Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RIAS PENGANTIN LUAR JAWA (BALI)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah rias pengantin luar jawa

Dosen pengampu mata kuliah : Maria Krisnawati, S. Pd., M. Sn.


Delta Apriyani, S.Pd., M.Pd.
Dra. Marwiyah, M. Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

1. Octaviani Shinta Dewi (5402418024)


2. Fitri Inda Anggraeni (5402418033)
3. Ajeng Bunga Netasya (5402418039)
4. Khodijah Mughny Nafiah (5402418047)
5. Nina Fahira (5402418050)
6. Monica Salma Wijayanti (5402418052)
7. Sri Dewi Ariani (5402418060)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah
”rias pengantin luar jawa (bali)”, ini tepat pada waktunya. Adapun pokok bahasan dalam
makalah ini adalah tentang ”Adat dan rias pengantin bali” yang bertujuan untuk melengkapi
tugas mata kuliah rias pengantin luar jawa.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan
dan kesalahan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi penulis untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.

Semarang, 22 September 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
2.1 adat pernikahan ................................................................................. 2
2.2 pakaian,aksesoris dan makeup........................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

iii
BAB I PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pernikahan adat di Bali atau dikenal dengan “pawiwahan” adalah
pengesahan perkawinan dua insan beda jenis antara seorang laki-laki dan perempuan, dalam
bentuk upacara keagamaan, melakukan janji suci untuk menikah dan mengesahkannya ikatan
perkawinan tersebut secara hukum, norma agama dan sosial.

Pernikahan adat di Bali memang sangat berhubungan erat dengan tatanan keagamaan,
adat dan budaya setempat. Sehingga hampir tata cara perkawinan di Bali terutama mereka yang
beragama Hindu sama berdasarkan hukum agama, tetapi terkadang dalam pelaksanaan terkadang
ada beberapa perbedaan berdasarkan adat dan budaya pada masing-masing tempat atau wilayah.

1
BAB II PEMBAHSAN

Tata Cara Pernikahan Adat Atau Pawiwahan Di Bali

1 Menentukan hari baik


Warga yang akan melakukan upacara pernikahan ini memilih hari baik sesuai dengan kalender
Hindu, hari baik dipilih mulai dari calon mempelai pria datang untuk nyedek (memberitahukan)
dan hari melangsungkan pernikahan sesuai hari yang disepakati oleh kedua belah pihak keluarga

2 Ngekeb
Dalam pernikahan tradisional adat Bali, proses upacara ngekeb adalah untuk mempersiapkan
calon pengantin wanita, seperti melakukan luluran pada tubuh dari bahan-bahan seperti kunyit
beras, kenangan dan daun merak yang sudah ditumbuk halus. 

3 Penjemputan Calon Mempelai Wanita


Seperti tradisi upacara pernikahan adat yang biasa dan lazim dilakukan di kediaman keluarga
laki-laki, sehingga pihak keluarga mempelai pria menjemput calon dari mempelai calon wanita.

4 Mungkah Lawang
Dalam proses upacara adat pernikahan berikutnya adalah acara mungkah lawang (buka pintu)

5 Mesegeh Agung
Sebelum memasuki pekarangan rumah mempelai laki-laki, kedua mempelai menghadapi prosesi
mesegeh Agung

6 Medengen-dengenan (mekala-kalaan)
Dalam upacara adat pernikahan di Bali, prosesi ini akan dipimpin oleh seorang pemimpin agama
seperti pendeta ataupun pemangku adat sesuai dengan adat dan budaya masing-masing daerah,
upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri kedua mempelai

7 Upacara Mewidhi Widana


Prosesi upacara adat pernikahan yang wajib dilalui adalah Mewidhi Widana, pada saat ini prosesi
dipimpin oleh seorang pendeta atapun sulinggih, bunyi genta mengiringi prosesi ini untuk
menyempurnakan upacara pernikahan, membersihkan diri kedua mempelai setelah upacara-
upacara sebelumnya.

2
8 Upacara Mejauman (Ma Pejati)
Ini adalah prosesi terahkir dalam upacara adat pernikahan di Bali, pada saat ini identik juga
dengan “ngabe tipat bantal” atau membawa tipat bantal beberapa daerah menyebutnya sebagai
upacara “meserah”

Ciri makeup pada pengantin bali

1. Srinata

Ciri khas pertama dari tata rias pengantin Bali adalah adanya Srinata atau hiasan melengkung
pada dahi. Srinata ini tentu mengingatkan kamu pada Paes di pernikahan Jawa. Ia digambar
dengan menggunakan  warna hitam menggunakan pensil alis, serta menyesuaikan dengan bentuk
dahi. Penggunaan Srinata pada dahi selain memperindah juga mengoreksi bentuk dahi. Pada
bagian tengah antara kedua alias terdapat bulatan kecil berwarna merah yang dibubuhkan sebagai
perlambang keselamatan dan kesejahteraan.

2. Semi

Ciri khas kedua adalah adanya semi, yaitu membentuk rambut bagian depan menggunakan
malem untuk mengimbangi riasan dari Srinata.

Semi juga menjadi wadah untuk menempatkan hiasan bunga sasak yang berbentuk engkung-
engkunganan atau sunggran, yang melengkung ke dalam menuju bagian belakang telinga.

3
3. Gelung Kucit

Gelung kucit adalah riasan rambut berbentuk tapal kuda yang dihias dengan bunga emas. Gelung
kucit ini dibuat dari sapu ijuk, berukuran masing-masing satu setengah jengkal dan lebar lebih
kurang tiga jari. Selain bagian depan Gelung Kucit juga dipasang di belakang dengan rangkaian
75 kuntum cempaka putih dan kuning, bun kantil sejumlah 50 biji, kantil kuning 50 biji, bunga
kenanga juga dengan jumlah yang sama lalu ditusuk dengan semat atau biting sependek dua jari.

Selain itu, ada bunga kantil sejumlah 50 biji, kantil kuning 50 biji, bunga kenanga juga dengan
jumlah yang sama lalu ditusuk dengan semat atau biting sependek dua jari.

Makna dari pemakaian Gelung Kucit atau Agung ini adalah untuk menggambarkan Gunung
Agung yang berada di Bali, tempat tumbuhnya banyak flora, dan juga merupakan simbol
keramat bagi orang Bali.

4. Mahkota Emas

Ciri khas riasan pada pengantin Bali adalah adanya pengenaan mahkota, baik pada mempelai
wanita maupun laki-laki. Mahkota ini menjulang tinggi berwarna keemasan yang terdiri dari
bunga sandat dan ditutup kap emas.

4
Pada pengantin pria terdapat Geruda Mungkur yang berada di bagian belakang. Bentuknya sama
dengan mahkota pada mempelai wanita. Hal ini yang membuat pengantin pria di Bali terlihat
mewah daripada pengantin-pengantin lainnya di Indonesia.

Berat mahkota emas ini adalah sekitar tiga kilogram, dan sesuai pakem yang ada harus
digunakan selama dua hari berturut-turut.

5. Ronce Bunga Anggur

Seperti halnya pernikahan adat lainnya di Indonesia, tata rias Bali juga menggunakan ronce
sebagai penghias pada kepala.

Namun, ronce yang digunakan adalah ronce bunga anggur,bukan bunga melati sebagaimana
yang biasa dikenakan pada pernikahan adat Sunda dan Jawa.

6. Subang di Telinga

Untuk mempercantik dan memperindah tampilan, tak lupa pada mempelai pengantin wanita
dipasangi subang atau anting sebagai perlambang feminitas dan keanggunan wanita Bali.

Busana pada pengantin bali :

1.  Pengantin wanita akan memakai tapih panjang yang melilit tubuh dari dada hingga
ke jari kaki. Tapih ini akan dilapisi kemben sebagai penutup dada
dan kamen prada untuk menutup hingga ke mata kaki

5
2. Selain make-up yang dipoles, pengantin akan mengenakan srinata atau lengkungan simetris
pada dahi. Sedangkan untuk hiasan kepala, pengantin memakai petitis dan tajug emas di
bagian atas

3. Mahkota menjulang tinggi yang dipakai sang wanita terdiri dari bunga sandat dan ditutup
bunga kap emas. Walau berat, mahkota ini yang membuat pengantin tampak ‘mahal’

6
4. Pengantin juga memakai cerik di bahu sebelah kiri serta pending emas tersemat di pinggang
menampilkan bentuk tubuh pengantin

7
5.Banyak gelang yang dipakai yaitu gelang kana di lengan serta gelang naga satru di
pergelangan tangan yang dapat menambah cantik penampilan, dilengkapi dengan badong
kemasan melingkar di leher

6. Baju yang dipakai pengantin pria mirip dengan busana wanita yaitu tapih dan kamen
prada yang dililit dari bagian dada hingga ke betis

7. Pita yang berada di dada pengantin pria merupakan umpal prada yang dililit. Ternyata ada
perbedaan antara dua kasta yang berbeda lo

8
Pemilik kasta Brahmana akan mengenakan sesimping sebagai penutup dada dengan badong
keemasan, sedangkan pemilik kasta ksatriya akan mengenakan jas tutup pendek bahan beledu
bersulam emas sebagai penutup tubuh

8.  Jika biasanya hiasan kepala pria Bali sederhana, di sini mahkota tampak mewah. Mahkota
ini merupakan tajuk emas dengan bunga sandat dan bunga kap di atasnya, disebut
sebagai gelung garuda mungkur

9
9. Terakhir, pengantin pria Bali Payas Agung Badung juga memakai sebilah keris bertatah
batu mulia yang akan diselipkan di punggung

DAFTAR PUSTAKA

http://irwansyahsugiono.blogspot.com/2014/11/tata-cara-pernikahan-adat-bali-hukum.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197207122
001122-MILA_KARMILA/BUSANA.PENGANTIN_.PDF/Bus._Peng._Bali.pdf

10
https://www.hipwee.com/wedding/pakaian-pengantin-bali/

https://weddingmarket.com/artikel/pernikahan-adat/make-up-pengantin-bali

https://www.weddingku.com/blog/tata-rias-pengantin-bali-payas-agung-badung

11

Anda mungkin juga menyukai