Pengantin
Sulawesi
(Selatan) dan
Kalimantan
(Timur)
Ni Wayan Ira Sapitri 1815011009
Ni Putu Diah Aprianti 1815011016
Ni Made Indrayani 1815011052
Sejarah Pengantin Kalimantan Anta Kesuma
(Kalimantan Timur)
- Naik Mintuha
1. Pertama yang harus dilakukan oleh indo botting adalah merias bagian rambut pengantin. Penataan
sanggul pengantin Bugis adalah bentuk sanggul tegak atau simpolong tettong, yang memerlukan ketelitian
serta kecermatan tersendiri agar bentuk sanggul sempurna dan pengantin tidak merasa sakit atau terbebani
kepalanya.
2. Kedua adalah merias wajah pengantin wanita. Indo botting akan memakaikan bedak dasar atau foundation pada
seluruh wajah dan leher pengantin yang dalam keadaan kulit benar-benar bersih. Dalam menggunakan foundation
harus seksama, selain mesti mempertimbangkan jenis kulit, warna kulit, kondisi kulit, serta warna bedak yang akan
digunakan setelahnya.
3. Ketiga adalah merias bagian mata. Hampir disemua jenis rias, bagian mata adalah bagian yang sangat penting,
karena dari matalah akan terbentuk karakter, suasana dan pancaran pesona wajah. . Untuk rias pengantin tentulah
digunakan riasan mata disesuaikan dengan warna baju yang dikenakan.
4. Pemasangan dadasa. Unsur ini merupakan ciri khas dari rias pengantin, yaitu riasan khusus yang
dipasang di dahi pengantin wanita dengan menggunakan dadasa warna hitam. Jarak antara alis dengan
garis dadasa harus diukur. Untuk mengukur biasanya dipergunakan jari-jari tangan, ukuran yang ideal
adalah dua jari di atas alis. Bentuk dadasa yang memiliki banyak variasi lekukan, memberi petunjuk bahwa
pengantin berasal dari strata sosial bangsawan, dadasa ini biasanya disebut dengan makkanuku macang
yang nampak lebih menarik dan mempesona, sedangkan dadasa pengantin dari strata non bangsawan
bentuknya lebih sederhana tanpa banyak lekukan.
Tata Rias, Busana dan Aksesoris
Pengantin Sulawesi
A. Tata Rias Pengantin Wanita
5. Pemasangan asesoris sanggul. Setelah riasan wajah dan dadasa selesai barulah dipasang asesoris atau perhiasan
sanggul. Adapun jenis asesoris yang biasanya digunakan adalah:
• Bunga sibali yang dipasang di sebelah kanan dan kiri sanggul.
• Bunga nibuga yang dipasang di tengah sanggul.
•Pattenre Jakka mahkota atau bando yang bermotif binatang, tumbuh-tumbuhan, atau bunga.
•Pinang goyang yang berbentuk bunga mekar bersusun dua, ditancapkan di sanggul tegak ( simpolong tettong ).
•Kutu-kutu yang menyerupai kuncup bunga melati yang ditancapkan tersebar di kepala.
•Bangkarak takroe atau takjombe yaitu anting-anting yang menggelantung sampai beberapa sentimeter di bawah
telinga.
Aksesoris Pengantin Wanita
1. Baju Bodo
Terbuat dari sutera dan dua lapis/susun. Diberi pinggir yang
disebut “rante waju” dan ditaburi dengan tabut-tabur atau
“pacceppa”.
2. Sarung lipa antallasa
Sarung terdiri dari 2 macam :
- lipa antallasa
lipa antallasa terbuat dari bahan lame (dahulu kala ditenun
dengan benang emas atau benang perak).
-lipa sampu’
Lipa sampu’ terbuat dari bahan tipis dan bersusun dua.
Didalamnya dipakaikan celana yang bernama “sabeing”. Orang
Makassar menyebutnya “tope ilalang”
Aksesoris Pengantin Pria
1. Jas Belladda atau Jas Tutup terbuat dari bahan brokat atau lame.
2. SARUNG ANTALLASA atau LIPA SAMPU’
3. CELANA SABEING atau TOPE ILALANG
Tahap Pernikahan Sulawesi Selatan
Suku Bugis
1. Ma’manu-manu/ A’ jagang-jagang
Sebelum melakukan proses lamaran atau melamar. Pihak keluarga dari calon mempelai pria melakukan penyelidikan
mengenai calon mempelai perempuan. Seperti latar belakang, dan pendidikannya. Ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat
si calon menantu wanita.
2. A’suro/Massuro
Setelah melakukan pengenalan lebih dalam, barulah keluarga dari pihak laki-laki melakukan acara lamaran secara resmi.
3. Appa’nasa/Patenre
Setelah melakukan proses lamaran, maka dilakukan appa’nasa/patenre ada yaitu menentukan hari pernikahan, besarnya
mas kawin dan uang belanja.
4. Appanai Leko Lompo (Erang-erang)
Setelah pinangan diterima secara resmi, maka dilakukan pertunangan yang disebut A’bayuang, dengan mengantarkan
passio/passiko atau pattere (dalam bahasa Bugis). Prosesi mengantarkan pasio diiringi dengan mengantar daun sirih pinang.
Namun karena pertimbangan waktu, sekarang acara ini dilakukan bersamaan dengan acara Patenre Ada atau Appa’nasa.
5. A’barumbung (Mappesau)
Ini adalah kegiatan mandi uap yang dilakukan oleh calon mempelai wanita. Mandi uap ini bertujuan untuk menghilangkan
aroma tidak sedap pada tubuh, memberikan kesegaran, mengeluarkan aura buruk dan mendatangkan aura baik. Biasanya
mandi uap dilakukan selama tiga hari.
Tahap Pernikahan Sulawesi Selatan
Suku Bugis
6. Appasili Bunting (Cemme Mapepaccing)
Prosesi appasili bunting ini hampir mirip dengan prosesi siraman dalam tradisi pernikahan Jawa. Acara ini dimaksudkan
sebagai pembersihan diri lahir dan batin.
7. A’bu’bu
Prosesi acara a’bu’bu (maceko) yaitu proses membersihkan rambut atau bulu-bulu halus yang terdapat di ubun-ubun atau
alis, yang bertujuan memudahkan dalam merias pengantin wanita, agar hiasan hitam (da’dasa) pada dahi yang dikenakan
calon mempelai wanita dapat melekat dengan baik.
8. Appakanre Bunting
Dalam upacara ini, calon mempelai disuapi dengan makanan berupa kue-kue khas tradisional Makassar, seperti Bayao
Nibalu, Cucuru’ Bayao, Sirikaya, Onde-onde, Bolu peca, dan lain-lain yang telah disiapkan dalam suatu wadah besar yang
disebut Bosara Lompo.
9. Akkorontigi (Mappacci) atau Malam Pacar
Acara Akkorontigi merupakan kegiatan menghiasi rumah calon mempelai, kemudian melakukan appacci atau mappacci, yang
bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga calon pengantin wanita. Ini merupakan suatu rangkaian acara yang sakral dan
dihadiri oleh seluruh sanak keluarga (famili) dan undangan.
10. Assimorong/Menre’kawing
Ini merupakan puncak dari rangkaian upacara pernikahan adat Bugis-Makassar, yakni ketika kedua calon mempelai
melakukan akad nikah.
Tahap Pernikahan Sulawesi Selatan
Suku Bugis
11. Appabajikang Bunting
Setelah akad nikah selesai, mempelai pria diantar ke kamar mempelai wanita.
Dalam tradisi Bugis-Makassar, pintu menuju kamar mempelai wanita biasanya terkunci rapat. Kemudian terjadi dialog
singkat antara pengantar mempelai pria dengan penjaga pintu kamar mempelai wanita. Setelah mempelai pria diizinkan
masuk, kemudian diadakan acara Mappasikarawa (saling menyentuh).
Setelah itu, kedua mempelai bersanding di atas tempat tidur untuk mengikuti beberapa acara seperti pemasangan sarung
sebanyak tujuh lembar yang dipandu oleh indo botting (pemandu adat). Hal ini mengandung makna mempelai pria sudah
diterima oleh keluarga mempelai wanita.
12. Alleka Bunting (Maolla)
Acara ini sama seperti acara ngunduh mantu di Jawa. Sehari sesudah pesta pernikahan, mempelai wanita ditemani beberapa
orang anggota keluarga diantar ke rumah orang tua mempelai pria. Rombongan ini membawa beberapa hadiah sebagai
balasan untuk mempelai pria. Mempelai wanita membawa sarung untuk orang tua mempelai pria dan saudara-saudaranya.
Acara ini disebut Makkasiwiang.
Total Look Pengantin Sulawesi
Selatan Suku Bugis
Tata Rias Pengantin Sulawesi Tata Rias Pengantin Sulawesi
Selatan Suku Bugis Pakem Selatan Suku Bugis Modifikasi
Apakah Ada Pertanyaan?
Sanggahan?
Tambahan?