Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Gusnaldi (2003:56) kecantikan adalah sesuatu yang bisa dinikmati oleh
mata, yang terkait oleh unsur seni. Untuk menjadi cantik diperlukan adanya tata rias
wajah / make up. Tata rias wajah adalah kegaiatan mengubah penampilan dari bentuk
aslinya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Menurut Andiyanto (2006:36) bentuk
wajah manusia terdiri dari 7 macam yaitu bentuk wajah oval, wajah bulat, wajah persegi,
wajah buah pir, wajah panjang, wajah segitiga dan wajah diamond dikoresi sedemikian
rupa untuk mendekati bentuk wajah oval. Menurut Kusantati (2008:419) bentuk wajah
merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tata tias wajah,
karena setiap orang memiliki bentuk wajah yang unik dan berbeda. Masalah kecantikan
khususnya merias wajah bukan merupakan suatu hal yang batu, melainkan sudah dikenal
sejak zaman dahulu dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini seiring dengan
perkembangan zaman, teknologi, kemajuan kosmetik dan peralatan yang modern
sehingga konsep kecantikan, khususnya merias wajah telah berubah dengan pesat.
Merias wajah tidak harus selalu menjadi cantik, tetapi bjsa mengubah wajah menjadi tua,
menjadi karakter binatang (rias wajah karakter), laki laki menjadi perempuan, dan begitu
juga sebaliknya.

Sementara itu di jaman modern seperti sekarang ini konsep cantik dengan make
up sudah bergeser menjadi cantik dengan memiliki tubuh yang sehat, berpenampilan
cantik, menarik serta tampil muda. Fungsi pokok rias adalah mengubah watak seseorang,
baik dari segi fisik, psikis, dan sosial. Fungsi bantuan rias adalah untuk memberikan
tekanan terhadap perannya. Sementara itu tujuan dari tata rias yaitu untuk memperelok
dan mempercantik wajah dan tubuh, baik dengan kosmetik maupun dengan bantuan
bedah plastik. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan tren mode, penata rias
dituntut untuk menampilkan penampilan secara keseluruhan mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki, mulai dari penataan rambut, rias wajah, busana bahkan sepatu dan
aksesoris penunjang lainnya.
Di antara rias wajah penulis ingin membahas mengenai rias wajah fantasi, dimana
tata rias fantasi mempunyai arti lebih spesifik yaitu seni tata rias yang bertujuan
membentuk kesan wajah model menjadi wujud kreativitas seseorang, tetapi segera
dikenali oleh yang melihatnya sehingga menarik perhatian banyak orang. Rias fantasi
adalah perwujudan kreativitas seseorang yang ingin mengaplikasikan sebuah ide dalam
bentuk seorang tokoh sejarah, bentuk kepribadian, motif atau stilasi bunga atau bentuk
hewan dengan menerapkan rias wajah, melukis di badan menata rambut busana dan
asksesories pelengkapnya. Kosmetik yang digunakan pada rias fantasi yaitu cat body
panting atau base eye shadow, Akan tetapi penulis mengunakan cat body panting.

B. Rumusan Masalah

Penulisan makalah tata rias fantasi dengan tema legenda danau anggi giji dan anggi
gida dari papua ini, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tata rias fantasi
dengan tema legenda danau anggi giji dan anggi gida. Berdasarkan hal tersebut,
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian tata rias fantasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan jenis jenis tata rias fantasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan desain ?
4. Apa yang dimaksud dengan busana ?
5. Bagaimana rias raga / body painting ?
6. Apa saja alat, bahan dan kosmetik ?
7. Bagaimana langkah kerja tata rias fantasi ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembahasan tentang tata rias fantasi dengan tema legenda danau anggi
giji dan anggi gida dari papua ini adalah :

1. Untuk menjelaskan tentang pengertian tata rias fantasi


2. Untuk menjelaskan tentang jenis jenis tata rias fantasi
3. Untuk menjelaskan tentang desain
4. Untuk menjelaskan tentang busana
5. Untuk menjelaskan tentang rias raga / body painting
6. Untuk menjelaskan apa saja alat, bahan dan kosmetik
7. Untuk menjelaskan tentang bagaimana langkah kerja tata rias fantasi

Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah


pengetahuan kita tentang tata rias fantasi dengan tema legenda danau anggi giji dan
anggi gida dari papua, sehingga kita tau dan memahami bagaimana tata rias fantasi
dengan tema legenda danau anggi giji dan anggi gida dari papua.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian tata rias fantasi

Tata rias fantasi adalah seni tata rias yang bertujuan membentuk kesan wajah
model menjadi wujud khayalan yang diangan-angakan, tetapi segera dikenali oleh yang
melihatnya-( Martha Tilaar, 1997). Perwujudan kreativitas seorang ahli kecantikan yang
ingin mengaplikasikan angan-angan atau khayalannya dalam bentuk seorang tokoh
sejarah, bentuk kepribadian, motif atau stilasi bunga, dan atau hewan, dengan menerapkan
rias wajah, melukis di badan atau Bodypainting, menata rambut, dan aksesoris
pelengkapnya. perwujudan khayalan seorang ahli kecantikan yang ingin melukiskan
angan-angan berupa tokoh sejarah, pribadi, bunga atau hewan, dengan merias wajah,
melukis dibadan, menata rambut, busana dan pelengkapnya. misalnya wujud seorang putri
cantik, putri bunga, putri dewi laut, putri duyung atau yang lainnya. – (D.M Soerjopranoto
& Titi Poerwosoenoe, 1984:37).

Tata Rias Fantasi Adalah Tata Rias yang meliputi tata rias wajah dan tubuh (body
painting) yang merupakan visualisasi dari imajinasi seorang penata rias atau perias tentang
sosok tertentu, tokoh tertentu atau benda tertentu. Tata rias fantasi ini berpijak pada sosok,
tokoh atau benda tertentu dengan batasan-batasan yang luas, namun tetap menampilkan
ciri-ciri utama yang ada pada obyek pijakan.

Tata rias fantasi di bagi menjadi beberapa kriteria :

1. Tata rias Fantasi tokoh legenda


Ciri-Ciri: Masih terlihat bentuk manusianya, tetapi di tonjolkan keutamaan dari ciri
tokoh tersebut, dengan ditambah ornamen-ornamen yang dapat mewakili. Misalnya
tokoh: Nyi Blorong, mempuyai ciri ular maka dapat ditonjolkan dengan penambahan
sisik-sisik ular pada rias wajah dan tubuhnya, dengan penonjolan warna khasnya.
Rara Jonggrang, ciri khas kehidupan di candi, dapat ditampilkan dengan hair styling
yang menyerupai candi. Menjadi batu dapat ditampilkan dengan body painting hitam.
2. Tata Rias Fantasi binatang
Ciri-Ciri : Binatang menjadi inspirasi atau ide dalam mewujudkan tata rias dengan
ciri-ciri wajah asli manusia sudah tidak terlihat lagi, tetapi benar-benar berubah sesuai
dengan binatang yang diinginkan. Harimau: Seluruh wajah dan tubuh model/pelaku
dilukis sesuai dengan tubuh dan wajah harimau, yaitu loreng-loreng berwarna kuning
dan hitam. Kera: wajah dirias penuh seperti kera dibantu kostum yang mendukung,
ada ekor dan bulu.

3. Tata Rias Fantasi dari tumbuhan


Ciri-Ciri : Wajah asli manusia bisa masih terlihat, dan bisa tidak terlihat atau benar-
benar berubah sesuai dengan tumbuhan atau bunga yang diinginkan. (Tergantung
kebutuhan, untuk lomba make up atau untuk penunjang pertunjukan)

berikut adalah Hal yang perlu diperhatikan dalam Tata rias fantasi :

a. Tema

b. Rias Wajah dan Rambut

c. Rias Raga/ Bodypainting 

d. Busana

e. Perlengkapan Busana/aksesoris/ornamen

B. Jenis jenis tata rias fantasi

Tata rias fantasi ada 2 versi yaitu versi nasional/ Indonesia dan versi Internasional :

1. Tata rias fantasi nasional


Tata rias fantasi nasional merupakan wajah harus tetap dirias cantik kecuali
jika modelnya laki laki. Misalnya jika temanya adalah putri ular, maka bagian
wajahnya hanya sedikit dilukis seperti sisik ular dan wajah nya tetap terlihat cantik.

2. Tata rias fantasi internasional


Tata rias fantasi internasional merupakan tata rias fantasi yang merubah
penampilan seutuhnya dengan cara merubah atau menambahkan bentuk baru pada
wajah, dan bagian wajah lainnya serta bagian tubuh disesuaikan dengan tema. Tata
rias fantasi internasional berarti bahwa rias wajah boleh dirias sesuai dengan tema,
misalnya harimau mulai dari wajah hingga dada dan badan lain boleh dilukis seperti
harimau sehingga wajah tidak perlu dihias cantik tetapi sudah berubah seperti
harimau.

C. Desain

1. Pengertian Desain

Pada umumnya desain merupakan sebuah rancangan, rencana atau sebuah


gagasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia) menyebutkan bahwa desain adalah
kerangka bentuk, rancangan, Motif pola, corak. Sebagaimana dikemukakan oleh
Sachari dan Sunarya (2001) bahwa “Desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek
sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya
zamannya. Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud, desain
adalah produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu.” Pada dasarnya
terdapat banyak pengertian tentang desain. Pengertian lain tentang desain adalah
bahwa “Desain merupakan suatu proses kreatif dalam memecahkan suatu
permasalahan dalam hal yang menyangkut perancangan suatu objek yang bersifat
fungsional atau estetis. Yang pada prinsipnya melihat aspek teknis, fungsi, material,
tanpa melepaskan unsur warna, garis, tekstur, keseimbangan komposisi, dan bentuk”
Beta (2008, hlm. 5).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa desain


adalah sebuah proses perancangan dari sebuah ide gagasan/permasalahan yang
menyangkut benda cipta dengan berdasarkan pada aspek teknis, fungsi dan
material.

1. Prinsip Desain
Prinsip perngorganisasian dalam desain disebut dengan penyusunan atau
komposisi dari unsur-unsur estetik. Menurut Agus Sachari (2004, hlm. 68) bahwa
“dalam karya seni hendaknya memperhatikan pertimbangan komposisi yang
terdiri dari: harmoni, kontras, unity, balance, simplicity, aksentuasi, dan proporsi”.

a. Harmoni (selaras) atau selaras.


Harmoni atau selaras adalah paduan dari unsur-unsur yang berbeda
dekat. Ketika unsur-unsur dipadukan secara berdampingan akan timbul
kombinasi yang menimbulkan suatu keserasian (harmony).

b. Kontras
Kontras merupakan paduan dari unsur-unsur yang berbeda tajam.
Pertentangan merupakan dinamik dari eksistensi menarik perhatian. Kontras
merangsang minat, kontras menghidupkan desain, kontras merupakan bumbu
komposisi dalam pencapaian bentuk.

c. Repetisi (Irama)
Repitisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni.
Repitisi atau ulang merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang
dan waktu, bersifat satu matra yang dapat diukur dengan interval ruang. Interval
ruang atau kekosongan atau jarak antar objek adalah bagian penting didalam
desain visual.

d. Gradasi
Gradasi merupakan paduan dari interval kecil ke interval besar, yang
dilakukan dengan penambahan atau pengurangan secara laras dan bertahap,
yang merupakan keselarasan yang dinamik. Gradasi dapat diartikan juga sebagai
susunan dari penggambaran monoton menuju dinamika yang menarik.

2. Unsur-unsur desain (Rupa)


Ada beberapa penyusunan unsur rupa dalam mewujudkan bentuk pada seni
rupa, yaitu garis, shape (bangun), Texture (rasa permukaan bahan), dan warna.
Unsur rupa memiliki peranan yang cukup penting dalam seni rupa, dimana seni rupa
merupakan salah satu kesenian yang mengacu pada bentuk visual atau sering disebut
bentuk perupaan, yang merupakan susunan atau komposisi atau satu kesatuan dari
unsur-unsur rupa.

a. Garis.
Garis merupakan hasil goresan yang nyata dan batas limit suatu benda,
rangkaian masa dan warna. Berabagai macam garis dari panjang, pendek, tipis,
tebal,lurus, patah-patah, horisontal, vertikal dan lain sebagainya. “Garis
mempunyai peranan sebagai garis, mempunyai peranan sebagai lambang, garis
mempunyai peranan untuk menggambarkan sesuatu secara representatif, dimana
garis merupakan medium untuk menerangkan kepada orang lain, garis juga
merupakan medium untuk menerangkan kepada orang lain. Setiap garis yang
tergores mempunyai kekuatan tersendiri yang butuh pemahaman. Maka untuk
melihat suatu garis dibutuhkan rasa yang menghubungkan lewat mata batin kita.
Kita harus melatih daya sensitivitas kita untuk menangkap setiap getararan yang
terdapat pada setiap goresan” (Soegeng TM.ed, 1987, hlm. 70).

b. Shape (bangun)
Shape adalah suatu bidang kecil yang yang ada karena dibatasi oleh
sebuah garis (kontur) dan adanya warna yang berbeda dari gelap terang yang
terdapat pada arsiran atau karena adanya tekstur. “ Shape merupakan suatu
bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau
dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau
karena adanya tekstur ” (Dharsono, 2004, hlm. 41). Dalam karya seni shape
digunakan sebagai simbol dari perasaan seniman dalam menggambarkan objek
hasil subject matter, sehingga tidak mengherankan apabila seseorang
kurangmenangkap maksud dari suatu objek yang telah dihasilkan oleh
senimannya, karena shape (bangun) diungkapkan dengan cara dan gaya yang
disesuaikan oleh seniman itu sendiri. Dalam mengolah objek, terjadinya
perubahan wujud sesuai selera dan latar belakang dari senimannya.

c. Texture (Tekstur).
Texture (tekstur) merupakan suatu unsur rupa yang menunjukan rasa yang
ada dari permukaan bahan, sengaja dibuat dan dihadirkan untuk mencapai bentuk
rupa, sebagai bentuk dari usaha dalam memberikan rasa teretentu pada
permukaan bidang suatu karya seni rupa yang nyata. “Tekstur bisa dibuat dan
bisa terjadi secara alami. “Artificial Texture (tekstur buatan) adalah tekstur yang
sengaja dibuat atau hasil eksplorasi dari material-material seperti kertas, logam,
plastik, kaca dan lain sebagainya. Sedangkan Nature Texture (tekstur alami)
terjadi dari tanpa campur tangan manusia seperti kayu, pasir, batu, rumput dan
lain sebagainya. Pada prinsipnya membuat permukaan wajah menjadi rasa
tertentu secara peradaban atau secara visual” (Soegeng, 1987, hlm. 76).

d. Warna
Pada umumnya secara alami mata kita dapat menangkap cahaya yang
timbul dari pantulan permukaan benda. “Benda berwarna disebabkan karena
pantulan dari warna yang ditangkap oleh mata melalui retina yang menembus
kesadaran kita. Sehingga dapat dipahami bahwa warna merupakan kesan yang
ditimbulkan cahaya pada mata” (Soegeng TMed, 1987, hlm. 77). Secara umum
warna digolongkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu : warna primer (merah,
biru, dan kuning) serta warna sekunder adalah warna campuran yang seimbang
antara warna primer dengan warna primer (warna oranye hasil dari
pencampuran warna merah dan kuning, warna hijau hasil dari pencampuran
warna kuning dan biru, warna ungu hasil percampuran warna merah dan biru).
Warna tersier yaitu hasil campuran dari warna sekunder dan warna primer
(misalnya warna oranye kuning campuran warna merah dan kuning dan warna
hijau biru campuran warna hijau dengan biru).
Disamping dari tiga kelompok warna tersebut, dikenal juga istilah
warna komplementer, yaitu dua warna yang terletak tepat bersebrangan pada
garis lurus yang ditarik dari garis pusat lingkaran warna. Antara lain warna
merah komplemen dengan warna hijau, warna kuning komplemen dengan
warna ungu, dan warna biru komplemen dengan warna oranye. “Warna adalah
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dengan seni lukis. Karena melukis adalah
pembubuhan warna. Warna yang dimaksud adalah warna akromatik atau
kromatik” (Shaman, 1993, hlm. 201).
Warna merupakan unsur yang penting sebagai salah satu elemen atau
medium seni rupa, baik dalam bidang seni murni maupun dalam bidang seni
rupa terapan. Bahkan warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan
manusia. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dharsono (2004, hlm. 49)
bahwa “warna begitu dekat dengan kehidupan manusia sehingga dalam proses
berkesenian warna memiliki tiga peranan yaitu warna sebagai warna, warna
sebagai representasi alam, warna sebagai lambang/simbol, dan warna sebagai
simbol ekspresi”.

e. Ruang
Ruang dalam unsur seni rupa merupakan wujud dari tiga matra/dimensi
yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi (mempunyai volume). Dalam
meningkatkan satu matra ke matra yang lebih tinggi dibutuhkan waktu.
Sehingga dalam memahami dan menghayati. Seperti yang dipaparkan
oleh Dharsono “dalam seni rupa ruang dibagi atas dua macam yaitu ruang
nyata dan ruang semu. Ruang semu artinya indra penglihatan yang menangkap
bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak sepert pada
kanvas yang kita lihat pada karya lukis, karya desain, ilustrasi dan pada film.
Sedangkan ruang nyata artinya bentuk dan ruang yang dibuktikan lewat indra
peraba”.

D. Busana

1. Pengertian busana

Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah
dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh seseorang.
Sebagai contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau sarung, rok, blus, blazer, bebe,
celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem, kemeja, T-Shirt,
piyama, singlet, kutang (brassier) atau Buste Houder (BH), rok dalam, bebe dalam.
Dalam pengertian lebih luas sesuai dengan perkembangan peradaban manusia,
khususnya bidang busana, termasuk ke dalam-nya aspek-aspek yang menyertainya
sebagai perlengkapan pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok milineris (millineries)
maupun aksesoris (accessories).

Dalam arti sempit busana dapat diartikan bahan tekstil yang disampirkan atau
dijahit terlebih dahulu dipakai untuk penutup tubuh seseorang yang langsung menutup
kulit ataupun yang tidak langsung menutup kulit seperti sarung atau kain dan kebaya,
rok, blus, bebe, celana panjang atau pendek, kemeja, singlet, BH (bahasa Belanda),
piyama, dan daster. Pengertian busana dalam arti luas adalah semua yang kita pakai
mulai dari kepala sampai dengan ujung kaki yang menampilkan keindahan meliputi :

a) Yang bersifat pokok seperti : kebaya dan kain panjang, sarung, rok, blus, blazer,
bebe, celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem,
kemeja, T-Shirt, piyama, singlet, kutang, BH, rok dalam, bebe dalam.
b) Yang bersifat pelengkap seperti : alas kaki (khususnya sepatu, sandal, selop),
kaus kaki, tas, topi, peci, selendang, kerudung, dasi, scarf, syaal, stola, ikat
pinggang, sarung tangan, payung, yang dalam istilah asing disebut millineries.
c) Yang bersifat menambah seperti : pita rambut, sirkam, bondu, jepit hias, penjepit
dasi, kancing manset (manchet), jam tangan, kaca mata, giwang, anting, kalung
dan liontin, gelang tangan, gelang kaki, cincin, bros, mahkota, yang dalam istilah
asing disebut accessories.

2. Fungsi Busana
a. Busana Sebagai Alat Pelindung

Mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam, misalnya dari angin,


panas, hujan, sengatan binatang dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat
untuk dapat melindungi badan agar tetap sehat yaitu busana, apabila bahan, model,
warna sesuai dengan iklim atau cuaca, kondisi lingkungan di mana busana itu
dipergunakan. Dapat dicontohkan untuk daerah yang beriklim panas, kita harus
dapat memilih bahan, warna, model yang tidak menyebabkan kita lebih kepanasan,
misalnya dipilih bahan dari katun (batik, poplin, voile), model dengan kerah yang
tidak menutup leher, lengan pendek dan warna yang muda. Dari segi keamanan diri,
manusia melindungi dirinya dengan pakaian besi (di zaman Yunani dan Romawi),
pakaian rompi anti peluru (digunakan oleh para kepala negara/pemerintahan dan
para detektif), topi baja (helm baja) diperguna-kan oleh para serdadu di medan
perang.

Busana yang dapat menunjang agar seseorang tetap sehat, yaitu :


1) Bahan harus dipilih sesuai dengan iklim di mana busana itu dipakai, karena
bahan pakaian mempunyai sifat yang berbeda.

2) Model busana pun harus disesuaikan dengan iklim yaitu misalnya model-model
busana yang berlengan panjang, dengan kerah tegak menutup leher akan lebih
sesuai untuk dipergunakan di iklim yang dingin. Untuk daerah yang iklim panas
sebaiknya dipilih model yang tidak menambah kepanasan bagi tubuh kita.
3) Warna yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan iklim dan waktu pemakaian.
4) Selanjutnya, yang sangat perlu diperhatikan adalah pemeliharaannya. Bagai-
manapun serasinya, bagus atau indahnya busana, apalagi yang dipergunakan
sehari-hari kalau kurang terpelihara dapat menimbulkan sakit.
5) Waktu perlu diperhatikan dalam pemilihan, mempergunakan busana, karena
kadang-kadang ada model-model busana yang sesuai dipergunakan hanya untuk
siang atau malam hari.

b. Busana Sebagai Alat Penunjang Komunikasi

Seperti kita ketahui dalam komunikasi terdapat pernyataan antarmanusia.


Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (message) dari komunikator
(communicator) kepada komunikan (communicant). Pada umumnya, salah satu yang
dipakai pada waktu berkomunikasi itu adalah busana. Dengan demikian, busana
dapat dikatakan sebagai salah satu alat penunjang yang dipergunakan dalam
berkomunikasi. Agar busana dapat menjadi alat penunjang yang memadai dalam
berkomunikasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal :

(1) Kebersihan dan Kerapihan

Dengan busana yang rapi dan bersih, masyarakat disekeliling di mana


busana dipakai akan mudah menerimanya karena busananya tidak berbau yang
tidak enak, serasi dipandang, sehingga tidak mengganggu dalam per-gaulan.

(2) Kesopanan, Kesusilaan, atau Peradaban

Hal tersebut perlu diperhatikan, karena dengan berbusana yang so-


pan, memenuhi kesusilaan, sesuai dengan peradaban, norma agama, sesuai
dengan lingkungan setempat, sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga
cenderung akan dapat memudahkan seseorang untuk berkomunikasi.

(3) Keseragaman Busana

Berbusana yang sesuai dengan tata tertib setempat, misalnya ber-


busana seragam akan dapat memudahkan berkomunikasi karena dia merasa
tidak ada ganjalan dalam dirinya misalnya merasa takut dimarahi, malu tidak
sama busananya dengan yang lain, takut dihukum, takut diketahui sebagai
siswa yang melanggar tata tertib atau ada perasaan tidak percaya diri. Hal
tersebut dapat mengganggu kelancaran berkomunikasi.

(4) Keserasian

Keserasian akan menimbulkan rasa kagum, enak bagi yang melihat-


nya dan dapat menunjukkan status sosial seseorang serta dapat memper-
lancar dalam berkomunikasi. Dapat dikemukakan contoh, bahwa orang akan
lebih mudah diterima oleh seseorang atau lingkungan jika busananya serasi
dari pada berbusana kumal, berbusana asal, tanpa memperhatikan keserasian
model, warna dengan dirinya. Jadi keserasian dalam berbusana sebagai salah
satu yang harus diperhatikan agar dapat memperlancar seseorang untuk
berkomunikasi.

c. Busana Sebagai Alat Memperindah

Pada dasarnya bahwa manusia adalah mahluk yang senang pada sesuatu yang
serasi, bagus dan indah. Dapat dikatakan bahwa manusia membutuhkan sesuatu
yang indah atau senang melihat yang indah. Sebelum manusia mempergunakan
bahan tekstil, manusia melumuri badannya dengan lumpur berwarna, menghias
badannya dengan tattoo atau menutup badannya dengan rantai dari kerang, manik-
manik, daun-daunan, kulit kayu yang dipukul-pukul. Selain dari pada itu mereka
melubangi telinga atau hidungnya untuk menggantungkan perhiasan, menata rambut,
kuku dan ber-make up. Semuanya itu bermaksud supaya lebih baik, cantik atau
indah.
Setelah lebih berkembang pemikirannya, manusia mulai belajar menenun
sehingga dapat menghasilkan bahan pakaian yang dinamakan tekstil. Dengan makin
meningkatnya produksi tekstil pada setiap waktu, setiap orang dapat
mempergunakannya dengan leluasa. Sebagai orang yang belajar Ilmu Kesejah-teraan
Keluarga khususnya dan mempergunakan bahan umumnya diharapkan dapat
memanfaatkannya semaksimal mungkin, sehingga bahan tekstil atau busana ini
dapat betul-betul berfungsi untuk dirinya.

D. Rias Raga atau Body Painting

Rias raga merupakan unsur penunjang dari karya seni rias wajah fantasi yang akan
ditampilkan. Hampir seperti tato, rias raga yang merupakan pola dekoratif tertentu
menunjukkan ciri pribadi menambah keindahan. Gambar gambar rias wajah dan raga akan
menunjukkan sifat dan ciri khas dari tokoh yang diwujudkan dan lingkungan yang
melatarbelakangi peranan tokoh tersebut.

Dengan demikian segera dapat dikenali apa dan siapa tokoh ini. Sebagai suatu
keutuhan penampulan yang serasi, rias raga tentulah sangat erat hubungannya dengan rias
wajah dan busana yang dipilih. Misalnya, dewi sinta obong yang dalam ceritanya harus
dibakar untuk membuktikan kesuciannya, maka rias wajah dipilih gambar kobaran api
yang menjilat tubuhnya benar benar fantastik, seakan akan sedang terbakar. Untuk rias
wajah dewi kamboja maka seluruh badan digambari ornamen dari tumbuhan sepert bunga
kamboja, daun dan batangnya sesuai dengan tema yang akan dibuat.

Pada rias raga atau body painting penulis membuat desain pada tangan, kaki, dada
yang memiliki simbol tersendiri sebagai berikut:

E. Alat, Bahan, dan Kosmetika

1. ALAT
Tabel 2. alat
No Nama Alat Fungsi
1. Kuas bedak wajah (powder Untuk meratakan bedak pada wajah
brush)
2. Kuas perona pipi (blusher Untuk mengaplikasikan blush on
brush)
3. Kuas mata tumpul (blunt Untuk mngaplikasikan eye shadow pada mata
shadow brush)
4. Kuas penyelesaian rias mata Untuk mngaplikasikan eye shadow pada mata
(pluff brush)
5. Kuas sudut mata (stiff angle Untuk mngaplikasikan eye shadow pada sudut
brush) mata
6. Kuas garis mata Untuk mngaplikasikan eye shadow pada garis
mata
7. Spons rias mata (Sponge Untuk meratakan riasan pada mata
aplicator)
8. Sisir dan kuas alis Untuk koreksi alis pada mata
9. Kuas bibir (lip brush) Untuk mengaplikasikan lipstick pada bibir
10 Kuas concealer (concealer Untuk mengaplikasikan concelear pada mata
. brush)
11 Spons alas bedak (spons Untuk mengaplikasikan dan meratakan foundation
. foundation) pada wajah
12 Spon bedak Untuk mengaplikasikan bedak
.
13 Peruncing pensil Untuk meruncing pensil alis
.
14 Pinset Untuk mencabut bulu mata dan membantu dalam
. memasangkan bulu mata palsu
15 Pencukur alis Untuk mencukur alis/merapikan alis mata
.
16 Penjepit bulu mata Untuk menjepit bulu mata agar terlihat lebih lentik
.
17 Aksesoris (Gelang, Kalung, Sebagai penunjang penampilan dan juga
. Anting, dll) mempunyai makna dalam pakaian anak daro
18 Ikat rambut Untuk mengikat rambut sebelum dipasangkan
. sanggul tempel
19 Tali Untuk mengikat suntiang agar kuat
.
20 Sanggul tempel Untuk membantu pemasangan suntiang agar lebih
. kuat
21 Harnal Untuk memasangkan sanggul tempel
.
22 Jepit lidi Untuk merapikan sanggul dan membantu
. pemasangan suntiang
23 Harnet Untuk merapikan sanggul dan rambut
.
24 Penutup sanggul Untuk menutup bagian belakang suntiang/sanggul
.
25 Sisir besar Untuk menyisir rambut dari kekusutan
.
26 Sisir penghalus sasak Untuk menghaluskan hasil sasakan rambut
.
27 Sisir sasak Untuk menyasak rambut dan membentuk volume
. rambut
28 Harnet Untuk merapikan sanggul atau hasil sasakan
. rambut

2. BAHAN
Tabel 3. Bahan
No Nama Bahan Fungsi

1. Cutton bud Untuk merapikan riasan


2. Tissue Untuk membersihkan riasan yang kurang rapi
3. Kapas Untuk membersihkan wajah
4. Hairbando Untuk menutup garis pertumbuhan rambut agar rambut
tidak kotor dan tidak mengganggu dalam pelaksanaan
5. Cape Untuk melindungi pakaian klien dari kosmetik.

3. KOSMETIK
Tabel 4. Kosmetik
No Nama Kosmetik Fungsi
1. Susu Pembersih Untuk membersihkan wajah dari sisa kosmetik
2. Penyegar Untuk menyegarkan wajah
3. Pelembab Untuk melembabkan wajah sebelum dimakeup
4. Alas bedak (foundation) Sebagai alas bedak pada wajah
5. Bedak tabur Untuk menahan minyak pada wajah
6. Bedak padat Untuk menghaluskan riasan pada wajah
7. Blush on Untuk memberi rona pada wajah dibagian pipi
8. Eye shadow Untuk memberi riasan pada mata agar lebih hidup
9. Pensil alis Untuk melakukan koreksin pada alis mata
10 Eyeliner Untuk membuat mata lebih tajam
.
11 Mascara Untuk menghitamkan bagian bulu mata
.
12 Lip liner Untuk membingkai bibir sebelum mengaplikasikan
. lipstick
13 Lipstick Untuk memberi rona pada bibir
.
14 Bulu mata palsu atas dan Untuk membuat riasan lebih hidup dan sempurna
. bawah
15 Lem bulu mata Untuk membantu menempelkan bulu mata palsu pada
. mata
16 Cream Body Painting Untuk membuat gambar atau lukisan pada bagian
. wajah atau badan.

F. Langkah Kerja Tata Rias Fantasi


Tabel 4. Langkah Kerja
No Langkah Kerja Waktu
1. Persiapan area kerja 5 Menit
2. Persiapan alat, bahan, dan kosmetik 5 Menit
3. Persiapan pribadi 5 Menit
4. Persiapan model / klien 5 Menit
5. Membersihkan wajah dan model klien dengan pembersih 5 Menit
6. Megaplikasikan foundation pada badan model 15 Menit
7. Mengaplikasikan bedak tabur pada wajah dan badan model 15 Menit
8. Membentuk alis dengan ideal bagian kiri dan kanan 15 Menit
9. Mengaplikasikan eyeshadaw, eyeliner dan mascara 20 Menit
10. Memasangkan bulu mata palsu dengan ciri khas papua dengan 10 Menit
tambahan bulu bulu ayam pada bulu matanya
11. Membuat desain fantasi sesuai dengan desain pada wajah 25 Menit
12. Mengaplikasikan warna dasar pada tubuh 25 Menit
13. Memberikan warna dengan cream body painting pada wajah dan 30 Menit
tubuh
14. Memberikan warna dengan cream body painting pada bagian 15 Menit
dada model
15. Mengaplikasikan glitter pada seluruh tubuh model 20 Menit
16. Mengaplikasikan hairspray pada seluruh badan model 5 Menit
17. Menyisir rambut model 5 Menit

18. Membentuk sanggul pada rambut model untuk dipasangkan 25 Menit


aksesoris dan ornamen rambut sesuai dengan desain yang telah
direncanakan .
19. Memasangkan pakaian dan aksesoris pada model 30 Menit
20. Berkemas 10 Menit
- Merapikan area kerja dan ruangan
- Menyusun peralatan ke tempat semula
Alokasi Waktu 300 Menit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Merias wajah fantasi merupakan rias wajah yang sekaligus melukis sebagian
badan/body painting yang dibuat dan harus menyambung lukisan dari wajah hingga badan.
Atau rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan
wajah model menjadi wujud khayalan yang diangan angankan, tetapi segera dikenali oleh
yang melihatnya. Lukisan ditubuh lebih dikenal sebagai body painting merupakan hasil
karya penata rias dimana tidak setiap penata rias mampu melakukannya. Tata rias wajah
body painting adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan model
menjadi wujud khalayak yang di angan anganka, tetapi segera dikenali oleh yang
melihatnya ( Marta Tilaar 1987 ).

Unsur desain diantaranya bidang, tekstur, garis, shape, warna, ruang. Prinsip pada
desain diantaranta ada keseimbangan, kesatuan, ritme, penekanan dan proporsi, sedangkan
faktor yang mempengaruhi tata rias fantasi adalah tema, rias raga body painting, busana,
perlengkapan busana, aksesoris, rias wajah dan penataan rambut.

B. Saran

Setelah disampaikan tentang beberapa teori rias fantasi, desain, dan busana serta
desain yang direncanakan untuk tata rias fantasi yang dilakukan, penulis berharap kepada
pembaca untuk memberikan koreksi atau saran apabila ada yang salah atau yang kurang,
serta juga penulis memberikan saran kepada pembaca untuk menyeimbangkan atara
riasan, kesempatan, busana dan desain yang diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1987. Seni Indonesia. Vol 1. Jakarta


Dewi Kusuma, Rharjo, H.T. Laksman. 1982. Pengetahuan dan seni tata rambut modern.
Jakarta

Pranoto Soergo, Titi Poerwosoenoe. 1984. Tata rias wajah siang, sore, malam, panggung
dan fantasi. Jakarta: PT Karya Utama

Anda mungkin juga menyukai