PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
Amenobelia Sitepu
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak terbit jurnal penelitian mengenai permasalahan dalam
pemecahan dalam pelajaran Psikologi Pendidikan. Dalam hal ini berarti menunjukan bahwa
banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika.
Kalau kita baca satu persatu jurnal, pasti dalam jurnal tersebut terdapat banyak metode
penyelesaian. Maka dari itu, banyaknya jurnal yang membahas mengenai pemecahan
masalah, dalam hal ini kami mengambil salah satu jurnal mengenai metode yang digunakan
dalam pemecahan persoalan pengintegralan. Dalam metode yang digunakan oleh penulis
jurnal tersebut terdapat bebrapa tahap yang digunakan yang dapat dosen lain
menggunkanannya.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
PEMBAHASAN
2.1 Jurnal Utama
Analisi
Jurnal
-Kekuatan Penelitian ini sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran untuk
Penelitian siswa-siswa didalam kelas, karna Anak-anak belajar lebih banyak dan
menikmati belajar ketika mereka secara aktif terlibat. Dalam kelas
konstruktivis siswa terlibat secara aktif, lingkungan demokratis, kegiatan
interaktif dan berpusat pada siswadan guru memfasilitasi proses
pembelajaran di mana siswa didorong untuk bertanggung jawab.
Jurnal JurnalPendidikanLuarBiasa
Download http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Hermanto,
%20S.Pd.,M.Pd./scan0003.pdf
Volume dan Volume 8 Nomor 1 ISSN : 0216-3640
Halaman 9 Halaman
Tahun 2012
Penulis Jurnal Hermanto SP
Reviewer Agung Vinel Putra S. Depari
Abstrak
Penelitian
- Tujuan Untuk mengetahui pentingnya ada komunikasi antara pihak
Penelitian orangtua dengan guru untuk memberikan layanan yang terbaik
kepada anak autisme tersebut
Pendahuluan
- Latar LATAR BELAKANG :
Belakang dan
Teori Sebagaimana diketahuiAutisme merupakan gangguan
perkembangan yang terjadi pada usia anak-anak. Dan
haltersebutharussegeraditanganidengancepatkarenadapatmenimbu
lkankerugian yang lebihbesaruntuksianaktersebut. Dan
kitasebagaiorangtuaharusberkoordinasilangsungdenganpihaksekol
ah agar pihaksekolahdapatmemberikankemaklumandanperlakuan
yang baikterhadapsianak agar
dapatberkembangsepertianaksebayakebanyakan. Tanpa adanya
komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak, bisa jadi
mereka akan saling menyalahkan dan lembaga akan membuang
tanggungjawab dalam melayani tumbuh kembang anak. Adanya
komunikasi yang baik, tentu akan ada cara-cara pemecahan dan
jalan keluar dalam pembinaan anak autisme di lembaga PAUD
tersebut. Dengan adanya komunikasi yang baik, lembaga akan
berupaya mencari cara dalam proses pelayanannya dan bagi
orangtua tentu akan selalu siap membantu dan mendukung
langkah-langkah yang akan dilakukan pihak lembaga. Akhirnya
anak autisme yang kebetulan berada dalam lembaga PAUD
tersebut mendapatkan pelayanan yang semakin baik dan lembaga
PAUD tersebut siap inklusif karena peranan komunikasi yang
terbangun diantara keduanya
TEORI AHLI :
Menurut Eric Courchesne dari Universitas California San
Diego dalam www.kompas.com, mengemukakan bahwa, sebagian
besar penyandang autisme mempunyai otak kecil yang lebih kecil
dibandingkan ukuran normal (hipoplasia cerebellum). Pengecilan
otak kecil ini terjadi pada masa janin. Selain berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan, otak kecil juga berperan dalam proses
sensorik, berpikir, daya ingat, belajar bahasa, dan juga perhatian
(konsentrasi). Hasil otopsi penyandang autisme yang dilakukan
para ahli menunjukkan adanya keganjilan pada sistem limbic
(pusat emosi di otak), dan kurangnya jumlah sel pada lobus
parietalis di otak. Akibatnya, terjadi kekacauan sistem di otak.
Namun demikian hingga kini belum diketahui secara pasti
penyebab gangguan autisme tersebut.
Metode
- Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian dengan observasi langsung kesekolah PAUD yang memiliki
siswa penyandang autisme
- Langkah Didalam jurnal ini tidak ada dibuat penelitian hanya teori
Penelitian mengenai anaka utisme dan kebutuhannya serta peran orangtua
dan sekolah dalam perkembangan anak tersebut
- Daftar JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA,APRIL
Pustaka 2012,VOLUME 8, NOMOR.1. Hermanto, PeranKomunikasi
Orang Tua
Hasil dan
Pembahasan
- Analisis Autisme merupakan kumpulan gejala gangguan perkembangan
Pembahasan / anak yang sangat kompleks dan berat. Demikian pula mengenai
Penyelesaian penyebab timbulnya gangguan autisme juga belum dapat diketahui
Masalah dengan jelas dan pasti. Autisme infantil atau autisme masa kanak-
kanak adalah gangguan perkembangan yang muncul pertama kali
pada anak-anak berusia enam bulan hingga tiga tahun. Anak
autistik tidak mampu mengadakan interaksi sosial, dan seolah-olah
hidup dalam dunianya sendiri. Ciri yang sangat menonjol dari
penderita autisme adalah tidak adanya atau sangat kurangnya
kontak mata dengan orang lain. Penyandang autisme bersikap acuh
tak acuh bila diajak bicara atau bergurau. Anak autisme seakan-
akan menolak semua usaha interaksi dari orang lain, termasuk dari
orang dekatnya. Mereka lebih asyik sendiri melakukan tindakan
yang tidak lazim secara berulang-ulang. Sebagian kecil
penyandang autisme berhasil berkembang normal, namun sebelum
mencapai umur tiga tahun perkembangannya terhenti, kemudian
timbul kemunduran dan mulai tampak gejala-gejala autisme.
Ada beberapa pola dan bentuk komunikasi yang dapat
dilakukan antara orangtua dengan sekolah. Beberapa bentuk
komunikasi tersebut antara lain melalui pertemuan insidental dan
berkala, pertemuan langsung dan tidak langsung, menggunakan
media atau tidak. Isi komunikasi ini terutama berisi tentang
perkembangan anak yang berkebutuhan khusus untuk mencari
kesamaan pola antara pembinaan di rumah dengan di sekolah.
Orang tua siswa autisme secara berkala misalnya menyampaikan
dan meminta laporan perkembangan anaknya selama mengikuti
proses pendidikan di lembaga, sekolah menyelenggarakan
pertemuan rutin dengan sesama orangtua anak sehingga terjadi
parenting support yang terkait dengan anak mengenai
perkembangan perilaku dan emosional anak, perkembangan
pendidikan semua anak. Kegiatan ini dibangun secara terprogram
oleh sekolah agar para orangtua memiliki berbagai keterampilan
yang saling dibutuhkan sebagai orangtua, rasa percaya diri dan
sikap orangtua, membangun pemahaman dan pengetahuan bagi
orangtua, membangun kesehatan mental dan emosional, serta
dukungan sosial.
Dengan adanya komunikasi yang terjalin secara baik dan
terprogram, maka orangtua dari anak autisme suatu saat diminta
menjadi narasumber di sekolah untuk bercerita kepada anak-anak
di kelas untuk membangun rasa simpati dan tenggang rasa.
Orangtua anak rumah dari anak autisme bisa menjadi obyek
kunjungan seperti apa kehidupan anak autisme di rumah, berbagai
intervensi apa yang diberikan di rumah. Hal ini tentu bisa menjadi
sumber belajar bagi anak-anak lainnya. Begitu pula bagi pendidik
dengan adanya kunjungan ke rumah si anak ini bisa menjadi bahan
pelajaran yang dikemas dan disesuaikan dengan tema-tema
pembelajaran. Begitu pula bila orangtua dari anak autisme tersebut
memiliki tempat usaha, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar di hari-hari lainnya. Begitu sebaliknya bila anak autisme
yang sekolah di lembaga tersebut berasal dari keluarga yang kurang
mampu tentu sekolah akan dapat memberikan saran yang lebih
bermakna dalam proses pembelajaran anaknya di rumah. Dengan
demikian akan terjadi kesatuan langkah dan visi dalam memberikan
layanan dan tindakan dalam pembelajaran bagi anak autisme
maupun anak-anak pada umumnya. Keberhasilan komunikasi
antara orangtua dan sekolah dalah keberhasilan penyelenggaraan
inklusi di lembaga PAUD tersebut.
- Kekuatan Dapat membantu orangtua yang memiliki anak penyandang
Penelitian autism dalam menyikapi tindakan yang tepat untuk anaknya
C. Jurnal Pembanding II
Download http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
Volume
dan Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 125-132
Halaman
Tahun 2015
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil kritikan diatas dapat kita simpulkan bahwa Jurnal ini sudah masuk dalam
kategori Jurnal yang baik meskipun hanya orang orang tertentu yang dapat memahaminya
karena memang jurnal ini ditujukan kepada orang orang yang mengerti tentang bidang yang
diteliti. Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang penyampaian-nya baik, namun setiap
ada kelebihan pasti ada kekurangan sama halnya seperti Jurnal ini, dalam setiap pekerjaan
pasti ada satu atau dua kesalahan yang perlu di telaah lebih dalam lagi sehingga dapat
menajdi lebih baik lagi.
3.2 SARAN
Besar harapan saya akan menjadi lengkapnya Jurnal ini dikemudian hari maka dari itu
penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saran saya adalah
penulis diharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini menjadi lebih baik sehingga lebih
menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya dapat diminimalisir
Sehingga buku ini menjadi lebih baik.