Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
NAMA :
1. ILHAMSYAH HAREFA (4193311040)
2. INDRI SRI HANDARI (4203311039)
3. JOHANA SAMOSIR (4203311044)
4. JOSUA GUMSIH GULTOM (4203311032)
KELAS : PSPM B 2020
DOSEN PENGAMPU : 1. NURHASANAH SIREGAR, S.Pd.,M.Pd.
2. NADRAH AFIATI NASUTION, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, Penulis panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report (CJR) mata kuliah
Fungsi Variabel Kompleks.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurhasanah Siregar, S.Pd.,M.Pd.
dan Ibu Nadrah Afiati Nasution, S.Pd.,M.Pd. yang telah mengajarkan dan membimbing
mahasiswa/i agar dapat memahami pembelajaran Fungsi Variabel Kompleks serta penugasan
Critical Journal Report (CJR).
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa penulisan Critical Journal Report (CJR)
ini. Oleh karena itu, Penulis menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar Penulis
dapat memperbaiki Critical Journal Report (CJR) ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga Critical Journal Report (CJR) ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Medan, Maret 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN CJR .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Identitas Jurnal .............................................................................................................. 2
2.2 Ringkasan Jurnal ........................................................................................................... 2
2.3 Simpulan ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii
LAMPIRAN............................................................................................................................. iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rasionalisasi Pentingnya CJR Sering kali kita bingung membaca jurnal referensi
untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan
hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang pendidikan. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
jurnal referensi.

1.2 TUJUAN PENULISAN CJR


1. Memenuhi tugas pada mata kuliah Fungsi Variabel Kompleks
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa serta memberi
kritik pada jurnal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Jurnal


2.1.1 Jurnal 1
Nama : J Jurnal Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi EURASIA
Judul : Cognitive obstacles in the learning of complex number concepts: A case
study of in-service undergraduate physics student-teachers in Zimbabwe
(Hambatan kognitif dalam pembelajaran konsep bilangan kompleks: Studi
kasus mahasiswa-guru fisika sarjana dalam jabatan di Zimbabwe)
Penulis : Lilias Hamufari Natsai Mutambara dan Maria Tsakeni
Volume : 18(10)
Tahun : Agustus 2022
ISSN : 1305-8223 (online)
Jumlah hlm : 15 Halaman

2.1.2 Jurnal 2
Nama : Jurnal Kiprah Pendidikan
Judul : ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PADA BENTUK KUTUB
BILANGAN KOMPLEKS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR
Penulis : Nida Sri Utami
Volume :1
Tahun : Oktober 2022
ISSN : p-ISSN 2810-0443
e-ISSN 2827-8909
Jumlah hlm : Hal. 237-246

2.2 Ringkasan Jurnal


2.2.1 Jurnal 1
Abstrak
Metode sampling yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel antara lain
Simple Random sampling dan Stratified Sampling. Simple Random Sampling, setiap
elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil. Sedangkan Stratified
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan membuat strata (tingkatan/kelas)

2
didalam populasi. Kedua metode sampling ini akan dibandingkan untuk memperoleh Margin
of Error (MoE) yang lebih kecil pada data Indeks Massa Tubuh (IMT) Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Didapatkan bahwa nilai varian
penduga parameter pada Stratified Sampling lebih kecil dibandingkan dengan Simple
Random Sampling. Penghitungan efisiensi relatif menunjukkan bahwa nilai varian penduga
parameter pada teknik Simple Random Sampling 1,3 kali lebih besar dibandingkan
dengan Stratified Sampling. Secara deskriptif, dapat disimpulkan bahwa stratified
sampling lebih efisien digunakan untuk data IMT Mahasiswa dibandingkan teknik Simple
Random Sampling.
Kata kunci : Simple Random sampling, Stratified Sampling, Efisiensi Relatif
PENDAHULUAN
Dari pengalaman dosen matematika, pembelajaran aljabar linear mahasiswa di tingkat
universitas merupakan proses yang kompleks. Untuk berkontribusi pada lapisan tambahan
dalam pemahaman proses belajar mengajar dalam aljabar linier, diusulkan penggabungan
teori pembelajaran dalam matematika yang disebut teori aksi, proses, objek, skema (APOS).
Kursus matematika lanjutan pertama di tingkat universitas yang dimaksudkan untuk
mentransfer siswa dalam cara berpikir mereka dari matematika sekolah menuju pemikiran
matematika lanjutan. Teori ini berfokus pada bagaimana siswa membangun konsep
matematika yang berbeda, dan kami mengusulkan tindakan pedagogis yang dapat
merangsang proses pembelajaran. Salah satu peneliti saat mengajar mahasiswa sarjana
matematika dan fisika di sebuah universitas di Zimbabwe, juga memperhatikan kinerja buruk
siswa saat memanipulasi bilangan kompleks.
Nordlander dan Nordlander (2012) mencatat bahwa studi tentang bilangan kompleks
dikaitkan dengan berbagai kesulitan dan kesalahpahaman yang terkait dengan sifat dan
terminologinya. Bilangan kompleks merupakan salah satu konsep terpenting dalam
pendidikan matematika (Anevska et al., 2015). Namun, beberapa peneliti menganggapnya
sebagai salah satu konsep tersulit yang dihadapi siswa saat mempelajari aljabar linier.
Menurut Anton (2010), bilangan kompleks merupakan ekspresi dari bentuk + atau + ,di
mana a dan b adalah bilangan real dan i adalah unit imajiner.
Penelitian ini tertanam dalam teori APOS, yang berasal dari karya seorang ahli
matematika penelitian, Dubinsky (1984). Ini adalah teorema tentang bagaimana konsep
matematika dipelajari. Weyer (2010) menambahkan bahwa teori APOS merupakan perluasan
dari tahap terakhir teori Piaget, yaitu tahap operasional formal. Akronim APOS adalah
singkatan dari tindakan, proses, objek, dan skema. Menurut Arnon et al. (2014),

3
perkembangan teori APOS distimulasi oleh konsep abstraksi reflektif Piaget dalam
pembelajaran anak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian interpretatif untuk menginterpretasikan
data tentang bagaimana siswa mengkonstruksi pengetahuan ketika mempelajari konsep
bilangan kompleks. . Antwi dan Hamza (2015) menegaskan bahwa metode utama
pengumpulan data dalam interpretivisme adalah wawancara dan observasi partisipan, yang
mereka sebut sebagai metodologi yang berorientasi pada makna.Antwi dan Hamza (2015)
menegaskan bahwa paradigma interpretivis berkaitan dengan pemahaman individu tentang
dunia di sekitar mereka, yang bertujuan untuk memahami pengalaman individu tersebut
Peneliti mengumpulkan data dan kemudian menarik informasi penting darinya dan membuat
kesimpulan berdasarkan pola atau tema yang muncul (Bertram & Christiansen, 2014). Dalam
penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan melibatkan tantangan siswa dalam mempelajari
bilangan kompleks.
Bertram dan Christiansen (2014) mendalilkan bahwa sampel adalah kelompok yang lebih
kecil, atau bagian dari populasi yang dipilih untuk penyelidikan ilmiah. Sepuluh guru magang
tahun kedua belajar untuk gelar Bachelor of Science Pendidikan Gelar Kehormatan dalam
fisika dipilih untuk penelitian menggunakan purposive sampling. Para peserta adalah guru
praktik yang memiliki diploma pendidikan dari berbagai perguruan tinggi guru menengah di
Zimbabwe.
Siklus pengajaran aktivitas, diskusi kelas, dan latihan (ACE) memandu pengembangan
perlakuan instruksional dan merupakan pendekatan instruksional yang membantu
mengembangkan konstruksi mental. Desain instruksional berdasarkan teori APOS digunakan
dalam penelitian ini. Ini termasuk kegiatan, diskusi kelas dan latihan yang dilakukan di luar
kelas.
Masalah etika utama utama yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah masalah
persetujuan dan kerahasiaan. Nama samaran digunakan yaitu peserta diberi kode
menggunakan tag A1 sampai dengan A10.

HASIL PENELITIAN
Hasil untuk pertanyaan 1 item a:Butir 1 dimaksudkan untuk memberikan wawasan
apakah peserta telah mengembangkan proses pemahaman konsep bilangan kompleks. Hasil
soal nomor 1 b:Soal 1b bertujuan untuk menggali pemahaman konseptual peserta tentang
pengetahuan mengevaluasi dan memahami pembagian bilangan kompleks dan hubungannya

4
dengan konsep lain seperti konjugat kompleks, simbol 2 , perkalian bilangan kompleks dan
pengurangan pecahan yang melibatkan bilangan kompleks. Pertanyaan membahas
pemahaman objek pembagian fraksi dalam dekomposisi genetik. Pertanyaan 2 yang diajukan
kepada peserta diuji pengetahuannya tentang konsep mengungkapkan bilangan kompleks
yang diberikan dalam bentuk kutub Peserta A1, A2, A6, dan A9 menjawab pertanyaan
dengan benar. Mereka dapat menemukan modulus dan argumen dari ztanpa melakukan
semua langkah. Mereka menggambar diagram argand sehingga mereka dapat menemukan
argumen utama. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta ini lebih cenderung
menginternalisasi proses pengungkapan bilangan kompleks ke dalam bentuk kutub dan ke
tingkat pemahaman objek. Peserta A1 dan A6 diwawancarai dan mampu menjelaskan secara
eksplisit bagaimana mereka menyatakan bilangan kompleks yang diberikan dalam bentuk
kutub. Peserta ini menunjukkan pemahaman yang lengkap dan juga menunjukkan semua
aspek konstruksi mental yang diusulkan dalam genetik penguraian. Dengan mengungkapkan
bilangan kompleks yang diberikan ke dalam bentuk kutub, para peserta merangkum proses
menjadi objek pemahaman konsep.

2.2.2 Jurnal 2
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang dinggap sulit oleh banyak siswa.
Ketika mengerjakan soal matematika, kesalahan siswa dalam mengerjakan
bermacam-macam. Penelitian tentang kesalahan saat mengerjakan matematika
dinyatakan oleh (Gunawan 2018) bahwa kesalahan terbanyak yang terjadi yaitu:
Pertama, aspek melakukan perhitungan, Kedua, membuat model matematika, Ketiga,
memahami soal, dan Keempat, aspek menarik kesimpulan. Penelitian tentang
kesalahan juga dilakukan oleh (Pradini 2019) yang menyatakan bahwa jenis kesalahan
yang dilakukan siswa adalah kesalahan fakta, kesalahan prosedur, dan kesalahan
karena kecerobohan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam jurnal ini, rumusan masalah yang diperoleh
adalah :
Apa penyebab kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan soal analisis
kompleks dalam menentukan bentuk kutub bilangan kompleks ditinjau dari
kemandirian belajar mahasiswa?

5
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesalahan mahasiswa
pendidikan matematika semester keenam. Kesalahan yang diteliti adalah tentang
mahasiswa matematika dalam menentukan bentuk kutub bilangan kompleks, pada
materi analisis kompleks.
Kajian Pustaka
Analisis kompleks merupakan materi kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa
pendidikan matematika. Mengubah bilangan kompleks dalam bentuk kutub sangat penting
untuk dipahami oleh mahasiswa, karena untuk mencari pangkat dan juga akar bilangan
kompleks akan dapat lebih mudah dilakukan jika bilangan kompleks dinyatakan dalam
bentuk kutub. Dalam mengubah bilangan kompleks ke dalam bentuk kutub terkadang
mahasiswa masih salah.
Bilangan kompleks dinyatakan dengan 𝑧, yang merupakan besaran yang dinyatakan
dalam 𝑥 + 𝑖𝑦, 𝑥 dan 𝑦 merupakan bilangan real, 𝑥 bagian real dari 𝑧, dinotasikan Re(z) dan 𝑦
bagian imajiner dari 𝑧, dinotasikan Im(z), dan i disebut satuan imajiner yang besarnya 𝑖 =
√−1. Bilangan kompleks 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦 dapat dinyatakan dalam bentuk kutub 𝑧 = 𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑖 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃
dengan 𝑟 = |𝑧| =√𝑥2+𝑦2, 𝜃 = arg𝑧 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑎𝑟𝑔𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑧) = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( ). Nilai utama dari 𝜃 yaitu

dari −𝜋 sampai 𝜋, dan ditulis 𝐴𝑟𝑔 𝑧. Jadi −𝜋 ≤ 𝐴𝑟𝑔 𝑧 ≤ 𝜋, atau 𝑎𝑟𝑔 𝑧 = 𝐴𝑟𝑔 𝑧 + 2𝑘𝜋, 𝑘 = 0,
±1, ±2.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu menjelaskan bagaimana
kesalahan mahasiswa berdasarkan kemandirian belajar. Penelitian ini di laksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2021/2022 terhadap mahasiswa semester 6 program studi
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta saat kuliah secara online.
Pengambilan subjek berdasarkan teknik random sampling berdasarkan kemandirian belajar
mahasiswa yang berjumlah 35. Semua mahasiswa diminta mengisi angket kemandirian
belajar. Berdasarkan skor kemandirian belajar mahasiswa, maka mahasiswa dibagi menjadi 3
kategori. Kategori kemandirian belajar mahasiswa dapat dilihat seperti pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 : Kategori Kemandirian Belajar Mahasiswa
No Interval Kategori
1. 𝑥 𝑥̅ 𝑠 Tinggi
2. 𝑥̅ 𝑠 𝑥 𝑥̅ 𝑠 Sedang
3. 𝑥 𝑥̅ 𝑠 Rendah

6
Keterangan :
𝑥 : Skor kemandirian belajar masing-masing mahasiswa
𝑥̅ : Skor rata-rata kemandirian belajar mahasiswa
𝑠 : Standar deviasi
Penelitian ini dilaksanakan saat terjadinya pandemi, dilaksanakan secara online,
mahasiswa diberikan beberapa soal tes tanpa dikasih tau sebelumnya, jadi mahasiswa belum
mempersiapkan. Untuk setiap kategori kemandirian belajar, akan diambil hasil jawaban
terhadap soal yang diberikan masing-masing satu mahasiswa secara random. Jadi diambil
satu mahasiswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, satu mahasiswa yang
mempunyai kemandirian belajar sedang dan juga satu mahasiswa yang mempunyai
kemandirian belajar rendah.
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Hasil
Setelah mahasiswa diminta mengisi angket kemandirian belajar, diperoleh 𝑥̅
dan 𝑠 . Akibatnya x + 0,5s = 113.76, dan x − 0,5s = 105.08. Berdasarkan hasil
angket diperoleh 11 mahasiswa mempunyai kemandirian belajar kategori tinggi, 11
mahasiswa mempunyai kemandirian belajar kategori sedang, dan 13 mahasiswa mempunyai
kemandirian belajar kategori rendah. Untuk setiap kategori kemandirian belajar, diambil
masing-masing satu mahasiswa secara random. Jadi diperoleh satu mahasiswa yang
mempunyai kemandirian belajar tinggi, satu mahasiswa yang mempunyai kemandirian
belajar sedang dan juga satu mahasiswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah.
Selain diminta mengisi angket, siswa juga diminta mengerjakan soal tes untuk
mengetahui kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan soal. Kesalahan mahasiswa yang akan
diteliti adalah kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan
keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban. Soal tes yang diberikan kepada
mahasiswa merupakan soal tentang bentuk kutub analisis kompleks. Soal tes tersebut adalah:
1. Tentukan bentuk kutub dari 𝑧 = −3 − √3 𝑖
2. Tentukan bentuk kutub dari 𝑧 = 5 − 5√3 𝑖

Mahasiswa dengan kemandirian belajar Tinggi

7
Gambar 1. Jawaban Soal 1 (Mahasiswa dengan Kemandirian Belajar Tinggi)

Gambar 2. Jawaban Soal 2 (Mahasiswa dengan Kemandirian Belajar Tinggi)

Mahasiswa dengan kemandirian belajar Sedang

Gambar 3. Jawaban Soal 1 (Mahasiswa dengan Kemandirian Belajar Sedang)

Gambar 4. Jawaban Soal 2 (Mahasiswa dengan Kemandirian Belajar Sedang)


Mahasiswa dengan motivasi belajar Rendah

8
Gambar 5. Jawaban Soal 1 (Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah)

Gambar 6. Jawaban Soal 2 (Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah)


Pembahasan
Pada Gambar 1 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
tinggi pada soal nomor 1, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal dengan benar,
tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan
keterampilan proses , dan kesalahan penulisan jawaban.
Pada Gambar 2 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
tinggi pada soal nomor 2, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal dengan benar,
tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan
keterampilan proses , dan kesalahan penulisan jawaban.
Pada Gambar 3 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
sedang pada soal nomor 1, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal dengan
benar, tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi,
kesalahan keterampilan proses . h dan kesalahan penulisan jawaban.
Pada Gambar 4 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
sedang pada soal nomor 2, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal dengan
benar, tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi,
kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban.

9
Pada Gambar 5 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
rendah pada soal nomor 1, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal tapi tidak
selesai, tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi,
namun masih ada kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban.
Pada Gambar 6 yang merupakan jawaban mahasiswa dengan kemandirian belajar
rendah pada soal nomor 2, dapat diartikan mahasiswa mampu mengerjakan soal dengan
benar, tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi,
kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban.

2.3 Hasil Review


Pada Jurnal 1, diperoleh kesimpulan bahwa studi ini mengungkapkan bahwa
mayoritas peserta berjuang untuk memahami konsep dasar pembagian kompleks dan bentuk
polar/trigonometri dari bilangan kompleks. Karya tulis sepuluh peserta dianalisis dan diteliti,
dan wawancara dilakukan dengan beberapa dari mereka untuk menentukan bidang yang
membutuhkan perhatian segera. Kami mencatat kelemahan berikut saat siswa mencoba
melakukan pembagian bilangan kompleks. Kami juga mencatat bahwa siswa menunjukkan
kurangnya evolusi konseptual dari konsep bentuk kutub kompleks. Para siswa menampilkan
sejumlah kesalahan dan mereka gagal mengungkapkan kemampuan penalaran mereka tetapi
percaya diri dalam menerapkan aturan. Siswa berjuang untuk menemukan nilai absolut dari
bilangan kompleks.
Analisis APOS dalam penelitian ini dipandu oleh dekomposisi genetik yang
dijelaskan sebelumnya. APOS teori bersama dekomposisi memberikan akar penting untuk
menemukan bagaimana mahasiswa sarjana genetik awal memahami konsep bilangan
kompleks. Konstruksi mental dalam tugas terkait dengan dekomposisi genetik awal.
Mengingat konsep pembagian bilangan kompleks yang melibatkan akar negatif, terlihat
bahwa 50% siswa bahkan tidak mengembangkan pemahamannya pada tingkat tindakan
karena mereka tidak dapat menerapkan aturan perkalian dengan akar. Sebagian besar siswa
mencoba mencari konjugasi kompleks yang salah.
Pada Jurnal 2, diperoleh kesimpulan bahwa mahasiswa dengan kemandirian belajar
tinggi dan sedang tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan
transformasi, kesalahan keterampilan proses , dan kesalahan penulisan jawaban. Mahasiswa
dengan kemandirian belajar rendah tidak terdapat kesalahan membaca, kesalahan memahami,
kesalahan transformasi, namun ada kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan
jawaban. Berdasarkan penelitian ini, penulis memberikan saran kepada peneliti lain yang mau

10
mengembangkan penelitian ini untuk meneliti tentang kesalahan siswa berdasarkan tinjauan
yang lain. Selain melakukan penelitian analisis kesalahan siswa berdasarkan tinjauan yang
lain, peneliti juga dapat mengembangkan penelitian ini untuk materi pelajaran yang lain.
Menurut kelompok 10 sebagai reviewer :
1. Metode dan instrumen penelitian yang digunakan dalam jurnal sudah sudah sesuai
dengan tujuan penelitian serta dapat memecahkan masalah dalam penelitian.
2. Hasil dan kesimpulan yang diperoleh dalam jurnal sudah sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Setelah membaca keseluruhan isi jurnal, masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian
sudah terjawab dan dipaparkan di bagian simpulan jurnal.
4. Adapun kelemahan yang terdapat dalam jurnal adalah terdapat beberapa penggunaan
kata yang tidak sesuai dengan KBBI dan terdapat susunan paragraf yang tidak rapi.
Ide dari kelompok 10 untuk memecahkan masalah ketidak pahaman siswa dalam
materi analisis kompleks yang terdapat dalam jurnal penelitian tersebut adalah meminimalkan
pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dan memaksimalkan pembelajaran secara luring
(luar jaringan) dalam materi analisis kompleks.
Kelompok 10 merekomendasikan jurnal yang telah direview sebagai pedoman untuk
melakukan penelitian berdasarkan tinjauan yang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Lillias Hamufari Natsai Mutambara dan Maria Tsakeni. 2022. COGNITIVE OBSTACLES IN
THE EARNING OF COMPLEX NUMBER CONCEPT: A CASE STUDY OF IN-
SERVICE UNDERGRADUATE PHYSICS STUDENT-TEACHERS IN ZIMBABWE.
EURASIA Jornal of Mathematics, Science and Technology Education. 18(10). ISSN:
1305-8223 (online)
Nida Sri Utami. 2022. ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PADA BENTUK KUTUB
BILANGAN KOMPLEKS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR. Jurnal Kiprah
Pendidikan. Vol 1 No 4: p-ISSN 2810-0443., e-ISSN 2827-8909.

iii
LAMPIRAN

iv

Anda mungkin juga menyukai