SANGGUL PINKAN
Dosen Pengampu :
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
itukritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini
( )
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 Pengertian dari sanggul pinkan....................................................................................3
2.2 Sejarah singkat sanggul pinkan....................................................................................3
2.3 Tujuan dari sanggul pinkan.........................................................................................3
2.4 Riasan wajah daerah sulawesi utara...........................................................................4
2.5 Langkah-langkah damam Riasan................................................................................5
2.6 Busana dan aksesoris adat dari sulawesi utara...........................................................6
2.7 Alat dan bahan diperlukan di sanggul pinkan..........................................................12
2.8 Langkah-langkah membuat sanggul pinkan............................................................14
BAB III...................................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................................16
Kesimpulan........................................................................................................................16
Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konde artinya sanggul, sedangkan kata pinkan berasal dari nama seorang
gadis yang berasal dari Minahasa. Dalam kehidupan sehari-hari wanita
Minahasa biasanya hanya mengepang rambut mereka dan kepangnya
dilepas. Namun, untuk keperluan pesta upacara resmi, pernikahan, rambut
yang biasanya dikepang itu dikonde.
3
Untuk keperluan pesta upacara resmi, rambut yang biasanya
dikepang itu dikonde.
2.4 Riasan wajah daerah sulawesi utara
(Referensi nanti masukin foto hasl makeup kelompok)
Memiliki ciri make up bold yang memiliki kesan flawless
4
2.5 Langkah-langkah damam Riasan
5
Aplikasikan eyeliner cair atau gel di sepanjang garis mata. Setelah
itu sapukan maskara pada bulu mata. Pasang bulu mata palsu yang
cukup panjang dan rapat untuk memberikan kesan mata lebih lebar.
Sapukan bronzer pada tulang pipi.
Baurkan blush-on dari tulang pipi di dekat telinga hingga ke area
pipi.
Semprotkan setting spray agar makeup awet.
Aplikasikan highlighter di area hidung, tulang pipi bagian atas, dan
rahang.
Bentuk bibir lebih bervolume dengan lip liner warna nude. Lalu isi
dengan matte lip cream warna coklat nude dengan sentuhan
warna orange gelap.
6
Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa hal, seperti pada aspek pengetahuan
dan keterampilan dalam proses pemintalan kapas menjadi kain. Kain yang
dihasilkan lebih nyaman ketika digunakan untuk busana sehari-hari.
Pada masa lampau terdapat aturan pada pakaian adat satu ini yang dimana
tidak sembarang suku atau masyarakat dapat memakainya. Hanya
masyarakat dengan status sosial satu tingkat dibawah kaum bangsawan
yang dapat menggunakan busana tersebut.
7
Tetapi pada masa sekarang aturan tersebut belum jelas masih dipatuhi atau
digunakan, karena sudah jarang masyarakat menganggap kasta masih
mempunyai tempat di zaman modern ini.
Walaupun pada tahun 2000 provinsi Gorontalo sudah memisahkan diri dari
provinsi Sulawesi Utara, pakaian adat Gorontalo masih banyak diakui
sebagai pakaian adat Sulawesi Utara. Pakaian ini merupakan pakaian adat
pada masyarakat Gorontalo yang terbuat dari bahan kapas mentah dan
melalui proses pemintaian sampai menjadi benang.
Untuk busana wanita, mempunyai bentuk kebaya tanpa motif dan rok /
sarung pada bagian bawah dengan aksesoris gelang padeta, ikat punggang
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk busana pria, pakaian ini mempunyai
lengan pendek dengan aksesoris tambahan berupa tudung makuta, kalung
bakso dan pasimeni.
8
● Ungu, berarti kewibawaan dan keanggunan.
● Hijau, berarti kesuburan, kediaman, kesejahteraan dan kerukunan.
● Kuning emas, berarti kemuliaan, kejujuran, kesetiaan dan kebesaran.
● Merah, berarti keberanian dan tanggung jawab.
● Coklat, berarti kematian atau kuburan.
● Hitam, berarti keteguhan dan ketakwaan pada yang maha kuasa.
● Putih, berarti kesucian dan kedukaan.
Pakaian tonaas wango dan walian wangko memiliki warna hitam sebagai
warna dominan yang dihiasi motif bunga padi yang berada leher baju, ujung
lengan dan sepanjang baju bagian depan yang terbelah. Tonaas wangko dan
walian wangko sebenarnya jenis yang sama dan berfungsi sebagai pakaian
pemuka adat.
Tetapi walian wangko pada pria sudah dilakukan proses modifikasi pada
bentuknya yang lebih panjang seperti jubah. Busana ini adalah pakaian
kemeja dengan lengan panjang yang kerahnya tinggi dan berkancing tanpa
saku. Semua motif dari baju berwarna kuning keemasan, sebagai pelengkap
pakaian ini seringkali disandingkan dengan topi berwarna merah dan dihiasi
motif bunga padi.
9
Sedangkan untuk pakaian wanita, menggunakan kebaya panjang berwarna
putih atau ungu, kain sarong batik warna gelap dan topi mahkota.
Dipadukan dengan selempang warna kuning atau merah, kalung leher, selop
dan sanggul.
Pakaian satu ini berasal dari suku Sangihe Talaud yang bernama Laku tepu
dan dapat digunakan oleh siapa saja. Laku tepu merupakan busana lengan
panjang dengan untaian yang cukup rumit.
10
Laku tepu terbuat dari serat kofo (semacam tanaman pisang) dan serat
pisang yang kuat. Kemudian serat tersebut ditenun, dipintal dan dijahit
menjadi selembar pakaian.
Pakaian adat simpal merupakan busana yang hampir mirip dengan fungsi
busana kohongian. Terdapat aturan khusus dalam pemakian pakaian adat ini
yang dimana hanya diperuntukan bagi sebagaian masyarakat.
Yang dimana orang-orang tersebut memiliki status sosial yang tinggi dan
termasuk ke dalam golongan pendamping pemerintah di kerajaan. Busana
ini seringkali digunakan pada saat upacara pernikahan saja.
11
Suku Bolaang Mangondow merupakan salah satu etnis suku di Sulawesi
Utara yang membentuk kerajaan pada masa lampau. Oleh karena itu
kemajuan kebudayaan pada kerajaan tersebut cukup pesat dan menghasilkan
beragam pakaian adat dan menjadi warisan budaya masyarakat setempat.
Busana yang beragam itu seperti pakaian bangsawan, gaun pengantin pria,
gaun pengantin pria dan baju rakyat biasa. Khusus untuk baju rakyat biasa
terbuat dari kulit kayu atau pelepah nenas yang diambil seratnya yang
disebut lanut dan kemudian ditenun menjadi kain.
ALAT FUNGSI
12
Sisir Penghalus Untuk menghaluskan sasakan
rambut.
13
Hair Spray Untuk menguatkan hasil tatanan dan
merapikan rambut-rambut halus.
1. Parting rambut menjadi dua bagian yaitu bagian depan dan bagian
belakang. Pada partingan bagian belakang kemudian dilakukan
parting lagi menjadi dua yaitu bagian kanan dan bagian kiri.
2. Sasak rambut bagian depan agar menggembung dan rapikan serta
sesuaikan dengan bentuk wajah model.
3. Pada bagian belakang Sisi kiri dan kanan di kepang, jika rambut
Kurang panjang dapat ditambahkan kepangan menggunakan rambut
palsu seperti Cemara atau lungsen untuk menambahkan volume dan
panjang rambut.
4. Ikat kepangan menggunakan karet gelang dan kemudian kepangan
tersebut diputar untuk membentuk pusaran. Ditahan menggunakan
jepit bebek ukuran besar kemudian dapat dikuatkan dengan
menggunakan jepit lidi dan dirapikan menggunakan harnal halus
5. Semprot dengan hair spray untuk mempertahankan kerapihan
rambut dapat digunakan juga harnet di atas tas hasil tatanan rambut
untuk mempertahankan bentuk dan merapikan rambut rambut halus
14
6. Kemudian dirapikan dan pada bagian kiri disematkan cucuk mawar
atau jepit berbentuk mawar yang warnanya disesuaikan dengan
warna busana yang digunakan
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konde artinya sanggul, sedangkan kata pinkan berasal dari nama seorang gadis
yang berasal dari Minahasa. Dalam kehidupan sehari-hari wanita Minahasa
biasanya hanya mengepang rambut mereka dan kepangnya dilepas. Namun,
untuk keperluan pesta upacara resmi, pernikahan, rambut yang biasanya
dikepang itu dikonde.
Propinsi Sulawesi utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing-masing
masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas. Menjelang
16
akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko, salah satu tempat di
Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian Ambowailan (ambelan), yang
bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu mempunyai rambut yang sangat
panjang hingga mencapai lantai. Rambut itu selalu dikepang (dicako). Pada saat-
saat tertentu, rambutnya dikonde atau ditaldimbu kun (bahasa Tombulu) atau
diwulu’kun (bahasa Tontemboan). Jadi, kreasi konde ini berasal dari seorang
gadis yang bernama Pinkan, yang kemudian pada abad ke 19 ini makin
disempurnakan.
Saran
Dalam penulisannya lebih bagus jika ditambah dengan gambar yang banyak dan
lebih mendetail.
17
DAFTAR PUSTAKA
18