Anda di halaman 1dari 31

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DELI SERDANG

UPT SATUAN PENDIDIKAN FORMAL


SMP NEGERI 2 SUNGGAL

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Best Practice

Judul : “MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN PROSES


PESERTA DIDIK MELALUI METODE AJAR
ABSTRAK’’

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Laboratorium Berprestasi

1. Identitas Penulis :

Nama : Bunga Fuji Hayati


NIP. : -
Unit Kerja : UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal
Kecamatan Sunggal Kab. Deli Serdang

Disetujui dan disahkan :


Tanggal : 17 Juli 2021

Pengawas Pembina Penulis

TRISNA VALENTINA SEMBIRING.M.Hum Bunga Fuji Hayati


Nip 197206031999032010 NIP -
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang Maha kuasa, yang telah
memberi kekuatan dan rahmatNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kaya
tulis Best Practice dengan judul. ” Mengembang Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses
Peserta Didik Melalui Metode Ajar Abstrak”
Penyelesaian karya tulis ini merupakan upaya yang telah dicapai di UPT Satuan
Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal, pada proses terjalinnya kerja sama yang baik antara
sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat.
Dalam penulisan karya tulis Best Practice ini, penulis telah banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak . Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Seluruh orang tua siswa dan masyarakat
2. Para wakil kepala sekolah dan PKS
3. Serta seluruh warga sekolah di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal

Atas segala bantuan dan jasa mereka penulis mengucapkan ribuan terima kasih.
Akhirnya penulis berharap kiranya karya tulis Best Practice yang sederhana ini dapat berguna
dan bermanfaat Amin .

Sunggal, Juli 2021

BUNGA FUJI HAYATI


NIP -
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. 1


KATA PENGANTAR ………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …..………………………………….. ……. 4
B. DASAR HUKUM ………………………………………….. 8
C. RUMUSAN MASALAH ………………………………………….. 9
D. TUJUAN..............................................……………………………. 9
E. MANFAAT...............................…………………………………… 9

BAB II. KAJIAN TEORITIK


A. PENERAPAN MODEL PENDEKATAN ORMASEL……………. 11
B. PASTISIPASI MASYARAKAT.…………………………………… 12

BAB III. METODE PENELITIAN TAHAPAN OPERASIONAL


PELAKSANAAN MODEL PENDEKATAN ORMASEL ………… 15

BAB IV. HASIL YANG DICAPAI DARI


MODEL PENDEKATAN ORMASEL
A. Meningkatnya Komitmen Normatif Berbasis Spirit Internal
Warga Sekolah................................................................................... 17
B. Meningkatnya Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah..................... 23
C. Meningkatnya Prestasi Sekolah........................................................ 23
D. Kendala yang di alami....................................................................... . 23
E. Upaya tindak Lanjut Pengembangan ……………………………….. 24

BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………. 25
B. REKOMENDASI OPERASIONAL ………………………………… 25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 26

LAMPIRAN........... ( di Jilid Terpisah Sebagai Lampiran ) …….


Karya Tulis ( Best Practice )
oleh
BUNGA FUJI HAYATI
(UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal )

MENINGKATKAN SARANA SEKOLAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN


MODEL PENDEKATAN ORMASEL DI UPT SATUAN PENDIDIKAN FORMAL SMP
NEGERI 2 SUNGGAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Menurut Kurniawan (2012) dalam Rerung, Sinon, & Widyaningsih (2017) pendidikan
merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, serta
karakteristik pribadi peserta didik dimana kegiatan pendidikan diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan. Pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik
sebagaimana yang diarahkan tujuan pendidikan di Indonesia dapat digunakan sebagai
bekal menjalani hidup di masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu keterampilan yang
dimaksud adalah keterampilan proses sains (Elvanisi, Hidayat, & Fadillah, 2018).
Menurut Prasati (2017) dalam Elvansi, Ade et al (2018) bahwa tujuan dari keterampilan
proses sains adalah mengembangkan keaktifan peserta didik dalam memahami apa yang
dilakukannya seperti mengamati (observe), mengelompokkan (classify) menafsirkan
(interpret), meramalkan (predict), membuat hipotesa (hypothesis), merencanakan
percobaan penelitian (planning research experiment) dan mengkomunikasikan hasil
(communicate the results).
C. Peserta didik diharapkan terlibat secara aktif dalam membangun pemahaman yang
dimiliki dengan seluruh kemampuan mereka hingga menemukan jawaban atas
keingintahuan mereka, sehingga pengembangan potensi dan keterampilan menjadi lebih
bermakna, sebagaimana yang dikemukakan oleh Corley (2010) dalam Fatimah, Susilo,
& Diantoro (2016). Selanjutnya Ozgelen (2012) dalam Fatimah, Fitri et al (2016)
mengemukakan bahwa untuk
D. mengkonstruksi pengetahuan, serta pemecahan masalah dan membuat kesimpulan
dibutuhkan keterampilan proses sebagai kompetensi dasar penyelidikan ilmiah.
E. Dalam buku Panduan Pelaksanaan Teknis OPSI 2018 yang diterbitkan oleh
Kemendikbud RI dijelaskan bahwa Indonesia memasuki masa pembangunan jangka
menengah tahap ketiga dimana tantangan terbesarnya adalah sumber daya manusia
Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi di dunia pendidikan, untuk
itu peserta didik harus terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler
dengan sifat terpadu dan komprehensif sebagai pola pembinaan kesiswaan. Pola
pembinaan yang dilakukan di sekolah adalah sebagai kegiatan penyiapan generasi yang
berkualitas yang dibentuk di atas landasan kompetensi intelektual, keterampilan dan
sikap, berpikir logis dan analitis, bekerja sama dalam kelompok, mandiri, kepercayaan
diri yang tinggi, serta keterampilan berkomunikasi dan kemampuan menulis karya
ilmiah dengan didasari sikap-sikap ilmiah.
F. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) dalam Juhji (2016) bahwa peserta didik adalah
penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar sehingga proses belajar menjadi
suatu hasil yang kompleks, Sedangkan guru berperan sebagai pembimbing dan
pengarah. Jadi menurut Juhji (2016), proses itu sendiri dapat bergerak datangnya oleh
peserta. Sehingga guru perlu melakukan pendekatan yang membimbing dan
mengarahkan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam menggali potensi yang
ada pada dirinya, pada akhirnya peserta didik mampu mengembangkan keterampilan
proses sains seperti mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
G. Salah satu metode pembelajaran yang mendukung pengembangan sikap ilmiah peserta
didik adalah Problem Based Learning. Menurut Duch (1995) dalam Ningsih, S.(2014)
metode PBL bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta
didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan, dengan tahapan atau fase sebagai berikut :
H. Tabel 1. Fase atau Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning
I.
Fase atau Tahapan Perilaku Guru
Metode PBL
Fase 1: Orientasi peserta didik Menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran,
terhadap masalah mendiskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik
penting, dan memotivasi agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan
masalah yang mereka pilih
Fase 2 Mengorganisasikan Membantu peserta didik untuk mendefinisikan,
peserta didik mengorganisasikan tugas yang terkait dengan
permasalahan yang diorientasi dan mencoba membuat
hipotesis atas masalah yang ditemukan
Fase 3: Membimbing Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang
penyelididkan mandiri dan sesuai sebanyak-banyaknya, melaksanakan
kelompok eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka
sendiri untuk
mendapatkan penjelasan serta solusi
Fase 4: Mengembangkan dan Membantu peserta didik dalam menganalisis data yang
menyajikan hasil karya serta telah dikumpulkan, menyesuaikan data dengan
memamerkannya masalah, mengelompokkan berdasarkan
kategorinya, merencanakan
dan menyiapkan hasil karya sesuai seperti laporan,
membantu peserta didik
menyampaikannya ke orang lain. Karya dapat berupa
laporan, video, rekaman, atau model
Fase 5 : Menganalisis dan Membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap
mengevalusi proses pemecahan investigasinya dan proses yang telah mereka lakukan.
masalah
J. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, peserta didik SMP Negeri 202
Jakarta diharapkan dapat mengembangkan dan mengeksplor sikap ilmiah
dalam berbagai aspek kehidupannya. Menurut Enderle, dkk (2012) dalam Ulva,
V., Ibrohim, & Sutopo (2017), sikap ilmiah mendorong peserta didik untuk
melakukan penyelidikan, mengeksplorasi dan menyelidiki lingkungan. Dalam
hal ini diharapkan peserta didik SMP Negeri 202 Jakarta mampu bersaing
dengan yang lainnya dalam keikutsertaan lomba penelitian IPA.
K. Melihat daya dukung lokasi pelaksanaan pembelajaran, peserta didik SMP
Negeri 202 Jakarta siap bersaing sebagai generasi milenial yang intelektual dan
terampil dengan mengintegrasikan PPK, literasi dan kecakapan hidup abad 21.
Hal itu diimplementasikan dengan keikutsertaan dalam lomba penelitian IPA
LPSN/OPSI 2018 Tingkat Wilayah Jakarta Timur 1 dengan menyandang Juara
1. Dalam pembimbingan peserta didik dilakukan pendekatan belajar
menggunakan metode Problem Based Learning, dimana metode PBL ini
sangat memungkinkan untuk diterapkan dengan berdasarkan pertimbangan
karakteristik siswa yang terbilang cukup kooperatif, namun masih perlu
bimbingan dan didampingi agar mau mengoptimalkan potensinya. Selain itu,
karakteristik materi pelajaran IPA biologi sangat memungkinkan untuk
dijadikan bahan penelitian dengan rangkaian kegiatan aktif, mengamati,
mencoba, mengeksplorasi, menalar, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Yang tidak kalah penting adalah daya dukung sekolah, di mana ketersediaan
lahan pengamatan, laboratotium IPA dengan alat-alatnya dan literatur yang
tersedia di perpustakaan.
L. Tujuan dibuatnya best practice ini adalah mendeskripsikan pengalaman penulis
membimbing peserta didik mengikuti lomba penelitian guna mengembangkan
sikap ilmiah dan keterampilan proses peserta didik. Manfaat setelah berbagi
pengalaman melalui best practice ini : 1) Bagi peserta didik, dapat menjadi
motivasi untuk meningkatkan belajar IPA, 2) Bagi guru dan peneliti, best
practice ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan di masa
mendatang serta sebagai bahan kajian untuk meningkatkan profesionalisme
guru sebagai peneliti.

Tabel 1.1 Kondisi Awal UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri
2 Sunggal (September-Desember 2015)

No Kondisi Awal di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal


1 Prestasi peserta didik perlu dimaksimalkan agar membanggakan sekolah, serta
kepedulian terhadap sekolah perlu ditingkatkan.
2 Guru dan karyawan etos kerjanya perlu dimaksimalkan, ketertiban dan
kedisiplinan dalam bekerja kurang maksimal, perilaku kerja dan
profesionalitas dalam bekerja kurang maksimal, bahkan orientasi kerja juga

36
kurang maksimal, serta kekeluargaan/kebersamaan kurang maksimal.
3 Sarana, prasarana, fasilitas dan kelengkapan alat-alat yang ada di sekolah tidak
difungsikan dengan baik untuk mendukung peningkatan prestasi belajar
peserta didik.
4 Ruang kelas masih kurang sebanyak 6 ruang kelas baru dan beberapa sarana
pendukung lainya perlu dimaksimalkan.

Untuk mengatasi berbagai masalah ketidakefektifan tersebut penulis


melaksanakan model manajemen sekolah yang menekankan pada model
ORMASEL
( Orang Tua, Masyarakat, dan Sekolah).
Kami Tim Pengembang Sekolah (TPS) UPT Satuan Pendidikan Formal
SMP Negeri 2 Sunggal, sepakat melaksanakan Model Peningkatan Sarana dan
prestasi belajar peserta didik dengan Model Pendekatan ORMASEL ( Orang
Tua, Masyarakat, dan Sekolah) sejak tanggal 16 September 2015, bertepatan
dengan awal tahun pelajaran 2015/2016.
Fokus perhatian utama dalam pelaksanaan model pendekatan ORMASEL
( Orang Tua, Masyarakat, dan Sekolah) ini, adalah upaya menggerakkan semua
komponen sekolah, terkhusus orang tua siswa untuk bergerak dan berpartisipasi
dalam memajukan sekolah secara bersama-sama. Mengingat sangatlah penting
partisipasi dari orang tua siswa, dalam pembangunan dan pengembangan sebuah
pendidikan serta peningkatan prestasi peserta didik
ORMASEL ( Orang Tua, Masyarakat, dan Sekolah) ini dapat diartikan
semua warga sekolah terkhusus orang tua siswa ikut merasa mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan dan membangun pendidikan anaknya
bersekolah, baik dari segi proses pembelajarannya maupun dari sarana yang
mendukung proses pembelajarannya. Adapun strategi pelaksanaannya, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada orang tua siswa di hari pertama masuk
sekolah.
2. Dibentuknya paguyuban orang tua siswa.

37
3. Dilaksanakan program kelas orang tua untuk memperjelas ORMASEL ( Orang
Tua, Masyarakat, dan Sekolah) kepada orang tua siswa
4. Dilaksanakannya berbagai program, dengan melibatkan orang tua siswa
5. Ditambah Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan bagi peningkatan pemahaman
pendidikan di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal berupa:
a. Buku-buku panduan pendidikan.
b. Buku-buku bacaan pendidikan keluarga seperti buku orang tua hebat
c. Kegiatan perlombaan-perlombaan dll.
Setelah satu tahun perjalanan penerapan Model Peningkatan Sarana dan
prestasi peserta didik dengan Model Pendekatan ORMASEL ( Orang Tua,
Masyarakat, dan Sekolah) di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2
Sunggal, Juni 2016, berdasarkan pengamatan dan evaluasi, diketahui bahwa
Model ORMASEL ternyata efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang ada. Model ORMASEL cukup efektif dalam hal mendorong warga sekolah
serta masyarakat (orang tua siswa) bergotong royong serta berpartisipasi untuk
penambahan sarana-sarana penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penerapan Model pendekatan ORMASEL selama satu tahun di UPT
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal juga berhasil meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan pemerintah, banyak orang tua siswa yang mulai
perhatian terhadap pendidikan anaknya, walaupun belum sepenuhnya dari
seluruh orang tua siswa.
Penerapan Model pendekatan ORMASEL selama penulis memimpin,
cukup efektif untuk meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan warga
sekolah dan masyarakat (orang tua siswa), terbukti sudah banyaknya partisipasi
dari orang tua siswa dalam pengembangan sekolah di UPT Satuan Pendidikan
Formal SMP Negeri 2 Sunggal.
Atas dasar latar belakang keberhasilan awal, Model pendekatan
ORMASEL dalam mendorong pasrtisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
mengembangkan dan membangun UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri
2 Sunggal, maka penulis ingin mengembangkan lebih dalam lagi tentang Model
Pendekatan Ormasel ini, dalam kapasitas sebagai kepala sekolah dan pemegang
kendali manajemen di sekolah, penulis berpandangan bahwa dalam
pengembangan sebuah sekolah tidak bisa hanya bergerak sendiri, memerlukan
banyak sumberdaya yang berperan serta, dengan itu sangat memerlukan peran

38
serta masyarakat dalam hal tersebut. Atas dasar itu penulis memutuskan untuk
menerapkan Model Pendekatan Ormasel untuk meningkatkan sarana dan
prestasi peserta didik di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2
Sunggal, asli dan murni hasil kreatifitas pemikiran penulis sendiri.

M. Dasar Hukum
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
3. Perpres. RI Nomor 47 Tahun 2007 jo Perpres R.I Nomor 91 Tahun 2011
Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
4. Perpres RI Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik – Integratif.
5. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional ( RPJMN ) tahun 2015 – 2019.
6. Perpres Nomor 14 tahun 2015 Tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
7. PP Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan kedua atas PP Nomo 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. PP Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan.
9. PP Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
10. PP Nomor 17 Tahun 2010 jo PP Nomor 66 tahun 2012 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.
11. Permendikbud Nomor 11 tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
12. DIPA Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Nomor
023.05.1.419509/2015 Revisi I tanggal 21 September 2015.

N. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan dalam kalimat
pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan dengan Model Pendekatan Ormasel
di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal?

39
2. Sejauhmana efektifitas Pendidikan dengan Model Pendekatan ORMASEL
dalam meningkatkan Sarana dan prestasi peserta didik di UPT Satuan
Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal?

O. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah best practice ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan terkait dengan pelaksanaan Pendidikan
dengan Model Pendekatan ORMASEL di UPT Satuan Pendidikan Formal
SMP Negeri 2 Sunggal.
2. Mendeskripsikan Peningkatan Sarana sekolah dan prestasi belajar peserta
didik dengan Model Pendekatan ORMASEL di UPT Satuan Pendidikan
Formal SMP Negeri 2 Sunggal.

P. Manfaat
Penulisan makalah best practice ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi kalangan internal warga sekolah UPT Satuan Pendidikan Formal SMP
Negeri 2 Sunggal dapat bermanfaat untuk bersama-sama membangun
komitmen normatif berbasis spirit internal, yaitu nilai-nilai lokal yang
disepakati dan dianggap baik untuk merubah keadaan dan meningkatkan
sarana dan prestasi peserta didik.
2. Bagi rekan-rekan kepala sekolah di sekolah lain dapat bermanfaat sebagai
rujukan dalam meningkatkan efektifitas manajemen di sekolahnya masing-
masing.
3. Bagi masyarakat luas diharapkan dapat bermanfaat untuk mendorong
kepedulian serta partisipasi aktif dalam upaya penyelenggaraan pendidikan
sekolah yang lebih bermakna bagi anak.

40
BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Penerapan Model Pendekatan Ormasel


Beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan keluarga: bagaimana
definisi pendidikan family life, apa saja yang termasuk dalam bidang garapan
pendidikan family life, pendekatan apa yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum pendidikan family life, dimanakah diselenggarakannya pendidikan
family life ?
Family life atau kehidupan keluarga merupakan kehidupan dalam unit
sosial terkecil. Kehidupan tersebut merupakan lingkungan pertama dalam
masyarakat. Di sinilah tahap awal sosialisasi dan perkembangan individu.
Keluarga berasal dari kata kawula dan warga. Kawula artinya abdi yakni hamba,
sedangkan warga berarti anggota. Sebagai abdi dalam keluarga, seseorang harus

41
menyerahkan segala kepentingannya kepada keluarganya. Dan sebagai warga
atau anggota, ia berhak untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam
keluarganya, sehingga keluarga benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.
Upaya yang paling efektif untuk mengembangkan kehidupan keluarga
tersebut ialah melalui pendidikan family life. Definisi pendidikan family life itu
sendiri sebagaimana dikemukakan oleh Muriel Brown adalah sebagai berikut:
Education for family living is that branch of adult education which deals
specifically with the value, principles, and practices of family life. It has for its
general objectives the enrichment of family experience through the more skillful
participation of all family members in the life of the family group. Its offering
include learning opportunities for both sexes and ages. (Muriel Brown, 1948).
Definisi tersebut menjelaskan bahwa pendidikan untuk kehidupan
keluarga merupakan cabang dari pendidikan orang dewasa. Kegiatannya
berkaitan secara khusus dengan niali-nilai, prinsip-prinsip, dan kegiatan
kehidupan keluarga. Tujuannya ialah memperluas dan memperkaya pengalaman
angota-angota keluarga untuk berpartisipasi dengan trampil dalam kehidupan
keluarga sebagai satu kesatuan kelompok. Program pendidikannya meliputi
kesempatan belajar yang dapat diikuti oleh pria dan wanita dalam semua tingkat
usia.

B. Partisipasi Masyarakat
Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan
pengertian pada keikutsertaan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan (United Nation, 1975).
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan Indonesia, perlu
ditumbuhkan adanya kemauan dan kemampuan warga atau kelompok
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan . Sebaliknya
pihak pemerintah atau Negara juga memberikan ruang atau kesempatan kepada
warga atau kelompok masyarakat untuk berpartispasi seluas mungkin sehingga
kita bisa mencetuskan sebuah ide yang kreatif dan imajinatif dalam
pengembangan pendidikan, seperti pepatah orang jawa ‘’ Rawe-rawe rantas ,
malang-malang putung’’ atau dalam Bahasa indonesianya ‘’Bercerai kita runtuh,

42
Bersatu kita teguh’’. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk :
1. Pastisipasi Finansial
Berupa dukungan dana sesuai dengan kekuatan dan kemampuan masyarakat.
Termasuk juga orangtua secara kolektif dapat mendukung dana yang diperlukan
sekolah, yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan untuk keberhasilan
pendidikan. Selain itu, lembaga bisnis dan industri diharapkan dapat
menyisihkan anggaran untuk pemberian beasiswa pendidikan.
2. Partisipasi Material
Diwujudkan dengan sumbangan bahan-bahan yang berkenaan dengan
material bangunan, untuk penyempurnaan bangunan ruang dan tempat untuk
kegiatan belajar agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Demikian juga masyarakat mendukung terciptanya lingkungan fisik yang
kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
3. Partisipasi Akademik
Kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan kegiatan akademik yang
lebih berkualitas. Dukungan dapat diwujudkan dengan dukungan orangtua dan
masyarakat untuk mengawasi dan membimbing belajar anak di rumah. Selain itu
banyak lembaga-lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan yang dapat
memberikan kesempatan untuk praktek atau magang. Hal ini dilakukan untuk
memberikan wawasan secara nyata kepada peserta didik.

4. Partisipasi Kultural
Perhatian masyarakat terhadap terpeliharanya nilai kultural dan moral yang
terdapat di lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah mampu menyesuaikan
diri dengan budaya setempat.
5. Partisipasi Evaluatif
Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengendalian dan kontrol
terhadap penyelenggaraan pendidikan, sehingga masyarakat dapat memberikan
umpan balik dan penilaian terhadap kinerja lembaga pendidikan. Selain itu,
masyarakat juga dapat berperan dalam penyusunan atau pemberi masukan dalam
penyusunan kurikulum bagi sekolah. Agar kurikulum itu sesuai dengan
kebutuhan siswa.

43
Dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 peran
serta /
partisipasi maysarakat dapat berbentuk:
1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan
kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur
pendidikan sekolah;
2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan
atau membantu melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan
peserta didik;
3. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
4. Pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum
diadakan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang
pendidikan nasional;
5. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah,
sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk
melaksanakan Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan
peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
7. Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
8. Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan
pengembangan pendidikan nasional;
9. Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan
kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
10. Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan; dan
11. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang
diselenggarakan oleh Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri.

Desentralisasi pendidikan memerlukan partisipasi masyarakat. Dalam hal


ini tujuan partisipasi sebagai upaya peningkatan sarana dan prestasi belajar
peserta didik pada satuan pendidikan cukup variatif. Bentuk partisipatif yaitu
dalam Manajemen Berbasis Sekolah, partisipasi orang tua dalam program mutu,

44
komite sekolah, pembiayaan sekolah, mengatasi problem anak, partisipasi dalam
disiplin sekolah, partisipasi edukatif dalam perspektif siswa dan partisipasi guru
dalam resiliensi sekolah.

BAB III
METODE PENELITIAN
TAHAPAN OPERASIONAL PELAKSANAAN
MODEL PENDEKATAN ORMASEL
Pelaksanaan pendidikan model pendekatan ormasel sangat mudah dan
dapat dilakukan oleh kepala sekolah lain di sekolahnya masing-masing. Adapun
tahapan operasional pelaksanaan Pendidikan model pendekatan ormasel di UPT
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal adalah sebagai berikut:

45
a. Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Sekolah (selanjutnya disingkat
TPS), terdiri atas kepala sekolah, pengawas pembina, ketua Komite, guru
senior dan atau guru profesional di sekolahnya.
b. Kepala Sekolah bersama Tim Pengembang Sekolah Merencanakan kegiatan
Pendidikan model pendekatan ormasel.
c. Kepala Sekolah menentukan perubahan yang diharapkan menjadi lebih baik
dari keadaan awal.
d. Kepala sekolah melaksanakan model pendekatan ormasel sebagai berikut:
1) Melaksanakan sosialisasi-sosialisasi kepada orang tua siswa pada H+1
masuk sekolah, dengan memberi undangan kepada seluruh orang tua siswa
baru, untuk menghadiri pertemuan awal, kemudia memberikan beberapa
pandangan mengenai sekolah, dan menjelaskan berbagai program sekolah
sehingga orang tua siswa mengerti dan memahami berbagai kegiatan yang
di programkan oleh sekolah, hal ini merupakan langkah awal dalam
meningkatkan peran serta masyarakat untuk membantu mengembangkan
sekolah, menyepakati hal-hal yang harus diperhatikan bersama antara
orang tua dengan sekolah mengenai anak, menyepakati mengenai peran
orang tua siswa ketika dirumah terhadap anaknya, dan peran orang tua
siswa ketika di sekolah. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1
Sosialisasi pendidikan model pendekatan ormasel yang dilakukan
sekolah bukan hanya pada tahap pertemuan awal saja, akan tetapi sekolah
juga berkerja sama dengan PB PAUDNI Prop. Sumatera Utara untuk
memberikan pandangan mengenai pentingnya pendidikan keluarga,
dimana kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan sekolah sangat
dibutuhkan untuk mensukseskan pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada
lampiran 2.
2) Kepala sekolah melalui para wali kelas membentuk kelompok paguyuban
antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, hal ini dilakukan di awali
dengan membuat grup media sosial (WA/ SMS) di setiap kelasnya yang
berisikan orang tua siswa, guru dan kepala sekolah. Kemudian grup media
sosial tersebut dijadikan alat untuk menyambungkan sosialisasi pendidikan
yang dikoordinir oleh wali kelas masing-masing, dan kegiatan ini di
lanjutkan dengan pertemuan lanjutan paguyuban masing-masing kelas, hal
ini dapat dilihat pada lampiran 3

46
3) Kepala sekolah melakukan penguatan mengenai model pendekatan
ormasel dengan mengadakan kelas kelas Inspiratif, hal ini dikoordinir oleh
setiap wali kelas melalui paguyuban yang ada, kelas Inspiratif ini diadakan
minimal 1 tahun 2 kali, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 4.
4) Kepala sekolah melibatkan orang tua dan masyarakat secara
langsung/mauoun tidak langsung pada proses pendidikan di UPT SPF.
SMP Negeri 2 Sunggal, misalnya melibatkan orang tua dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah seperti kegiatan pembelajaran,
gotong royong kebersihan lingkungan sekolah, kelas insfirasi dan lain-lain.
Hal tersebut dapat kita lihat pada Lampiran 5.

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DARI MODEL PENDEKATAN ORMASEL

A. Meningkatnya Komitmen Normatif Berbasis Spirit Internal Warga Sekolah


Dampak yang timbul dari model pendekatan ormasel yang dilakukan oleh
UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal kepada orang tua siswa
ternyata secara tidak langsung dapat berpengaruh kepada meningkatnya

47
komitmen normatif berbasis spirit internal dari komponen warga sekolah ,
peserta didik maupun masyarakat ( orang tua murid ).
Yang dimaksud komitmen normatif berbasis spirit internal adalah
kesetiaan membela sekolah dan berupaya sepenuh hati untuk mencapai tujuan
atas dasar terlaksananya pendidikan yang efektif.
Bentuk-bentuk adanya peningkatan komitmen normatif berbasis spirit
internal di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal sejak
diterapkan model pendekatan ormasel, 16 September 2015 sampai sekarang
adalah:
1. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat kebersamaan,
kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru, siswa dan orang tua
siswa.
Diantara semangat berprestasi yang di tunjukkan guru adalah kenaikan
pangkat yang dibimbing oleh kepala UPT Satuan Pendidikan Formal SMP
Negeri 2 Sunggal, karena banyak guru-guru yang sudah lama tidak dapat naik
pangkat yang desebabkan tidak mempunyai karya tulis ilmiah, dengan semangat
yang tinggi kepala sekolah terus menerus membimbing para guru untuk
membuat karya tulis ilmiah guna untuk mendukung kenaikan pangkat. Bahkan
kepala sekolah berkerja sama dengan narasumber, dosen UNIMED untuk
membimbing dan mengarahkan para guru didalam pembuatan karya tulis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari hasil pembimbingan tersebut, maka
banyak guru yang naik pangkat, 1 orang Guru Bahasa Inggris menjadi Ketua
MGMP Tk Kabupaten Deli Serdang di Tahun 2018, 1 orang guru menjadi
Instruktur Model Pembelajaran Tingkat Kabupaten di Tahun 2018, 1 orang di
Tahun 2019 menjadi Pengawas Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab.
Deli Serdang, 2 orang guru menjadi Guru Inti Mapel IPA di Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2019.yang tertera pada tabel di bawah ini :

TABEL KENAIKAN PANGKAT GURU

No Pangkat Lama Dibimbing Pangkat Baru Jumlah Tahun


1 III.b 3 III.c 3 Oktober 2016
2 IV.a 6 IV.b 6 April 2017
3 IV.a 13 IV.b 13 Oktober 2017

48
4 III.d 1 IV.a 1 Oktober 2017
5 III.c 2 III.d 2 Oktober 2017
6 III.b 3 III.c 3 Oktober 2017
7 Lisbeth Marisi Simanungkalit. S.Pd Sebagai Instruktur Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2
Sunggal dan SMP Negeri 2 Pancur Batu Tahun 2018.
8 IV.a 4 IV.b 4 April 2018
9 III.c 1 III.d 1 April 2018
10 Marlis Sidebang. S.Pd . Ketua MGMP Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten Deli
Serdang Terhitung 13 November 2018
11 Torangi Siburian. S.Pd.M.Pd ( Guru Seni Budaya )
( Dilantik Menjadi Pengawas SMP di Kab. Deli Serdang Tgl 22 Pebruari 2019.
12 III.c 1 III.d 1 Oktober 2019
13 Mei Ganda Situmeang. S.Pd Guru Inti Pusat Belajar dan Guru Sasaran Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) IPA Berbasis Zonasi Tahap II Kabupaten Deli
Serdang di SMP Negeri 2 Sunggal, 13 November 2019.
14 Albina Herawati Hutagaol. S,Pd. M.Pd Guru Inti Pusat Belajar dan Guru Sasaran
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) IPA Berbasis Zonasi Tahap II
Kabupaten Deli Serdang di SMP Negeri 4 Sunggal, 13 November 2019.
15 III.c 3 III.d 3 April 2020
16 Lisbeth Marisi Simanungkalit. S.Pd Sebagai Nara sumber Pelatihan ( Diklat )
Online dengan Tema “ Workshop Pembelajaran Efektif di Masa Pandemi Covid 19
dengan Aplikasi Microsoft Office 365 “ 14 Desember 2020

Dari tebel berikut sudah jelas bahwa efek dari model pendekatan ormasel
dimana semua lini berkerjasama yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 2
Sunggal juga berdampak kepada warga sekolah seperti guru yang meningkat
semangat berprestasinya.
2. Meningkatnya kepercayaan, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2
Sunggal. Dibuktikan oleh adanya beberapa partisipasi orang tua yang diberikan
berupa tenaga sampai materi demi meningkatkan sarana dan kualitas
pembelajaran di sekolah dimana anaknya bersekolah, berikut beberapa bukti
partisipasi orang tua di Sekolah dapat dilihat pada lampiran 6.
Selain bentuk partisipasi yang bersifat material, orang tua siswa juga
berperan aktif membantu kegiatan sekolah dalam menjalankan program-program
sekolah, seperti pada lampiran 7.

49
Disisi lain UPT SPF SMP Negeri 2 Sunggal juga menerima penghargaan
dari Dinas Pendidikan Kab. Deli Serdang seperti Sertifikat Sekolah Ramah Anak
Piagam Penghargaan paguyuban orang tua, Piagam Penghargaan Partisipasi
Orangtua siswa kepada bencana gempa yang diberikan oleh Badan Bencana
Alam Kabupaten Deli Serdang dan Piagam Penghargaan dari Kepala UPT
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal kepada orangtua siswa atas
partisipasi orang tua dalam mengembangkan sekolah. Penerapan model
pendekatan ormasel disekolah sangat berdampak positif terhadap pembangunan
prasarana disekolah.
Meningkatnya partisipasi masyarakat di UPT SPF SMP Negeri 2
Sunggal dapat digambarkan seperti pada grafik dibawah ini.

Grafik Peningkatan Partisipasi orang tua dan masyarakat Di UPT Satuan Pendidikan
Formal SMP Negeri 2 Sunggal

2020
2019
2018
2017
2016

3. Meningkatnya profesionalitas guru , dan meningkatnya pendampingan orang tua


terhadap belajar anak dirumah dalam hal ini berdampak positif bagi peningkatan
prestasi belajar peserta didik di sekolah maupun meningkatnya perolehan
kejuaraan dalam lomba-lomba baik dibidang akademik maupun nonakademik di
berbagai tingkat perlombaan, hal ini dapat dilihat dari beberapa bukti berikut ini:

TABEL PRESTASI YANG DIRAIH SEKOLAH


HASIL DARI PENDEKATAN ORMASEL

No Nama Tahun Tempat Tingkat Prestasi Bukti


Kegiatan (Internasion Yang fisik
la/Nasional/ diraih
Provinsi/Ka

50
b/Kota)

Adiwiyata Sertif
Adiwiyata Nasional 2012 Jakarta Nasional Nasional ikat
1
Adiwiyata
Adiwiyata Mandiri 2013 Jakarta Nasional Mandiri Piala

Perwakilan SMP
2 Negeri 2 Sunggal 2015 Sibolangit Kabupaten Nominasi Foto
Jambore se- Sumut

Pramuka SMP
Negeri 2 Sunggal
Sebagai Peserta Cibubur
3 2016 Nasional Nasional Foto
Jambore Nasional Jakarta
ke- X di Perkemahan
Cibubur Jakarta

LT.II Kwaran
Percut Sei Juara
4 Sunggal se- Kab. 2016 Kabupaten Foto
Tuan Umum
Deli Serdang

Dinas
Pendidikan
5 FLS2N Gitar Solo 2018 Kabupaten Juara III Foto
Kab. Deli
Serdang

Sulawesi
6 Kemah Budaya 2018 Nasional Nominasi Foto
Tengah

7 Konservasi Alam 2018 Langkat Kabupaten Juara I Foto

SPA Go Green
TWA
8 Perlombaan Daur 2018 Provinsi Juara I Foto
Sibolangit
Ulang

9 Dinas Piala
Pendidikan
Futsal 2018 Kabupaten Juara I
Kab. Deli
Serdang

Catur 2018 Dinas Kabupaten Juara II

51
Pendidikan
Kab. Deli
Serdang

Derap Paskibra SMA Taman


10 2019 Provinsi Juara II Piala
Dewantara Siswa Binjai

Gladi Tangguh Tk. Lapangan


Juara
11 Penggalang dan 2019 Sei Kecamatan Piala
Umum
Penengak Semayang

SMP Negeri
HUT SMP Negeri 1
12 2019 1 Batang Kabupaten Juara I Piala
Batang Kuis
Kuis

SMP
Methodist
13 O2SN 2019 Kecamatan Juara II Foto
Lubuk
Pakam

Gala Siswa
14 2019 Sunggal Kecamatan Juara I Piala
Indonesia (GSI)

Dinas
Kepala Sekolah
Pendidikan Terbaik
15 Berprestasi Kategori 2019 Kabupaten Piala
Kab. Deli III
Kepala SMP
Serdang

Tari Tarkom / SMA Taman


16 2019 Provinsi Juara III Piala
Paskibra Siswa Binjai

Dinas
Gala Siswa Pendidikan
17 2019 Kabupaten Juara II Foto
Indonesia (GSI) Kab. Deli
Serdang

Dinas
Aplikasi Anugrah
Pendidikan
18 Kihajar Tingkat 2019 Provinsi Juara I Foto
Kab. Deli
SMP
Serdang

19 HUT Sinar Husni 2019 SMP Sinar Kabupaten Juara Piala


52
Pramuka Putra Husni Umum I

HUT Sinar Husni SMP Sinar Juara


20 2019 Kabupaten Piala
Pramuka Putri Husni Umum I

Pangkalan Pramuka SMP Sinar Juara


21 2019 Kabupaten Piala
Terbaik Husni Umum

Dinas
Gala Siswa Pendidikan
22 2019 Provinsi Juara I Piala
Indonesia (GSI) Kab. Deli
Serdang

Dinas
Stand Up Comedy Pendidikan
23 2019 Provinsi Juara I Foto
Lingkungan Hidup Kab. Deli
Serdang

Dinas
Disain Logo Pendidikan
24 2019 Provinsi Juara II Foto
BBKSD Sumut Kab. Deli
Serdang

Dinas
Pioneering Putra Pendidikan
25 2019 Kabupaten Juara II Piala
Pramuka Kab. Deli
Serdang

Dinas
Pioneering Putri Pendidikan
26 2019 Kabupaten Juara II Piala
Pramuka Kab. Deli
Serdang

Malam Anugrah Balai Kartini


27 2019 Nasional Nominasi Foto
Kihajar Jakarta

Dinas
Kreasi Daul Ulang Pendidikan
28 2019 Kabupaten Juara II Piala
Sampah Kab. Deli
Serdang

29 Gladi Penru 2020 Dinas Provinsi Nominasi Foto


53
Pendidikan
Regional 2 se-
Kab. Deli
Sumatera Utara
Serdang

Pengukuhan Kwartir
Kwaran
30 Ranting Gerakan 2021 Kecamatan - Foto
Sunggal
Pramuka

Pengukuhan Dewan
Kwaran
31 Kerja Ranting 2021 Kecamatan - Foto
Sunggal
( DKR )

Bukti-bukti prestasi yang diraih oleh UPT Satuan Pendidikan Formal SMP
Negeri 2 Sunggal dapat dilihat pada lampiran 9.

B. Meningkatnya Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah


Hasil yang dicapai setelah dilaksanakan Model Pendekatan Ormasel di UPT
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal bukan hanya di bidang prestasi akan
tetapi dari besarnya peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa yang banyak
membantu memberikan fasilitas tambahan yang dihibahkan ke sekolah di antaranya
adalah:
1. Sekolah menerima bantuan kipas angin di ruang-ruang kelas.
2. Sekolah menerima bantuan knopi musholla.
3. Sekolah menerima bantuan joglo-joglo.
4. Sekolah menerima batuan rehab lapangan futsal.
5. Sekolah menerima bantuan prasasti sekolah.
6. Sekolah menerima bantuan jamban siswa dan lain-lain.
Bertambahnya Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan bagi peningkatan mutu pendidikan
dan prestasi belajar siswa di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal,
dapat dilihat pada lampiran 10.

C. Meningkatnya Prestasi Sekolah


Dalam waktu kurang dari tiga tahun perjalanan implementasi Penerapan
Model Pendekatan Ormasel di UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2

54
Sunggal, September 2015 sampai saat ini, UPT Satuan Pendidikan Formal SMP
Negeri 2 Sunggal telah banyak memperoleh prestasi di antaranya:
1. Peserta didik dari UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal
banyak sekali memperoleh kejuaraan dalam event lomba-lomba akademik
maupun nonakademik di tingkat kabupaten dan provinsi.
2. Di bidang Pramuka Juara umum lomba tingkat (LT) III tingkat Kabupaten.
3. Di bidang akademik Juara 1 Kuis Kihajar tingkat provinsi, dan menerima
penghargaan nominasi kuis kihajar di Balai Kartini Jakarta
4. Dibidang olah raga Juara 1 GSI tingkat provinsi
5. Guru-guru sebagian besar naik pangkat karena berhasil menulis, karya tulis
penelitian tindakan kelas ( PTK )
6. Dua orang guru menjadi pengawas
7. Dua orang guru menjadi guru inti PKP mata pelajaran IPA
8. Satu guru menjadi instruktur program pengembangan keprofesian berkelanjutan
mata pelajaran IPS
9. Sekolah meraih sertifikat Sekolah Ramah Anak dari dinas pendidikan Kab. Deli
Serdang
10. Sekolah mendapat sertifikat menuju sekolah ramah anak dari deputi bidang
tumbuh kembang anak kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak republik Indonesia.
11. Sekolah mendapat penghargaan atas partisipasi bantuan bersama paguyuban
orangtua, dari dinas pendidikan Kab. Deli Serdang. Dan lain-lain.

D. Kendala dalam Melaksanakan penerapan Model Pendekatan Ormasel


Kendala-kendala yang dihadapi oleh UPT Satuan Pendidikan Formal
SMP Negeri 2 Sunggal dalam melaksanakan Model Pendekatan Ormasel
lumayan banyak, berikut penulis simpulkan tiga tantangan besar yang dihadapi
dalam melaksanakan Model Pendekatan Ormasel di sekolah.
Pertama adalah menemukan strategi Model Pendekatan Ormasel yang
tepat untuk mengatasi keragaman karakteristik orangtua terkait kemauan dan
kemampuan orangtua membina karakter anaknya, termasuk strategi dikeluarga
bagi orangtua dan anaknya.
Kedua, banyaknya orang tua siswa yang tidak dapat hadir dalam
sosialisasi inplementasi Model Pendekatan Ormasel yang di adakan oleh UPT

55
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal, hal ini dikarenakan
beragamnya pekerjaan orang tua siswa seperti ada tukang, karyawan pabrik,
pembantu rumah tangga, petani dan lain-lain, hal ini membuat tidak semua
orang tua siswa mendapatkan informasi yang baik mengenai penerapan Model
Pendekatan Ormasel yang dilakukan sekolah.
Ketiga adalah mengatasi pengaruh berbagai faktor di luar sekolah dan
rumah dalam membentuk karakter anak. Faktor-faktor tersebut adalah bentuk
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ditanamkan di
sekolah dan di rumah yang diserap anak melalui televisi, internet (yang diakses
anak melalui ponsel maupun warnet).

E. Upaya Tindak Lanjut Pengembangan


Dalam mengembangkan pendidikan keluarga Model Pendekatan
Ormasel kedepannya penulis merencaranakan beberapa hal yang perlu
dilakukan, sehingga pendidikan keluarga Model Pendekatan Ormasel berjalan
lebih efektif dan kendala-kendala yang ada akan teratasi, adapun tindak lanjut
tersebut yaitu:
Pertama, melakukan pelatihan-pelatihan kepada guru khususnya wali kelas
untuk melakukan pembimbingan Model Pendekatan Ormasel, sehingga seluruh wali
kelas menjalankan fungsinya dengan baik dan memberi pemahaman yang lebih
mendalam tentang penerapan Model Pendekatan Ormasel yang dapat di sampaikan
dalam kelompok paguyuban masing-masing kelas.
Kedua, melakukan penjadwalan pengenai pertemuan kepada orang tua siswa dan
masyarakat yang lebih intensif, dengan demikian dari banyaknya orang tua siswa
masyarakat akan mendapat giliran dan mempunyai kesempatan pada jadwal yang mana
yang dapat diikuti dalam sosialisasi mengenai penerapan pendekatan ormasel di UPT
Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 2 Sunggal.
Ketiga, Untuk meminimalisir tantangan yang ditemui di kalangan orangtua
seperti pengaruh dari luar, maka unsur orangtua yang diwakili ketua paguyuban dan
komite sekolah diikutsertakan dalam perencanaan serta pengembangan sekolah.
Sehingga masyarakat lainnya dapat ikut serta mengawasi pengaruh-pengaruh buruk
yang ada di sekitar mereka.

56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan penerapan Model Pendekatan Ormasel sangat efektif meningkatkan
rasa kekeluargaan dan kebersamaan di antara guru, karyawan dan warga sekolah
lainnya. Rasa peduli, empati sering muncul secara spontan dan tanggap.
2. Pelaksanaan penerapan Model Pendekatan Ormasel juga sangat berhasil
meningkatkan perhatian dan partisipasi masyarakat serta menaikkan pamor
sekolah di mata masyarakat.
3. Seiring dengan meningkatnya perhatian dan partisipasi masyarakat khususnya
orang tua siswa maka banyak sekali kegiatan-kegiatan sekolah yang di bantu
oleh orang tua siswa, baik materi maupun tenaga, seperti orang tua ikut serta
dalam membagikan bubur dalam program ayo sarapan sehat.
4. Pelaksanaan Model Pendekatan Ormasel di UPT Satuan Pendidikan Formal
SMP Negeri 2 Sunggal baru berjalan kurang dari 5 tahun namun hasilnya sudah
terlihat dan dapat dirasakan oleh peserta didik dengan bukti meningkatnya
sarana dan prestasi lomba-lomba bidang akademik maupun non akademik dari
tahun pelajaran 2015/2016 sampai sekarang.
5. Di bidang peningkatan Sarana prasarana dan fasilitas, UPT Satuan Pendidikan
Formal SMP Negeri 2 Sunggal tidak kalah modern dengan SMP lainnya di Kab.
Deli Serdang, bahkan mendapat gelar Sekolah Ramah Anak. Hal itu dilakukan
tidak untuk sekedar membelanjakan keuangan sekolah namun memang benar-
benar Sarana prasarana tersebut banyak yang diperbantukan oleh orang tua
siswa, baik materi mapun tenaganya, sarana prasarana dan fasilitas tersebut
seperti joglo, tempat parkir, lapangan futsal, kenopi mushola, jamban siswa,
prasasti sekolah dan lain-lain.

B. Rekomendasi Operasional
1. Direkomendasikan bagi seluruh warga sekolah di UPT Satuan Pendidikan
Formal SMP Negeri 2 Sunggal untuk memperbaiki niat dan menguatkan tekad
dalam melaksanakan penerapan Model Pendekatan Ormasel di sekolah, karena
tujuannya sangat mulia. Keberhasilan Model Pendekatan Ormasel ini terletak di
pundak kita semua, seluruh warga UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri
2 Sunggal.

57
2. Hendaknya setiap warga sekolah lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan
masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian
ditanggapi secara profesional dan selanjutnya dituangkan dalam rencana
pengembangan sekolah.
3. Bagi para sahabat kepala sekolah lain yang ingin menerapkan Model Pendekatan
Ormasel direkomendasikan untuk benar benar melaksanakannya dengan
sungguh-sungguh, karena pengaruh dari Model Pendekatan Ormasel ini
sangatlah besar seperti pastisipasi orang tua siswa yang tak henti-hentinya untuk
meningkatkan sarana sekolah dan prestasi belajar peserta didik di sekolah kita.

58
DAFTAR PUSTAKA

Karya Tulis Pendidikan Karakter Sekolah Menengah Pertama


(tarsiuskaria92blogspot.com2012/15.
Model Pelibatan Orang Tua di Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan
Kekerabatan. (tahun 2016)
Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Pedoman Sosialisasi Program Pendidikan Keluarga pada mitra Derektorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga (tahun 2015)
Pendidikan Karakter di SMP | tentang pendidikan-Akhmat Sudrajat
(http//akhmatsudrajat.wordpres.com
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 peran serta / partisipasi
maysarakat
Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga di Satuan Pendidikan. (Direktorat
Jendral Pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat direktorat
pendidikan keluarga tahun 2015)
Suriasnyah, A. (2014). Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat: Dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

59
60

Anda mungkin juga menyukai