Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

DEKORASI PELAMINAN ADAT JAWA

NAMA : 1. Dara aura pujiastuti(5203144009)


2. Tri Julia fauzilla (5201144009)
3. Retno purnama hartanti (5201144005)
4. Sri ningsih (5203344022)

KELAS : REGULER B
MATKUL : DEKORASI RUANG TATA RIAS
DOSEN PENGAMPU : - Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd

- Arzulia Elfita, S.E, M.M

- Astrid Sitompul, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkannya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “MINI RISET”. Tugas mini riset ini disusun
dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khusunya dalam
hal dekorasi ruang tata rias.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam mini riset ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan mini riset yang mungkin kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga mini riset sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 4
C. TUJUAN ............................................................................................................................................. 4
E. MANFAAT PENELITIAN................................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEORI ......................................................................................................................................... 5
BAB III......................................................................................................................................................... 8
METODELOGI PENELITIAN................................................................................................................. 8
A. JENIS PENELITIAN ........................................................................................................................ 8
B. SUBJEK PENELITIAN .................................................................................................................... 8
C. TEMPAT DAN WAKTU .................................................................................................................. 8
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................................................. 8
BAB II .......................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 9
DEKORASI PELAMINAN JAWA TRADISIONAL .......................................................................... 9
DEKORASI PELAMINAN JAWA MODERN .................................................................................. 13
BAB V ........................................................................................................................................................ 14
PENUTUP .................................................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN................................................................................................................................. 14
B. SARAN .............................................................................................................................................. 14
DOKUMENTASI ...................................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkawinan merupakan sebuah peristiwa yang memiliki peran penting dalam kehidupan
bermasyarakat, karena perkawinan merupakan sebuah ikatan atau akad yang menghalalkan
hubungan seorang laki-laki dan perempuan.
Dalam tiap perkawinan orang selalu mengharapkan segala sesuatu yang baik dan
membawa kebahagian terutama para pengantin. Ungkapan ini disampaikan melalui beberapa
bahasa visual, seperti ragam hias, bentuk, warna dan lainnya. Perlengkapan upacara adat
pernikahan salah satunya adalah pelaminan. Pelaminan merupakan salah satu elemen paling
penting dalam setiap upacara maupun resepsi perkawinan.
Pada umumnya dekorasi pelaminan terbagi menjadi dua konsep besar yaitu dekorasi
pelaminan internasional dan dekorasi pelaminan tradisional. Dekorasi pelaminan internasional
konsep desainnya mengadopsi nuansa pernikahan barat dan oriental. Pada konsep dekorasi
pelaminan internasional ini sering juga dikenal dengan dekorasi pelaminan minimalis, tetapi
berkesan mewah dan elegan, Sementara itu, dekorasi pelaminan tradisional mempunyai konsep
adat istiadat yang mencerminkan tradisi dan ciri khas kedaerahan.
B. RUMUSAN MASALAH
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pendekorasian dalam pelaminan adat jawa“?
C. TUJUAN
a) Memenuhi tugas kuliah mini riset.
b) Agar mengetahui apa saja yang digunakan serta susunan dalam mendekorasi pelaminan
adat jawa
E. MANFAAT PENELITIAN
a) Membantu kita mengetauhi lebih dalam tentang dekorasi ruang tata rias
b) Memberikan wawasan atau contoh bagi para mahasiswa tata rias yang ingin mendekorasi
pelaminan
BAB II

KAJIAN TEORI

Dekorasi merupakan setiap bagian dari perlengkapan dekor panggung teater. Jika makna
dekorasi digabungkan pada teori interaksionisme simbolik yakni interaksi manusia yang
dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol dengan menemukan makna tindakan orang lain.
Makna dekorasi sebenarnya cukup luas dan memiliki keterkaitan dalam banyak hal, namun secara
simpel ialah setiap bagian dari suatu tempat seperti jalan, rumah, kamar, ruangan, panggung, teater,
taman dan pelaminan yang dihias sebagus mungkin supaya terlihat menarik dan berbeda dari
tempat di sekelilingnya. Dekorasi cenderung mengarah ke dunia seni dan hiburan. Berasal dari
bahasa inggris dengan arti (hiasan) kini telah menjadi bahasa serapan indonesia dan lazim
digunakan orang secara umum.

Pelaminan merupakan suatu panggung yang dihiasi digunakan sebagai singgasana kedua
pengantin di hari resepsi pernikahan (Handayani, 2013). Panggung yang dibuat seindah dan
semenarik mungkin, karena seluruh mata tamu undangan tertuju padanya. Tempat kedua mempelai
bertahta menjadi raja dan ratu di hari paling bersejarah dalam kehidupan mereka.

1. Pintu masuk
Terdapat beberapa alternatif menghias pintu masuk, tergantung dari tempat acara. Jika
Anda menikah di gedung pernikahan, maka Anda bisa menggunakan pintu gedung pernikahan,
membuat gapura atau gerbang kecil, atau hanya meletakkan dua vas bunga di sisi kiri dan kanan.
Anda bisa hias dengan bunga, pita, karangan bunga, atau elemen lainnya. Pastikan agar tidak
terlihat datar.

2. Jalan setapak menuju pelaminan


Saat Anda dan pasangan berjalan menuju ke pelaminan, Anda akan melewati jalan setapak
(aisle). Jalan setapak yang paling sering ditemukan adalah karpet merah bertabur bunga. Potongan
kayu juga bisa jadi dekorasi yang cantik jika Anda menikah di kebun. Pastikan jalan setapak
tersebut tidak kosong.

3. Pelaminan
Pelaminan menjadi titik pusat di setiap resepsi pernikahan. Banyak para ahli dekor yang
menyarankan untuk meluangkan dana dengan porsi yang lebih besar untuk pelaminan. Pelaminan
akan menjadi fokus utama dari acara dan menjadi latar belakang dari setiap foto, oleh karena itu
harus dibuat secantik mungkin.

4. Tempat makan VIP


Jika Anda mengadakan pesta makan sambil duduk, maka hiasan di tengah-tengah meja
adalah sebuah kewajiban. Bahkan jika Anda membuat pesta jamuan sambil berdiri (standing
party), hiasan di tengah meja diperlukan untuk tamu VIP dan meja makan keluarga. Hiasannya
tidak perlu mewah, Anda bisa menggunakan toples kaca dan dihias dengan bunga. Dengan hiasan
bunga yang baik, meja akan terlihat lebih cantik dan tamu Anda akan merasa diapresiasi.

5. Pencahayaan
Pencahayaan masuk ke dalam tips dekorasi pernikahan yang tidak boleh dilupakan.
Pencahayaan yang baik dapat memperkuat suasana dan membuat tempat dan dekorasi terlihat lebih
hidup. Meski Anda mengadakan acara di luar ruangan, pencahayaan tetap diperlukan, terutama
jika dilakukan di malam hari. Jangan lupa untuk menghitung area yang membutuhkan lampu
tambahan, karena ini akan memengaruhi anggaran Anda. Konsultasikan peralatan lampu yang
dibutuhkan kepada ahlinya.

6. Bunga
Bunga hampir selalu digunakan untuk menghias acara pernikahan. Anda bisa memilih
bunga-bunga yang ingin digunakan saat acara. Pastikan Anda menghitung jumlah bunga yang
diperlukan karena harga bunga terbilang mahal, sehingga anggaran Anda bisa membengkak. Jika
perlu, siasti dengan bunga lokal.
Selain itu, bunga juga harus bisa dirangkai dengan komposisi yang baik, agar tidak terlihat norak
dan berantakan. Pastikan untuk berkonsultasi kepada ahli perangkai bunga mengenai tipe bunga
serta peletakan yang tepat.
7. Photo booth
Momen acara pernikahan biasanya jadi ajang teman-teman atau keluarga berkumpul.
Mereka pasti tidak ingin melewatkan momen kebersamaan ini dengan berfoto. Anda bisa tim
dekorasi untuk membuat photo booth di dekat pintu kedatangan. Sediakan fotografer dengan
kamera polaroid atau printer sehingga foto bisa dicetak saat itu juga
.
8. Dekorasi katering
Tips dekorasi pernikahan juga termasuk pada peletakkan katering, seperti seperti
kombinasi antara meja panjang, bulat, dan kotak. Ini juga harus dipikirkan agar meja tidak
memenuhi ruangan, terlihat serasi, serta tamu dapat berjalan dengan lancar.

9. Menggunakan maksimal 3 warna


Dekorasi pernikahan tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna. Warnanya harus
dipadakan dengan warna terang dan gelap. Misalnya, adat Minang memiliki warna wajib yaitu
merah. Anda bisa memadukannya dengan warna yang lebih kalem seperti putih atau sampanye.

10. Memikirkan suasana tempat


Banyak calon pengantin yang tidak mempertimbangkan suasana tempat. Misalnya, Balai
Sudirman di Jakarta dominan dengan merah dan emas. Dekorasi tidak akan cocok dengan suasana
gedung jika Anda memiliki dekorasi berwarna biru.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif (qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan
untuk menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian
kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau
dibiarkan terbuka untuk interpetasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup
deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam,
serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.
Penelitian kualitatif adalah penelititan yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu, menggambarkan dan
mengungkap ( to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe
and explaim).
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pelaminan pakem adat jawa
C. TEMPAT DAN WAKTU
Jalan garu III SM.Raja. Pada tanggal 4 november 2021
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai hal-hal yang penting mengenai bagaimana
pelaminan pakem pada adat jawa
Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan seorang pemilik salon kecantikan yang sampai sekarang
masih berada disalon kecantikan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

DEKORASI PELAMINAN JAWA TRADISIONAL

Pernikahan selalu menjadi prosesi sakral yang tidak hanya dimaknai oleh kedua mempelai,
tapi juga oleh keluarga. Prosesi adat di Indonesia menjadi salah satu momen indah dan
mengharukan. Unsur budaya yang kental juga membuat banyak pasangan memaknai pernikahan
dengan nilai adat tradisional dari kesukuan tertentu.
Dekorasi pelaminan adat Jawa adalah salah satu unsur adat khas dari suku Jawa yang masih
dipertahankan karena memiliki nilai dan pesan adat yang kental dari setiap ornamennya. Setiap
ornamen menjadi simbol atau representasi dari nilai-nilai unggul dan harapan baik bagi pasangan
pengantin. Nah, berikut ini makna ornamen dekorasi pelaminan adat Jawa

1. GEBYOK

Bagian pelaminan yang ukurannya paling besar adalah gebyok. Papan kayu yang berbentuk
dua pintu ini merupakan furnitur khas Jawa yang tadinya berfungsi sebagai penyekat ruangan.

Gebyok yang menampilkan replika dua pintu menyimpan makna bahwa kedua mempelai
akan memasuki pintu atau dunia baru yang berbeda dengan kehidupan mereka sebelumnya.
Sedangkan ukiran dalam gebyok disimbolkan sebagai tujuan hidup manusia, keharmonisan
hidup dengan alam, kesejahteraan, dan kedamaian.

2. JOGLO

Pelaminan juga akan semakin mewah dengan adanya miniatur joglo, yaitu rumah adat khas
Jawa Tengah. Ornamen joglo biasanya dipilih dengan empat pilar penyangga yang melambangkan
arah mata angin. Kerumitan dalam proses pembuatan rumah ini juga membuat joglo jadi simbol
status untuk kalangan priayi dan bangsawan.

3. GUNUNGAN
Gunungan yang bentuknya kerucut yang di dalamnya terdapat ukiran ini
merepresentasikan kehidupan di dunia. Pada permainan wayang kulit, gunungan biasanya
digunakan sebagai peraga untuk menggambarkan berbagai hal seperti gunung, pohon besar, api,
ombak samudra, angin ribut, atau gua. Penerapan gunungan sebagai dekorasi pelaminan adat
Jawa ini mungkin menjadi simbol bahwa mempelai telah bersama-sama memasuki kehidupan di
dunia dengan segala baik dan buruknya.

4. PATUNG LORO BLONYO

Patung loro blonyo yang berarti dua lapik atau dasar merupakan simbol dari laki-laki dan
perempuan yang diibaratkan sebagai pasangan Dewi Sri dan Sadhana. Dewi Sri selalu
digambarkan sebagai gadis muda yang cantik seperti Dewi Sinta dari kisah Ramayana. Begitu
pula dengan pasangannya Sadhana, yang diibaratkan dengan rupa bagus layaknya tokoh Rama.
Patung ikonik khas Jawa ini konon melambangkan kesetiaan suami istri dalam kehidupan
berumah tangga.

5. HIASAN BUNGA
bunga-bunga ini ditata untuk menghiasi bagian atas gebyok sehingga yang tampak jelas
hanya dua pintu dari gebyok. Makna yang tersimpan di balik rangkaian dan taburan bunga ini
adalah keharuman serta keharmonisan yang diharapkan terus menyertai pasangan mempelai
dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.

6. LAMPU HIAS

Lampu hias ini umumnya digantung di bagian-bagian inti pelaminan untuk menciptakan
nuansa pencerahan yang menarik, sehingga perhatian tamu undangan bisa fokus ke kedua
mempelai. Lampu yang dipilih pun bukan sembarangan lampu, tetapi lampu tradisional yang
bisa menambah nuansa adat Jawa pada pelaminan. Nah, makna dari lampu hias tradisional ini
sendiri merupakan suatu harapan agar kedua mempelai selalu diterangi dengan kebahagiaan.

7. RANGKAIAN BUAH DAN SAYUR

Buah dan sayur yang biasanya digunakan adalah pisang, apel, nanas, tomat, mentimun,
anggur, rambutan, dan lainnya. Susunan buah dan sayuran ini menyiratkan harapan supaya kedua
mempelai senantiasa dilimpahi kemakmuran harta.
DEKORASI PELAMINAN JAWA MODERN

Bagi masyarakat suku Jawa yang masih menjunjung tinggi adat istiadat, memilih dekorasi
pernikahan adat Jawa mungkin bukan lagi suatu hal yang sulit. Tetapi di era modern ini,
pernikahan adat Jawa mulai diinovasi, terutama pada dekorasi pelaminan. Banyak didapati
dekorasi pernikahan adat Jawa modern yang banyak dipilih oleh mempelai pengantin. Hal ini
untuk menghormati latar belakang keluarga dan melestarikan adat dan budaya Jawa.

Sama seperti halnya pernikahan adat Jawa pada umumnya, pernikahan adat Jawa modern
juga harus mengikuti tatanan panjang ritual pernikahan. Seperti pemasangan tratag tarub,
bleketepe, siraman, midodareni, sampai prosesi panggih. Sedangkan untuk pemasangan dekorasi
sampai riasan pengantin, biasanya akan dipadukan dengan konsep modern.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada umumnya dekorasi pelaminan terbagi menjadi dua konsep besar yaitu dekorasi pelaminan
internasional dan dekorasi pelaminan tradisional. Dekorasi pelaminan internasional konsep desainnya
mengadopsi nuansa pernikahan barat dan oriental. Pada konsep dekorasi pelaminan internasional ini sering
juga dikenal dengan dekorasi pelaminan minimalis, tetapi berkesan mewah dan elegan, Sementara itu,
dekorasi pelaminan tradisional mempunyai konsep adat istiadat yang mencerminkan tradisi dan ciri khas
kedaerahan.

B. SARAN
Dalam tiap perkawinan orang selalu mengharapkan segala sesuatu yang baik dan membawa
kebahagian terutama para pengantin. Ungkapan ini disampaikan melalui beberapa bahasa visual, seperti
ragam hias, bentuk, warna dan lainnya. Perlengkapan upacara adat pernikahan salah satunya adalah
pelaminan. Pelaminan merupakan salah satu elemen paling penting dalam setiap upacara maupun resepsi
perkawinan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai