Anda di halaman 1dari 25

TATA RIAS PENGANTIN INDONESIA

“SOLO PUTRI”
Dosen Pengampu : Irmiah Nurul Rangkuti S.Pd., M.Pd

Astrid Sitompul S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Gloria Siringo-ringo (5203144036)

Handa Yani Susanti Sarumaha (5201144011)

Irma Yani (52011440002)

Icha Rohalya Br. Hasibuan (5201144010)

Ribka Novianti Aritonang (5202444003)

Zeyan Zevana Tanjung (5201144008)

Kelas: B/2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


202

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikanNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula ucapan
terimakasih kami kepada dosen pengampu mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalamnya masih terdapat
kekurangan . Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik , saran , dan usulan demi perbaikan
jurnal yang telah kami buat.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sebelumnya kami minta maaf apabila
terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

Medan, 23 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengantin atau aslinya penganten berasal dari kata pinanganten. Pinaganten berasal dai dua
suku kata yaitu pinang dan ganten Pinang dan ganten merupakan pepatah Jawa yang artinga
sama dengan "asam di gunung garam di laut. akhimya bertemu di belana". Pinang atau
jambe adalah sebuah pohon yang tinggi. Ganten ter diri atas sirih atau kapur sirih. Sirih
merupakan tanaman yang merambat ke, tanah, di tempat yang rendah. Akhirnya pinang
dan ganten ini bertemu dalam suatu pengunyahan sehagai ganten atau makan sirih. Pada
awalnya hanya para keluarga bangsawan yang diperkenankan memakai busana pengantin
ini, terutama jenis tata rias pengantin Solo basahan. Namun saat ini masyarakat umum
sudah dapat ikut mengenakannya. Meskipun demikian tetap ada beberapa bagian busana
dan adat yang tidak boleh disamakan dengan masyarakat umum dan kalangan bangsawan.
Salah satunya untuk busana tata rias Solo basahan hagi putra putri kerajaan berwama biru
sedangkan untuk umum berwama hijau.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata upacara pernikahan adat solo putri?
2. Bagaimana tata rias pengantin adat solo putri?
3. Apa saja jenis aksesoris dan busana pengantin adat solo putri?
4. Bagaimana pemasangan aksesoris dan busana pengantin adat solo putri?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata upacara pernikahan adat solo?
2. Untuk mengetahui tata rias pengantin adat solo putri?
3. Untuk mengetahui jenis aksesoris san busana pengantin adat solo putri?
4. Untuk mengetahui pemasangan aksesoris dan busana pengantin adat solo putri?
BAB II
ISI

A. Sejarah Pengantin Adat Solo Puti

Keraton surakarta atau Solo merupakan pusat kebudayaan Jawa (kejawen), karena pada masa
itu dalam keraton berkembang berbagai macam seni budaya. Hal ini menyebabkan kebudayaan
keraton Surakarta dijadikan patokan bagi masyarakat terutama di provinsi Jawa Tengah. Salah
satu keraton dengan gaya tata rias pengantin yang khas adalah keraton Surakarta atau Solo.
Terdapat dua jenis pengantin Solo yang dikenal oleh masyarakat, yaitu pengantin Solo Putri
dan pengantin Solo Basahan. Tata rias pengantin tersebut merupakan tata rias pengantin yang
dipergunakan dalam lingkungan Keraton kesunanan Surakarta.

Tata rias ini awalnya hanya dipergunakan di lingkungan Keraton saja namun sekarang banyak
masyarakat yang menggunakannya untuk melestarikan peninggalan yang ada di Jawa. Tata rias
pengantin Solo yang diketahui dan banyak digunakan masyarakat adalah tata rias pengantin
Solo Putri Dan Solo Basahan. Tata rias pengantin Solo Putri dirias menggunakan alas bedak
dengan nuansa kuning sesuai dengan ciri khas pengantin Jawa. Pada pengantin wanita Solo
Putri ini disebut hiasan dahi yang biasanya disebut dengan paes yang berwarna hitam.
Sedangkan pengantin Solo Basahan, menggunakan busana dodotan hanya digunakan oleh
kerabot keraton. Pembeda dari riasan yang lain adalah paes berwarna hijau dan alis berbentuk
menjangan meranggah. Terciptanya busana pengantin solo putri diperkirakan setelah adanya
Perjanjian Giyanti dimana waktu itu seluruh gaya busana dari Keraton Surakarta Hadiningrat
dibawa ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat sebagai hadiah dari Susuhan Paku Buwono II
kepada putranya, Pangeran Mangkubumi. Setelah peristiwa itu, Keraton Surakarta Hadiningrat
membuat desain (gagrak) baru dengan pola bergaya barat. Biasanya busana baru ini kita kenal
dengan nama beskap, langenharjan, baju teni.

B. Upacara Pernikahan

Upacara ijab kabul stsu upacara pernikahan (Nikah) merupakan upacara penting dalam seluruh
rangkaian perjamuan pernikahan. Ia merupakan puncak acara yang ditinggu-tunggu oleh
sepasang pengantin dan keluarga mereka serta seluruh undangan. Sudah barang tentu kedua
belah pihak, calon pengantin putri dengan calon pengantin pria dan keluarganya, telah siap
untuk melaksanakan upacara ini. Lazimnya upacara ini berlangsung dirumah orang tua
pengantin putri. Sekarang makin banyak dilakukan di mesjid bagi mereka yang beragama
islam.

Upacara ijab atau Nikah dilaksanakan menurut adat dan agama yang berkepentingan. Dalam
upacara dan adat istiadat pengantin Solo Putri, di mana upacara berlangsung di tempat
kediaman pengantin putri, kedatangan pengantin pria disambut oleh ayah dan ibu mertua di
beranda muka, kemudian beriangsung upacara serah terima. Sebagai catatan, apabila pengantin
pria tempat tinggalnya jauh,diluar kota,diperbolehkan”MONDOK” di rumah atau didekat
rumah pengantin putri,istilah untuk mondok ini dikenal dengan sebutan ‘NYANTRI’.

Mula pertama sebelum upacara dimulai, ibu pengantin putri memberi minum alir tawar kepada
calon menantunya, yaitu pengantin pria. Sebelum upacara ijab kabul atau nikah itu
dilaksanakan, dilakukan 'JONGGOLAN, Acara Jonggolan dapat dilakukan sebelum akad
nikah atau bersama-sama dengan upacara akad nikah itu sendiri. Setelah Jonggolan selesai
barulah ijab kabul atau nikah dilakukan.

1. Jonggolan
Jonggolan adalah menunjukkan diri. Yang hadir dalam upacara iní adalah
a. Penghulu (sebagai wakil pemerintah)
b. Pengantin pria
c. Pengantin putri
d. Orang tua/wali/'saudara
e. dua orang saksi: Seorang saksi dari keluarga pengantin pria dan seorang saksi dari
keluarga pengantin putri.
Dua orang saksi ini akan menjadi saksi dan menandatangani surat. Mereka
akan memberikan kesaksian bahwa pernikahan dua pengantin itu tidak dipaksa
oleh orang tua atau siapa pun, tetapi atas kemauan sendiri.
Sesudah upacara Jonggolan selesai barulah berlangsung upacara ijab atau
Nikah Pengantin Pria duduk di atas kursi yang dialasi dengan:
a. Kloso bongko
b. Daun Kluwih
c. Daun opo-opo
d. Daun alang-alang
e. Daun dadap srep
f. Dauri nanas
g. Kain putih (mori) kira-kira setengah meter.

 Akad Nikah

Bapak Penghulu membacakan persyaratan dalam pernikahan. Pengantin pria harus menirukan
apa-apa yang yang diucapkan oleh bapak penghulu yang wajib ditirukannya.Dengan demikian
pengantin pria menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi semua persyaratan yang menjadi
kewajibannya, setelah upacara ijab atau nikah yang biasa juga disebut upacara ijab kabul itu
selesai, kedua pengantin menandatangani surat nikah. Resmilah sudah mereka menjadi suami
istri. Upacara pokok yang merupakan upacara resmi secara hukum dan keagamaan telah
selesai.

 Upacara panggih/Temu

Untuk penyelenggaraan upacara panggih atau temu, alat-alat atau barang-barang yang harus
disiapkan adalah sebagai berikut:

a. Gantalan : terdiri dari daun sirih yang didalamnya telah diisi dengan pinang (jambe muda)
, sirih digulung lalu diikat dengan benang lawe, yaitu lawe wenang, harus dibuat 2 buah
gantalan, sebuah untuk pengantin putri dan sebuah lagi untuk pengantin pria
b. Bokor besar : bokor besar ini berisi air dan dan bunga setanam (bunga Telon) yang
terdiri dari bunga mawar, melati dan kenanga
c. Telur ayam : telur ini ditaruh dalam baki yang telah dialasi dengan kain putih.
d. Kain sindur : kain sindur unutk menyelimuti pundak kedua pengantin setelah
upacara panggih.
 Tata Busana Pengantin Putri

Busana dan perlengkapan yang disediakan:

Sebuah baki besar yang diberi alas untuk mengatur pakaian pengantin yang terdiri dari:

a. Kain batik: kain batik untuk pengantin adalah kain batik dengan motif khusus, yaitu
Sido Mukti, Sido Mulyo, Sido Asih yang berbentuk pradan atau tidak pradan,
tergantung selera. Kain batik itu sudah di wiru dengan wiru (lipatan pada bagian
depan kain) selebar kira-kira 2 jari. Sered (pinggiran) pada kain hendaknya dilipat
dua kali agar supaya sered itu tidak kelihatan. Banyaknya wiron (wiru) berkisar
antara 9, 11, atau 13, menurut panjangnya lain. Jumlah harus ganjil . makin banyak
jumlah wironnya makin baik.
b. Kebaya panjang: biasa kebaya panjang dibuat dari bahan bludru warna hitam, hijau,
biru, merah, ungu, coklat dan lain-lain menurut selera masing-masing. Kebaya
berhiaskan sulaman atau bordir benang emas, manik. Sulaman berwarna keemasan
c. Selop: biasanya selop pengantin terbuat dari bahan bludru dengan warna senada
dengan kebaya pengantin atau terbuat dari bahan yang sama dengan kebaya.
Bentuk selop, pada bagian depan tertutup, tumit tingg, diselaraskan dengan bentuk
tubuh
d. Setagen: pilih setagen yang agak panjang agar dapat mengikat pinggangdan perut
dengan kuat dan rapi. Sebaiknay stagen terbuat dari bahan yang tebal.
e. Strepless/long torso: biasanya dipilih long torso (kutang panjang) berwarna hitam,
seyogyanya ritsluiting (leregan) tidak kelihatan dari depan. Apabila long torso itu
menggunakan leregan pada bagian depan, harus ditutup dengan angkin yang
warnanya serasi dengan kebaya.
f. Sediakan pula peniti dan jepitan wiron
 Aksesoris

Ciri khas pengantin bukan hanya pada tata rias wajah maupun sanggulnya,
tetapi juga pada perhiasan yang dikenakannya.

a. Cunduk mentul: jumlahnya 7 buah, di pasang dengan diatur seperti kipas mekar,
menghadap kedepan
b. Bros gelung (simyok): juga disebut ceplok gelung, dipasang di bagian tengah
sanggul.
c. Tanjungan: jumlahnya 6 buah, dipasang pada sebelah kiri dan kanan sanggul
masing-masing 3 buah atau sokan. Sokan terdiri dari 2 buah cara memasangnya satu
dibelah kiri dan satu lagi disebelah kanan
d. Sintingan: sintingan terdiri dari 2 bunga kantil, dipasang dengan cara diselipkan
pada rambut sebelah kiri sanggul di belakang telinga
e. Cunduk jungkat: dipasang diarah depan atas, di ubun-ubun antara 3 jari dari pangkal
gajahan
f. Centung: sejak memasang cunduk jungkat, perhiasan dipakaian dari arah depan.
Demikian pula centung, dipasang pada pangkal pengapit di sebelah kiri dan kanan
g. Tiba dada: tiba dada bawang sebungkul asalah rangkaian bunga melati yang
dipasang di atas sanggul disebelah kanan, ditusuk kedalam sampai kedalam sampai
terpasang dengan kuat, agar tak mudah jatuh. Sisa bunga diletakkan teturai pada
dada sebelah kanan. Untuk memudahkan cara menggunakan kain dan kebaya,
sebelum berbusana. Bunga tiba dada sementara diletakkan di atas sanggul dan
ditusuk. Nanti setelah pengantin selesai berbusana, dilepas dan terurai kembali.
h. Kalung Sungsun (kalung terdiri 3 susun), melambangkan 3 tingkatan kehidupan
manusia dari lahir, menikah, meninggal.
i. Gelang Binggel Kana, berbentuk melingkar tanpa ujung pangkal yang
melambangkan kesetiaan tanpa batas
 Cengkerongan Paes
a. Bentuk gajahan: berbentuk setengah bulatan ujung telur bebek, letaknya ditengah-
tengah dahi di atas pangkal alis antara kurang lebih 3 jari di atas alis
b. Bentuk pengapit: berbentuk ngundup kantil, seperti kuncul bunga kantil, letaknya
di kanan kiri gajahan. Ujung pengapit menghadap pankal alis
c. Penitis: bebentuk setengah bulatan ujung telur ayam, ujung penitis menghadap
kesudut alis
d. Godeg: berbentuk ngundup turi, seperti kuncup turi
 Makna Tata Rias Pengantin Solo Putri
1. Tata Rias Wajah
a. Bedak bewarna kuning: Memunculkan aura pengantin
b. Alis berbentuk mangot: Pengantin cantik seperti bidadari
c. Eye shadow bewarna coklat hijau: Kesuburan, mampu membangun keluarga
yang makmur dan sejahtera
d. Riasan bibir merah merah keorayean: Pengantin cantik seperti bidadari
e. Blosh on merah merona :Pengantik cantik seperti bidadari
f. Paes
 Gajahan: Pengantin wanita harus menjadi manusia berilmu untuk
mampu menghadapi dunia
 Pengapit: Mampu membedakan baik dan buruk
 Penitis: Mampu memilih yang tepat
 Godeg: Memiliki keturunan untuk meneruskan ilmu dan kehidupan
 Warna hitam :Kesempurnaa
2. Penataan Rambut
a. Sanggul bangun tulak: Penolak balak
b. Sunggar: Selalu mendengar nasehat yang baik
c. Aksesoris
 7 buah cunduk mentul: Mendapat pertolongan dari Tuhan
 6 buah tunjungan: Kesucian seorang perempuan
 2 buah sokan: Pelindung dari bahaya tak terlihat
 Centung: Kesucian wanita
 Cunduk jungkat Kesucian wanita
d. Roncean melati
 Tibo dodo bawang sebungkul: Cahaya yang diberikan Tuhan harus
diresapi dan dirasakan di dada
 Bunga mawar: Pengantin wanita harus mampu mengharumkan nama
baik
 Sintingan: Kesetiaan pada suami
 Sisir atau keket: Kesetiaan pada suami
e. Busana
 Kebaya bludru bermotif merak: Kecantikan
 Jarik
1. Sido mukti: Harapan kehidupan mulia
2. Sido asih: Saling mengasihi dan menghormati
3. Wiron: Saling mencintai dengan pasangannya
4. Aksesoris Kejayaan: kekayaan
C. Pelaksanaan Tata Rias Pengantin Solo Putri

LEMBAR DIAGNOSA
Nama Operator :
NIM :
Nama Klien :
Umur Klien :
Tanggal Pelaksanaan :
No. Lembar Diagnosa
1. Jenis Kulit  Normal
 Berminyak
 Kering
 Kombinasi
2. Warna Kulit  Putih

 Kuning Langsat

 Sawo Matang

 Hitam
3. Tonus Turgor  Kencang

 Kendur

4. Bentuk Wajah  Persegi


 Bulat 
 Segitiga
 Panjang
 Oval
 Buah Pir
 Diamond

PERSIAPAN PRAKTIK

A. Persiapan Area Kerja


 Mempersiapkan tempat sampah
 Meja, kursi tertata rapi dan bersih
 Lampu, listrik dalam keadaan menyala
B. Persiapan Pribadi
 Berhias diri secara natural
 Memakai pakaian kerja
 Merapikan rambut dengan harnet dan yang berjilbab memasukkan jilbab kedalam baju
 Melepaskan perhiasan
C. Persiapan Client Atau Model
 Duduk di tempat makeup
 Melepas perhiasan
D. Persiapan Alat
No Jenis Peralatan Kegunaan

1. Powder Puff/saput Bedak Berbentuk bulat, terbuat dari bahan flannel


atau beludru untuk mengaplikasikan bedak
tabor pada wajah.

2. Spons Bedak Untuk membubuhkan bedak padat atau


foundation dan shadding dalam bentuk
bulat, persegi, ataupun wajik. Terbuat dari
latex.

3. Kuas eye shadow Dengan berbagai ukuran dan membantu


mengaplikasikan eye shadow serta
membaurkan sapuan gradasi warna.

4. Kuas blush on Dengan bulu-bulu halus, tebal dan berguna


untuk menyapukan blush on.
5. Kuas powder Dengan bulu lembut bergagang besar, tebal
dan berguna mengaplikasikan bedak tabor
juga membaurkan kosmetik pada tahap
akhir.

6. Kuas eye liner Berbentuk panjang ramping dengan bulu


halus tipis untuk melukis bingkai mata.

7. Sikat alis Berbentuk seperti sikat gigi dengan sisir


kecil berfungsi merapikan alis.

8. Kuas bibir Berukuran sedang dan berujung lancip


untuk mengoleskan lipstick.

9. Pencukur alis Pisau khusus kecil, tajam yang berguna


untuk mencukur alis.
10. Pinset Terbuat dari logam berbentuk pipih untuk
mencabut alis.

11. Gunting kecil Untuk merapikan ujung alis yang


kepanjangan.

E. Persiapan Kosmetik
NO Nama Kosmetik Kegunaan

1. Milk Cleanser Pembersih wajah, sesuai jenis kulit dan


berbentuk krim, lotion atau sabun.

2. Face Tonic atau Penyegar Sebagai penyegar kulit, sesuai jenis kulit
dan bertujuan untuk menyegarkan,
mengurangi kadar minyak dan
mengecilkan pori-pori.
3. Moisturizer Melembapkan kulit. Hanya digunakan
pada kulit wajah normak dan kering saja.

5. Foundation berwarna kuning Sebagai alas wajah, untuk menutupi


kekurangan pada wajah.

6. Loose Powder/bedak tabur Berfungsi menyatukan Foundation


dengan kulit wajah.

7. Compact Powder/Bedak Padat Berguna member efek rapid an lembut


pada riasan wajah secara keseluruhan.

8. Eye Shadow Untuk mendapatkan kesan tertentu


dengan bermacam jenis warna sesuai
efek yang diinginkan.
9. EyeBrow Pencil/Pensil Alis Untuk membentuk alis sesuai karakter
yang diinginkan.

10. Eyeliner Untuk membingkai dan menampilkan


ekspresi mata dengan karakter mata yang
diharapkan.

11. Maskara Member kesan lentik dan panjang serta


menyatukan bulu mata yang asli dan
bulu mata palsu.

12. Blush On/Perona Pipi Memaksimalkan efek shading, member


rona segar pada pipi dan berperan
menyatukan nuansa rias secara
keseluruhan.

13. Lip Liner/Pensil Bibir Sebagai bingkai bibir sebelum


menggunakan Lipstick
14. Lipstick Pewarna bibir disesuaikan dengan adat
tradisional dari pengantin tersebut.

15. Pidih Berfungsi untuk mengisi bagian


cengkorongan pada rias wajah sehingga
berbentuk paes.

F. Busana

No. Nama Gambar


1. Kain Batik dengan motif khusus yaitu
Sido Mulyo, Sido Mukti dan Sido Asih.

2. Kain Panjang, biasanya disebut kebaya


panjang terbuat dari bahan bluru warna
hita, hijau, biru, merah, ungu, coklat dan
lain-laina.
3. Stagen, kain panjang yang digunakan
untuk mengikat perut dengan kuat dan rapi

4. Long Torso/ Kamisol, kutang panjang


berwarna hitam, ritsluiting tidak boleh
kelihatan dari depan.

5. Selop, biasanya terbuat dari bahan bludru


dengan warna yang senada dengan kebaya
pengantin.

6. Peniti, untuk menjepit wiron

G. Alata, bahan dan kosmetik Sanggul Bangun Tulak

No. Nama Gambar


1. Irisan daun pandan, sebagai bahan utama
untuk pembetukan sanggul, cara
pembuatannya dengan mengiris daun
pandan terlebih duluhu, lalu letakkan
irisan daun pandan kedalam hairnet dan
susun secara memanjang, dengan panjang
dua jengkal atau 30 cm, disesuaikan besar
kepala pengantin. Usahakan irisan daun
pandan yang disusun di hairnet padat agar
sanggul Bangun Tulak dapat kokoh.

2. Hair Piece, rambut sintetis yang


digunakan sebagai penambah rambut
apabila rambut pengantin tidak panjang.

3. Hair Spray, sebagai pengeras rambut

4. Harnal, untuk menjepit rambut seperti


hairpiece, lungsen dan cemara
5. Jepit lidi, untuk menjepit rambut

6. Pingkel, menjepit rambut saat sedang


ditata.

7. Hairnet, unutk merapikan dan menopang


rambut agar tidak berantakan.

8. Karet gelang, unutk mengikat rambut.


9. Sisir Sasak

10. Sisir Penghalus Sasak

H. Aksesoris

No. Nama Gambar


1. Cunduk Mentul

2. Bros
4. Sintingan

5. Cunduk Jungkat

6. Centung

8. Tiba Dada/Tibo Dodo

9. Gelang

10. Kalung
Proses Tata Rias Pengantin “Solo Putri”

1. Bersihkan wajah dengan susu pembersih


2. Aplikasikan primer
3. Aplikasikan foundation bewarna kuning
4. Aplikasikan bedak tabur bewarna kuning
5. Aplikasikan bedak padat
6. Membentuk alis dengan bentuk melengkung indah dengan warna coklat
7. Beri hightliter pada bawah alis dengan warna kuning keemasan
8. Aplikasikan eyesedow bewarna coklat tua,kemudian beri warna hijau dau pada kelopak
mata bergerak dan warna coklat tua dibaur diujung mata
9. Aplikasikan eyeliner
10. Aplikasikan bulu mata
11. Apliikasikan shading pipi, rahang dan hidung
12. Aplikasikan blush on bewarna merah
13. Aplikasikan lipstik bewarna merah cabe
Cara membuat cengkorongan paes:

1. Bentuk gajahan:
Beri tanda pada tengah dahi diukur dari tengah hidung yang panjangnyan 2-3 jadi dari alis dan
besarnya 4 jari, gajahan berbentuk setengah bulatan ujung telur bebek

2. Pengapitt
Beri jarak kurang lebih ½ jari dari gajahan yang sudah dibuat kemudian beri tanda dengan besar
2 jari , pengapit berbentuk NGUNDUP KANTIL(seperti bunga kantil) ujung pengapit
menghadap pangkkal alis

3. Penitis
Beri jarak kurang lebih ½ jari dari pengapit kemudian beri tanda dengan besar 1,1/2 jari, penitis
berbentuk setengah bulatan ujung telur ayam, ujung penitis menghadap ke sudut alis
4. Godeg
Godeg dengan ukuran 1 jari yang batas panjangnya hingga ke ujung telinga, godeg berbentuk
ngudup turi (seperti bunga turi)

5. Pengisian pidih dilakukan setelah penataan rambut

Proses Penataan Rambut “Sanggul Bangun Tulak”

1.Bagi rambut klien menjadi 2 bagian. Bagian depan dijepit dengan pingkel yang berguna
untuk membuat sunggar dan bagian belakang diikat menjadi satu ikatan namun tidak
digulung digunakan untuk menutupi irisan daun pandan yang akan ditempelkan pada
rambut.
2.Pada bagian depan rambut ditengahnya diambil sedikit selebar 3 jari sebagai lungsen
digunakan untuk membentuk sanggul Bangun Tulak. Gulung dan jepit dengan rapi.
3.Lanjut dengan menyasak rambut klien, usahakan sasakan yang dibuat padat dan tidak
kopong. Rapikan menggunakan sisir penghalus sasak & beri hairspray setelah disasak
sedikit saja agar sasakan lebih kokoh. Selanjutnya dengan membentuk sunggar. Pastikan
pembuatan sunggar rapi, padat dan kokoh.
4.Kemudian setelah selesai membentuk sunggar, tempelkan irisan daun pandan yang telah
dibuat sebelumnya membentuk huruf U terbalik, dijepit dengan menggunakan harnal dan
jepit lidi. Keduanya dapat digunakan secara bersamaan agar irisan daun pandan tidak
goyang.
5.Setelah itu, rambut bagian belakang yang telah diikat dan disisakan dibagain belakang
digunakan untuk menutupi rambut klien, nah jika rambut klien terlalu sedikit atau tipis
dapat ditambahkan hairpiece.
6.Untuk menutupi bagian irisan daun pandan, bagi ikatan rambut menjadi 3 bagian (atas, kiri
dan kanan). Mulai menutupi irisan daun pandan pada bagian sebelah kiri, rambut
diarahkan dari bawah terlebih dahulu dan sisa rambut diarahkan keatas menutupi irisan
daun pandan. Lakukan hal yang sama pada sebelah kanan. Agar rambut tidak lepas dan
berantakan jepit menggunakan jepit lidi. Untuk membuat mata sipit pada sanggul, rambut
yang disisakan pada bagain tengah menutupi irisan daun pandan namun pada bagian
tengah, samping kiri dan kanan irisan daun pandan tidak ditutupi seluruhnya agar irisan
daun pandan terlihat sedikit seperti mata sipit. Setelah itu berikan hairnet, pastiakn hainet
diberikan dengan ketat agar sanggul tidak goyang. Hal ini dibuat agar dapat disusun
roncean bunga melati yang disebut bangun tulak pada sisi samping kiri dan kanan.
7.Setelah itu, buatkan lungsen yang telah disisakan sebelumnya dibagian depan tengah
rambut. Rapikan dan tarik kebelakang membelah sanggul Bangun Tulak. Bentuk sanggul
sendiri seperti kupu-kupu dan sering dikatakan “Ngupu”
8. Rapikan serat-serat rambut dan berikan hairspray agar rambut terlihat natural.
9. Isi cengkorongan dengan pidih sehingga terbentuk paes pengantin Solo Putri.

Proses Pemakaian Baju dan Aksesoris.

1. 1.Wiru/Wiron : memakai wiru/wiron dengan posisi kaki rapat dan 1kaki maju kedepan.
Kemudian pakaikan wiru/wiron dilitlit hingga menjadi rok dan yang bagian depan yang
berwiron posisinya ditengah,jika sudah rapi dan tidak ada lagi kain yg menonjol pada
bagian perut,ikat bagian pinggang pengantin agar wiru/wiron tidak jatuh.
2. 2.Stagen : Memakaikan stagen yaitu pada bagian pinggang dililit hingga sampai perut
dengan ketat kemudian kancing dengan peniti.
3. 3.Lontorso/Kamisol : Memakaikan pengantin lontorso (kamisol) agar bentuk badan
pengantin lebih terlihat langsing.
4. 4.Kebaya Bludru & Beff : Memakaikan kebaya bludru pada pengantin dan bagian
tengahnya memakai beff dengan mengaitkan beffnya menggunkan peniti.
5. 5.Selop : Memakai selop tertutup dan berbahan bludru seperti kebaya yang dipakai oleh
pengantin.

Proses Pemakain Aksesoris.

1. Memasangkan cunduk menthul pada sanggul klien sebanyak 7 buah.


2. Memasangkan bros pada bef yang berbentuk seperti kebaya kutu baru, pemasangan
bros sebanyak tiga buah dengan jarak masing-masing 3 jari.
3. Memasangkan gelang, kalung, cincin dan anting-anting.
4. Memasangkan cunduk jungkat ditengah paes gajahan tepat pada ubun-ubun.
5. Memasangkan centung, letaknya diantara paes pengapit dan penitis.
6. Pasangkan simyok berada ditengah anatar melati bangun tulak.
7. Tanjungan atau sokan masing-masing disebelah kanan dan kiri sanggul bangun tulak
8. Tibo dodo Bawang Sebungkul dipasang pada sebelah kanan.
9. Sintingan atau Pengasih dipasang sebelah kiri namun panjangnya atau peletakkannya
tidak boleh lebih dari bahu.

Anda mungkin juga menyukai