Anda di halaman 1dari 9

PELAMINAN ADAT KARO

DEKORASI RUANG TATA RIAS


Dosen Pengampu : -Dra. Sulistiawikarsih,M.Pd
- Astrid Sitompul,M.Pd
- Arzulia Elfita,M.Pd

Disusun oleh:
 Anggie Lovian.S
 Dita Parsaulian Purba
 Fourteen Ginting
 Jessica Verawaty Simbolon
 Rayani Hutagalung

Kelas/Stambuk :Reg C/2020

PENDIDDIKAN TATA RIAS


PENDIDIKAN KESEJATERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Dekorasi Ruang Tata Rias ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
dosen Dra.Sulistiawikarsi,M.Pd, Astrid Sitompul,M,Pd dan Arzulia Elfita,M.Pd sebagai
dosen mata kuliah Dekorasi Ruang Tata Rias yang telah membimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Dekorasi Pelaminan Adat Karo dan penulis
berharap dapat menambah wawasan bagi kita yang membaca makalah ini. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki penulisan makalah ini,
supaya dalam kesempatan berikutnya penulis dapat menulis makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, Terimakasih.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2


2.1 Sejarah Prerkembangan Batak Karo ........................................................................ 2
2.2 Pelaminan Adat Karo .............................................................................................. 2
2.3 Makna onamen dalam pelaminan adat karo ............................................................. 3

BAB III PENUTUP ....................................................................................................7


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 7
3.2 Saran ...................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Suku Karo merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia, dan sejak dulu
mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa mereka sudah menghasilkan
berbagai ragam dari ciptaan budi dan karya pikiran mereka. Misalnya kemampuan mereka dalam
menciptakan seni bangunan, alat-alat musik atau bunyi-bunyian (kulcapi, sarune, gung, penganak,
penggual, surdam, balobat dan lain-lain), seni ukir, seni patung, seni tari, seni bahasa dengan tata
bahasa yang baik.
Perkawinan merupakan suatu upacara di mana mempersatukan seorang lakilaki dengan
perempuan atau dipersatukanya dua sifat keluarga yang berbeda melalui hukum. Suku Karo
merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara. Mereka mendiami dataran Tinggi
Karo, Deli Serdang, Tanah Deli (Medan), Binjai, Langkat, Dairi, dan Aceh Tenggara. suku Karo
tersebar diberbagai daerah di Indonesia dengan berbagai macam profesi yang mereka geluti.
Sebagaimana suku bangsa yang ada di Sumatera Utara suku Karo memiliki sistem kekerabatan yang
bersifat patrilinial dimana seorang anak laki-laki akan mewariskan marga (fams) kepada anak-
anaknya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaminan batak karo?
2. Bagaimana bentuk pelaminan batak karo?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai pelaminan batak karo.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Prerkembangan Batak Karo


Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara,
Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini
dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi
Karo) yaitu Tanah Karo. Menurut para ahli Darwan Prinst, SH :2004. Batak Karo merupakan
sebuah Kerajaan yang mendiami Sumatera bernama Haru- Karo. Kerajaan Haru-Karo
(Kerajaan Aru) mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera. Namun demikian, Brahma Putra,
dalam bukunya "Karo dari Zaman ke Zaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah
ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama "Pa Lagan".
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan
kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru
pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya,
pengaruhnya tersebar mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau.
Sehingga terdapat banyak suku Karo di Aceh Besar yang dalam bahasa Aceh
disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said
dalam bukunya "Aceh Sepanjang Abad", (1981). Ia menekankan bahwa penduduk asli Aceh
Besar adalah keturunan mirip Batak. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya "Tarich
Atjeh dan Nusantara" (1961) mengatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping terdapat
kerajaan Islam terdapat pula kerajaan Karo.

2.2 Pelaminan Adat Karo


Dekorasi pernikahan adalah sebuah penting yang memiliki arti keindahan dalam
sebuah momen sakral yang dimana juga memperindah atau mempercantik keadaan atau
suasana dalam pernikahan.

2
2.3 Makna onamen dalam pelaminan adat karo

 Ornament paling atas atau titik fokus dalam pelaminan adat karo adalah rumahpanggung
atau rumah adat dari budaya karo. Rumah ini mempunyai 2 buah pintu satu menghadap ke
barat dan satu lagi menghadap ke sebelah timur di depan masing-masing pintu terdapat
serambi dibuat dari bambu bulat atau disebut dengan ture. Ture ini digunakan untuk tempat
bertenun menganyam tikar atau pekerjaan lainnya pada malam hari turun atau serambi ini
berfungsi sebagai tempat nagih-nagih atau tempat perkenalan para pemuda dan pemudi
untuk memadu kasih
 Atap atap rumah dibuat dari Juki yang terdapat dari serabut pohon aren pada kedua ujung atapnya
terdapat ayunan bambu berbentuk segitiga disebut ayo-ayo titik pada puncak ayo ayo terdapat
tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah.
 Pengeret – ret
 Seperti gambar diatas pengeretret berbentuk cicak dengan dua kepala ke arah kanan dari kiri karena
ini berfungsi sebagai kekuatan untuk menolak bala ancaman dari roh jahat terhadap penghuni atau
pemilik rumah dan juga untuk persatuan keluarga dan persatuan
 Ornamen ini dibuat dari anyaman ijuk atau serabut dari pohon aren dan diikatkan ke bagian dinding
depan rumah sebagai pengganti dari paku pengeretret berbentuk seperti belah ketupat di mana hal
ini menunjukkan sebagai pengikat tali persaudaraan tanpa batas karena dalam masyarakat karo
sangat penting menjaga tali persaudaraan dengan orang lain maupun dengan sesama orang Karo.
 Warna pada pelaminan diatas adalah warna asli dari pengawet yaitu perpaduan antara Hitam putih
dan merah menurut makna warna dari perlawanan tersebut sengaja dibuat dengan warna yang cerah
cara yaitu agar kelihatan jelas warna dan bentuknya di mana mang retret juga berada pada dinding
rumah adat ayo ayo.

3
 Mangaret-ret pada saat ini sudah dikenal luas oleh masyarakat karo sebagai sebuah simbol seni
yang memiliki ukiran unik dan akhirnya masyarakat kalau banyak menggunakan ukiran simbol
maupun ornamen .
Tanduk rumah

Tanduk rumah adapun pahatan tanduk rumah yaitu


 pahatan berbentuk tanduk kerbau di ujung-ujung hubungan rumah.
 Sebagai ornamen rumah
 sebagai penjaga penghuni rumah dari kekuasaan raja jahat.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Batak Karo merupakan salah satu dari suku diindonesia yang sampai sekarang masih
menjunjung tinggi kebudayaannya. Banyak diantara kita yang mengganggap suku -suku
diindoneisa adalah orang-orang primitif. Tapi kita harus menyadari bahwa merekalah awal
dari sebuah perkembangan.Perbedaan sebuah suku bukanlah hal yang menjadi alasan kita
untuk bercerai berai. Namun ini adalah adalah satu batu loncatan demi perkembang Indonesia
kedepannya

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari katasempurna,
dan masih terdapat banyak kesalahan.Maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya kepada
para pembaca guna untuk meningkatkan pengetahuan kami untuk memperbaiki makalah kami
dimasa mendatang.

5
DAFTAR PUSTAKA

Prinst Darwan, (2004). Adat Karo. Medan : Media Perintis Tambunan Ade Aprilia. 2012.
Tata Rias Pengantin Sumatra Utara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Tarigan Sarjani,
(2016). Mengenal Rasa, Karsa Dan Karya Kebudayaan Karo. Medan: Balai Adat Budaya
Karo Indonesia
Kompasiana, 2010, Sejarah Suku Karo http://www.kompasiana.com/billwong/sejarah-
sukukaro_552bd1e16ea834b5268b45ce diakses pada 19 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai