Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKL)


LKP LINMAR
di LKP LINMAR yang bertempat di jalan Bunga Cempaka Pasar 3 Padang Bulan No
38 Padang Bulan Selayang II, Kec.Medan Selayang, Kota Medan, Sumatra Utara 20131

DISUSUN OLEH:
Lolita Patasya Ritonga (5182144010)
Dinda Hariani (51833344012)
Indah Ayu Puspita (5182144008)
Fatimah Yani Panjaitan (5183344008)

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Siti Wahidah,M.Si

PENDIDIKAN TATA RIAS PENDIDIKAN


KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : 1. Lolita Patasya Ritonga (5182144010)


2. Dinda Hariani (51833344012)
3. Indah Ayu Puspita (5182144008)
4. Fatimah Yani Panjaitan (5183344008)
Judul PKLI : Praktik Kerja Lapangan Di LKP Linmar
Tempat : Jl.Bunga Cempaka Pasar 3 Padang Bulan No 38.Padang Bulan Selayang
II,Kec.Medan Selayang,Kota Medan,Sumatra Utara 20131
Tanggal : 23 September 2021

Laporan PKLI ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Prodi Tata Rias

Astrid Sitompul, S.Pd, M.Pd Dra. Siti Wahidah, M.Si.


NIP. 19871127 202012 2 011 NIP. 19660811 199303 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan karunia-
Nya Proposal Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) dapat kami buat dengan semestinya.
Sehubungan dengan adanya mata kuliah wajib “Praktik Kerja Lapangan Industri”,
mahasiswa diharapkan dapat terjun langsung untuk melihat fenomena di lapangan. Kegiatan
PKLI diharapkan mampu mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga
profesional dengan membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya.
Proposal PKLI ini disusun sebagai bentuk perencanaan tertulis kegiatan. Durasi
kegiatan PKLI 40 hari. Selama periode PKLI, aktivitas yang dilakukan mahasiswa bukan
hanya sekedar pengalaman lapangan bagi mahasiswa, akan tetapi merupakan konsep integratif
dari teori, praktek penelitian yang akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa
khususnya dalam menghadapi persaingan global.
Demi kelancaran kegiatan PKLI ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu:

1. Ibu Prof. Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga.
2. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tata Rias.
3. Ibu Sulin Asmara, M.Pd selaku pemilik usaha LKP Linmar
4. Teman-teman program studi Pendidikan Tata Rias angkatan 2018.

Diharapkan, proposal ini bisa bermanfaat baik berupa inspirasi maupun motivasi bagi
pembaca. Dan tak lupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar
proposal ini bisa lebih baik lagi kedepannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Medan, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................................................3

1.3 Manfaat...................................................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORITIS............................................................................................................5

2.1 Rias Pengantin Mandailing.....................................................................................................5

2.1.1 Busana dan Perlengkapan Pengantin Wanita Mandailing..........................................5


2.1.2 Sanggul dan Ornamen Kepala Pengantin Wanita......................................................9
2.1.3 Tata Rias Pengantin Wanita Mandailing..................................................................11
2.2 Rias Pengantin Sunda............................................................................................................12

2.2.1 Tata Rias Wajah.......................................................................................................12


2.2.2 Tata Rias Rambut....................................................................................................13
2.2.3 Busana, Aksesoris dan Perhiasan............................................................................15
2.2.4 Tata rias dan Busana Pengantin Pria.......................................................................19
BAB III METODE PELAKSANAAN...........................................................................................21

3.1 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan............................................................................................21

3.2 Rencana Kerja.......................................................................................................................21

3.3 Tim Pelaksana PKLI.............................................................................................................23

BAB IVPENUTUP.........................................................................................................................24

4.1 Kesimpulan............................................................................................................................24

4.2 Saran......................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus
memiliki kesiapan dan kemampuan dalam menghadapi keprofesionalan
pekerjaannya yang akan di sesuaikan dengan bidang yang digelutinya. Ada
banyak hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum mengalami
pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu
pengetahuan yang diperoleh di kampus bersifat statis, teori yang didapat di
kampus belum tentu sama dengan praktek kerja lapangan, serta keterbatasaan
waktu dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih
terbatas. Maka dari itu, Universitas Negeri Medan yang merupakan satu dari
sekian banyak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, serta pengembangan hasil budaya yang turut
berperan dalam proses melahirkan generasi-generasi muda yang memiliki
kemampuan intelektual dan profesionalisme dalam disiplin ilmu yang dikuasai
serta sesuai dengan minat dan bakat pada masing-masing individu mahasiswa.
Banyak mahasiswa yang berkeinginan kuat untuk mengaplikasikan teori
teori yang mereka dapatkan di bangku kuliah agar dapat dipraktekkan pada
kehidupan nyata serta dapat dipakai di dunia kerja dan tidak lupa yang terpenting
adalah pengabdian pada masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Maka, fungsi dari lembaga pendidikan sendiri adalah mempersiapkan mahasiswa
yang terampil dan profesional yang berbekal pengalaman kerja sesuai dengan
bidang profesinya yang memadukan antara wawasan teoritis serta praktis yang
telah mereka dapatkan dan terapkan.
Dalam hal ini Universitas Negeri Medan melaksanakan Program Praktek
Kerja Lapangan Industri (PKLI) dengan bobot 3 SKS. Praktek Kerja Lapangan
Industri (PKLI) merupakan salah satu mata kuliah berupa praktek langsung pada
dunia usaha dan industri yang dilakukan untuk mengaplikasikan teori-teori yang
kami dapat di bangku perkuliahan agar dapat dipraktekkan pada kehidupan nyata
serta dapat dipakai di dunia kerja. Sehingga tercapailah fungsi dari lembaga

1
pendidikan yang mampu mempersiapkan mahasiswa yang terampil dan
profesional yang berbekal pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya
yang memadukan antara wawasan teoritis serta praktis yang telah di terapkan
sehingga akan tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan siap kerja.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang dilakukan pada
salah satu perusahaan atau industry yang berkaitan dengan bidang Kerajinan Tata
Rias. Alasan saya tertarik dengan perusahaan/industri ini adalah karena bidang
tersebut memiliki pengaruh besar pada bidang Kerajinan Tata Rias yang
menghasilkan banyak kreatifitas yang menarik dan juga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
LKP Linmar bergerak dalam bidang Rias Pengantin. Untuk wilayah kota
Medan, penulis khususnya tertarik untuk melaksanakan PKLI di LKP Linmar,
karena LKP tersebut menjadi Lembaga Kursus dan Pelatihan. Maka dari itu
penulis mengambil topik yaitu Merias Pengantin.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan PKL diharapkan mahasiswa akan memperoleh
pengalaman nyata dari perusahaan/industry, sebagai upaya pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang pada gilirannya akan dapat
mengevaluasi diri, setelah melihat kemajuan-kemajuan IPTEK di masyarakat atau
perusahaan/industry.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan PKLI ini adalah :
1. Mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan Konsep dalam
merias pengantin adat yang telah dipelajari pada dunia kerja.
2. Sebagai sarana aplikasi dari ilmu yang didapatkan mahasiswa di bangku
perkuliahan untuk dipraktikan secara nyata di dunia kerja.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan
merias pengantin.
4. Menerapkan macam-macam teknik perias pengantin yang dapat
disesuaikan dengan bahan dan alat yang digunakan..
5. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan
kedisiplinan, tanggung jawab, serta ide kreatif yang dapat digunakan
dalam menyelesaikan pekerjaan dalam PKL.
6. Mengenal tipe-tipe organisasi, manajemen dan operasi
perusahaan/industry serta proses kerjanya.
7. Memperoleh umpan balik dari perusahaan/industry untuk pemantapan
dan pengembangan kurikulum di program studi.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan PKLI ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi mahasiswa
1. Mampu meningkatkan keterampilan dan kreativitas diri dengan turun
langsung bekerja dilapangan/industry.
2. Menambah wawasan dan memiliki skill dan pengalaman sebelum benar-
benar terjun kedunia kerja terutama pengalaman tentang pelaksanaan
pekerjaan dalam industry.

3. Dapat merelealisasikan langsung ilmu teori yang telah diterima di


perkuliahan dengan kenyataan dilapangan.
4. Sebagai bahan masukan atau acuan bagi penulis untuk membandingkan
antara teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan keadaan yang
sebenarnya dilapangan kerja/industry.
b. Bagi Fakultas dan Prodi
1. Membina hubungan yang baik antara program studi Pendidikan Tata Rias
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan dengan perusahaan atau
instansi yang terkait
2. Mempersiapkan lulusan yang berkualitas pada program studi Pendidikan
Tata Rias dan mampu bersaing di dunia kerja.
3. Sebagai sarana terbaik dalam mempersiapkan tenaga kerja yang
dibutuhkan perusahaan-perusahaan masa kini.
c. Bagi Universitas
1. Membuka link antara Universitas Negeri Medan dengan
perusahaan terkait dalam pelaksanaan PKLI di masa yang akan
datang.
2. Sebagai penyempurnaan untuk kurikulum yang telah ada di
Universitas Negeri Medan dari para mahasiswa yang telah
melaksanakan PKLI.
3. Dapat dijadikan sumber ilmiah bagi penelitian sejenis dan
sebagai informasi atau bahan pertimbangan bagi dunia
pendidikan.
d. Bagi Pemilik Usaha
1. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak yang mungkin saja terjalin di masa depan.
2. Membantu mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang
berkualitas yang akan memasuki dunia kerja pasca kampus nantinya.
3. Dengan adanya mahasiswa yang melakukan kegiatan PKL dapat membantu
melakukan pekerjaan pada bagian merias pengantin.
4. Membangun kemitraan yang baik agar perusahaan dapat dikenal dalam bidang
akademik dan menjadi contoh instansi yang berintegritas
5. Untuk lebih menjalin hubungan yang baik antara program studi Pendidikan
Tata Rias dengan LKP Linmar.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Rias Pengantin Mandailing


2.1.1 Busana dan Perlengkapan Pengantin Wanita Mandailing
a.Baju Wanita
Baju yang digunakan oleh pengantin wanita mandailing terbuat dari bahan
beludru berwarna hitam,memakai hiasan tabur tabur berbentuk segitiga yang terbuat dari
lempengan warna emas,model baju bentuk baju kurung longgar tanpa kupnat,untuk
bagian depan leher atau kerah memiliki sedikit belahan,sedangkan bagian belakang dapat
memakai resleting atau boleh memakai kancing sampai bawah, panjang baju lebih kurang
10 cm di bawah lutut termasuk hiasan dari simata-mata berwarna merah,putih,dan hitam
dengan motif hiasan raga-raga, ruang-ruang dan bindu (motif khas tapanuli selatan) diatas
simata-mata diberi bis berwarna emas sebanyak 2 baris sedangkan di ujung lengan baju
dibuat seperti akan bawa baju.

b.Kain
Kain yang dipakai pengantin wanita untuk bawahan adalah kain sarung berwarna
merah yang ditenun di daerah tapanuli selatan cara memakaikan kain nya yaitu kepala
kain persis berada di tengah-tengah bagian depan kain dililitkan dari kiri kekanan dengan
ketinggian menutupi mata kaki kemudian dirapikan dan diberi konset.
5
c.selempang
Selempang terbuat dari tenunan sipirok sebanyak 2 lembar cara memakaikan nya
diletakkan di bahu kiri dan kanan kemudian disilangkan di dada dan punggung sehingga
ujung selempang bertemu pada sisi pinggul kiri dan kanan
-selempang yang berada di sebelah kanan bermakna kahanggi
-selempang yang berada di sebelah kiri bermakna mora
-sedangkan sudut bagian bawah melambangkan anak boru

d.Sandal
Sandal bentuk sandal yang dipakai adalah model pansus yang tertutup di bagian
depan dan terbuka pada bagian belakang sandal memakai tumit yang rendah dan
berwarna hitam.

e.Kalung
Selanjutnya perhiasan perhiasan yang dipakai adalah gonjong atau kalung yang
terbuat dari kain beludru berwarna hitam yang ditaburi dengan lempengan emas
berbentuk pucuk rebung dan bulat-bulat melambangkan hormat dan ramah tamah kepada
setiap manusia .Dibagian depan dihiasi dengan sori bulan yang berbentuk bulan sabit
yang melambangkan cahaya sinar bulan di bawahnya dibuat hiasan gajah meong
berbentuk kepala gajah dan ekor tergulung kepala gajah menghadap ke kanan
melambangkan kekuatan dan di bawah gajah meong kembali dibuat hiasan sorry bulan
melambangkan cahaya sinar bulan.

6
f.Bobat atau Tali Pinggang
Bobad atau tali pinggang terbuat dari lempengan perak yang disambung-sambung
dilapisi dengan warna emas berbentuk lonjong sedang kepalanya juga berbentuk lonjong
tapi dengan ukuran lebih besar ini melambangkan keagungan

g.Horis
Horis atau keris paruh onggang dipakaikan 2 buah setelah memakai tali pinggang,
yaitu horis yg bentuknya melengkung diselipkan di sebelah kiri pusat sedang harus
dahulu berbentuk cabang diselibkan di sebelah kanan pusat sehingga gagang horis
bertemu saling berpotongan melambangkan keberanian dan ketegaran untuk
mempertahankan martabat dan kehormatan keluarga.

h.Puttu
Putu atau gelang yang terbuat dari lempengan berwarna emas. gelang ini dipakai
kan di atas siku Gelang yang digunakan sebanyak dua,masing masing satu disetiap
siku,gelang pertama mempunyai motif disebut puttu daboru dipakai di lengan kanan

7
sedangkan yang satu lagi tidak mempunyai motif atau polos disebut puttu dalahi yg
dipakai dengan kiri melambangkan keutuhan rumah tangga.

i.Gelang
Gelang ini terbuat dari lempengan berwarna emas dipakai dipergelangan tangan
kanan dan kiri sebagai hiasan.

j.Sasilon sere
Sasilon sere atau kuku yang terbuat dari lempengan berwarna emas berbentuk
kuku panjang,dipakai dijari manis dan jari tengah melambangkan agar pengantin
mendapat harta kekayaan yang melimpah.

k.Anting-anting
Terbuat dari lempengan berwarna emas berbentuk untaian bulang bulang
jarunjung khas tapanuli selatan

l.Haronduk
Pengantin wanita memegang haronduk lengkap dengan perlengkapan sirih pada
waktu di pelaminan,dan pada saat keberangkatan pengantin disandang dengan tangan
sebelah kiri.

8
2.1.2 Sanggul dan Ornamen Kepala Pengantin Wanita
Untuk sanggul,pertama tama menyisir rambut disisir ke arah belakang untuk
menghilangkan kekusutan rambut selanjutnya membagi rambut rambut bagian depan
dibagi dari telingaKiri Ke telinga kanan turun dari top crown lebih kurang 5 jari rambut
bagian belakang diikat atau di konde kemudian diikatkan Cemara sepanjang lebih kurang
100 cm rambut bagian depan dibagi menjadi 3 bagian 2 bagian di samping kiri dan kanan
dan 1 bagian tengah rambut bagian tengah disisir ke belakang disatukan dengan ke ikatan
konde.
Membentuk sanggul
 Cemara yang diikatkan pada konde disisir dengan rapi agar serat rambut kelihatan
searah lalu Cemara sedikit agak dipilin supaya kelihatan sanggul senyawa
 tangan kiri berada di bawah ikatan Cemara lalu rambut ditekuk ke arah atas sisa
rambut dililitkan ke ikatan konde ditarik ke tengah dan bentuknya agak menonjol
sedikit ke atas kemudian sanggul dirapikan bentuk bulat pada tengahnya dan agak
lonjong sedikit ke atas besar sanggul disesuaikan dengan bentuk wajah
 mengetatkan sanggul setelah sanggul dirapikan kemudian diberi hairspray lalu
diketatkan dengan jepit harnal atau jepit lidi setelah sanggul rapi dan ketat lalu
dipasang ornamen selengkapnya o
 ornamen sanggul yang berada di tengah-tengah dipakaikan paku Palu sebanyak 5,7
dan 9 buah kemudian di beri harnet Batak,harnet yang lubangnya agak kecil gunanya
untuk menjaga agar paku-paku tidak jatuh tangkai jarunjung dipasang yang di atas

9
sanggul antara sanggul dengan kepala suri-suri di belakang tangkai jarunjung lalu
diperkuat dengan harnel pada keduanya jagar jagar diselipkan sisi kanan kiri bulag

Memasang Bulang
Bulang terbuat dari lempengan yang dilapisi dengan warna emas terdiri dari tingkat 1 2
dan 3.
-tingkat 3 disebut bulang horbo dipakaikan oleh orang yang ber keturunan bangsawan
-tingkat 2 disebut bulan hambeng dipakai oleh orang kebanyakan yaitu rakyat yang masih
ada hubungan keturunan dari orang bangsawan
-tingkat 1 bulang ini dipakai oleh Kebanyakan orang yang tidak mempunyai hubungan
dan sangkut paut dengan orang bangsawan namun pada masa sekarang ini sudah ada
bulang tingkat 5 7 dan 9 orang yang memakainya pun tidak dibeda-bedakan lagi pulang
ini melambangkan kebesaran dan kebangsawanan bulan ini mempunyai rantai yang
tergantung pada bulan melambangkan pernyataan maupun pesan bahwa Apabila
seseorang sudah memakai bulang berarti sudah dituakan adat. Oleh sebab itu penglihatan
sudah terbatas harus menjaga martabat dan Wibawa di dalam berkeluarga motif motif
daun melambangkan kesuburan, motif. melambangkan masyarakat.Banyak pada zaman
dahulu kala yang memakai adalah orang bangsawan dan dipakai pada saat mengadakan
pesta adat atau horja Godang tetapi pada saat sekarang ini sudah dipakai walau hanya
melaksanakan pesta kecil tanpa melalui upacara adat.
cara memakaikan bulang adalah bulang diukur persis di tengah tengah kening posisi
bulan simetris di atas alis pertemuan rantai yang terdapat pada bulang berada pada
tengah-tengah antara kedua alis mata tali pulang diikat ke arah belakang di bawah ikatan
rambut kemudian diikat kencang-kencang gunanya agar bulan tidak oleng atau longgar
kemudian rambut di atas kiri kanan telinga di Sasak dan dirapihkan di bawa ke arah
belakang sehingga tali bulan tertutup lalu dijepit.

10
2.1.3 Tata Rias Pengantin Wanita Mandailing
Untuk rias wajah pengantin mandailing,sama saja dengan make up pengantin lainnya
tetapi memiliki ciri khas tersendiri,mirip dengan pengantin batak lainnya,berikut
beberapa ciri khas make up dari pengantin mandailing:
1. Menggunakan alas bedak atau foundation sesuai warna kulit
2. Membuat alis dengan pensil alis berwarna coklat ditambah dengan warna hitam,alis
dibentuk sesuai yang cocok ke wajah pengantin.
3. Untuk eyeshadow,di kelopak mata diberikan warna merah yang harus di blend dengan
baik agar tidak terlalu mencolok,di sudut luar mata diberikan juga eyeshadow warna
hitam.
4. Memeberikan eyeliner hitam dibawah mata dan line atas mata
5. Lipstik menggunakan warna merah menyala dan diberikan lipgloss.

11
2.2 Rias Pengantin Sunda
2.2.1 Tata Rias Wajah
Adapun proses merias wajah yaitu:
 Menggunakan pelembab
 Menggunakan alas bedak
Penggunaannya disesuaikan dengan jenis kulit, untuk mencapai hasil yang bagus
maka warna yang serasi untuk riasan wajah pengantin sunda yaitu mengarah kekuning-
kuningan. Bagian-bagian yang diolesi alas bedak selain wajah, leher yang terbuka juga
seperti tangan, dan kaki yang tidak tertutup oleh busana.

 Rias mata

12
Merias mata dapat dimulai dari membentuk garis alis atau bagiannya yang lain
menurut sistemnya masing-masing dan yang paling utama mencapai hasil riasan mata
yang serasih dan rapi untuk seorang calon pengatin.

Rias mata meliputi:

- Membentuk garis alis


- Membentuk bayangan mata
- Membentuk sipat mata (eyeshadow)
- Tanpa bulu mata palsu
- Mengoleskan eye liner pada garis mata
- Mengoleskan maskara
- Membentuk bayangan hidung (nose shadow)
 Eye shadow
Pemakaian eye shadow yaitu dengan warna dasar adalah hijau, warna sudut dengan
kecoklatan kemudian highlight berwarna kuning.

 Blush on
Oleskan blush on ditulang pipi, kurang lebih 2 jari dibawah mata, 2 jari dari hidung, 2
jari didepan telinga.

 Rias bibir
- Untuk membentuk bibir yang diinginkan bisa dibant dengan menggunakan lips
pencil atau kuas lisptik dengan membentuk garis, pada bibir ideal. Warna yang
digunakan untuk garis bibir menggunakan warna-warna lisptik yang tua, kemudian
bibir diisi dengan warna-warna muda yang dibaurkan keluar.
- Supaya bibir terkesan mungil dari keadaan sebenarnya, pilih warna-warna gelap atau
kilau.
- Sebaliknya warna-warna terang yang ditambah dengan pemakaian lipglsoss
diatasnya akan memberikan kesan bibir lebih menarik/bercahaya.
 Turih wajik

13
Pada riasan wajah pengantin tidak lupa ditambahkan sirih tumbal. Sirih Tumbal/
turih wajik, merupakan daun sirih yang dibentuk wajik dan ditempelkan diantara alis
mata. Ini merupakan khas riasan pengantin sunda. Simbol ini menyiratkan kepercayaan
orang zaman dulu sebagai penolak bala. Dimasa modern, detail riasan ini digunakan
sebagai simbol khas tradisi.

2.2.2 Tata Rias Rambut

Penataan rambut pada pengantin sunda siger yaitu pengantin sunda siger
menggunakan mahkota siger (mahkota simbol kerajaan) yang didahului dengan mengatur
amis cau dan kembang turi yang didalam ujian national termasuk pada tata rias wajah.
Sanggul pengantin siger yaitu sanggul puspasari, yang dibuat dengan melilitkan cemara
rambut kira-kira 1 ¼ meter panjangnya dan bukan merupakan sanggul tempel.

14
Sesudah sanggul terbentuk, rapihkan dengan jala rambut dan dismprot dengan hair
spray, diatur amis cau dan rapihkan. Godeg atau kembang turi melengkung terbuka pada
ujungnya dengan dibantu sedikit diletakkan dengan memakai lem bulu mata palsu
melengkung kedepan.

Pemasangan kembang tanjung setelah rambut ditutupi harnet, pemasangan kembang


tanjung ini juga boleh dilakukan sebelum dipasangkan harnet. Kembang tanjung adalah
enam pasang bunga yang dipasang pada bagian belakang sanggul dengan bentuk seperti
kupu-kupu kecil. Hiasan ini bermakna tanda kesetiaan sang pengantin wanita pada
pasangannya.

Langkah berikutnya adalah memasangkan mangle sisir yang berbentuk bintang.


Simetris letaknya pada kiri dan kanan sanggul, lalu ditutupi atau dirapihkan dengan jala
rambut tradisional.

Dibawah lengkungan rambut bagian tengah sanggul dipasangkan penetep bunga


yang nanti apabila siger sudah dipasang penetep bunga terletak dibawah garuda
mungkure. Penetep bunga disebut juga gugunungan dua jalur dibawah penetep
dipasangkan tiga pasung kebawah perhiasan tanjungan simetris letaknya.

Diatas sanggul dikenakan pinti yang memanjang diantara telinga kiri dan kanan,
kemudian 5 buah pasung bunga diletakkan diatas pinti, bunga tabur ( melati kuncup)

Sebanyak 5 kuntum diatur rapi diatas pasung bunga tabur tersebut lambing dari
sholat 5 waktu sehari yang tidak boleh dilupakan atau ditinggalkan calon pengantin
setelah berumah tangga.

15
Selanjutnya pemasangan mahkota siger di kepala pengantin. Jaraknya tidak boleh
terlalu dekat dengan alis, kira kira 2 jari. Pemakaian siger sebagai mahkota pada
pengantin wanita menunjukkan kearifan, rasa hormat, serta kebijaksanaan yang menjadi
prioritas saat menjalani kehidupan rumah tangga. 

Mayang sari dikenakan disebelah kiri sanggul yang pemasangannya menyambung


pasung bunga yang terakhir disebelah kiri. Sedangkan magle lima dara menyambung
pasung bunga yang terkahir disebalah kanan yang berada dalam siger.

Dengan demikian, mayang sari dipasang diluar siger, serta mangle susun
dipasang. Kemudian dilanjutkan dengan memasangkan garuda mungkur. Hiasan
kembang goyang yang dipasang pada bagian atas sanggul berjumlah tujuh tusuk bunga.
Meskipun jumlah kembang goyang ini sama dengan yang dipakai oleh pengantin Jawa, di
adat Sunda lima tusuk kembang goyang dipasang menghadap ke depan dan dua sisanya
menghadap ke belakang. Menurut narasumber yang kami datangi, penggunaan kembang
goyang ini bermakna peringatan untuk tidak bersikap sombong, bunga yang menghadap
kedepan berarti hari esok (masa depan) sedangkan yang menghadap belakang adalah
masa lalu. Ini berarti ketika kita menghadapi masa depan maka jangan melupakan masa
lalu. Sedangkan dikutip dari inibaru.id,Penggunaan kembang goyang ini sebagai simbol
bahwa wanita akan selalu tampak cantik dari depan dan belakang layaknya bunga.

Perbedaan hiasan ronce bunga pada pengantin sunda siger dan sunda putri adalah
pada penggunaan bunga. Pada sunda putri menggunakan bunga sidap malam sedangkan
pada sunda siger menggunakan bunga melati. Bunga melati yang cantik dan berbau
harum melambangkan kesucian serta kemurnian wanita.

2.2.3 Busana, Aksesoris dan Perhiasan


a. Busana
Disesuaikan dengan acara yang dilaksanakan

1) Seserahan, kain/kebaya, bebas, rapi (busana sunda)


2) Ngeyeuk seureuh, sama dengan diatas
3) Akad nikah
a) Kain sidomukti, lereng eneng, lereng gerutan
b) Kebaya brukat putih sepanjang batas kepalan tangan, memakai lidah tanpa
bef
16
c) Longtorso putih
d) Selop tertutup sewarna dengan baju berumit tinggi
4) Resepi

Kebaya dengan warna keemasan, kuning, coklat muda, ros biru atau hijau.
Panjang kebaya sepanjang lengan diluruskan.

Kain lereng eneng/sidomukti , setagen,sepatu, longtorso sesuai dengan warna kebaya

b. Aksesoris dan Perhiasan

No Nama Gambar
1 Gelang lengan

17
2 Panetep

4 Bros baju

5 Cincin

6 Anting

7 Gelang

18
8 Mahkota siger

9 Ikat pinggang

10 Kalung

11 Cenduk mentul

12 Mangle sisir

13 Panetep

19
14 Pinti

15 Mayang sari dan


mangle susun

2.2.4 Tata rias dan Busana Pengantin Pria


1. Perhiasan
a. Bros dipasang pada bendo bagian depan ( diatas cocondong)
b. Seuntai tali badang beserta brosnya sebagai kalung
c. Saputangan fantasi
2. Untuk seserahan
Untuk seserahan yang terpisah tidak bertepatan dengan acara ngeyeuk seureuh , maka
diperkenankan jas pantalon. Apabila tepat pada upacar ngeyeuk seureuh, maka pengantin
pria menggunakan sarung polecat, kemeja (hem), peci dan jas, selop tertutup, boleh
memakai dasi panjang.

3. Akad nikah
a. Disesuaikan dengan kain pengantin wanita
b. Jas tutup pendek atau panjang, taqwa pendek hitam dan putih
c. Jika memakai jas tertutup pendek, maka harus memakai kemeja puth tangan
panjang
d. Setagen/pelangi dan pending/sabuk timang beludru borderan mas
e. Kewer/baro : untuk baju pendek dipakai disebelah kanan/depan, untuk jas
tutup panjang sabuk/pending dipakai diluar jas. Serangkaian keris dipakai
disebelah kiri (dijadikan satu dengan sabuk)
f. Bendo (bercorak sama dengan kain)

20
g. Selop tertutup hitam/mas

4. Untuk resepsi
a. Corak kain sama dengan akad
b. Jas tutup panjang, kancing logam mas atau kancing biasa, bordelan mas sesuai
dengan perhiasan
c. Jas tutu pendek, bordelan, bisa juga dengan beludru
d. Keris dengan kerangka kerisnya, sabuk/ benten dari bahan beludru bordelan
e. Selop tutup bordelan sama dengan baju

21
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan


 Lokasi :
Peserta Praktek Kerja Lapangan Industri yang terlampir
akan melaksanakan praktek ini di lokasi sebagai berikut :
1. Nama Usaha Industri : LKP Linmar
2. Pemilik : Sulin Asmara
3. Alamat : Jl.Bunga Cempaka Pasar 3 Padang Bulan No
38.Padang Bulan Selayang II,Kec.Medan
Selayang,Kota Medan,Sumatra Utara 20131
 Waktu Pelaksanaan :
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini akan
dilaksanakan pada semester Gasal dan berlangsung selama 40 hari
Kerja (Minimal 6 jam dalam sehari).

3.2 Rencana Kerja


No. Pertemuan Uraian Kegiatan Keterangan
Kegiatan
1 Pertemuan ke-1 Melapor ke tempat PKLI
dengan membawa surat balasan
dari industri
2 Pertemuan ke-2 Pembekalan Dosen Pembimbing
Lapangan
3 Pertemuan ke-3 Observasi Lingkungan

22
4 Pertemuan ke 4 Pengenalan Alat dan Bahan
pengembangan detail.
5 Pertemuan ke-5 Praktek Sesuai Arahan
6 Pertemuan ke-6 Praktek Sesuai Arahan
7 Pertemuan ke-7 Praktek Sesuai Arahan
8 Pertemuan ke-8 Praktek Sesuai Arahan
9 Pertemuan ke-9 Praktek Sesuai Arahan

23
10 Pertemuan ke-10 Praktek Sesuai Arahan
11 Pertemuan ke-11 Praktek Sesuai Arahan
12 Pertemuan ke-12 Praktek Sesuai Arahan
13 Pertemuan ke-13 Praktek Sesuai Arahan
14 Pertemuan ke-14 Praktek Sesuai Arahan
15 Pertemuan ke-15 Praktek Sesuai Arahan
16 Pertemuan ke-16 Praktek Sesuai Arahan
17 Pertemuan ke-17 Praktek Sesuai Arahan
18 Pertemuan ke-18 Praktek Sesuai Arahan
19 Pertemuan ke-19 Praktek Sesuai Arahan
20 Pertemuan ke-20 Praktek Sesuai Arahan
21 Pertemuan ke 21 Praktek Sesuai Arahan
22 Pertemuan ke-22 Praktek Sesuai Arahan
23 Pertemuan ke-23 Praktek Sesuai Arahan
24 Pertemuan ke-24 Praktek Sesuai Arahan
25 Pertemuan ke-25 Praktek Sesuai Arahan
26 Pertemuan ke-26 Praktek Sesuai Arahan
27 Pertemuan ke-27 Praktek Sesuai Arahan
28 Pertemuan ke-28 Praktek Sesuai Arahan
29 Pertemuan ke-29 Praktek Sesuai Arahan
30 Pertemuan ke-30 Praktek Sesuai Arahan
31 Pertemuan ke-31 Praktek Sesuai Arahan
32 Pertemuan ke-32 Praktek Sesuai Arahan
33 Pertemuan ke-33 Praktek Sesuai Arahan
34 Pertemuan ke-34 Praktek Sesuai Arahan
35 Pertemuan ke-35 Praktek Sesuai Arahan
36 Pertemuan ke-36 Praktek Sesuai Arahan
37 Pertemuan ke-37 Praktek Sesuai Arahan
38 Pertemuan ke-38 Praktek Sesuai Arahan
39 Pertemuan ke -39 Akhir Pelaksanaan PKLI
40 Pertemuan ke-40 Menyusun Laporan PKLI

24
3.3 Tim Pelaksana PKLI
Tim pelaksana Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang akan
dilaksanakan oleh Mahasiswa ini ditandatangani oleh ketua Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga, ketua Prodi Tata Rias serta koordinator PKLI dan dosen
pembimbing PKLI.
Berikut adalah nama Tim Pelaksana Praktek Kerja Lapangan Industri :
No. Nama Jabatan NIP/NIM
1. Prof. Dr. Dina Ketua Jurusan 196503051989032001
Ampera, M.Si
2. Dra. Siti Wahidah, Ketua Prodi 196608111993032001
M.Si
3. Dosen Pembimbing
4. Lolita Patasya Ritonga Peserta pelaksana PKLI 5182144010
5. Dinda Hariani Peserta pelaksana PKLI 5183344012
6. Indah Ayu Puspita Peserta pelaksana PKLI 5182144008
7. Fatima Yani Panjaitan Peserta pelaksana PKLI 5183344008

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) sangat bermanfaat bagi penulis,
membuka wawasan penulis akan dunia kerja yang sesungguhnya, penulis juga
mendapatkan pengalaman baru didunia kerja, ilmu baru dan wawasan baru
sehingga dapat membentuk pola pikir baru untuk menciptakan sesuatu yang lebih
baik dan dapat diterapkan dalam dunia kecantikan. Memantapkan, meningkatkan
dan memperluas keterampilan yang di miliki oleh mahasiswa dalam dunia kerja,
serta bisa membuka lapangan kerja didunia kecantikan agar bermanfaat bagi
orang banyak.
Penulis juga berharap kiranya PKLI ini akan memperluas pengetahuan
penulis mengenai mengenai Rias Pengantin serta alat dan bahannya yang tidak
didapat mahasiswa saat praktikum di laboraturium, mengetahui Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang benar, memberikan masukan dan umpan balik
guna perbaikan dan pengembangan pendidikan, menambah pengalaman penulis
dalam menghadapi dan menjaga sikap saat melakukan pertemuan dengan Client
juga memahami dunia pekerjaan yang sesungguhnya yang akan dihadapi
dilapangan.

4.2 Saran
Saran penulis sebagai akhir dari pembuatan laporan proposal diharapkan
pada mahasiswa PKLI untuk lebih cekatan, aktif dan kreatif dalam melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan, serta manjadi mahasiswa yang mampu membuka
lapangan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan dengan layak.

26

Anda mungkin juga menyukai