* FOURTEEN GINTING
* SALSABILA ALVILIA GINTING
* DITA PARSAULIAN MAGDALENA PURBA
* JESICA SIMBOLON
Seorang penata rias pengantin, sebelum bekerja harus sudah mempersiapkan seluruh
perlengkapan merias sebaik mungkin. Hal ini dilakukan untuk mencapai hasil yang memuaskan,
khususnya ketika sedang menempuh ujian praktek. Pada waktu mempersiapkan
perlengkapan/sarana merias yang perlu diperhatikan adalah kebersihan, cara mengatur alat
kosmetik, busana dan lain-lain, sehingga terlihat rapi dan efisien ketika pelaksanaan merias
dilakukan untuk itu diperlukan nampan yang beralaskan kain putih yang diletakkan di atas meja
yang dialasi kain putih pula.
1. Persiapan alat, bahan dan lenan Pengantin sunda siger
- Tempat tissue
- Tempat sisir/sikat
- Tempat jepitan/harnal
- Gunting
- Handuk kecil
- Sus pembersih sesuai jenis kulit model Pyar sesuai jenis kulit model
- Pelembab
- Bedak powder
- Bedak padat
- Pensil alis
- Pemerah pipi
-Minyak bibir
- Pemerah bibir (lipstick)
- Sikat wajah
- Sikat alis
- Sisir sikat
- Karet gelang
- Semprotan rambut
- Jepitan bebek/pingkel
- Hairnet
- Hairnal dan karet gelang
• Kerabu
• Tibododo
• Penutup Sanggul
• Gelang
• Bros Baju
• Selop
• Lalaran
5. Persiapan model/ calon pengantin
6. Persiapan pribadi
• Menjaga kebersihan diri dengan mandi dan memaaki deodorant agar tidak bau badan.
• Tangan dan kuku dalam keadaan bersih dan kuku tidak boleh panjang.
• Menjaga bau mulut sebaiknya menggunakan masker.
• Menggunakan busana yg bersih rapi dan sopan.
• Mengunakan riasan wajah yg sederhana dan serasi.
• Tepat waktu.
• Ramah dan sopan.
• Percaya diri, terampil, dan cekatan dalam pekerjaan.
a. Pembersihan
• Tuangkan susu pembersih/ cream pada wajan kecil lalu pembersihan keseluruh wajah
dan leher dengan gerakan lembut.
• Setelah itu diangkat dengan tisu diberikan penyegar face tonic atau astringent sesuai
dengan jenis kulit lalu ditepuk tepuk keseluruh wajah.
b. Merias wajah
• Setelah dilakukan pembersihan berikan pelembab atau moisturizer terutama bagi kulit kering
• Pengaplikasian primer
• Rapikan alis yang sudah dibentuk menggunakan consealer. Dirapikan dan dibentuk
dengan bagus dan rapi.
• Lalu pengaplikasian alas bedak atau foundation pada seluruh wajah dan leher.
• Aplikasikan concealer dibawah mata kanan dan kiri, pertengahan mata dan kening dan
di tulang hidung
• Lalu ratakan dengan beauty blender.
• Kemudian berikan bedak tabur atau loose powder secara perlahan diwajah model.
• Memberi eyeshadow pada mata. Baurkan Warna hijau di daerah mata bergerak
kemudian pada ekor mata ditimpa lagi mengunakan eyeshadow berwarna coklat.
• Pembuatan cut crease hanya dibagian kelopak mata dengan menggunakan consealer. Lalu,
ditimpa lagi menggunakan eyeshadow berwarna shimmer.
3. Berkemas
c. Sterilisasi alat
FOTO DOKUMENTASI BERSAMA HARPI
ADAT PENGANTIN BATAK MODIFIKASI
Sejarah Batak Toba
Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia dimana bahasa dan bukti-bukti arkeologi
menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia berasal dari Taiwan yang telah
berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu pada zaman batu muda
(Neolitikum). Belum diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali berada di
Tapanuli dan Sumatera Timur.Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum yang
ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke
Sumatera Utara pada zaman logam.
Identitas Batak
Ada tiga pendapat yang mengungkapkan mengenai identitas suku batak yaitu;
1. R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat
kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren.Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi
sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan,
atau antar kampung.Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan
sosial dan politik yang lebih besar.
2. Munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman
kolonial. Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan
"rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing.
3. Siti Omas Manurung, istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum
kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai
Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut.
Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi tentang asal usul suku batak menyatakan,
bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa
Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak
berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam
marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di
Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan
sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting.
Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau.
Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari
banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orangorang Tamil yang
menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan
Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.
1. ADAT ISTIADAT BATAK TOBA
• Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak dan sebagian juga ada yang
menggunakan bahasa Melayu.Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo
menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat
Simalungun dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba,
Angkola dan Mandailing.
• Kesenian
Tari Tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku Batak.Tarian ini bersifat magis.Ada lagi
Tari serampang dua belas yang hanya bersifat hiburan.Sementara alat musik tradisionalnya
adalah Gong dan Saga-saga.Adapun warisan kebudayaan berbentuk kain adalah kain ulos.Kain
hasil kerajinan tenun suku batak ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan
rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan
upacara menari Tor-tor.
• Kekerabatan
Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi)
dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.
Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai
dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.Sedangkan kekerabatan
berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena
perkawinan.Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam
marga, kemudian Marga.Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs
Marga lainnya.Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali
disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar
daerah.
Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan
partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga
hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan
adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh
dilupakan dalam pelaksanaan Adat.
Dalam persoalan perkawinan, dalam tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan
orang Batak yang berbeda klan. Maka dari itu, jika ada yang menikah harus mencari pasangan
hidup dari marga lain. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak,
maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan
dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja bila agama yang dianutnya adalah Kristen.
• Falsafah dan sistem kemasyarakatan
Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam
kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut
penyebutan Dalihan Natolu menurut kelima puak Batak
1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru
2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek
Maranak Boru
3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon
Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei
4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man
Anak Beru
5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru
Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri.Hula-hula ini menempati posisi yang paling
dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak.
Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti
harfiahnya lahir dari perut yang sama.
Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain).
Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan, baik dalam pergaulan
sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat.Namun walaupun berfungsi sebagai
pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus
diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.
Dari silsilah diatas, bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan
Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak pasti
pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru.Jadi setiap orang harus
menempatkan posisinya secara kontekstual.
Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'.Raja dalam tata
kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai
dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu
disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.
2. Mangalehon Tanda
Mangalehontanda maknanya mengasih tanda apabila laki-laki telah menemukan perempuan
sebagai calon istrinya, kemudian keduanya saling memberikan tanda.Laki-laki biasanya
mengasih uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-
laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan tersebut telah terikat satu sama lain.
Laki-laki lalu memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan
menyuruh prantara atau domu - domu yang telah mengikat janji dengan putrinya.
Marhata Sinamot
Marhata sinamot adalah adat suku Batak Toba yang membicarakan perihal tentang biaya
perkawinan, serta biasanya di hadirin para keluarga baik pihak laki-laki (pihak paranak) maupun
pihak perempuan (pihak parboru) dan dipimpin oleh raja parhata.
Martumpol bagi orang Batak Toba bisa disebut juga sebagai acara pertunangan tetapi secara
harafiah martupol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat
dalam janji untuk melangsungkan pernikahan.
Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)
Pemberkatan pernikahan kedua pengantin dilaksanakan di Gereja oleh Pendeta.Setelah
pemberkatan pernikahan selesai, maka kedua penagntin telah sah menjadi suami istri menurut
gereja.
Setelah pemberkatan dari Gereja selesai, lalu kedua belah pihak pulang ke rumah untuk
mengadakan upacara adat Batak dimana acara ini dihadiri oleh seluruh undangan dari pihak
laki-laki dan perempuan.
Mangulosi
adalah puncak dari prosesi Marunjuk. Kegiatan Mangulosi ini pasti dilakukan. Ulos sendiri
dijadikan simbol sebagai hadiah pernikahan yang memiliki arti berkat bagi kedua pengantin.
Dalam Mangulosi pun ada urutannya
Orang tua pengantin wanita memberikan Ulos hela kepada kedua pengantin. Sebelum
memberikan Ulos, biasanya ayah/ibu akan mandok hata atau memberi nasihat kepada kedua
pengantin agar bahagia dan pernikahannya diberkati Tuhan.
Hula-hula Paranak dan hula-hula Parboru juga akan Mangulosi pengantin. Salah satu boru (anak
perempuan) dari hula-hula Paranak memberikan amplop yang berisi uang kepada pengantin.
Hula-hula membawa 3 jenis yaitu Ulos, dekke, dan tandok. Sebelum memberikannya, salah satu
dari pihak hula-hula juga memberikan nasihat atau mandok hata.
2.3 Nama Nama Ulos Yang Digunkan Pada Adat Pernikahan Batak Toba
Ulos yang digunakan dalam acara adat masyarakat Batak Toba ini sangat berbeda dengan ulos
yang digunakan dalam acara adat perkawinan masyarakat Batak lainnya. Ulos yang digunakan
dalam acara Adat Perkawinan (dalam buku Raja Parhata dohot Jambar Hata Drs.Manahan
Radjagukguk) yaitu :
1. Ulos Panssamot atau Ragidup
adalah Ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin
laki-laki (hela).
2. Ulos Pengantin atau disebut juga Ragihotang
adalah ulos yang diberikan oleh Orang Tua pengantin perempuan kepada kedua pengantin.
3. Ulos Holong
adalah Ulos yang diterima atau diberikan oleh semua undangan yang hadir pada upacara
perkawinan. Ulos ini dapat diterima dari para undangan sampai ratusan.
4. Ulos Sadum
adalah ulos yang akan diberikan kepada Namboru (adik perempuan dari ayah) dari kedua
mempelai yang akan diuloskan oleh Hula-hula (adik atau abang laki-laki dari ibu.
5. Ulos Ragihotang
adalah ulos yang digunakan atau dipakai oleh semua laki-laki yang akan menghadiri pesta
perkawinan termaksud Orang Tua laki-laki dari kedua pengantin.
Didalam adat Batak Toba ada istilah Filosofi Adat yang disebut Dalihan Natolu yaitu tiga
tungku didalam adat Batak Toba yang merupakan suatu sistem kemasyarakatan pada
masyarakat Batak Toba tersebut. Dalihan Natolu ini mempunyai peran yang sangat penting
didalam setiap acara adat pada masyarakat Batak Toba dimanapun mereka berada. Dalihan
Natolu adalah somaba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru. Yang dimaksud
dengan Somba Marhula-Hula yaitu setiap insan suku Batak harus Hormat kepada Hula-hulanya,
kelompok kerabatan Hula-hula yaitu Tulang, Bona Tulang dan Bona Niari.Somba artinya
sembah, dimana masyarakat Batak Toba bersikap kepada Hula-hulanya Tangan harus turut
menyembah, tutur kata, cara duduk, dan semua tingkah laku harus turut menyembah yang
dilaksanakan dengan penuh hormat dan kesopanan.
Manat Mardongan Tubu maksudnya adalah agar suatu hubungan didalam kehidupan sehar - hari
maupun dalam upacara adat, setiap yang mempunyai saudara laki-laki harus bersikap was-was
atau hati-hati pada sikap tingkah laku satu sama lain. Agar hubungan kekeluargaan tetap utuh
didalam kelompok kekerabatan.
Elek Marboru artinya dimana seseorang harus bersikap lemah lembut terhadap borunya didalam
kehidupan sehari-hari, kerena borulah yang menjadi tiang beban didalam kehidupan sehari-hari.
Didalam acara adat masyarakat Batak Toba peran Dalihan Natolu ini sangatlah penting, baik
didalam acara tujuh bulanan, memasuki jabu, kelahiran termaksud upacara adat perkawinan
Masyarakat Batak Toba.
Ulos dalam acara Pernikahan
pemberian ulos kepada keluarga terdekat pihak keluarga mempelai laki-laki oleh keluarga pihak
mempelai perempuan, pemberian ulos ini haruslah yang sudah menikah dan penerimanya pun
yang sudah menikah, dan ulos yang diberikan adalah sebagai berikut:
• Ulos paramai untuk saudara laki-laki dari ayah mempelai laki-laki. Apabila tidak mempunyai
kakak atau adik, bisa juga digantikan anak dari kakak atau adik kakek si mempelai yang sudah
menikah.
• Ulos simandokkon untuk saudara lakilaki dari mempelai laki-laki. Apabila belum menikah
akan digantikan oleh anak dari kakak atau adik ayah si mempelai yang sudah menikah dan bisa
juga saudara dekat dari pihak semarga keluarga laki-laki yang sudah menikah.
• Ulos sihuti ampang untuk saudara perempuan pengantin laki-laki yang sudah menikah.
Apabila belum akan digantikan oleh saudara perempuan ayah si mempelai yang sudah menikah.
• Ulos pansamot adalah ulos yang akan diberikan orangtua si mempelai perempuan kepada
orang tua si laki-laki. Ulos ini tanda kasih sayang yang antar kedua pihak keluarga sudah
mempunyai hubungan yang sangat dekat. Pada saat memberikan ulos orang tua si perempuan
akan memberikan sepatah dua kata yang baik kepada orang tua si laki-laki.
• Ulos hela adalah ulos yang akan diberikan kepada si mempelai, yang akan dibarengi oleh
sebuah mandar hela (sebuah sarung). Ulos ini menandakan si mempelai laki-laki sudah menjadi
menantu yang sah dan untuk kain sarung agar si mempelai laki-laki pada saat kegiatan di
keluarga mempelai perempuan akan menjadi parhobas.
Kegiatan prosesi pemberian ulos ini semua pihak yang telah terlibat sudah menjadi keluarga
juga, terutama antar kedua belah pihak, masing-masing sanak keluarga kedua mempelai pun
sudah seperti keluarga nantinya. Penjelasan lebih lanjut siapakah yang menempati posisi
tersebut. Dalam posisi duduk setiap keluarga memiliki fungsi dan perannya masing-masing:
(1) Hula-Hula Posisi pertama; Hula-hula yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu si
mempelai.
(2) Tulang Posisi kedua; Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu si ayah
mempelai.
(3) Bona Tulang Posisi ketiga Bona Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki nenek si
ayah mempelai.
(4) Tulang Rorobot Posisi keempat Tulang Rorobot pihak pemberi istri, saudara laki-laki ibunya
si ibu mempelai.
(5) Hula-Hula Marhahamaranggi Posisi kelima Hula-Hula Marhaharanggi yaitu pihak pemberi
istri, saudara laki-laki istri, dari kakak dan adik dari ayah si mempelai (paman si mempelai).
(6) Hula-Hula Anak Manjae Posisi ke enam Hula-Hula Anak Manjae yaitu pihak pemberi istri,
saudara laki-laki istri dari anaknya
• Pengantin pria
Busana
• Ulos
Busana yang dikena
kan hanya berupa selembar ulos napinunsaan/ulos ragiidup yang dillitkan seperti memakai kain
sarung dengan rambu-rambu (bulu-bulu benang ) dibagian depan. Pada ujungny aterdapat hiasa
geometri yaitu silitong, yang melambangkan kekuasaan, hotang-hotang biawak, dan lain lain.
Ulos ragi hotang di selempengkan pada bahu kanan. Saat ini kebanyakan masyarakat
menggubnakan busana yang lebi praktis dan modren berupa jas kemeja,dan dasi.
• Celana
Pengantin pria memakai celana pendek tanpa baju. Saat ini kebanyakan masyarakat mengenakan
busana yang lebih praktis dan modren berupa celana panjang.
• Alas kaki
Pengantin pria mengenakan selop atau sepatu.
Perkembanngan saat ini
Perkembang adat batak sat ini sudah ada bebearapa proses yang dilewatkan ataun proses yang
telah diubah atau bahkan dilangkar dalam adat batak , diantaranya yaitu:
• Pakaian atau kebaya pada sejarah batak penganti wanita duluh itu memakai kebaya yang
berwarna putih akan tetapi dizaman sekarag ini zaman modern ini sudah banyak pengantin yang
mengenakan bebagai bentuk dan warna kebaya meraka daalam acara pernikahan begitu pula
dengan pengantin pria duluh itu memakai sarung akan tetapi pada zaman sekarang pengantin
pria sudah tidak memakai sarung lagi akan tetapi sudah mengenakan jas atau celana.
Selamat malam ibu dan teman-teman semua. Kami dari kelompok Batak Toba ingin
memberitahukan peralatan dan kosmetik apa saja yg akan digunakan.
ALAT :
+ Sponge foundation
+ Sponge bedak
+ Kuas make up
+ Penjepit bulu mata
+ Bulu Mata Atas & Bawah
KOSMETIK MAKE-UP
+ Pelembab
+ Primer
+ Foundation
+ Contour Cream
+ Contour Powder
+ Blush On Cream
+ Blush On Powder
+ Highlighter
+ Bedak Tabur
+ Bedak padat
+ Pensil alis
+ Pensil bibir
+ Eyeshadow (orange,coklat tua)
+ Eyeliner
+ Mascara
+ Lipstik
+ Concealer
+ Setting spray
+ Lem bulu mata
Tapanuli Selatan
Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia,
ibukotanya ialah Sipirok. Kabupaten ini awalnya merupakan kabupaten yang cukup luas dan
beribu kota di Padang Sidempuan. Daerah-daerah yang telah berpisah dari kabupaten Tapanuli
Selatan adalah Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Padang
Lawas Utara dan Kabupaten Padang Lawas. Budaya Tapanuli Selatan banyak dipengaruhi dan
didominasi oleh suku Batak. Dominasi Suku Batak membuat budaya di Tapanuli Selatan
mempunyai cirri khas tersendiri. Tetapi, sebagian besar masyarakat Tapanuli Selatan beragam
Islam sehingga nuansa keislaman sangat terasa. Saat acara pernikahan atau prosesi adat lainnya
akan sangat terasa nilai yang terkandung dalam agama Islam. Berikut beberapa proses adat
pernikahan cirri khas Tapanuli Selatan.
a. Mangairit Boru dan Manulak Sere. Adat ini wajib dilakukan dalam memilih pasangan
hidup sebelum dilakukan acara pernikahan. Pihak keluarga lelaki menyelidi asal usul
gadis yang akan dilamar agar tidak keliru memilih pasangan hidup. Setelah dipastikan
belum ada yang melamar kemudian dilakukan pertemuan dan musyawarah. Dalam
musyawarah itu dibahas waktu melamar, jumlah mas kawin dan hantaran lamaran.
b. Mangalehan Mangan. Sebelum menuju ke acara pernikahan, maka orang tua dari pihak
perempuan wajib menggelar acara untuk melepas putrinya dengan memberikan suapan.
Tradisi ini sebagai symbol pengasuhan terakhir dari orang tua kepada putrinya yang
akan menjadi mempelai pengantin. Acara ini hanya dilakukan oleh pihak mempelai
perempuan saja.
c. Mangalap Boru. Pihak mempelai lelaki beserta keluarganya datang ke kediaman
mempelai perempuan yang dipimpin oleh ketua adat. Mas kawin beserta hantaran
lamaran dibawa untuk diserahkan kepada pihak mempelai perempuan. Rombongan
mempelai laki-laki melakukan acara ketuk pintu dengan mengucapkan salam. Setelah
diterima barulah dilakukan acara yang sacral, yaitu ijab Kabul. Pakaian adat baru dipakai
setelah acara ijab Kabul selesai dan kedua pasangan sah menjadi suami istri.
Tidak hanya acara perkawinan saja yang masih sampai saat ini. Masih ada acara-acara adat
Tapanuli Selatan yang masih lestari hingga kini. Umumnya upacara adat ini Tapanuli Selatan
dimulai sejak mengandung, melahirkan,menyapih,pengobatan penyakit,mencegah malapetaka
dan upacara kematian. Masyarakat Tapanuli Selatan setia menjaga adat istiadat yang menjadi
kekayaan budaya Nusantara ini, mesi sudah berada di zaman yang serba modern ini.
Busana dan Perlengakapan Pengantin Wanita Tapanuli Selatan
a. Baju Wanita
Baju yang digunakan oleh pengantin wanita Tapsel terbuat dari bahan beludru bewarna
hitam, memakai hiasan tabor tabor berbentuk segitiga yang terbuat dari lempengan warna emas,
model baju bentuk kurung longgar tanpa kupnat, untuk bagian depan leher atau kerah memiliki
sedikit belahan, sedangkan bagian belakang dapat memakai resleting atau boleh memakai
kancing sampai bawah, panjang baju lebih kurang 10cm dibawah lutut termasuk hiasan dari
simata-mata bewarna merah, putih, dan hitam dengan motif hiasa raga-raga,ruang-ruang dan
bindu (motif khas Tapanuli Selatan) diatas simata-mata diberi bis bewarna emas sebanyak 2
baris sedangkan diujung lengan baju dibuat seperti akan bawa baju.
b. Kain
Kain yang dipakai pengantin wanita untuk bawahan adalah kain sarung bewarna merah
yang ditenun didaerah Tapanuli Selatan. Cara memakaikan kainnya yaitu kepala kain persis
berada ditengah tengah bagian depan kain dililitkan dari kiri kekanan dengan ketinggian
menutupi mata kaki kemudian dirapikan dan diberi konset.
c. Selempang
Selempang terbuat dari tenunan sipirok sebanyak 2 lembar cara memakaikan nya
diletakkan dibahu kiri dan kanan kemudian disilangkan di dada dan punggung sehingga ujung
selempang bertemu pada sisi pinggul kiri dan kanan.
• Selempang yang berada disebelah kanan bermakna kahaggi
• Selempang yang berada disebelah kiri bermakna mora
• Sedangkan sudut bagian bawah melambangkan anak boru
d. Sandal
Bentuk sandal yang dipakai adalah model pansus yang tertutup dibagian depan
dan terbuka pada bagian belakang, sandal memiliki tumit yang rendah dan bewarna
hitam.
e. Kalung
Selanjutnya perhiasan-perhiasan yang dipakai adalah gonjong atau kalung yang
terbuat dari kain beludru bewarna hitam yang ditaburi dengan lempengan emas
berbentuk pucuk rebung dan bulat-bulat melambangkan homat dan ramah tamah kepada
setiap manusia. Dibagian depan dan belakang berbentuk kepala gajah dan ekor tergulung
kepala melambangkan kekuatan dan dibawah gajah meong kembali dilambangkan
cahaya sinar bulan.
Bobat atau tali pinggang terbuat dari lempengan perak yang disambung-sambung
dilapisi dengan warna emas berbentuk lonjong sedang kepalanya juga berbentuk lonjong
tapi dengan ukuran lebih besar ini melambangkan keagungan.
g. Horis
Horis atau keris paruh onggang dipakaikan 2 buah setelah memakai tali
pinggang, yaitu horis yang bentuknya melengkung diselipkan disebelah kiri pusat sedang
harus dahulu berbentuk cabang diselibkan disebelah kanan pusat sehingga gagang horis
bertemu saling berpotongan melambangkan kebranian dan ketegaran untuk
mempertahankan martabat dan kehormatan keluarga .
h. Puttu
Puttu atau gelang yang terbuat dari lempengan bewarna emas. Gelang ini dipakai
kan diatas digunakan sebanyak dua, masing masing satu disetiap siku gelang pertama
tersebut puttu daboru dipakai di lengan kanan sedangkan yang satu lagi tidak terlalu
polos disebut puttu dalahi yang dipakai dengan kiri melambangkan keut uhan rumah
tangga.
i. Gelang
Sasilon sere atau kuku yang terbuat dari lempengan bewarna emas dan berbentuk
kuku panjang, dipakai dijari manis dan jari tengah melambangkan agar pengantin
mendapat harta kekayaan yang melimpah.
k. Bulang
Bulang terbuat dari bahan dasar emas sepuhan atau bahkan logam. Bulang sendiri
memiliki makna lambang kemuliaan dan merupakan simbol struktur kemasyarakatan.
Berbeda dengan perempuan, laki-laki Mandailing menggunakan penutup kepala yang
bentuknya khas. Penutup kepala pakaian adat Sumatera Utara ini disebutHiasan kepala
yang menyerupai tanduk kerbau ini terdiri dari beberapa tingkat. Konon, tinggi
rendahnya bulang menunjukkan jumlah hewan yang disembelih saat upacara adat.
l. Haronduk
Pengantin wanita memegang haronduk lengkap dengan perlengkapan sirih pada
waktu di pelaminan, dan pada saat keberangkatan pengantin disandang dengan tangan
sebelah kiri.
Sanggul khas untuk pengantin wanita Tapsel memakai bulang.Bulang tersebut dari
lempengan yang dilapisi dengan warna emas terdiri dari tingkat 1,2, dan 3.
• Tingkat 3 disebut bulang horbo dipakaikan oleh orang yang berketurunan bangsawan.
• Tingkat 2 disebut bulang hembeng dipakai oleh orang kebanyakan yaitu rakyat yang
masih ada hubungan keturunan dari orang bangsawan.
• Tingkat 1 bulang ini dipakai oleh kebanyakan orang yang tidak mempunyai hubungan
dan sangkut paut dengan orang bangsawan .
Namun pada masa sekarang ini sudah ada bulang tingkat 5,7 dan 9 orang yang
memakainya pun tidak dibeda-bedakan lagi dengan melambangkan kebesaran dan
kebangsawanan bulang ini mempunyai rantai yang tergantung pada bulang melambangkan
pernyataan maupun pesan bahwa apabila seseorang sudah memakai bulang berarti sudah
dituakan adat. Oleh sebab itu penglihatan sudah terbatas harus menjaga martabat dan wibawa
dalam berkeluarga, motif-motif daun melambangkan kesuburan atau masyarakat. Banyak pada
zaman dahulu kala yang memakai adalah orang bangsawan dan dipakai pada saat mengadakan
pesta adat atau horja godang tetapi pada saat sekarang ini sudah di pakai walau hanya
melaksanakan pesta kecil tanpa melalui upacara adat.
Adapun dalam pemasangan sanggul pada pengantin wanita Tapanuli Selatan yaitu
dengan memperhatikan ukuran besar sanggul dengan bentuk kepala model/klient yang
dijadikan pengantin Tapanuli Selatan serta memiliki lebar sanggul yang seimbang atau
harus kelihatan sedikit dari tampak depan . Ketinggian dari pembuatan sanggul juga
harus diperhatikan dengan tidak lewat dari 2-3 ukuran jari tangan dari batas pertumbuhan
rambut di kepala belakang.
Adapun Langkah pembuatan sanggul pengantin wanita Tapanuli Selatan, yaitu :
1. Pertama-tama menyisir rambut disisir ke arah belakang untuk menghilangkan
kekusutan rambut selanjutnya membagi rambut bagian depan dibagi dari ujung
telinga bagian kiri ke ujung telinga bagian kanan turun dari top crown lebih
kurang 5 jari rambut bagian belakang diikat atau di konde kemudian diikatkan
cemara sepanjang lebih kurang 100 cm.
2. Rambut bagian depan dibagi menjadi 3 bagian 2 bagian disamping kiri dan kanan
dan 1 bagian tengah rambut, bagian tengah disisir kebelakang disatukan dengan
ikatan konde.
3. Pembentukan Sanggul :
• Cemara yang diikatkan pada konde sisir dengan rapi agar serat rambut kelihatan
searah lalu cemara sedikit agak dipilin supaya kelihatan sanggul senyawa.
• Tangan kiri berada di bawah ikatan cemara lalu rambut ditekuk ke arah atas sisa
rambut dililitkan ke ikatan konde ditarik ke tengah dan bentuknya agak menonjol
sedikit ke atas kemudian sanggul dirapikan bentuk bulat pada tengahnya dan agak
lonjong sedikit ke atas besar sanggul disesuaikan dengan bentuk wajah.
• Mengetatkan sanggul setelah sanggul dirapikan kemudian diberi hairspray lalu
diketatkan dengan jepit harnal atau jepit lidi setelah sanggul rapi dan ketat lalu
dipasang ornamen selengkapnya.
• Ornamen sanggul yang berada ditengah-tengah dipakaikan paku palu sebanyak 5,7,
dan 9 buah kemudian diberi harnet Batak, harnet yang lubangnya agak kecil
gunanya untuk menjaga agar paku-paku tidak jatuh tangkai jarunjung dipasang
diatas sanggul anatara sanggul dengan kepala suri-suri dibelakang tangkai jarunjung
lalu diperkuat dengan harnal pada keduanya , jagar jagar diselipkan sisi kanan kiri
bulang.
4. Pemakaian Bulang
• Cara pemakaian bulang adalah bulang diukur persis ditengah kening posisi bulang
simetris diatas alis pertemuan rantai yang terdapat pada bulang berada pada
tengah-tengah antara kedua alis mata tali bulang diikat kearah belakang dibawah
ikatan rambut kemudian diikat kencang-kencangnya gunanya agar bulang tidak
oleng atau longgar kemudian rambut diatas kiri kanan telinga di sasak dan
dirapikan dibawa kearah belakang sehingga tali bulang tertutup lalu dijepit.
• Terakhir, pakaikan baju dan aksesoris pengantin Tapanuli Selatan.
1. Foundation
Foundation yang digunakan pengantin tapsel mengikuti warna kulit, dinaikan 1 tingkat
dari warna kulit.
2. Blush on
Blush on yang digunakan pengantin tapsel yaitu merah samar (pink kemerahan /
dominan warna merah ).
4. Eyeshadow
Pada kelopak mata berwarna merah dengan bauran warna emas [dominan warna merah]
, sudut mata bewarna cokelat kehitaman.
5. Lipstik
Pada lipstik menggunakan warna merah cerah / merah darah.
baju godang (baju kebesaran) atau baju teluk belanga berbentuk jas tutup dari bahan beludru
warna hitam, sebagai simbol keagungan.dipadankan dengan celana panjang hitam.
B. Kain
C. Keris
Dua buah keris pun terselip pada pending bobat yang ada dibalik lipatan kain sesamping.
D. Ulos gondang
Ulos gondang tersampir di bahu kanan, menambah gagah sang raja sehari.
E. Ampu
Ampu digunakan oleh para raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam yang terdapat pada
Ampu memiliki fungsi magis sedangkan warna emas menunjukkan simbol kebesaran.
Setelah wajah lembab, berikan sentuhan bedak tabur, aplikasikan secara tipis-tipis dan
merata dengan menggunakan spons wajah atau kuas aplikator.
Kemudian berikan sentuhan liptin atau pewarna bibir agar tampak lebih segar dan tidak
pucat, gunakan warna liptin sesuai dengan warna bibir klient atau 1 tingkat diatas warna
bibir (warna nude).Aplikasikan secara tipis dan merata.
Pengantin Sunda Siger Modifikasi
Tata rias pengantin di setiap daerah memiliki pakem dan tata cara adat istiadat
yang berbeda, seiring berkembangnya zaman, busana pengantin telah mengalami
banyak perkembangan dari pakemnya. Model busana selalu berubah setiap waktu,
termasuk model berbusana pengantin muslim. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
tata riasnya yang juga harus mengacu pada syariat islam, khususnya pada tata rias
yang dilengkapi dengan kerudung atau jilbab. Pada tata rias pengantin muslim seluruh
tubuh tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Menurut Riefky (2012:15), tata rias
pengantin merupakan karya seni budaya yang berkembang di dalam sebuah kelompok
masyarakat dan keberadaanya selalu dicoba untuk dilestarikan. Sebagai sebuah karya
seni, tata rias pengantin juga mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
lingkungan dan hidup manusia itu sendiri.
Tata rias pengantin Sunda Siger Modifikasi adalah mengubah atau mengadakan
perubahan pada tata rias pakem namun masih mengandung unsur tradisional,
sedangkan tata rias pakem adalah tata rias yang digunakan dengan gaya dan tradisi
masing-masing, disetiap daerah berbeda-beda. Contohnya kita bisa menggunakan hijab
pada pengantin modifikasi.
1. Busana Pengantin Wanita Modren Berhijab, Selayar, Kain Penutup Kepala, Tali
Pinggang
2. Tibododo, Lalaran
3. Kembang Goyang
4.Gelang
5.Sepatu High heels
- Membentuk alis
- Pengaplikasian eyeshadow berwarna peach sebagai dasar setelah itu membuat cut
crease , isi cut crease menggunakan warna keemasan, pada ujung mata beri warna
coklat tua
- Pengaplikasian highlitter
- Pertama sisir rambut model dengan rapi lalu ikat menjadi satu
- Setelah rambut diikat satu kemudian rambut dikepang dan digulung dijepit
menggunakan kep lidi
- Pasang sanggul ukel tekuk dan dipasang dengan menggunakan harnal besar
tidak lepas.
- Pemasangan kembang goyang 7 buah.
- Pasangkan penutup sanggul dari roncean melati kemudian rapikan dan jepit agar
tidak lepas.
- Bentuk daun sirih agar membentuk bangun datar laying-layang kemudian tempelkan
ditengah kening.
- Lakukan pemasangan tibododo.
- Pasangkan gelang yang berada di lengan
- Pengaplikasian highlitter
❖ Tahapan Pemakaian Hijab
- Pertama sisir rambut model dengan rapi lalu ikat menjadi satu
- Setelah rambut diikat satu kemudian rambut dikepang dan digulung dijepit
menggunakan kep lidi
- Pasang sanggul ukel tekuk dan dipasang dengan menggunakan harnal besar
- Letakkan Lalaran diatas sanggul kemudian jepit ujungnya agar tidak lepas.
- Setelah itu, pasangkan siger dikepala model kemudian dikaitkan agar kencang dan
tidak lepas.
- Pemasangan kembang goyang 7 buah.
- Pasangkan penutup sanggul dari roncean melati kemudian rapikan dan jepit agar
tidak lepas.
- Bentuk daun sirih agar membentuk bangun datar laying-layang kemudian tempelkan
ditengah kening.
- Lakukan pemasangan tibododo.
- Pasangkan gelang yang berada di lengan