Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTIN SEMARANGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rias Pengantin Jawa

DosenPengampu :

Maria Krisnawati, S. Pd., M. Sn.


Ade Novi Nurul Ihsani, S. Pd., M. Pd.
Delta Apriyani, S.Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Khasanatul Akhiroh (5402417017)

Nurohmah (5402417021)

Fairuz Thufailah (5402417022)

Yuliana Putri Andyni (5402418035)

Ajeng Bunga Natesya (5402418039)

Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan


JurusanPendidikanKesejahteraanKeluarga
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
2019
PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa(YME), yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pengantin semarangan ini dengan baik.

Makalah ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah rias pengantin Jawa.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.  Khususnya kepada :

1. Kepada Maria Krisnawati, S. Pd., M. Sn. , Ade Novi Nurul Ihsani, S. Pd., M. Pd. Dan
Delta Apriyani, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah rias pengantin
Jawa.
2. Orang tua yang telah mendoakan dan memberikan materi untuk kelancaran kuliah
kami.
3. Teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesikan makalah ini.

Demikian makalah mengenai pengantin Semarangan yang telah kami buat. Kami
menerima kritik, masukan dan saran yang membangun apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah banyak wawasan. Juga bermanfaat bagi kami selaku penyusun.

Semarang, 7 Maret 2010

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................................1
DAFTAR ISI .....................................................................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. Pengantin Semarangan............................................................................................
B. Busana Pengantin Pria Semarangan........................................................................
C. Busana Pengantin Wanita Semarangan...................................................................
D. Sanggul dan Aksesori Pengantin Semarangan........................................................
E. Prosesi Pernikahan Pengantin Semarangan.............................................................

BAB III
PENUTUP .........................................................................................................................
A. Simpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu upacara adat tradisional adalah upacara perkawinan. Perkawinan
merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan hampir setiap orang
(widayanti,2011:241). Setiap upacara perkawinan diwarnai dengan serangkaian upacara
adat yang mengandung nilai budaya luhur dari nenek moyang. Setiap daerah mempunyai
tatanan busana aksesoris dan upacara adat yang berbeda-beda.
Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang merupakan kota
terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Tentunya
Kota Semarang mempunyai beraneka ragam adat dan budaya. Mulai dari baju adat yang
berbeda-beda, upacara kematian, upacara pernikahan, upacara peringatan hari besar dan
lain sebagainya.
Upacara pernikahan di daerah Semarang baru dipakemkan beberapa waktu lalu.
Tentunya ada ciri khas tersendiri dari mulai busana, aksesori, tata rias, sanggul, dan
prosesi pernikahannya. Oleh karena itu, kami membuat makalah berjudul, “Pengantin
Semarangan” ini untuk menambah pemahaman mahasiswa Universitas Negeri Semarang
dan masyarakat luas mengenai ciri khas pengantin adat semarangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata rias pengantin Semarangan?
2. Bagaimana busana pengantin Semarangan pria?
3. Bagaimana busana pengantin Semarangan wanita?
4. Bagaimana bentuk sanggul dan aksesori yang digunakan pengantin Semarangan?
5. Bagaimana prosesi pernikahan pengantin Semarangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata rias pengantin Semarangan
2. Untuk mengetahui busana pengantin Semarangan pria
3. Untuk mengetahui busana pengantin Semarangan wanita
4. Untuk mengetahui bentuk sanggul dan aksesori yang digunakan pengantin
Semarangan
5. Untuk mengetahui prosesi pernikahan pengantin Semarangan
D. Manfaat
1. Bisa mengetahui sejarah atau filosofi pengantin Semarangan;
2. Mempermudah mahasiswa dalam mencari literatur tentang pengantin Semarangan;
3. Memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah rias pengantin luar jawa.
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengantin Semarangan

Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang merupakan kota
terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Tentunya
Kota Semarang mempunyai beraneka ragam adat dan budaya. Mulai dari baju adat yang
berbeda-beda, upacara kematian, upacara pernikahan, upacara peringatan hari besar dan
lain sebagainya.

Upacara pernikahan di daerah Semarang baru dipakemkan beberapa waktu lalu.


Tentunya ada ciri khas tersendiri dari mulai busana, aksesori, tata rias, sanggul, dan
prosesi pernikahannya. Pada awalnya semua adat istiadat bernafas Islam yang kemudian
mendapat pengaruh dari Arab, Jawa, Cina dan Melayu. Berbagai ragam tradisi pengantin
itu terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sebagai asset budaya
Semarang.

Ditengah-tengah arus perkembangan tradisi pengantin di Semarang yang


cenderung dipengaruhi budaya modern(barat), sebenarnya Semarang memiliki tradisi
khas pengantin yang disebut “ Pengantin Semarangan “. Gaya Pengantin Semarangan ini
juga telah mengalami perkembangan dan modifikasi. Supaya kekayaan budaya Semarang
tersebut terus dapat diketahui oleh masyarakat dan tidak tergerus oleh perkembangan
zaman, maka perlu ada upaya pelestarian adat pengantin Semarangan.

Seperti adat pengantin lainnya, Pengantin Semarangan juga didahului prosesi


lamran, srah-srahan peningset, upacara ukupan/midodareni (jawa) dan upacara ijab kabul
antara pengantin pria dan wanita. Untuk tata rias wajah pengantin Semarangan seperti
halnya dengan tata rias pengantin lainnya. Tidak ada perbedaan khusus.
B. Busana Pengantin Semarangan Pria

Berikut merupakan ciri khas dari busana pengantin adat Semarangan:


 Baju yang dikenakan disebut “Gamis“,terbuat dari bahan berkilau. Baju
berlengan panjang, kraag berbentuk Shanghai.
 Jas hitam beludru bersulam emas dengan kraag Shanghai
 Celana hitam bludru bersulam mote dan kain songket
 Memakai slempang warna keemasan.
 Sabuk epek timang gendong
 Calon pengantin pria disebut “Model Pengantin Kadji” atau bersurban.
 Di bagian kepala memakai surban yang disebut “Kopyah Alfiah“.
 Memakai alas kaki selop tutup terbuat dari bludru bersulam mote.
 Memakai kaos kaki
C. Busana Pengantin Wanita Semarangan

Berikut merupakan ciri khas busana pengantin wanita Semarangan:


 Kebaya bludru hitam bersulam mote model kraag shanghai.
 Bawahan berupa kain songket songket.
 Memakai alas kaki selop tertutup hitam bludru bersulam mote dengan
mengenakan kaos kaki putih.
 Memakai sarung tangan.

D. Sanggul Dan Aksesori Pengantin Semarangan


1. Aksesori Pengantin Pria
 Cunduk mentul satu buah terletak di depan
 Pada bagian samping kiri surban memakai bunga roncean dari bunga melati,
mawar, cempaka kuning dan bunga kantil.
 Membawa sebuah pedang panjang bewarna putih perak.
 Cincin pengantin
2. Sanggul dan Aksesori Pengantin Wanita

 Bagian depan disasak dan disunggar dengan bentuk Semarangan. Untuk sanggul
semarangan disebut konde. Sanggul dibuat dari cemara 100 cm. Pada hidung
konde diberi irisan daun pandan kurang lebih 15 cm yang disebut Kembang
konde.
 Pada bagian kanan kiri atas telinga memakai Sumping dari Emas Permata.
 Cincin, Gelang, Kalung Krekang, Subang dan dibagian Kraag-Shanghai memakai
kancing yang terbuat dari Emas, dan lengan pakai Klad-Bahu.
 Cunduk-Mentul sebanyak kurang lebih 22 buah. Mentul besar 5 buah yang
melambangkan sholat 5 waktu, dipasang menghadap kedepan. Mentul kecil 17
buah yang melambangkan jumlah rakaat dalam sholat, dipasang menyebar
menghadap ke belakang.
 Roncean mawar, melati, cempaka kuning, kantil atau disebut “endog remek”.
 Untuk pengantin Semarangan di bagian dahi dihiasi dengan beberapa perhiasan
yang namanya pilis yaitu :
1) Pilis emas dengan permata
2) Pilis hitam yang terbuat dari Bludru dengan payet
3) Pilis perak
4) Yang atas sendiri Kroon sehingga kelihatan bedanya dengan pengantin
yang lain.
E. Prosesi Pernikahan Pengantin Semarangan
Sebagaimana adat pengantin lain, dalam Pengantin Semarangan juga didahului
prosesi lamaran, serah-serahan peningset, upacara ukupan atau midodareni (jawa) dan
upacara ijab kabul antara pengantin pria dan wanita. Pengantin Wanita Dalam gaya
Semarangan, calon pengantin wanita disebut Model Encik Semarangan, yaitu istilah
yang berasal dari perpaduan antara Cina dan Arab.

Tata cara upacara adat Pengantin Semarangan yang merupakan asset dan ikon
budaya masyarakat Semarang, yang masih dilaksanakan di tiga kampung yaitu Kampung
Begog, Kampung Kauman dan Kampung Melayu. Berikut merupakan urutan prosesi
pernikahan adat Semarangan.

 Sebelum Upacara Adat


Sebelum  upacara adat Pengantin Semarangan ada tiga tahapan atau proses yaitu
1. Proses Pencarian
 Perkenalan dan pendekatan langsung yang dilakukan oleh calon
 Perkenalan dan pendekatan dengan bantuan orang tua, keluarga dekat, teman,
atau perantara lain
 Perkenalan dan pendekatan dengan perantara comblang

2. Lamaran
Lamaran dilakukan di rumah orang tua calon pengantin putri, yang
dibicarakan masalah hari dan tanggal pelaksanaan pernikahan. Calon pengantin
pria membawa “songsongan” atau Serah-Serahan Peningset dengan jumlah
angka bilangan ganjil, seperti 7, 9, 11, dan seterusnya.
Setelah prosesi penyerahan seserahan lamaran oleh pihak pria, pihak
wanita akan membalas dengan jumlah yang lebih sedikit, tapi tetap dengan
jumlah yang ganjil. Balasan ini biasa disebut dengan angsul-angsul.
3. Upacara Midodereni (Ukupan)
Midodareni yaitu mandi siram dan dilanjutkan dengan acara lek-lekan di
malam harinya.
 Prosesi Pernikahan
1. Ngarak Pengantin

Adapun prosesi ngarak pengantin yang biasanya disebut kesenian khas


Terbangan, ketentuannya adalah paling sedikit terdiri dari 20 orang. Rombongan ini
terbagai dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :

1. Sembilan orang Sinoman Terbangan, yang terdiri dari 3 orang Pembawa Terbang
(Rebana), 3 orang berjalan mundur (Mlaku Mundur), 3 orang pembawa Koor
(Jawaban ).
2. Sembilan orang Sinoman Blanten, yang terdiri dari 2 orang pemikul jidur (gong
atau bas), 1 orang pemukul jidur, 1 orang pembawa atau penabuh kendang, 1
orang pembawa atau penabuh kentrung, 1 orang pembawa atau penabuh kenteng,
serta 3 orang pembawa koor (jawaban).
3. Dua orang pembawa Kembang Manggar (ditambah 1 orang pembawa khusus
payung pengantin. Adapun jumlah kembangan manggar banyaknya tidak terbatas.
Maksud Kembang Manggar Kembang manggar disamping untuk kelengkapan
Ngarak Pengantin, juga ada maksud tertentu yaitu :

 Pada masa dahulu, Pengantin Semarangan memakai Kembang Manggar


asli, yaitu Bunga Kelapa.
 Kembang, semua orang pasti senang dengan bunga, maksudnya adalah agar
kedua mempelai disenangi oleh masyarakat.
 Manggar adalah bunga kelapa, seperti diketahui bahwa pohon kelapa
disebut Glugu, maksudnya agar kedua mempelai berlaku lugu/jujur tidak
kesana kemari. Batang pohon kelapa mesti lurus, tidak ada pohon kelapa
yang bercabang. Kalau ada pohon kelapa bercabang dikatakan ajaib,
maksudnya agar kedua mempelai hatinyya tidak cabang kesana kemari.
Tetap dan satu pendirian. Tidak menyembunyikan sesuatu masalah. Kalau
ada masalah harus dipecahkan bersama antara suami dan isteri.
 Manggar merupakan bahan baku utama untuk membuat gula jawa,
maksudnya adalah agar kedua mempelai selalu mendapatkan manisnya
kehidupan dunia dan akhirat.

 Acara pernikahan
Akad nikah yang dilakukan dengan mengelar tikar atau secara lesehan.

 Adat setelah pernikahan


Prosesi Iring-Iringan Pengantin Semarangan Ada beberapa macam prosesi iring-
iringan yang dapat direkam, yaitu :
1. Iring-iringan di Kampung Kauman
 Dua kembang manggar berjalan dimuka sekali
 Pengiring remaja putra-putri
 Pengantin putra (ada yang berjalan kaki dan ada pula yang naik kuda)
diiringi kerabat keluarga pengantin pria
 Tembang rodat (maulud rodat) mengiringi para sinoman (vocalis) sering
juga musik rebana pengiring ini berupa musik.terbang Blantenan.
2. Iring-iringan di Kampung Begog Pekojan
 Dua kembang manggar
 Kesenian kedencongan (sebi pencak silat)
 Vocalis maulud rodat (arah mundur)
 Penabuh maulud rodat dan jidur
 Mempelai lelaki (ada yang berjalan kaki, ada pula yang naik kuda)
 Kerabat keluarga pengantin pria baik remaja putra-putri maupun para
sesepuh dan kedua orang tuanya
3. Iring-iringan di Keluarga Tasripin
 Pembawa kembang manggar
 Kesenian rebana dengan jidur sekitar 30-40 orang penabuh terbang.
 Mempelai pria diiringi oleh kerabat dan keluarganya
4. Penampilan yang dipakai masyarakat Semarang pada umumnya adalah sebagai
berikut :
 Pembawa kembang manggar (4-6 orang)
 Kelompok denok-kenang
 Kembang manggar (2 orang)
 Vocalis maulud rodat
 Penabuh tembang rodat dan jidur
 Pengantin pria naik kuda
 Kelompok orang tua dan sespuh pengantin pria
 Pembawa kembang manggar (4-6 orang) Pada upacara kirab, iring-
iringan ditambah lagi keluarga, kerabat denok kenang dari keluarga
pengantin putri dan penganting putra.
 Untuk pengantin putri diusung diatas tandu dan dipayungi dengan
Payung Agung . Kesenian pengiring pun bertambah dengan kesenian
Balantenan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pada awalnya semua adat istiadat di Semarang bernafas Islam yang kemudian mendapat
pengaruh dari Arab, Jawa, Cina dan Melayu. Berbagai ragam tradisi pengantin itu terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sebagai asset budaya Semarang.

Seperti adat pengantin lainnya, Pengantin Semarangan juga didahului prosesi lamran,
srah-srahan peningset, upacara ukupan/midodareni (jawa) dan upacara ijab kabul antara
pengantin pria dan wanita. Untuk tata rias wajah pengantin Semarangan seperti halnya
dengan tata rias pengantin lainnya. Tidak ada perbedaan khusus.

Pengantin Semarangan telah mengalami perkembangan dan modifikasi. Supaya


kekayaan budaya Semarang tersebut terus dapat diketahui oleh masyarakat dan tidak
tergerus oleh perkembangan zaman, maka perlu ada upaya pelestarian adat pengantin
Semarangan.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata Kota Semarang

Febriyani, Arina Prima. 2016. Tingkat Pengetahuan Perias Terhadap Seni Rias
Pengantin Gaya Semarangan di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Universitas Negeri Semarang.

Kusnanti, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.

Trisnowiyanto. 2012. Ketrampilan Dasar Merias. Jogjakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai