Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENATAAN RAMBUT DAN SANGGUL

Dosen pengampuh:
Dra. Rohana Aritonang M.Pd
Rossy Luckita S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Tri Julia Fauzilla (5201144009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARA
FAKULTAS TEKNK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat dan
karunia sehingga CJR ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. CJR ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban terhadap tugas perkuliahan yakni “Critical Journal Report” mata kuliah
sanggul dan penataan rambut. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Rohana Aritonang
M.Pd dan ibu Rossy Luckita S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah sanggul dan
penataan rambut yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terselesaikannya
CJR ini.

Penulis menyadari bahwa CJR ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran membangun agar dapat memperbaiki penulisan CJR
selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Batang kuis, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
A. BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
a. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
b. TUJUAN..........................................................................................................................1
c. MANFAAT......................................................................................................................1
B. BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2
a. Analisis Journal................................................................................................................2
b. Sajian Materi....................................................................................................................2
c. Analisis Journal................................................................................................................4
d. Sajian Materi....................................................................................................................5
BAB I

PENDAHULUAAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan observasi awal dengan guru mata pelajaran penataan sanggul up style, masih
banyak siswa yang kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru. Teknik yang
digunakan dalam mengajar, guru biasaya menggunakan model pembelajaran langsung. Menurut
keterangan yang diperoleh dari beberapa siswa bahwa mereka sering bosan dan jenuh dalam
memperhatikan dan membaca penjelasan yang hanya menggunakan model itu saja. Jenis
penelitian ini adalah penelitian Pre Eksperiment, dengan menggunakan rancangan penelitian
One-Group Ptretest-Posttest Desaign.

B. TUJUAN

untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah sanggul dn penataan rambut,
menambah pengetahuan sanggu dan penataan rambut, meningkatkan kemampuan berpikir
kritis.

C. MANFAAT

a. Untuk menambah wawasan tentang sanggul dan penataan rambut


b. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada journal
BAB II

PEMBAHASAN
a. Analisis Journal
Journal Sanggul dan penataan rambut
Judul Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata
Kecantikan Rambut Kelas XI Smk Negeri 8 Medan
Pengarang Masita Electa Sitinjak Dan Fatma Treno Intyas
Volume -
Tahun terbit -
Reviwer Tri Julia fauzilla

b. Sajian Materi
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Bagaimana kemampuan
siswa dalam Membuat Sanggul Daerah Bugis pada siswa Tata Kecantikan
Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan dengan jumlah 33 siswa.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar pengamatan/observasi. Untuk menjaring
kesepakatan hasil pengamatan dari setiap pengamat digunakan uji
kesepakatan dengan menggunakan Analisis Varians Satu Arah.
Berdasarkan data pengamatan tentang kemampuan siswa dalam membuat
sanggul daerah bugis yang dinilai oleh tiga orang observer (pengamat),
diperoleh skor seluruh siswa sebesar 415 skor tertinggi 17 dan skor
terendah 8. Skor ratarata (M) sebesar 12,6 dan Standard Deviasi 1,7, rata-
rata ideal sebesar 12,5 dan Standard Deviasi Ideal sebesar 2,5. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan kemampuan siswa
dalam membuat sanggul daerah bugis pada siswa tata kecantikan rambut
kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukup. Dimana besaran Fo
dikonsultasikan terhadap Ftabel pada taraf signifikan 5 % dengan dk 2:30
diperoleh 3,32 ternyata Fo = 0,49 < Ftabel 5 % = 3,32. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil
penilaian (skor) dari ketiga pengamat. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 33 orang sampel penelitian 3% siswa memiliki
kemampuan yang sangat tinggi pada saat membuat sanggul dan 12,2%
siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi pada saat Membuat
Sanggul, 25 orang (75,8%) memiliki kemampuan yang cukup dan 3 orang
(9%) memperoleh nilai kemampuan yang kurang. Maka secara umum
dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membuat Sanggul
Daerah Bugis. Siswa Kelas XI SMK Negeri 8 Medan rata-rata tergolong
cukup sebanyak (75,8%).

Kata kunci siswa SMK dan Sanggul Bugis


Metode penelitian Dalam penelitian ini definisi operasional variabel penelitian adalah
membentuk sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong) adalah suatu
proses yang dilakukan seseorang baik kecakapan, ketangkasan seseorang
dalam bertindak. Untuk melakukan cara atau pembuatan dan melakukan
praktek untuk membuat sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong) baik
dari rambut sendiri maupun dengan rambut tambahan (cemara) menjadi
lebih sesuai dengan ukuran bentuk dan letak sanggul dari khas Bugis atau
Sulawesi Selatan, sehingga mendapatkan hasil yang sempurna. Menurut
Sugiono (2007) bahwa “populasi” adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi peneliti adalah siswa Tata Kecantikan Rambut
kelas XI dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 33 orang
Hasil pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan maksud untuk
mengetahui kemampuan siswa melakukan penataan sanggul Simpolong
Tattong dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada
siswa kelas XI Jurusan Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8
Medan”.Analisis datakemampuan siswa melakukan penataan sanggul
Simpolong Tattong dengan menggunakan hair piece jenis cemara
bertulang dilakukan dengan membagi lembar pengamatan menjadi
beberapa indikator pernyataan sebagai berikut : (1) Ketepatan mengikat
rambut, (2) Ketepatan membentuk cemara, (3) Ketepatan pengambilan
lungsen, (4) Kerapian serat rambut, (5)Bentuk sanggul memiliki proporsi
yang seimbang .
Kekurangan Dalam journal ini sudah terdapat penjelasan yang sangat terperinci dan
jelas hanya saja masih terdapat kata – kata yang kurang dimengerti oleh
siswa
Kelebihan Dalam journal ini terdapat Analisis Kemampuan Membuat Sanggul
Daerah Bugis Pada Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas Xi Smk Negeri
8 Medan
Kesimpulan Berdasarkanhasilpenelitian yang diuraikanpada Bab IV,
dapatdisimpulkan: 1. Bahwatingkat kecenderungan kemampuan siswa
dalam membuat Sanggul Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong)
siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukupsebanyak 20 orang
(60,6%). 2. Kemampuan siswa dalam membuat Sanggul Daerah Bugis
(Sanggul Simpolong Tattong) tergolong cukup yaituIndikator kerapian
serat rambut memperoleh skor 3 dan mendapatkan nilai yang baik
sebanyak 54,5%.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka saran yang diajukan
untuk pembelajaran berdasarkan masalah dapat disarankan sebagai
berikut: 1. Guru harus terus berupaya untuk meningkatkan pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran yang lebih
menyenangkan, misalnya dengan menggunkan PBM sebagai model
pembelajaran. 2. Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya, hendaknya
penyusunan instrument penelitian aktivitas siswa perlu ditambahkan
adanya pengamatan tentang aktivitas tidak relevan dan aktivitas siswa
bertanya kepada guru.

c. Analisis Journal
Journal Sanggul dan penataan rambut
Judul Efektivitas Pelatihan Tata Rias Pengantin Yogya Putri Bagi Peserta Di
Lembaga Kursus Dan Pelatihan (Lkp) Dewi Puspita Kota Serang Provinsi
Banten
Pengarang Irwan Djumena 1), Hidayatullah Haila 2), Sopariah 3),
Volume Vol. 2. No 1 Hlm. 1-115 Februari 2017
Tahun terbit Februari 2017
Reviwer Tri Julia fauzilla

d. Sajian Materi
Abstrak Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana
efektivitas pelatihan tata rias pengantin Yogya Putri di Lembaga Kursus
dan Pelatihan (LKP) Dewi Puspita Kota Serang Provinsi Banten. (2)
Bagaimana hasil pelatihan tata rias pengantin Yogya Putri di Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi Puspita Kota Serang Provinsi Banten.
(3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelatihan tata rias
pengantin Yogya Putri di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi
Puspita Kota Serang Provinsi Banten. Tujuan diadakannya penelitian ini
yaitu (1) Untuk mengetahui efektivitas pelatihan tata rias pengantin
Yogya Putri di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi Puspita Kota
Serang Provinsi Banten. (2) Untuk mengetahui hasil yang dapat dijadikan
tolak ukur lembaga pelatihan tata rias pengantin Yogya Putri di Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi Puspita Kota Serang Provinsi Banten.
(3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelatihan tata
rias pengantin Yogya Putri di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi
Puspita Kota Serang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan di
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dewi Puspita Kota Serang Provinsi
Banten. Dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan keadaan tentang
Efektivitas pelatihan tata rias Pengantin Yogya Putri. Penelitian ini
menggunakan kisi-kisi penelitian dan pedoman wawancara untuk
mendapatkan data dilapangan mengenai Pelatihan tata rias Yogya Putri.
Sumber data dari penelitian yaitu pengelola, instruktur pelatihan, dan
warga belajar
Kata kunci Efektivitas, Pelatihan, Tata Rias Yogya Putri
Metode penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2011:2). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar
ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa
manusia. Metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
secara mendalam tentang kenyataan-kenyataan yang diterjadi di lapangan,
suatu data yang mengandung makna.
Hasil pembahasan Dari hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pengelola,
instruktur, dan warga belajar tentang efektivitas pelatihan tata rias
Pengantin Yogya Putri, efektivitas pelatihan tersebut dapat dilihat dari
unsur-unsur efektivitas yaitu tentang: a. Ketepatan Penentuan waktu Dari
hasil wawancara terhadap responden tentang kegiatan pelatihan tata rias
Pengantin Yogya Putri, waktu yang dibutuhkan dalam pelatihan yaitu
selama 200 jam. Dimulai dari tanggal 03 Oktober sampai 14 Desember
2016 yang bertempat di lembaga kursus dan pelatihan LKP Dewi Puspita
Serang Banten. Dari perencanaan yang ada waktu kegiatan pelatihan
dilaksanakan selama satu minggu 5 kali pertemuan yaitu pada hari senin
sampai jumat. Kegiatan pelatihan tersebut dimulai dari jam 08.00 WIB
sampai jam 14.00 WIB. Kegiatan pertama pelatihan tata rias pengantin
dalam meningkatkan kecakapan merias Pengantin Yogya Putri dimulai
dengan pembukaan oleh pimpinan lembaga/Kabid PNFI, kemudian
dilanjutkan ke materi pelatihan. Dalam waktu selama 3 bulan, pelatihan
tersebut berjalan dengan efektif karena warga belajar mendapatkan materi
berupa teori dan praktek dari instruktur mengenai tata rias Pengantin
Yogya Putri. b. Ketepatan dalam menentukan pilihan Ketepatan dalam
menentukan pilihan yaitu ketepatan dalam memilih suatu kebutuhan.
Diantaranya yaitu ketepatan dalam menentukan materi yang diberikan,
instruktur, warga belajar, maupun kegiatan lainnya yang menunjang
pelatihan tata rias Pengantin Yogya Putri.
Kekurangan Dalam journal ini sudah terdapat penjelasan yang sangat terperinci dan
jelas hanya saja masih terdapat kata – kata yang kurang dimengerti oleh
siswa
Kelebihan Dalam journal terdapat Efektivitas Pelatihan Tata Rias Pengantin Yogya
Putri Bagi Peserta Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (Lkp) Dewi Puspita
Kota Serang Provinsi Banten
Kesimpulan Setelah peneliti mengolah dan menganalisis data mengenai efektivitas
pelatihan tata rias pengantin dalam meningkatkan kecakapan merias
Pengantin Yogya Putri yang dilaksanakan di LKP Dewi Puspita Serang
Bnaten, peneliti dapat menyimpulkan bahwa : a. Efektivitas pelatihan tata
rias Pengantin Yogya Putri yang dilaksankan di LKP Dewi Puspita Kota
Serang Provinsi Banten, sudah berjalan dengan efektif. Dikatakan
pelatihan ini efektif karena dilihat dari beberapa unsur efektivitas, yaitu
Ketepatan penentuan waktu yang digunakan sudah berjalan efektif, yaitu
200 jam dalam waktu dalam 3 bulan. Penggunaan waktu yang disesuaikan
dengan perencanaan dan schedule yang ditetapkan secara bersama-sama
antara pengelola, instruktur, dan warga belajar, sehingga waktu yang di
tetapkan berjalan dengan efektif. Kemudian Ketepatan dalam
menentukan pilihan terhadap materi, warga belajar, instruktur, sudah
berjalan efektif. Dikatakan efektif karena instruktur yang kompeten, yaitu
memiliki ijazah dan sertifikat tata rias, serta memiliki syarat keterampilan
merias yaitu syarat pengetahuan, keterampilan, kebatinan. Ketepatan
berfikir warga belajar dalam mengikuti pelatihan sudah merasa puas dan
senang dengan diadakannya pelatihan ini, dibuktikan dengan keseriusan
dan kehadiran mereka dalam mengikuti pelatihan tata rias Pengantin
Yogya Putri. Ketepatan dalam menentukan tujuan sudah berjalan sesuai
dengan tujuan diadakannya pelatihan ini agar warga belajar memiliki
keterampilan, dan dapat membantu perekonomian keluarganya. Ketepatan
Sasaran, Sasaran dalam kegiatan pelatihan ini yaitu wanita usia produktif
yang ingin meningkatkan keterampilannya dibidang tata rias pengantin. b.
Hasil dari pelatihan tata rias Pengantin Yogya Putri bagi peserta di LKP
Dewi Puspita Kota Serang Provinsi Banten, yaitu terdiri dari kecakapan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan mengikuti pelatihan ini, warga
belajar mendapatkan bekal ilmu pengetahuan berupa ilmu tentang tata rias
pengantin yogya putri, seperti pengetahuan mengenal alat dan bahan yang
perlu dilengkapi sebelum merias pengantin yogya putri, tata cara merias
wajah, membuat cengkorongan, membuat sanggul, dan memakaikan
busana.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka saran yang diajukan
untuk pembelajaran berdasarkan masalah dapat disarankan sebagai
berikut: 1. Guru harus terus berupaya untuk meningkatkan pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran yang lebih
menyenangkan, misalnya dengan menggunkan PBM sebagai model
pembelajaran. 2. Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya, hendaknya
penyusunan instrument penelitian aktivitas siswa perlu ditambahkan
adanya pengamatan tentang aktivitas tidak relevan dan aktivitas siswa
bertanya kepada guru.

Anda mungkin juga menyukai