Anda di halaman 1dari 11

DEKORASI PELAMINAN

ADAT KARO
NAMA KELOPOK :
CITRA SITEPU
FEBY ELSE
IVANA
MARIA PURBA
CANIA
DEFENISI DEKORASI PELAMINAN
 Dekorasi pernikahan adalah sebuah hal
penting yang dimana memiliki arti keindahan
dalam sebuah momen sakral yang dimana juga
membuat sebuah memperindah atau
mempercantik keadaan atau suasana dalam
pernikahan tersebut sehingga menjadikan
sebuah kebanggaan jika memang memiliki
dekorasi yang sangat mewah dalam acara
pernikahan.
ADAT BUDAYA KARO

 Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo.


Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah
Brastagi dan Kabanjahe
 Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat
Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk
masakan.
 Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat
 yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh,
dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki,
sedangkan untuk perempuan yang
disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang
nama seseorang.
 Aksara yang digunakan di suku ini adalah Aksara Karo.
Aksara ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh
masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini
penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir
tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi cara
penulisan perlu dilengkapi dengan anak huruf seperti
o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan pemantek
 1. Persiapan Kerja Adat
 Sitandan Ras Keluarga Pekepar
 Pada tahapan ini dilakukan tahapan perkenalan antara
kedua keluarga calon mempelai. Sama dengan
pertemuan keluarga pada umumnya dimana keluarga
kedua belah pihak akan yang akan membahas
mengenai waktu yang tepat untuk menggelar acara
selanjutnya yaitu meminang atau biasa disebut dengan
istilah Mbaba Belo Selambar. 
 Ngantig Manuk
 Pada prosesi ini kedua keluarga akan melakukan pertemuan kembali untuk
membahas lebih detil hal-hal mengenai pernikahan. Mulai dari hari dan
tempat pelaksanaan, mahar, hingga hutang – hutang adat pada pesta
pernikahan yang dilaksanakan nantinya.
 2. Hari Pesta Adat
 Kerja Adat
 Sebelum melakukan kerja adat ini, biasanya dilakukan dahulu tahapan
pengesahan secara agama yang dianut. Baru setelah usai, maka dilanjutkan
dengan prosesi kerja adat di tempat sang wanita yang telah ditentukan.
 3. Sesudah Pesta adat
 Ngulih Tudung
 Nah… jika pesta adat sudah selesai, bukan berarti prosesi pernikahan adat
Karo berhenti sampai disini saja. Karena mash ada cara Ngulih
tudung dan Ertatak. Ngulih tudung dilakukan 2 – 4 hari setelah pesta adat usai.
 Ertaktak
 Ertatak bisa dikatakan sebagai prosesi terakhir dalam rangkaian acara
pernikahan adat Karo. Dimana pada waktu yang telah ditentukan kedua
keluarga pengantin akan bertemu dirumah Kalimbubu pihak wanita untuk
membahas pengeluaran biaya – biaya acara pesta adat yang telah berlangsung.
GAMBAR DEKORASI PELAMINAN
ADAT KARO
MAKNA ORNAMEN DALAM
PELAMINAN ADAT KARO
 Ornamen paling atas atau titik fokus dalam pelaminan adat karo
adalah rumah panggung aitu rumah adat dari budaya karo.
Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat
dan satu lagi menghadap ke sebelah timur. Di depan masing-
masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat
(disebut ture). Ture ini digunakan untuk tempat bertenun,
mengayam tikar atau pekerjaan . lainnya, pada malam hari ture
atau serambi ini berfungsi sebagai tempat naki-naki atau tempat
perkenalan para pemuda dan pemudi untuk memadu kasih.
 Atap rumah dibuat dari ―ijuk‖ yang terdapat dari serabut pohon
aren. Pada kedua ujung atapnya terdapat anyaman bambu
berbentuk segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo
terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke
bawah.
 Pengeret-ret
 Seperti gambar diatas, pengeret-ret berbentuk cicak dengan dua kepala
ke arah kanan dan kiri. Ornament ini berfungsi sebagai kekuatan untuk
menolak bala, ancaman dari roh jahat terhadap penghuni/pemilik
rumah dan juga untuk persatuan keluarga dan persatuan .
 Ornament ini terbuat dari anyaman ijuk (serabut dari pohon aren) dan
diikatkan kebagian dinding depan rumah sebagai pengganti dari paku.
Pengeret-ret juga berbentuk seperti belah ketupat di mana hal ini
menunjukkan sebagai pengikat tali persaudaraan tanpa batas, karena
dalam masyarakat Karo sangat penting menjaga tali persaudaraan
dengan orang lain maupun dengan sesama orang Karo.
 Warna pada pelaminan diatas adalah warna asli dari pengeret-ret yaitu
perpaduan antara hitam, putih dan merah. Menurut narasumber
makna warna dari pelaminan tersebut sengaja di buat dengan warna
yang cerah-cerah, yaitu agar kelihatan jelas warna dan bentuknya,
dimana pengeret-ret juga berada pada dinding rumah adat (ayo-ayo).
Menurut Boy narasumber Warna hitam tersebut menyiratkan karakter
kuat, teguh dan bijaksana. Sedangkan putih yang melambangkan
kesucian, merupakan warna yang netral terhadap warna-warna lain.
 Demikian juga yang merah menyimbolkan keberanian, kekuatan
bahkan angkara murka. Tidak heran jika warna merah dijadikan
simbol power.
 pengeret-ret pada saat ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Karo
sebagai sebuah simbol seni yang memiliki ukiran unik dan
akhirnya masyarakat Karo banyak menggunakan ukiran, simbol,
maupun ornament pengeret-ret sebagai bingkai pada undangan
pernikahan, spanduk, kain tenun, baju, tato, dll.
 Batak Karo memiliki dua kain tenun yang sering digunakan dalam
acara - acara adat, yaitu Uis Nipes dan Beka Buluh. Uis
Nipes adalah kain tipis, yang dipakai oleh wanita karo dalam
menghadiri acara adat, kadang kain ini juga digunakan untuk
beribadah ke gereja sebagai selendang pelengkap kebaya.
 Rose Ertanda-tanda,Rose Lengkap dan Rose Lengkap er emas-
emas pada masyarakat Karo baik Busana dan Aksesorinya
memiliki nilai simbolis yang dipakai pada setiap acara adat seperti
Tudung Teger Limpek,Ergonje,er emas emas sertali; PadungRaja
Mehuli,Sertali layang –layang Galang,sertali layanglaang
kitik,Bura,Gelang sarung
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai