Anda di halaman 1dari 21

TUGAS UAS MAKALAH

SANGGUL PINKAN

Dosen Pengampu :

Dra. Lilis Jubaedah

Disusun Oleh : KELOMPOK 2

 Devika Ayu Indriani (1516619014)


 Fadilla Putri Awalia (1516619028)
 Faradila Lativa Ahmad (1516619042)
 Nadya Nur Azizah (1516619047)
 Nurul Izzati Purnamasari (1516619054)
 Habira Rusyda Maliki (1516619065)

Program Studi Pendidikan Vokasional Tata Rias


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
2019
KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat dan SANGGUL PINGKAN dapat di selesaikan

untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah SANGGUL TRADISIONAL.

Kami menyadari sepenuhnya atas kekurangan makalah ini. Oleh sebab

itukritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini

sehingga dapat menjadimakalah yang lebih baik lagi.Harapan kami semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik sekarangmaupun

dimasa yang akan datang.

Jakarta, 30 Desmber 2021

( )

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 Pengertian dari sanggul pinkan....................................................................................3
2.2 Sejarah singkat sanggul pinkan....................................................................................3
2.3 Tujuan dari sanggul pinkan.........................................................................................3
2.4 Riasan wajah daerah sulawesi utara...........................................................................4
2.5 Langkah-langkah damam Riasan................................................................................5
2.6 Busana dan aksesoris adat dari sulawesi utara...........................................................6
2.7 Alat dan bahan diperlukan di sanggul pinkan..........................................................12
2.8 Langkah-langkah membuat sanggul pinkan............................................................14
BAB III...................................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................................16
Kesimpulan........................................................................................................................16
Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Propinsi Sulawesi Utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing-


masing masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas.
Menjelang akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko,
salah satu tempat di Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian
Ambowailan (ambelan), yang bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu
mempunyai rambut yang sangat panjang hingga mencapai lantai. Rambut
itu selalu dikepang (dicako). Pada saat-saat tertentu, rambutnya dikonde
atau ditaldimbu kun (bahasa Tombulu) atau diwulu’kun (bahasa
Tontemboan). Jadi, kreasi konde ini berasal dari seorang gadis yang
bernama Pinkan, yang kemudian pada abad ke 19 ini makin
disempurnakan.
Jenis sanggul di daerah Minahasa Konde seorang gadis atau ibu-ibu
muda berbeda dengan konde kaum ibu yang sudah lanjut usia (setengah
umur). Dalam kehidupan sehari-hari, rambut mereka hanya dikepang dua
atau dikepang satu (cako) dan kepangnya dilepas. Untuk keperluan pesta
upacara resmi, pernikahan, rambut yang biasanya dikepang itu dikonde.
Sanggul-sanggul asli yang dikenal di daerah itu terdiri dari empat macam,
yaitu: Sanggul Manado/Minahasa, Sanggul Gorontalo, Sanggul, Bolaang
Mongondow, Sanggul Sangir Talaud.
Sanggul yang berasal dari Minahasa, yaitu sanggul konde pinkan. Konde
adalah sanggul, sedangkan kata pinkan yang berasal dari nama seorang
gadis cantik yang berasal dari Minahasa.

1
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah


adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sanggul pinkan ?
2. Bagaimana sejarah singkat sanggul pinkan ?
3. Apakah tujuan dari sanggul pinkan ?
4. Bagaimana dengan riasan wajah sulawesi utara ?
5. Bagaimana dengan busana dan aksesoris adat dari sulawesi utara ?
6. Apa saja alat dan bahan diperlukan di sanggul pinkan ?
7. Bagaimana langkah-langkah membuat sanggul pinkan ?

1.3 Tujuan Penulisan

2.Menjelaskan pengertian dari sanggul pinkan


3.Menjelaskan sejarah singkat sanggul pinkan
4.Menjelaskan tujuan dari sanggul pinkan
5.Mengetahui riasan wajah daerah sulawesi utara
6.Mengetahui busana dan aksesoris adat dari sulawesi utara
7.Menjelaskan alat dan bahan diperlukan di sanggul pinkan
8.Menjelaskan langkah-langkah membuat sanggul pinkan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari sanggul pinkan

Konde artinya sanggul, sedangkan kata pinkan berasal dari nama seorang
gadis yang berasal dari Minahasa. Dalam kehidupan sehari-hari wanita
Minahasa biasanya hanya mengepang rambut mereka dan kepangnya
dilepas. Namun, untuk keperluan pesta upacara resmi, pernikahan, rambut
yang biasanya dikepang itu dikonde.

2.2 Sejarah singkat sanggul pinkan

Propinsi Sulawesi utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing-masing


masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas. Menjelang
akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko, salah satu tempat di
Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian Ambowailan (ambelan),
yang bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu mempunyai rambut yang
sangat panjang hingga mencapai lantai. Rambut itu selalu dikepang
(dicako). Pada saat-saat tertentu, rambutnya dikonde atau ditaldimbu kun
(bahasa Tombulu) atau diwulu’kun (bahasa Tontemboan). Jadi, kreasi
konde ini berasal dari seorang gadis yang bernama Pinkan, yang kemudian
pada abad ke 19 ini makin disempurnakan.

2.3 Tujuan dari sanggul pinkan

 Mengkoreksi, tidak semua dari manusia itu memiliki bentuk kepala


dan bentuk wajah yang ideal. Dengan menggunakan Sanggul ,
koreksi bentuk kepala dan bentuk wajah dapat sekaligus dilakukan.
 Mengikuti mode, setiap saat Sanggul ditata mengikuti mode tata
rambut pada daerah asal.
 Sanggul untuk upacara adat
 Sanggul untuk pernikahaan

3
 Untuk keperluan pesta upacara resmi, rambut yang biasanya
dikepang itu dikonde.
2.4 Riasan wajah daerah sulawesi utara
(Referensi nanti masukin foto hasl makeup kelompok)
Memiliki ciri make up bold yang memiliki kesan flawless

4
2.5 Langkah-langkah damam Riasan

 Sebagai langkah awal, gunakan pelembap agar riasanmu lebih awet.


Ini adalah opsi yang lebih ringan daripada face primer.
 Aplikasikan foundation jenis matte poreless untuk full
coverage. Aplikasikan secara merata dengan beauty blender.
 Gunakan concealer warna oranye untuk menyamarkan bekas jerawat
dan kantung mata beauty blender.
 Aplikasikan countour stick warna medium di garis dahi dan tulang
pipi.
 Aplikasikan foundation yang setingkat lebih terang daripada
warna foundation yang dipakai sebelumnya di area T dan ujung
dagu. Ratakan dengan beauty blender.
 Lakukan baking dengan menyapukan bedak tabur pada bagian
bawah mata dan pipi bagian bawah hingga garis rahang.
 Gunakan pensil alis warna coklat gelap untuk membentuk garis
tebal. Rapikan bagian pangkal dengan sikat maskara. Setelah itu
rapikan tepiannya dengan menggunakan concealer.
 Ratakan bedak tabur yang digunakan untuk baking tadi
dengan brush.
 Aplikasikan eyeshadow base pada kelopak mata menggunakan
tangan. Setelah itu gunakan blending brush untuk
aplikasi eyeshadow warna coklat kemerahan sebagai warna pertama.
Lanjutkan dengan coklat muda untuk warna kedua dan coklat gelap
untuk sentuhan ketiga.Terakhir aplikasikan eyeshadow dengan
warna coklat paling gelap untuk ekor mata dan bagian bawah mata.
Ciptakan kesan mata yang berkilau
dengan eyeshadow bertipe shimmery pada kelopak mata.
 Sapukan eyeshadow hitam dengan brush di garis air mata bagian
bawah. Baurkan dengan warna eyeshadow yang lebih muda agar
riasan mata tidak terlihat medok.

5
 Aplikasikan eyeliner cair atau gel di sepanjang garis mata. Setelah
itu sapukan maskara pada bulu mata. Pasang bulu mata palsu yang
cukup panjang dan rapat untuk memberikan kesan mata lebih lebar.
 Sapukan bronzer pada tulang pipi.
 Baurkan blush-on dari tulang pipi di dekat telinga hingga ke area
pipi.
 Semprotkan setting spray agar makeup awet.
 Aplikasikan highlighter di area hidung, tulang pipi bagian atas, dan
rahang.
 Bentuk bibir lebih bervolume dengan lip liner warna nude. Lalu isi
dengan matte lip cream warna coklat nude dengan sentuhan
warna orange gelap.

2.6 Busana dan aksesoris adat dari sulawesi utara

1. Pakaian Adat Minahasa (Bajang)

Seperti namanya pakaian adat minahasa merupakan busana adat tradisional


dari Minahasa yang menjadi ciri khas pada provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan beberapa laporan sejarah, peradaban suku ini lebih maju
dibandingkan dengan suku lain pada masa lalu.

6
Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa hal, seperti pada aspek pengetahuan
dan keterampilan dalam proses pemintalan kapas menjadi kain. Kain yang
dihasilkan lebih nyaman ketika digunakan untuk busana sehari-hari.

Kita mengetahui bahwa bajang digunakan sehari-hari, sedangkan untuk


menghadiri dan mengikuti acara-acara seperti upacara adat, masyarakat
Minahasa menggunakan pakaian khas yang lebih modern dengan ciri khas :

● Baju dengan bawahan sarung,


● Dilengkapi dasi serta daster penutup kepala yang berbentuk segitiga,
● Untuk perempuan menggunakan kebaya dengan bawahan kain yang
berwarna (yapon),
● Menggunakan perhiasan yang diselipkan ke sanggulan rambut, leher
dan telinga.

2. Pakaian Adat Kohongian

Pada masa lampau terdapat aturan pada pakaian adat satu ini yang dimana
tidak sembarang suku atau masyarakat dapat memakainya. Hanya
masyarakat dengan status sosial satu tingkat dibawah kaum bangsawan
yang dapat menggunakan busana tersebut.

7
Tetapi pada masa sekarang aturan tersebut belum jelas masih dipatuhi atau
digunakan, karena sudah jarang masyarakat menganggap kasta masih
mempunyai tempat di zaman modern ini.

3. Pakaian Adat Tradisional Gorontalo

Walaupun pada tahun 2000 provinsi Gorontalo sudah memisahkan diri dari
provinsi Sulawesi Utara, pakaian adat Gorontalo masih banyak diakui
sebagai pakaian adat Sulawesi Utara. Pakaian ini merupakan pakaian adat
pada masyarakat Gorontalo yang terbuat dari bahan kapas mentah dan
melalui proses pemintaian sampai menjadi benang.

Untuk busana wanita, mempunyai bentuk kebaya tanpa motif dan rok /
sarung pada bagian bawah dengan aksesoris gelang padeta, ikat punggang
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk busana pria, pakaian ini mempunyai
lengan pendek dengan aksesoris tambahan berupa tudung makuta, kalung
bakso dan pasimeni.

Busana ini digunakan masyarakat untuk menghadiri acara, seperti acara


pernikahan. Terdapat filosofi yang terdapat pada busana adat ini, tergantung
dari warna yang digunakan, seperti :

8
● Ungu, berarti kewibawaan dan keanggunan.
● Hijau, berarti kesuburan, kediaman, kesejahteraan dan kerukunan.
● Kuning emas, berarti kemuliaan, kejujuran, kesetiaan dan kebesaran.
● Merah, berarti keberanian dan tanggung jawab.
● Coklat, berarti kematian atau kuburan.
● Hitam, berarti keteguhan dan ketakwaan pada yang maha kuasa.
● Putih, berarti kesucian dan kedukaan.

4. Pakaian Adat Tonaas Wangko dan Walian Wangko

Pakaian tonaas wango dan walian wangko memiliki warna hitam sebagai
warna dominan yang dihiasi motif bunga padi yang berada leher baju, ujung
lengan dan sepanjang baju bagian depan yang terbelah. Tonaas wangko dan
walian wangko sebenarnya jenis yang sama dan berfungsi sebagai pakaian
pemuka adat.

Tetapi walian wangko pada pria sudah dilakukan proses modifikasi pada
bentuknya yang lebih panjang seperti jubah. Busana ini adalah pakaian
kemeja dengan lengan panjang yang kerahnya tinggi dan berkancing tanpa
saku. Semua motif dari baju berwarna kuning keemasan, sebagai pelengkap
pakaian ini seringkali disandingkan dengan topi berwarna merah dan dihiasi
motif bunga padi.

9
Sedangkan untuk pakaian wanita, menggunakan kebaya panjang berwarna
putih atau ungu, kain sarong batik warna gelap dan topi mahkota.
Dipadukan dengan selempang warna kuning atau merah, kalung leher, selop
dan sanggul.

5. Pakaian Adat Sangihe Talaud

Pakaian satu ini berasal dari suku Sangihe Talaud yang bernama Laku tepu
dan dapat digunakan oleh siapa saja. Laku tepu merupakan busana lengan
panjang dengan untaian yang cukup rumit.

Pakaian tersebut digunakan dengan aksesoris tambahan berupa popehe (ikat


pinggang), bandang (selendang di bahu), paporong (penutup kepala) dan
kahiwu (rok rumbai). Biasanya busana tersebut berwarna dasar warna yang
cerah.

10
Laku tepu terbuat dari serat kofo (semacam tanaman pisang) dan serat
pisang yang kuat. Kemudian serat tersebut ditenun, dipintal dan dijahit
menjadi selembar pakaian.

6. Pakaian Adat Simpal

Pakaian adat simpal merupakan busana yang hampir mirip dengan fungsi
busana kohongian. Terdapat aturan khusus dalam pemakian pakaian adat ini
yang dimana hanya diperuntukan bagi sebagaian masyarakat.

Yang dimana orang-orang tersebut memiliki status sosial yang tinggi dan
termasuk ke dalam golongan pendamping pemerintah di kerajaan. Busana
ini seringkali digunakan pada saat upacara pernikahan saja.

7. Pakaian Adat Bolaang Mangondow

11
Suku Bolaang Mangondow merupakan salah satu etnis suku di Sulawesi
Utara yang membentuk kerajaan pada masa lampau. Oleh karena itu
kemajuan kebudayaan pada kerajaan tersebut cukup pesat dan menghasilkan
beragam pakaian adat dan menjadi warisan budaya masyarakat setempat.

Busana yang beragam itu seperti pakaian bangsawan, gaun pengantin pria,
gaun pengantin pria dan baju rakyat biasa. Khusus untuk baju rakyat biasa
terbuat dari kulit kayu atau pelepah nenas yang diambil seratnya yang
disebut lanut dan kemudian ditenun menjadi kain.

Kain tersebut kemudian dijahit dan menjadi pakaian sehari-hari yang


digunakan oleh masyarakat suku Bolaang Mangondow.

2.7 Alat dan bahan diperlukan di sanggul pinkan

Alat dan Bahan Kosmetik Sanggul Pingkan

ALAT FUNGSI

Sisir Sasak Untuk menyasak rambut dan


memberikan volume terhadap bagian
atas rambut.

12
Sisir Penghalus Untuk menghaluskan sasakan
rambut.

Jepit bebek besar Untuk menahan tatanan rambut


sementara untuk dirapikan nantinya

Bobby Pin/ Jepit Untuk menguatkan tatanan rambut.


Lidi

Harnal Baja Untuk memasangkan dan


menguatkan Cemara kepada rambut
asli.

Harnal Halus Untuk mengencangkan dan


merapikan rambut.

Karet Gelang Untuk mengikat rambut

Hair Net Untuk merapikan tatanan secara


keseluruhan

13
Hair Spray Untuk menguatkan hasil tatanan dan
merapikan rambut-rambut halus.

Cemara ukuran 90 - Untuk menambahkan volume dan


100 cm panjang yang dari rambut

Bunga Mawar Sebagai hiasan atau aksesoris


sanggul Pingkan yang warnanya
disesuaikan dengan busana yang
digunakan.

2.8 Langkah-langkah membuat sanggul pinkan

1. Parting rambut menjadi dua bagian yaitu bagian depan dan bagian
belakang. Pada partingan bagian belakang kemudian dilakukan
parting lagi menjadi dua yaitu bagian kanan dan bagian kiri.
2. Sasak rambut bagian depan agar menggembung dan rapikan serta
sesuaikan dengan bentuk wajah model.
3. Pada bagian belakang Sisi kiri dan kanan di kepang, jika rambut
Kurang panjang dapat ditambahkan kepangan menggunakan rambut
palsu seperti Cemara atau lungsen untuk menambahkan volume dan
panjang rambut.
4. Ikat kepangan menggunakan karet gelang dan kemudian kepangan
tersebut diputar untuk membentuk pusaran. Ditahan menggunakan
jepit bebek ukuran besar kemudian dapat dikuatkan dengan
menggunakan jepit lidi dan dirapikan menggunakan harnal halus
5. Semprot dengan hair spray untuk mempertahankan kerapihan
rambut dapat digunakan juga harnet di atas tas hasil tatanan rambut
untuk mempertahankan bentuk dan merapikan rambut rambut halus

14
6. Kemudian dirapikan dan pada bagian kiri disematkan cucuk mawar
atau jepit berbentuk mawar yang warnanya disesuaikan dengan
warna busana yang digunakan

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Konde artinya sanggul, sedangkan kata pinkan berasal dari nama seorang gadis
yang berasal dari Minahasa. Dalam kehidupan sehari-hari wanita Minahasa
biasanya hanya mengepang rambut mereka dan kepangnya dilepas. Namun,
untuk keperluan pesta upacara resmi, pernikahan, rambut yang biasanya
dikepang itu dikonde.
Propinsi Sulawesi utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing-masing
masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas. Menjelang

16
akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko, salah satu tempat di
Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian Ambowailan (ambelan), yang
bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu mempunyai rambut yang sangat
panjang hingga mencapai lantai. Rambut itu selalu dikepang (dicako). Pada saat-
saat tertentu, rambutnya dikonde atau ditaldimbu kun (bahasa Tombulu) atau
diwulu’kun (bahasa Tontemboan). Jadi, kreasi konde ini berasal dari seorang
gadis yang bernama Pinkan, yang kemudian pada abad ke 19 ini makin
disempurnakan.

Saran

Dalam penulisannya lebih bagus jika ditambah dengan gambar yang banyak dan
lebih mendetail.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai