Disusun oleh:
Anggie Lovian.S
Dita Parsaulian Purba
Fourteen Ginting
Jessica Verawaty Simbolon
Rayani Hutagalung
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Dekorasi Ruang Tata Rias ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
dosen Dra.Sulistiawikarsi,M.Pd, Astrid Sitompul,M,Pd dan Arzulia Elfita,M.Pd sebagai
dosen mata kuliah Dekorasi Ruang Tata Rias yang telah membimbing penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Dekorasi Pelaminan Adat Karo dan penulis
berharap dapat menambah wawasan bagi kita yang membaca makalah ini. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki penulisan makalah ini,
supaya dalam kesempatan berikutnya penulis dapat menulis makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Makna onamen dalam pelaminan adat karo
Ornament paling atas atau titik fokus dalam pelaminan adat karo adalah rumahpanggung
atau rumah adat dari budaya karo. Rumah ini mempunyai 2 buah pintu satu menghadap ke
barat dan satu lagi menghadap ke sebelah timur di depan masing-masing pintu terdapat
serambi dibuat dari bambu bulat atau disebut dengan ture. Ture ini digunakan untuk tempat
bertenun menganyam tikar atau pekerjaan lainnya pada malam hari turun atau serambi ini
berfungsi sebagai tempat nagih-nagih atau tempat perkenalan para pemuda dan pemudi
untuk memadu kasih
Atap atap rumah dibuat dari Juki yang terdapat dari serabut pohon aren pada kedua ujung atapnya
terdapat ayunan bambu berbentuk segitiga disebut ayo-ayo titik pada puncak ayo ayo terdapat
tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah.
Pengeret – ret
Seperti gambar diatas pengeretret berbentuk cicak dengan dua kepala ke arah kanan dari kiri karena
ini berfungsi sebagai kekuatan untuk menolak bala ancaman dari roh jahat terhadap penghuni atau
pemilik rumah dan juga untuk persatuan keluarga dan persatuan
Ornamen ini dibuat dari anyaman ijuk atau serabut dari pohon aren dan diikatkan ke bagian dinding
depan rumah sebagai pengganti dari paku pengeretret berbentuk seperti belah ketupat di mana hal
ini menunjukkan sebagai pengikat tali persaudaraan tanpa batas karena dalam masyarakat karo
sangat penting menjaga tali persaudaraan dengan orang lain maupun dengan sesama orang Karo.
Warna pada pelaminan diatas adalah warna asli dari pengawet yaitu perpaduan antara Hitam putih
dan merah menurut makna warna dari perlawanan tersebut sengaja dibuat dengan warna yang cerah
cara yaitu agar kelihatan jelas warna dan bentuknya di mana mang retret juga berada pada dinding
rumah adat ayo ayo.
3
Mangaret-ret pada saat ini sudah dikenal luas oleh masyarakat karo sebagai sebuah simbol seni
yang memiliki ukiran unik dan akhirnya masyarakat kalau banyak menggunakan ukiran simbol
maupun ornamen .
Tanduk rumah
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batak Karo merupakan salah satu dari suku diindonesia yang sampai sekarang masih
menjunjung tinggi kebudayaannya. Banyak diantara kita yang mengganggap suku -suku
diindoneisa adalah orang-orang primitif. Tapi kita harus menyadari bahwa merekalah awal
dari sebuah perkembangan.Perbedaan sebuah suku bukanlah hal yang menjadi alasan kita
untuk bercerai berai. Namun ini adalah adalah satu batu loncatan demi perkembang Indonesia
kedepannya
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari katasempurna,
dan masih terdapat banyak kesalahan.Maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya kepada
para pembaca guna untuk meningkatkan pengetahuan kami untuk memperbaiki makalah kami
dimasa mendatang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Prinst Darwan, (2004). Adat Karo. Medan : Media Perintis Tambunan Ade Aprilia. 2012.
Tata Rias Pengantin Sumatra Utara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Tarigan Sarjani,
(2016). Mengenal Rasa, Karsa Dan Karya Kebudayaan Karo. Medan: Balai Adat Budaya
Karo Indonesia
Kompasiana, 2010, Sejarah Suku Karo http://www.kompasiana.com/billwong/sejarah-
sukukaro_552bd1e16ea834b5268b45ce diakses pada 19 Juli 2016