).
Sehingga media pembelajaran berbasis video tutorial cocok untuk digunakan pada mata pelajaran
yang memberlakukan praktik, karena video merupakan media yang dapat di dengar serta dilihat,
dapat diputar berulang tanpa ada batasan waktu, serta memiliki banyak kreatifitas sehingga
menarik perhatian bagi peserta didik saat menontonnya.

5. Rias wajah Geriatri


Tata rias wajah geriatri adalah teknik merias wajah yang ditujukan bagi individu yang
berusia lanjut, yaitu wanita dengan usia lebih dari 40 tahun. Pada usia 40 tahun mulai terlihat
tanda-tanda penuaan di area kepala seperti: tumbuh uban pada rambut, kulit tubuh dan kulit
wajah tampak kering, terdapat bercak kehitaman (hiperpigmentasi) pada permukaan kulit,
kerutan halus nampak lebih jelas, permukaan kulit mulai terlihat kusam, dan kekenyalan kulit
berkurang. Pada dasarnya teknik merrias wajah geriatri yaitu menerapan teknik riasan korektif
secara menyeluruh, yakni gabungan dari berbagai teknik riasan yang bertujuan untuk agar
menutupi kekurangan yang ada serta memperbaiki bentuk wajah dan bagian bagiannya
(Martha Tilaar, 2011: 58)

6. Teknik Jahit bulu mata


Jahit bulu mata adalah teknik yang sering digunakan makeup artist untuk membuat
tampilan mata monolid yang kecil dan tidak memiliki lipatan menjadi lebih terbuka dan
membuat riasan mata lebih terlihat.
Pada wanita usia diatas 40 tahun, biasanya kondisi tonus dan tugor kulit sudah
mengendur, terdapat pigmentasi pada kulit, serta kelopak mata menjadi terlihat kecil dan
menurun. Bedasarkan penelitian dari artikel-artikel sebelumnya, teknik jahit bulu mata
digunakan untuk mengkoreksi mata menurun dan sipit atau kecil. Pengaplikasian tata rias wajah
geriatri bertujuan salah satunya adalah untuk mengkoreksi kelopak mata yang kecil dan
menurun, sehingga cocok jika di aplikasi teknik jahit bulu mata.
Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Alat Kegunaan Jumlah Gambar

1. Bulu mata palsu Agar bulu mata sepasang


terlihat lebih
bervolume

2. Lem bulu mata Untuk secukupnya


Menempelkan
bulu mata palsu

3. Pinset bulu mata Untuk 1 buah


Membantu
aplikasi bulu
mata

Langkah- Langkah Kerja Yang Dilakukan Dalam jahit bulu mata


1. Pilih bulu mata palsu sesuai kebutuhan
2. Gunakan makeup mata sebelum menjahit bulu mata
3. Pahami jenis lem bulu mata agar sesuai
4. Aplikasikan lem pada garis eyeliner
5. Aplikasikan lem pada garis eyeliner
6. Beri tekanan pada area ujung dan dalam setelah lem mengering
7. Aplikasikan kembali lem pada bagian atas bulu mata palsu yang sudah menempel
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development)
dalam bidang pendidikan, Menurut Muhammad Ali (2014) penelitian dan pengembangan
(Research and Development) adalah suatu proses pengembangan perangkat pendidikan yang
dilakukan serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam siklus yang melewati
berbagai tahapan.. Langkah dalam metode penelitan dan pengembangan (R&D) menurut
sugiyono (2017) adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian,
(9) revisi produk, dan (10) produksi masal.

Sedangkan menurut Richey dan Kelin mengungkapkan kesistematisan kajian penelitian


pengembangan dengan merencanakan bagaimana rancangan produk yang akan dikembangkan,
melaksanakan perencanaan rancangan tersebut dan mengevaluasi kinerja produk yang dapat
digunakan dalam pembelajaran atau nonpembelajaran.

Dalam penelitian juga dilakukan uji validitas pengembangan media pembelajaran canva
yang dilakukan oleh validator berkompeten yaitu validator ahli media dan validator ahli materi.
Kemudian, validator tersebut diminta untuk memberikan sebuah penilaian dan masukan terhadap
pengembangan media pembelajaran canva yang dikembangkan apakah sudah bisa dikatakan
valid atau tidak valid dan efektif atau tidak efektif.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada sekolah SMKS Gelora Jaya Nusantara. Yang berlokasi
dijalan Baru Ladang Bambu,Kec.Medan Tuntungan,Kota Medan,Sumatera Utara. Dalam
penelitan yang menjadi Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Tata Kecantikan .
C. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur variabel dalam ilmu alam maupun sosial yang diamati. Pada instrumen penelitian
digunakan lembar validasi media dan penyebaran angket respon perserta didik dan guru.

a. Lembar Validasi Media


Lembar validasi media dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur validnya suatu
perangkat dan konsistensi secara internal antar komponen-komponen perangkat dari segi
konstruksi dan isinya.
b. Angket Peserta Didik dan Guru
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau komentar peserta
didik terhadap kegiatan pelaksanaan penilaian pengembangan media powtoon pada teknik jahit
bulu mata di pelajaran rias wajah geriatri.

D. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2012) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan teknik wawancara
kepada guru bidang studi mata pelajaran rias wajah geriatri dan salah satu peserta didik.

E. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Menurut Arikunto (2013),
statistik deskriptif dapat berbentuk diagram batang, diagram serabi, modus, median, mean, dan
variabillitas ukuran. Adapun analisis statistik deskriptif yang dapat dilakukan analisis yaitu.
a. Analisis Data Media Pembelajaran
Analisis data media pembelajaran dalam pengembangan media powtoon pada mata pelajaran
teknik jahit bulu mata di pelajaran rias wajah geriatri didukung dari analisis data yaitu angket
respon peserta didik dan guru dan lembar validasi media yang mengukur validnya suatu
perangkat powtoon yang dikembangkan.
b. Analisis Keefektifan Media powtoon
Analisis keefektifan media canva diperoleh dari penyebaran angket peserta didik yang berupa
komentar atau masukan peserta didik terhadap pengembangan media powtoon pada . Untuk
melakukan analisis data keefektifan media dari respon peserta didik dilakukan 3 hal yaitu :

(1) Menghitung banyaknya peserta didik yang memberi respon positif sesuai dengan aspek
yang ditanyakan, kemudian menghitung persentasenya. (2) Menentukan kategori untuk
respon positif peserta didik dengan cara mencocokkan hasil persentase dengan kriteria
yang ditetapkan. (3) Jika hasil analisis menunjukkan bahwa respon peserta didik belum
positif, maka dilakukan revisi terhadap aplikasi powtoon yang sedang dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran edisi kedua. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2015. Asyar,

Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta,2012.

Anda mungkin juga menyukai