Dosen pengampu:
Maria Krisnawati, S.Pd, M.Sn
Disusun oleh :
Kamilatul Khafidloh (5402416026)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktek
pengeritingan rambut dari mata kuliah Rias Pengantin Jawa dan menyelesaikannya
dengan baik hingga menjadi sebuah laporan resmi praktikum. Laporan yang saya susun
dengan sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Rias Pengantin Jawa. Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak
lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran kegiatan praktek ini, khususnya :
1. Kepada Ibu Maria Krisnawati, S.Pd, M.Sn selaku dosen pengampu kami.
Penulis
FORMULIR NAMA : Kamilatul
Khafidloh
NIM : 5402416026
Laporan
Pengantin Solo Basahan
Halaman
LAPORAN
I. JENIS KEGIATAN
Tata Rias Pengantin Solo Basahan.
Seni Tata Rias Pengantin Solo Basahan adalah salah satu dari sekian jenis Tata
Rias Pengantin yang sudah diangkat menjadi salah satu kategori mata ujian uji
kompetens yang memiliki pakem-pakem tertentu yang berdasar kekhasan tata rias
pengantin Solo Basahan. Berpijak dari keunikan seni tata rias pengantin Solo
Basahan untuk memenuhi trend tata rias pengantin modern dan selera konsumen
kita bisa mempercantik penampilan tata rias namun harus tetap mempelajari dan
memahamii akar budaya karena kita harus tetap melestarikannya.
Tata rias pengantin solo merupakan salah satu tata rias pengantin yang banyak
diminati oleh konsumen khususnya di darerah Jawa Tengah karena gaya pengantin
ini akan membuat pengantin wanita tampak lebih anggun. Hal ini dikerenakan pada
tata rias pengantin solo putri terdapat rias dahi (paes) dengan bentuknya yang
melengkung ( luwes) sehingga menambah keanggunan pengantin wanita.
Paes merupakan riasan di daerah dahi yang berwarna hitam atau hijau. Paes pada
tata rias pengantin gaya solo terdiri empat (4) bagian, yaitu gajahan, penitis,
pengapit dan godeg. Beberapa bagian paes tersebut memiliki bentuk yang berbeda,
gajahan bentuknya seperti ujung telur bebek, penitis pentuknya kuncup bunga
kantil, penitis bentuknya ujung telur ayam dan godeg seperti bunga turi.
5. Cithak : Hiasan berbentuk belah ketupat ini menjadi simbol kalau permepuan
harus fokus dan setia
6. Alis menjangan : Bentuk alis pengantin Jawa dibuat bercabang dan disebut alis
menjangan. Bentuknya terinspirasi dari tanduk rusa, dan maknanya pun berasal
dari hewan itu. Perempuan harus memiliki tiga karakter yang dimiliki rusa,
yaitu cerdik, cerdas, dan anggun.
sanggul Bokor Mengkurep berarti pengantin wanita diharapkan dapat mandiri dan
selalu nerima ing pandum (Selalu bersyukur atas segala pemberian Tuhan).
Bentuk Sunggaran di samping kanan-kiri dekat telinga bermakna mau
mendengarkan nasihat yang baik, 9 Cunduk Mentul motif alas-alasan diharapkan
dapat menghadapi kehidupan secara bijaksana, hiasan Sempyok Garuda yang
dipasang di belakang sanggul bermakna agar selalu waspada, hiasan cunduk
jungkat dan centung bermakna kesucian wanita dan sisir/keketan bermakna agar
sebagai istri selalu setia pada suami.
Adapun peralatan dan bahan sanggul yang digunakan adalah Rajut berisi rajangan
pandan halus, juga cemara pupuk dan lungsen palsu jika rambut pengantin wanita
pendek. Selain itu dibutuhkan harnal Penjepit, Sisir, minyak urang-
aring, pomade, danhairspray.
Untuk hiasan sangul juga menggunakan Roncean melati
bulat kawungan dan roncean melati tiba dada wiji timun. Makna dari roncean
melati ini adalah bahwasanya seorang istri harus mampu menjaga keutuhan rumah
tangga dengan berpegang teguh pada petunjuk Tuhan Yang Maha Esa.
aksesorisnya yaitu cundhuk jungkat, centhung dua buah, cundhuk mentul sembilan
buah dengan corak kalas-alasan, sempyok yang berbentuk garuda dan tiba dada
wiji timun. menggambarkan beberapa sifat binatang yang juga tertanam di
dalam diri manusia. Salah satunya adalah bunga matahari, yang memberi arti
bahwa seorang istri selayaknya menyerupai matahari yang selalu menyinari
seluruh keluarga. Sementara menjangan sebagai salah satu motif, memberikan
anjuran bagaimana seorang istri harus lincah dan dapat mengerjakan berbagai
hal.
Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung
(simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba
Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti
kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang
di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri
dan kanan masing-masing 3 buah. Sedangkan Sintingan terdiri dari 2 buah bunga
kantil, yang dipasang dengan cara diselip pada rambut di sebelah kiri sanggul tepat
di belakang telinga. Cunduk Jungkat berupa hiasan yang dipasang dari arah depan
di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah
kiri dan kanan. Borokan berupa 4 atau 5 bunga melati yang ditusuk dengan lidi dan
dipasang di sebelah kiri Cunduk Jungkat. Terakhir, Tiba Dada Bawang Sebungkul
adalah rangkaian bunga melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan
teruntai hingga dada sebelah kanan. Sebagai pelengkap adalah subang, kalung,
gelang dan cincin
Dodotan adalah kain beserta perlengkapannya yang dikenakan pada pengantin Solo
Basahan. Adapun dodotan ini terdiri dari kain kampuh dodot warna hijau yang
dipadu prada warna emas bermotif alas-alasan beserta motif blumbangan, kemudian
ada Stagen, Udet Cinde sepanjang 2,5 meter motif cakar sebagai ikat
pinggang, janurandan Buntal Udan emas.
Motif batik alas-alasan pada kampuh dodot ini memiliki ukuran panjang sekitar 4,5
meter, memiliki makna hayati yakni menyatunya jiwa raga dengan alam, selain itu
juga bermakna kemakmuran serta kewibawaan. Secara lebih rinci, motif alas-
alasan ini terbentuk dari berbagai ragam hias stilasi flora fauna seperti garuda, kura-
kura, ular, burung, gunung, gajah dan lain sebagainya yang menggambarkan
keselarasan alam.
Dalam memakai kampuh dodot ini, ada bagian-bagian tertentu yang memang
memiliki makna tersendiri, misalnya bentuk kunco di sisi samping memiliki makna
kejujuran, keterbukaan atau tidak menyembunyikan sesuatu. Sedangkan
bentuk Songgo Pocong/Bocong yang terletak di bagian pinggang belakang
pengantin wanita memiliki makna agar keluarga selalu berhati-hati dalam
mengelola rejeki atau mampu berhemat.
Motif blumbangan (*blumbang adalah tempat/sumber air) pada kampuh dodot
bermakna sumber kehidupan, Januran berasal dari kata janur (Sejane Nur) yang
bermakna petunjuk/cahaya Tuhan, dan udet cinde motif cakar bermakna
kemandirian dalam mencari rejeki.
Sedangkan buntal Udan Emas adalah roncean berbagai daun dan bunga, terdiri dari
daun krokot bermakna kuat dalam hati, pupus pisang bermakna cinta sejati, daun
beringin bermakna pengayom/pelindung, daun bayem atau bayam
bermakna ayem/damai, daun pandan berarti sepadan, bunga ningkir (wening ing
pikir) bermakna bening di pikiran, dan bunga kantil yang bermakna
kesetiaan (tansah kumanthil).
d.Persiapan klien
Mempersilahkan klien duduk
Melepas aksesoris pada kepala klien
2. Praktik 60 menit
a. Pembersihan.
b. Aplikasikan alas bedak sesuai warna kulit
c. Aplikasikan shading pada pipi,dagu dan samping
kanan kiri bidang hidung dan Highlight pada
batang hidung dan bawah mata.
d. Aplikasikan bedak padat ke seluruh
wajah,semprot air mineral yg mengandung
oksigen. Lalu aplikasikan bedak padat warna
gelap pd pipi untuk penegasan shading
e. Aplikasikan perona pipi
f. Lukis alis membentuk menjangan ranggah .
MEMAKAI DODOTAN