Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KULIAH UMUM TATA RIAS PENGANTIN

PAES AGENG DAN SOLO BASAHAN

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rias Pengantin Jawa
yang diampu oleh:

Maria Krisnawati S.pd, M.sn

Disusun Oleh:

Donna Yasyfi Fabiola Safitri


(5402416018)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun laporan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan
praktikum ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada penulis sehingga
penulis dapat memperbaiki laporan praktikum ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari laporan ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Semarang, 22 Mei 2019

2
BAB I

ISI

A. Pengertian Tata Rias Pengantin Paes Ageng Yogyakarta dan Solo Basahan
Tata rias dan busana pengantin adalah karya seni yang berkembang
di dalam sebuah kelompok masyrakat yang keberadaannya selalu berusaha
untuk dilestarikan. Sebagai bentuk karya seni, tata rias pengantin
mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan lingkungan sosial
dan hidup manusia. Pada masa dahulu kala, masyarakat selalu tertib
melaksanakan segala sesuatunya sesuai dengan aturan yang ada.
Sedangkan pada zaman sekarang, tidak banyak lagi yang dilakukan secara
lengkap dan tertib.
Tata Rias Pengantin Yogya Paes Ageng Kanigaran adalah salah
satu dari sekian jenis Tata Rias Pengantin yang sudah diangkat menjadi
salah satu kategori mata ujian uji kompetensi yang memiliki pakem-pakem
tertentu yang berdasar kekhasan tata rias pengantin Paes Ageng. Berpijak
dari keunikan seni tata rias pengantin Paes Ageng, Tata Rias Paes Ageng
Kanigaran untuk memenuhi trend tata rias pengantin modern dan selera
konsumen, Kita bisa mempercantik penampilan tata rias namun harus
tetap mempelajari dan memahami akar budaya karena kita harus tetap
melestarikannya.
Tata rias pengantin Solo Basahan adalah salah satu tata rias
pengantin yang dimiliki daerah Jawa Tengah. Pada masanya, tata rias ini
hanya dipakai oleh raja-raja saja. Namun sekarang, tata rias solo basahan
sudah dapat dipakai oleh siapapun. Selain hadir pada dodot motif alas-
alasan juga hadir pada cunduk mentul yang berderet rapi menghiasi
sanggul bokor mengkurep pengantin putri. Ada makna khusus yang
terkandung ketika kain ataupun hiasan kepala dipenuhi dengan simbol dari
binatang yang ada di hutan ini. Yaitu menggambarkan beberapa sifat

3
binatang yang juga tertanam di dalam diri manusia. Salah satunya adalah
bunga matahari, yang memberi arti bahwa seorang istri selayaknya
menyerupai matahari yang selalu menyinari seluruh keluarga. Sementara
menjangan sebagai salah satu motif, memberikan anjuran bagaimana
seorang istri harus lincah dan dapat mengerjakan berbagai hal. Lukisan
paes indah menghias dahi sang ratu sehari, terbagi menjadi empat. Bagian
tengah yang berbentuk bulat dan paling besar dinamakan gajahan, di
kanan dan kirinya disebut pengapit, disebelah pengapit disebut penitis, dan
bagian paling luar dinamakan godek. Ronce melati hadir mempercantik
sanggul, dengan roncean panjang hingga ke dada yang dinamakan juga
tiba dada (bunga di dada).

B. Alat-alat, bahan, dan kosmetik


1. ALAT dan BAHAN:
a. Pembersih (Milk cleanser)
b. Penyegar (Toner)
c. Kapas’
d. Hair band
e. Handuk
f. Kuas
g. Sponge
h. Tissue
2. KOSMETIK:
a. Base makeup/primer dan moisturizer
b. Concealer
c. Foundatiom
d. Shading cream
e. Bedak tabur
f. Bedak padat
g. Shading powder
h. Blushon

4
i. Highlighter
j. Pensil alis
k. Eyebase
l. Eyehshadow
m. Eyeliner
n. Mascara
o. Bulu mata palsu
p. Lem bulu mata
q. Lipstick

C. Praktik Rias
1. Paes Ageng
a) Sebelum merias wajah , rambut disisir dan diambil lebih
kurang satu jari bagian tengah ubun-ubun, untuk membuat
lungsen. Rambut diikat setinggi lebih kurang satu telapak
tangan dari batas pertumbuhan rambut bagian tengkuk.
Rambut dibuat sanggul onthel.
b) Membersihkan wajah dengan cream pembersih / susu
pembersih yang sesuai dengan jenis kulit.
c) Memberi penyegar pada wajah sesuai dengan jenis kulit
d) Memberi pelembab pada wajah
e) Membuat jahitan mata
f) Membuat jahitan alis (dalam tata rias kali ini jahitan mata
dan jahitan alis diganti dengan riasan eyeshadow)
g) Memakaikan celak dan maskara untuk memperindah mata
h) Memberi alas bedak dan bedak pada wajah, leher,
tengkuk,tangan dan kaki. Warna alas bedak dan bedak
kuning kejihau-hijauan
i) Memberi bedak padat sebagai sentuhan terakhir .
pemakaian dengan saput atau spons bedak.

5
j) Membentuk alis berbentuk tanduk rusa atau istilahnya
menjangan ranggah dengan pensil alis warna hitam, ujung
alis bagian atas / ranggah mengarah keujung penitis kurang
lebih satu ibu jari dari ujung penitis. Alis bagian bawah
mengarah ke sogokan pangkal penitis dan godheg.
k) Pemerah bibir, membentuk bibir dengan pensil bibir,
mengoleskan atau meratakan pemerah bibir berwarna
merah sirih dengan kuas bibir. Mengoleskan lips gloss.
l) Membuat ukuran paes:
 Penunggul, pangkal penunggul dengan ukururan
tiga jari.
 Pengapit dengan ukuran tiga jari dikurangi untuk
sogokan pada pangkalnya.
 Penitis, pangkal penitis dengan ukuran dua setengah
jari.
 Godhek, pangkal godheg dengan ukuran lebih
kurang dua jari. Ujung godheg dengan ukuran satu
jari dari daun telinga bagian bawah, kedepan lebih
kurang satu setengah sampai dua jari.
m) Membuat cengkorongan Paes :
 Penunggul berbentuk pucuk daun sirih, atau mucuk
sedah.
 Pengapit berbentuk kudhup bunga kanthil atau
ngudup kanthil.
 Penitis berbentuk pucuk daun sirih/ mucuk sedah.
 Godheg berbentuk pangot/mangot. Cengkorongan
paes ini perbandingannya 3: 3 : 2,5. Semua ujung
paes mengarah ke ujung hidung, istilahnya wondo
luruh.
 Paes di hitamkan dengan pidih hitam yang pekat/
kental, pidih dioleskan agak tebal supaya prodo

6
mudah menempel dan tidak pecah. Cara
mengoleskan pidih dengan welat.
n) Memasang prodo. Prodo telah digunting lebih kurang 3 mm
, kemudian ditempelkan pada tepi paes mengikuti bentuk
paes.
o) Mengisi paes dengan kinjengan. Kinjengan ini terbuat dari
prodo yang berbentuk kinjengan.
 Penunggul diisi kinjengan bersayap
 Pengapit diisi kinjengan tak bersayap
 Penitis diisi kinjengan bersayap
 Godheg diisi kinjengan tak bersayap
 Memasang sepasang subang romyok/ bumbungan
 Memasang sepasang centhung, jarak centhung lebih
kurang tiga jari satu dengan yang lainya berarak.
Ujung centhung agak masuk sedikit pada pangkal
penunggul.
 Memakaikan sumping dari daun kates muda/ pupus
yang dibentuk seperti daun sirih dengan diberi pidih
dan prodo.
p) Memasang sanggul:
 Rambut disisir rapi ke belakang secara hati-hati agar
tidak mengenai Cengkorongan paes yang sudah
diprada.
 Rambut disisir rapi ke belakang , kemudian diikat
dengan feter . tinggi ikatan kurang lebih satu geblok
( telapak tangan) dari pangkal pertumbuhan rambut
bagian bawah/ tengkuk.
 Memasang rajut pandan . Rajut Pandan merupakan
rajut panjang yang diisi irisan daun pandan
sepanjang kurang lebih dua jengkal ditambah empat
jari. Rajut pandan dipasang melingkari ikatan

7
rambut. Ujung dan pangkal rajut pandan sebaiknya
bertemu/diletakkan di bawah ikatan rambut,
kemudian ditusuk dengan harnal agar kuat.
 Rajut pandan tersebut ditutup dengan rambut
pengantin sampai rata dan rapi. Caranya , rambut
asli dibagi empat, kemudian ditutupkan bagian atas
lebih dahulu dan dibantu dengan harnal agar kuat
dan bentuk sanggul tidak berubah. Kemudian
ditutupkan bagian kanan , kiri dan bawah sambil
diratakan dan dirapikan, sehingga rajut pandan
tertutup seluruhnya dengan rambut .
 Setelah rapi kemudian ditutup dengan rajut hitam.
Selanjutnya lungsen dibuka dan ditarik ke bawah
membelah sanggul menjadi dua bagian. Tepat di
bawah sanggul lungsen dikuatkan dengan harnal
agar posisi belahan sanggul tidak berubah.
Kemudian sisa lungsen diputar searah jarum jam
sampai habis . jarak sanggul bagian bawah dengan
pangkal rambut bawah/tengkuk kurang lebih dua
jari. Atau melihat keadaan leher calon pengantin,
apabila lehernya pendek ukurannya dapat ditambah.
q) Memasang teplok (rajut melati) . bentuknya bujur sangkar
berukuran 25cm2. Bagian tepi teplok diberi tali melingkar
agar bila di pasang menjadi lebih kuat. Caranya teplok
ditutupkan pada sanggul pandan dan kedua ujung tali jatuh
di bagian atas. Tali tersebut kemudian ditarik ke atas dan
diikat menjadi satu, selanjutnya ditarik ke bawah melalui
tengah-tengah sanggul sampai ke bawah,lalu dimatikan
dengan harnal . sisa tali tersebut dililitkan ke kiri dan ke
kanan sanggul, kemudian diikat di bagian atas . maka
terbentuklah Sanggul Bokor.

8
r) Pasangkan bunga gajah ngoling di bagian belakang bawah
sanggul letaknya 2 jari dari batas benang yang ditengah
sanggul.
s) Pasang bunga jebehan sritaman dikanan kiri sanggul dan
t) Memasang dodot:
 Pertama, sebelum memakaikan dodot, terlebih
dahulu kita harus memakai kain cinde yang
panjangnya kira-kira 3,5 meter.
 Kemudian, kain cinde dililitkan seperti saat
memakaikan kain biasa, tetapi disisakan panjangnya
1,4 meter.
 Sisa kain ditarik kebawah dan dibuat wiru yang rapi
sampai kebawah kemudian sisanya dimasukkan
antara kedua kaki dan ditarik kebelakang. Sehingga
terlihat terlepas atau nglewer dibawah, dan inilah
yang dinamakan seredan.
 Pinggang diikat dengan setagen dan ditutup dengan
streples atau kemben.
 Sebelum dodot dibelitkan, maka harus diukur lebih
dahulu panjang kain dan disesuaikan dengan tinggi
pengantin.
 Cara mengukur, lipatan dodot dibalik ( brom
didalam , kemudian ujung lipatan dodot yang tanpa
blenggen ( gombyok ) diambil dan diukur dari
bawah lutut sampai ke ketiak, kemudian batas ini
dilipat memanjang kurang lebih 2 meter. Ujung
lipatan ini ditempelkan dibawah ketiak kanan dan
dipeniti.
 Bagian dodot yang bawah dibalik keatas, diambil
sered/ pinggirannya dan dijadikan satu dengan

9
ujung yang dipeniti tadi. Lipatan ini diteruskan
memanjang sama dengan lipatan dibawahnya.
 Sisa lipatan dodot diambil dan dilipat keatas dan
dipeniti dari dalam kemudian dibawa kearah bawah
payudara dan sisanya dibelitkan melalui belakang
dilanjutkan kerah depan menuju pangkal dodot dan
dijadikan satu dengan ujungya.
 Sisa kain dibelitkan kebawah kiri payudara, sampai
disini sered harus ditutup dengan lipatan diatasnya
dan ditarik dirapikan dan diteruskan menuju arah
pinggang kanan, ditempelkan dengan peniti.
 Periksa pinggiran dodot bagian bawah, pinggiran ini
harus rata letaknya dan tingginya harus sama
dengan ujung yang dalam.
 Sisa kain ditarik keatas dan sambil mewiru
dijadikan satu genggaman kemudian dikaitkan
ditangan kanan pengantin.
 Dari bawah tangan pengantin ini wiru diatur rapi
sebesar 3 jari menuju bawah.
 Wiru diatur rapi dan dijepit dengan jepit bebek,
sehingga bagian perut pengantin kelihatan rapi tidak
ada lipatan-lipatanya.
 Kemudian ujung dodot yang ada blenggennya (
gombyok ) diambil dan diwiru selebar ¾ jengkal
sampai habis. Pada waktu membuat wiru blenggen
harus berada disebelah kanan, brom berada diluar.
 Pangkal wiru dimasukkan ke tangan pengantin (
mepet perut ), wiru masih tetap dipegang rapat.
 Kemudian udet ditali dibagian muka tengah.
Sisanya dibentuk pita, ujung udet menjuntai ke
bawah, jangan sampai melebihi pinggir dodot.

10
 Kemudian dipasangkan januran slepe dengan jarak
kurang lebih 1 ibu jari dibawah udet.
 Kemudian sisa wiru yang dipegang oleh pengantin
dilepas dan dibuat contok, pangkal contok
berbentuk seperti kerucut.
 Cara membuat contok, sisa wiru yang memanjang
dilingkarkan ke belakang di atas pantat pengantin
menuju ke pinggang kiri sebelah muka, di lekatkan
dengan peniti, dan sisa contok menjuntai ke bawah
dan dirapikan, panjangnya jangan sampai melebihi
dodot sebelah bawah. Kelebihan contok ini
dinamakan kunco.
 Buntal dipasang di atas blenggen belakang dan
kedua ujungnya berada di depan di kanan kirinya
slepe batokan. Jarak antara slepe batokan dengan
buntal kira-kira 4 jari.
 Memasang perhiasan. Bross dipasang dipangkal
kunco dan ditengah dada, memasang kalung,
subang, gelang, cincin.
 Memakai selop.

2.

11
BAB II

PENUTUP

Demikian laporan hasil praktikum tata rias pengantin Bali Payas Agung. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat serta dapat menambah kreatifitas dan
wawasan bagi para pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
dari segi pengetikan maupun dalam penyusunan materinya maka penulis masih
sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca.

12
LAMPIRAN

Hasil Praktikum

1. Before

13
2. After

14

Anda mungkin juga menyukai