Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran di MI/SD)

Dosen Pengampuh: Zunidar, M.Pd.

Oleh:
Winda Apriani (0306181021)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas CJR ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak
lupa pula shalawat beserta salam kepada nabi Muhammad Saw semoga kita
mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Aamiin.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah Strategi


Pembelajaran di MI/SD Ibu Zunidar, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Terakhir, penulis juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan tugas ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar penulisan dalam tugas CJR berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, 08 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
A. Identitas Jurnal...................................................................................... 1
B. Ringkasan Isi Jurnal.............................................................................. 2
C. Hal-hal Penting dalam Jurnal.............................................................. 6
D. Kritik Jurnal........................................................................................... 7

ii
A. Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk


Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa
Nama Jurnal : Jurnal Didaktik Matematika
Penulis : Husnidar, dkk.
Volume : Vol. 1/ No.1
Kota terbit : Banda Aceh
Tahun terbit : 2014
ISSN : 2355-4185
Dalam jurnal didaktik matematika ini, terdapat beberapa sub judul
didalamnya, yaitu: abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, teknik
analisis data, hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan dan saran. Kemudian di
halaman terakhir ada daftar pustaka, letak beberapa referensi yang digunakan dalam
membuat jurnal ini.
Dalam critical journal ini akan dibahas beberapa hal-hal yang berkaitan
dengan jurnal penelitian ini sendiri yaitu, identitas jurnalnya yang telah disebutkan
diatas, ringkasan isi jurnal agar memudahkan pembaca sekilas mengenai jurnal ini,
hal-hal yang dianggap penting dalam jurnal, kemudian kritikan untuk jurnal ini baik
dari segi positif maupun negatif (kekurangannya).

1
B. Ringkasan Isi Jurnal
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat di lingkungan
alam sekitarnya. Melalui pendidikan siswa dapat mengembangkan kemampuan secara
optimal dan dapat mewujudkan fungsi dirinya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan
masyarakat. Sebagai salah satu materi dalam pendidikan, matematika memegang
peranan penting untuk pengembangan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut sesuai
dengan salah satu tujuan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan
tingkat menengah yang dimuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
2006 yaitu: Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi.
Mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dipandang
sebagai sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah agar siswa
mampu dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di sekitarnya. Salah satu
alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan disposisi matematis siswa adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran secara
konvensional ditinjau dari: a) Keseluruhan siswa, dan b) Peringkat siswa. (2) Apakah
peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari siswa yang memperoleh
pembelajaran secara konvensional ditinjau dari: a) Keseluruhan siswa. b) Peringkat
siswa. (3) Apakah terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan
siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. (4) Apakah
terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan siswa terhadap
peningkatan disposisi matematis siswa.

2
2. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini diambil dari beberapa teori menurut para ahli yang berkaitan
dengan penelitian, yaitu: menurut Sabandar (2009) untuk membangun berpikir kritis
dalam matematika siswa harus dihadapkan pada masalah yang kontradiktif dan baru
sehingga dapat mencari kebenaran dan alasan yang jelas. Sehingga siswa dalam
membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah pada pembelajaran matematika
mampu menghasilkan kesimpulan yang benar. Glazer (Sabandar, 2009) menyatakan
bahwa berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk
melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk
menggeneralisasi, membuktikan dan mengevaluasi situasi matematis.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu
model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
berbasis masalah memberi pengertian bahwa dalam pembelajaran siswa dihadapkan
pada suatu masalah, yang kemudian diharapkan melalui pemecahan masalah siswa
belajar keterampilan-keterampilan berpikir yang lebih mendasar.
Disposisi matematika siswa berkembang ketika mereka mempelajari aspek
kompetensi lainnya. Sebagai contoh, ketika siswa membangun strategic competence
dalam menyelesaikan persoalan non-rutin, sikap dan keyakinan mereka sebagai
seorang pembelajar menjadi lebih positif. Disposisi matematika siswa merupakan
faktor utama dalam menentukan kesuksesan pendidikan mereka.

3. Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest control
group desain”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP Negeri 3
Peusangan. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VIII, yaitu:
kelas 2.2 sebanyak 21 orang dan kelas 2.3 sebanyak 26 orang. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara Simple Random sampling mengingat rata-rata kemampuan
siswa di setiap kelas adalah sama.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen tes yang terdiri dari
seperangkat soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan
disposisi matematis siswa.

4. Teknik Analisis Data

3
Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa
dianalisis dengan rumus gain ternormalisasi (N-Gain), yaitu membandingkan skor
pretes dan posttest. Rumus N-Gain = posttest - pretest
Skor maksimum – pretest
Dengan kriteria indeks gain: 0,70< g ≤ 1,00 (tinggi), 0,30 < g ≤ 0,70 (sedang),
g ≤0,30 (rendah). Data yang diperoleh diolah dengan bantuan Software SPSS versi
16.0 dari Windows dengan langkah- langkah sebagai berikut: (1) Menguji normalitas
dengan uji kolmogorov smornov; (2) Menguji homogenitas varians data kedua
kelompok dengan uji levene statistic; (3) Uji perbedaan rata-rata kedua kelompok
dengan uji t.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Dari penelitian yang dilakukan ini didapatkan hasil analisis dengan uji anava
dua jalur menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan
pengelompokan siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dengan sig. =
0,019, dan tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan
siswa terhadap disposisi matematis siswa dengan sig. = 0,744.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil peneliti sebelumnya yaitu
Fachrurazi (2011) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan nilai t = 6,042.
Namun untuk disposisi siswa terhadap matematika hasil penelitian ini sedikit berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiawan (2008), yaitu bahwa
pembelajaran berbasis masalah memberikan dampak positif terhadap pembentukan
sikap siswa terhadap matematika.

6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan hasil penelitian:
 Secara keseluruhan, peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
bangun ruang lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan secara konvensional
pada materi yang sama.
 Pada pengelompokan siswa menurut peringkat, peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

4
berbasis masalah lebih tinggi dari siswa yang diajarkan secara konvensional
terjadi pada kelompok tinggi dan kelompok sedang saja.
 Secara keseluruhan, disposisi matematis siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan
secara konvensional.
 Pada pengelompokan siswa menurut peringkat, peningkatan disposisi
matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah
lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan secara konvensional terjadi pada
kelompok tinggi dan kelompok rendah saja.
 Terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
 Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap disposisi matematis siswa.

5
C. Hal-hal Penting dalam Jurnal
1. Bidang studi matematika memegang peranan penting untuk pengembangan
kemampuan berpikir siswa.
2. Bagi seorang guru mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa dipandang sebagai sesuatu yang sangat pentin agar siswa mampu
dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di sekitarnya.
3. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM).
4. Untuk membangun berpikir kritis dalam matematika siswa harus dihadapkan
pada masalah yang kontradiktif dan baru sehingga dapat mencari kebenaran
dan alasan yang jelas. Sehingga siswa dalam membuat keputusan untuk
menyelesaikan masalah pada pembelajaran matematika mampu menghasilkan
kesimpulan yang benar.
5. Adapun indikator dan sub indikator menurut kesepakatan secara internasional
dari para pakar mengenai berpikir kritis dalam pembelajaran menurut
Anderson: interpretasi, analisis, evaluasi, penarikan kesimpulan,npenjelasan
dan kesimpulan.
6. Rata-rata N-gain disposisi matematis siswa yang diajarkan dengan PBM lebih
tinggi dari N-Gain disposisi matematis siswa yang diajarkan secara
konvensional.
7. Pada pengelompokan siswa menurut peringkat, peningkatan disposisi
matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah

6
lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan secara konvensional terjadi pada
kelompok tinggi dan kelompok rendah saja.
8. Terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
9. Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap disposisi matematis siswa.

D. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1. Judul. Dilihat dari judul yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis
Siswa” sudah sangat jelas dan singkron dengan isi dari jurnal yang ditulis. Ada
pembatasan masalah yang akan dikaji dalam jurnal ini sehingga tidak melebar
pada penjelasan yang lain yang nantinya akan membingungkan pembaca.
2. Abstrak. Penulisan abstrak sudah sangat baik, penulis jurnal yaitu Husnidar, dkk.
menuliskan dengan jelas rangkuman semua isi jurnal, dalam poin abtstrak. Namun
sedikit masalah terlihat, abstrak menggunakan bahasa inggris sehingga ketika
benar-benar ingin mengertinya, maka pembaca yang memang kurang paham
bahasa inggris harus mengartikannya dahulu.
3. Metodologi (Metode Penelitian). Dalam poin ini penulis menjelaskan metodologi
yang digunakan dengan memaparkan secara terstruktur. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif tentang
penerapan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest control group
desain”. Tetapi didalam metode penelitian ini juga terdapat siapa sampel yang
digunakan penulis. Ini sedikit berbeda dari jurnal biasanya yang meletakkan
sampel pada sub judul tersendiri, juga pada jurnal ini tidak terdapat kapan waktu-
waktu yang digunakan dalam penelitian ini.

7
4. Hasil dan Pembahasan. Pada sub ini penulis jelas menerangkan seperti apa hasil
analisis dari penelitian yang dilakukan dengan fakta yang diungkapkan melalui
tabel-tabel dari rumus N-Gain yang memudahkan pembaca untuk lebih mengerti
pembahasannya.
5. Kesimpulan. Dalam poin ini, penulis menjelaskan secara singkat dan jelas bahwa
penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis aktivitas mampu
meningkatkan hasil belajar khusunya pada bidang studi PKn di SD.
6. Jurnal ini secara keseluruhan baik, karena penulis memaparkan hasil dan
pembahasan secara singkat dan sederhana. Penulis meletakkan poin-poin penting
yang di dapat dari penelitian yang dilakukan ini, sehingga pembaca lebih mudaah
mengerti ini.

Anda mungkin juga menyukai