Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG PERAN PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen pengampu : Dian Novita Rohmatin, S.P

Oleh:
1. Fenti Ismatu Rizki (2420003)
2. Irma Fani Rohmah (2420004)
3. Bunga Nia Efendi (2420007)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur seraya kami ucapkan kepada Tuhan atas rahmat dan berkat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna melengkapi tugas yang dibebankan
oleh dosen pengampu kami. Di samping itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berisi materi tentang Peran Penelitian Dalam Psikologi Pendidikan.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Di samping itu juga dapat bermanfaat untuk para pembaca guna mendapatkan
wawasan dan pengetahuan .
Dari hati yang terdalam kami mengutarakan permintaan maaf atas kekurangan
makalah ini, karena kami tahu makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap kritik, saran dan masukan yang membangun dari pembaca guna
penyempurnaannya ke depan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat
sesuai dengan fungsinya. Amin.

Jombang, 09 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian..................................................................................................................................6
B. Peran penelitian dalam psikologi Pendidikan............................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian dalam Psikologi pendidikan.....................................................7
D. Penelitian + Akal Sehat = Pengajaran Efektif............................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
C. Hasil Diskusi...........................................................................................................................10
D. Tambahan................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang
begitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap perkembangan para
generasi bangsa ini. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh
Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya mencerdaskan generasi-generasi
bangsa yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi
kemerdekaan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan
sosial.

Namun demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh


UUD 1945 diatas, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih. Dampak
negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya
terhadap perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia
lagi. Hampir setiap hari masyarakat di seluruh pelosok Indonesia disuguhi dengan
informasi-informasi mengenai pelajar yang membolos sekolah dan keluyuran di jalanan
atau berada di tempat penyewaan PS (Play Station), pelajar yang terlibat perkelahian,
pelajar yang terlibat perilaku seks bebas, pelajar yang terlibat penyalahgunaan narkoba
dan masih banyak lagi.

Realitas perilaku para pelajar sebagaimana telah digambarkan di atas, jelas sangat
menuntut keterampilan para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan psikologis,
kognitif, afektif, dan psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tersebut
tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka. Di sinilah
pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para tenaga pendidik. Guru dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut
memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang
terkait dengan tugasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud psikologi pendidikan?
2. Bagaimana peran penelitian dalam psikologi pendidikan?
3. Apa tujuan dan manfaat penelitian dalam psikologi pendidikan?
4. Bagaimana penerapan teori ke dalam praktek pengajaran sebagai pengambilan
keputusan?
5. Bagaimana penelitian dan akal sehat dapat dijadikan pengajaran yang efektif?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan psikologi pendidikan
2. Mendeskripsikan peran penelitian dalam psikologi pendidikan
3. Mengetahui tujuan dan manfaat penelitian dalam psikologi pendidikan
4. Menjelaskan penerapan teori ke dalam praktek pengajaran sebagai pengambilan
keputusan
5. Menjelaskan penelitian dan akal sehat dapat dijadikan pengajaran yang efektif
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam
dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan
dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini
maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar.

Arthur S. Reber mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin


ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam
hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaharuan
kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan
interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, dan penyenggaraan
pendidikan keguruan. Glover dan Ronning (dalam Online) psikologi pendidikan sebagai
penerapan ilmu dan metode-metode psikologi untuk studi perkembangan, belajar, motivasi
belajar, pengajaran assesmen dan aspek-aspek psikologi lainnya yang berkaitan dengan
isu-isu yang berpengaruh dan berinteraksi dengan proses belajar dan pembelajaran.

Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, (1997), pengajaran adalah proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar,
peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Pengajaran
adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung
sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.

B. Peran penelitian dalam psikologi Pendidikan


Orang dewasa pada umumnya menghabiskan sekian banyak tahun di sekolah
memperhatikan apa yang dilakukan guru. Dari pengalaman tersebut, sejumlah
pengetahuan tertentu tentang hakikat manusia jadilah setiap orang adalah ahli psikologi
pendidikan amatir. Karena alasan inilah para ahli psikologi pendidikan professional sering
dituduh mempelajari hal-hal yang sudah jelas. Namun hal-hal yang tampaknya jelas tidak
selalu benar. Misalnya, orang pada umumnya berasumsi bahwa apabila siswa – siswa
dimasukkan kedalam kelas sesuai dengan kemampuan mereka, rentang kemampuan siswa
lebih sempit akan memungkinkan guru menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan
spesifik siswa – siswa tersebut dan dengan begitu akan meningkatkan hasil belajar.
Asumsi tersebut terbukti salah. Banyak guru yang yakin bahwa memarahi siswa karena
kesalahan yang dilakukan akan memperbaiki perilaku siswa. Siswa pada umumnya akan
merespon suatu cacian dengan berperilaku lebih baik, namun bagi siswa lain, cacian dapat
merupakan ganjaran untuk kesalahan itu dan pada kenyataannya kesalahan itu justru
semakin bertambah.

Beberapa hal yang “jelas” diasumsikan sebagai kebenaran justru saling


bertentangan. Sebagai misal, orang pada umumnya akan sependapat bahwa siswa – siswa
belajar lebih baik dengan mengikuti pelajaran dari guru daripada dengan bekerja sendiri.
Keyakinan ini menunjang strategi – strategi pengajaran langsung yang berpusat pada guru,
dalam strategi ini guru aktif bekerja di kelas secara keseluruhan. Disisi lain, orang pada
umumnya juga percaya bahwa siswa sering memerlukan pengajaran yang disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan individual mereka. Keyakinan ini benar adanya, dan akan
menghendaki guru – guru untuk membagi waktunya diantara individu – individu, atau
paling sedikit diantara kelompok – kelompok siswa dengan kebutuhan yang berbeda,
sehingga terwujud sejumlah siswa yang bekerja secara mandiri sementara siswa lain
sedang memperoleh perhatian guru. Meskipun demikian, kelas – kelas pada umumnya
memiliki 40 siswa atau lebih, akibatnya lebih mendekati pengajaran langsung dan kurang
individualisasi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian dalam Psikologi pendidikan


Tujuan penelitian dalam psikologi pendidikan adalah untuk mengkaji dengan
seksama pertanyaan – pertanyaan yang jelas disamping juga yang kurang jelas dengan
menggunakan metode – metode obyektif. Metode itu diperlukan untuk menguji ide – ide
tentang factor – factor yang memberikan sumbangan kepada pembelajaran. Hasil – hasil
dari penelitian ini adalah prinsip – prinsip, hukum – hukum, dan teori – teori. Tanpa teori,
fakta – fakta dan prinsip – prinsip yang ditemukan bagaikan coretan pada kanvas yang
tidak terorganisasi. Teori meningkat menjadi satu fakta – fakta dan prinsip – prinsip
sehingga kita memperoleh gambaran besar. Sementara itu, fakta dan prinsip yang sama
dapat diinterpretasikan menurut cara yang berbeda oleh ahli teori yang lain. Seperti halnya
dengan setiap bidang ilmu yang lain, kemajuan dalam psikologi pendidikan lambat dan
tidak merata (Carrol, 1993).

Boleh jadi benar bahwa hal – hal yang paling penting dipelajari guru, mereka
peroleh di lapangan pada saat magang, bekerja sambal mendapat pengalaman mengajar
atau selama tahun – tahun pertama di dalam kelas (Darling-Hammond, Gendler, & Wise,
1990). Sementara itu, guru membuat ratusan putusan setiap hari, dan setiap putusan
memiliki suatu teori dibelakang keputusan itu, disadari atau tidak disadari oleh guru itu.
Kualitas, kecermatan, dan kegunaan teori – teori itulah yang akhirnya menentukan
keberhasilan guru (Doyle, 1990).

D. Penelitian + Akal Sehat = Pengajaran Efektif


Pembuatan keputusan yang benar bergantung kepada konteks dimana masalah itu
muncul, tujuan – tujuan yang ada didalam benak guru, dan banyak factor yang lain.
Semuanya harus dipertimbangkan di dalam kerangka akal sehat. Sebagai misal, penelitian
dalam pengajaran matematika biasanya menemukan bahwa tempo pengajaran yang cepat
meningkatkan hasil belajar (Good, Grouws, & Ebmeier, 1983).

Ide pokoknya adalah sementara penelitian dalam psikologi pendidikan kadang –


kadang dapat langsung diterjemahkan di kelas, yang terbaik adalah menerapkan prinsip –
prinsip dengan pertimbangan akal sehat dan pandangan yang jelas tentang apa yang akan
diajarkan kepada siapa dan untuk maksud apa.

Penerapan teori ke dalam praktek melacak perkembangan anda sebagai guru.


Bagaimana guru dapat menelaah perkembanagan keterampilan para siswa dan benar –
benar menjadi praktisi pendidikan yang reflektif ? banyak cara dan sarana yang tersedia :

a. Ciptakan portofolio dari kegiatan – kegiatan. Termasuk arahan – arahan, daftar


bahan, dan contoh – contoh hasil belajar siswa.
b. Buat rekaman video atas presentasi Anda. Apabila Anda menelaah rekaman itu,
lihatlah jumlah kontak mata yang Anda buat dengan siswa, ekspresi nonverbal dan
bahasa tubuh.
c. Buatlah rekaman audio atas pelajaran Anda dengan kualitas suara yang baik.
d. Meminta pendapat guru lain untuk mengamati Anda.
e. Tetap menjalin hubungan untuk memelihara keefektifan pengajaran Anda.
f. Buat catatan harian tentang perasaan – perasaan anda dan kegagalan serta
keberhasilan kelas.
g. Sisihkan waktu untuk menelaah secara mental tujuan – tujuan Anda untuk hari itu
dan evaluasilah keberhasilan Anda.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia
pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

Peranan seorang guru sangatlah penting. Setiap guru harus lebih efektif dalam
memperhatikan respon dan kejiwaan anak didik dikarenakan sistem pembelajaran, cara mengajar
dan anak didik di setiap individu dengan individu yang lainnya tidaklah sama. Ada Banyak cara
dan sarana yang dapat dilakukan seorang guru dalam menelaah perkembangan keterampilan para
siswa sehingga menjadi praktisi pendidikan yang relatif. Melalui penelitian dalam psikologi
pendidikan ini di harapkan guru dapat memberikan pengajaran yang maksimal untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

B. Saran
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah. Atas rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Apabila ada kekurangan
mengenai penulisan makalah ini, kami mengharap kritik dan saran yang membangun
untuk makalah-makalah selanjutnya.

C. Hasil Diskusi
Pertanyaan
1. Saya Dina Dwi Anggraini (2420009) izin bertanya. Jelaskan peran psikologi pendidikan
dalam proses belajar mengajar di sekolah! Dan apakah ada masalah psikologis dalam
pendidikan? Jika ada bagaimana cara anda dalam mengatasi masalah tersebut?
2. Saya Nisatun Nahdliya NIM (2420008) ingin bertanya. Jelaskan mengapa di dalam ruang
lingkup psikologi pendidikan harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif
dan bermakna dari guru kepada peserta didiknya! Dan bagaimana peran psikologi pendidikan
terhadap pendidikan usia dini ?
3. Saya Miftakhul Khoiroh NIM 2420002 izin bertanya.Mengapa calon guru penting untuk
mempelajari psikologi pendidikan? Lalu bagaimana peran guru dalam pendidikan? dan apa
saja kompetensi guru yang dapat menunjang guru efektif dalam pendidikan?Terima kasih
Jawaban
Pertanyaan pertama
a) (Pemateri) saya akan menjawab pertanyaan dari Dina Dwi Anggraini, jelaskan peran
psikologi pendidikan dalam proses belajar di sekolah. Jadi psikologi disini diartikan
sebagai studi ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan tingkah laku manusia.
Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam kegiatan
pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan
memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku anak didik. Jadi apabila ada
pertanyaan apakah ada masalah psikologis pendidikan? Tentu ada. Karena sebagai
pengajar, ketika kita memberikan materi pasti respon dan tingkah laku yang diberikan
siswa itu berbeda beda. Itu yang disebut psikologis Pendididikan. Dan bagaimana cara
untuk mengatasi masalah tersebut? Menurut kami, harus diadakan penelitian tentang
psikologis Pendididikan ini. Sehingga diharapkan dari penelitian ini akan ada teori-
teori, akan ada perkembangan untuk menjadikan pengajaran ini lebih efektif lagi.
b) Tambahan dari Nanda Nisaul Maghfiroh: Hanya ingin menambahi sedikit saja. jika
ditanya soal bagaimana cara mengatasi..? Ya jelas kita harus melakukan penelitian,
karna dalam psikologi anak terdapat berbagai masalah yang pasti d setiap anak itu
berbeda, dan begitupun cara mengatasi nya juga pasti berbeda-beda. Itu pendapat saya
c) Sanggahan dari Umi Rahmah Wahidah:Jadi untuk mengatasi masalah psikologi
pendidikan harus melakukan penelitian terlebih dahulu. Lalu apakah hasil penelitian
para peneliti terdahulu tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengatasi
masalah psikologi pendidikan saat ini?
d) Tambahan dari rekan Nanda Nisaul Maghfiroh: Bukan tidak dapat digunakan,
melainkan kita juga harus memperhatikan perkembangan agar penyelesaian
masalahnya lebih cepet di selesaikan
e) Tambahan dari rekan Nur Afifah Muzaidah: Menambahkan lagi, bahwasanya
psikologi anak sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Sehingga,
menjadi sebuah keharusan bagi pengajar untuk melakukan penelitian, agar dapat
pengajar dapat menyampaikan materi belajar sesuai porsinya atau sesuai dengan
kemampuan siswa dalam menangkap materi
f) (pemateri)Merupakan suatu bentuk perhatian kita juga terhadap perkembangan siswa
g) Sanggahan dari rekan Ahmad Habibulloh: Setahu saya Psikologi murid selama ini kan
di tinjau ketika offline, namun akhir2 ini dilaksanakan secara online. Lalu bagaimana
kita memahami psikologi murid ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan
online?Bukannya ini juga termasuk permasalahan dalam psikologi pendidikan?
h) (Pemateri):Nah berarti kita harus melakukan penelitian psikologi anak dalam
pembelajaran daring. Agar mendapatkan solusi yang efisien. Itu perannya penelitian
psikologi pendidikan.
i) Sanggahan dari Siti Nurhidayah: Apakah itu seperti mengisi angket?
j) Tambahan dari Nur Afifah Muzaidah: Bisa juga dilakukan dengan angket, tp kalau
sekarang serba online, mungkin dilakukan dengan mengisi google form gitu kali ya
k) (Pemateri): Bisa jadi, atau lewat pengamatan siswa ketika menjawab pertanyaan,
Apakah sesuai dengan perintah soal yang di buat atau bagaimana. Mungkin seperti itu.

Pertanyaan kedua
a) (Pemateri): Baik, saya akan menjawab pertanyaan dari saudara Nisatun Nahdliyah,
jelaskan mengapa di dalam ruang lingkup psikologi pendidikan harus berkaitan
dengan pemberian pembelajaran yang efektif dan bermakna dari guru kepada peserta
didiknya? Iya karena tujuan penelitian psikologi ini adalah untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan bermakna. Sehingga peserta didik mengerti apa yang
kita ajarkan. Untuk pertanyaan selanjutnya bagaimana peran psikologi pendidikan
terhadap pendidikan anak usia dini? Mengenai pendidikan anak usia dini, juga sama
kita harus memperhatikan psikologi anak. Namun, penelitian nya mungkin sedikit
berbeda antara anak usia dini, anak SD ataupun yang lainnya.
b) Sanggahan dari rekan Nisatun Nahdliyah: Bisa diberikan salah satu contoh perbedaan
penelitian psikologi pendidikan antara anak usia dini dengan anak SD ?
c) (Pemateri): Mungkin anak usia dini membutuhkan penelitian dengan cara
pendekatan..jikalau anak SD kita bisa lihat dari bagaimana cara dia menerima
pelajaran, bisa kita lihat juga dari tugas2 yang kita berikan..apakah dia merespon atau
tidak..mungkin seperti itu.
d) Tambahan dari Nur Afifah Muzaidah: Menambahkan nggeh, untuk peran psikologi
pendidikan pada usia dini, ini justru lebih utama, karena apa, hal ini dapat berpengaruh
ke jenjang ke anak di masa kedepannya. Bisa dimulai dari play group atau TK nggeh.
Seorang pengajar dapat melakukan kegiatan berkenalan dan mengenalkan anak yang
satu terhadap anak yang lain disekolah, bermain, dll. Tentu disitu akan muncul
bermacam² sikap atau respon dari anak. Lah disitu pengajar tau psikologi anak tersebut
melalui kegiatan tersebut. Kalau anak² SD, mungkin sudah bisa mengisi angket, atau
menjawab pertanyaan - pertanyaan dari pengajar..Tapi kalau anak play group, TK kan
pikiran nya bermain bermain bermain.
e) Tambahan dari saudara Dina Dwi Anggraini: Iya benar mbk Afifah.. kalau anak
Playground masih belajar sambil bermain.
f) Sanggahan dari rekan Nanda Nisaul Maghfiroh: Maaf bertanya..Yang di maksud
pembelajaran yang efektif dan bermakna itu maksudnya bagaimana enggeh..??
Apakah maksudnya dijelaskan sejuuuwelas mungkin atau di jabarkan panjang lebar?
bisa tolong dijelaskan.
g) (pemateri): menurut kami, pengajaran yang efektif atau bermakna itu siswa dapat
mengerti teori yang disampaikan oleh guru. Kemudian siswa dapat menjelaskan ulang
teori yang disampaikan oleh guru. Dan seorang siswa bisa menerapkan teori yang
didapatkan itu dikehidupannya sehari-hari. Intinya pengajaran yang efektif menurut
kami yaitu siswa dapat menangkap apa yang disampaikan gurunya.

Pertanyaan Ketiga
a) (Pemateri): Baik, saya akan menjawab pertanyaan dari saudara Miftakhul Khoiroh,
mengapa calon guru penting untuk mempelajari psikologi pendidikan? Lalu
bagaimana peran guru dalam psikologi pendidikan dan apa saja kompetensi guru
yang dapat menunjang guru menjadi efektif di dalam pendidikan?karena dengan
mempelajari psikologi pendidikan, calon guru tersebut menjadi lebih paham dan
mengerti seorang muridnya. Mengerti sikap dan perilaku muridnya. Jadi guru lebih
mengetahui karakter murid yang dia ajar. Lalu mengenai peran seorang guru, peran
guru dalam pendidikan adalah mendidik, mengajar, dan memberi tahu dampak baik
buruknya ketika murid tersebut berbuat salah. Agar, di kedepannya murid tersebut
menjadi orang yang berguna dan menjadi anak yang benar. Mengenai kompetensi
guru yang efektif yakni guru yang sabar, guru yang dapat memahami murid, guru
yang menyayangi muridnya tanpa batas dan guru yang suka bercanda namun ada
waktunya guru tersebut harus serius.
b) Tambahan dari Nanda Nisaul Maghfiroh: Yang jelas sebaiknya guru dituntut untuk
bisa memahami setiap karakter muridnya, agar dalam proses pembelajaran berjalan
dengan baik, efektif dan sesuai dengan yang diharapkan.
c) Tambahan dari Nur Afifah Muzaidah: Menambahkan lagi, Jadi dari ketiga hal itu
berkesinambungan iya, antara psikologi pendidikan, peran guru dalam pendidikan,
dan kompetensi guru dalam menunjang guru efektif dlm pembelajaran. Jadi, dari
peran guru secara umum adalah menyampaikan ilmu kepada murid, baik ilmu untuk
rohani nya maupun jasmaninya. Namun karena tidak semua murid mampu menerima
atau memahamai apa yg disampaikan guru karena mereka memiliki kemapuan yg
berbeda, sehingga perlu bagi guru untuk melakukan peran dalam pelaksanaan
penelitian dalam psikologi pendidikan terhadap anak didik, agar dapat menyesuaikan
penyampaian ilmu tersebut. Dan apa kompetensi guru tersebut ? Ya jika
penyampaian guru diterima murid sesuai kemampuan atau psikologi pendidikan anak
terlaksana dengan baik, maka kompetensi guru juga akan mampu mencaapai
pembelajaran yang baik dan optimal
d) Tambahan dari Fitria Alfiatus Sa'adah: Untuk bisa memahami karakter setiap
muridnya, guru juga perlu untuk melakukan pendekatan kepada muridnya, agar lebih
tau lagi gimana karakter setiap muridnya itu.
e) Sanggahan dari Siti Nurhidayah: Jadi, guru harus sadar ya dalam perannyaa sebagai
pendidik?
f) (Pemateri): Iya jadi kalau gurunya tidak sadar iya repot mbak
g) Tambahan dari Umi Rahmah Wahidah: Setuju dengan mbak nanda, dan juga guru
yang memahami karakter murid akan lebih mudah untuk mengambil sikap ketika
murid berbuat salah, karena guru tersebut telah mengetahui kepribadian dari murid
h) Sanggahan dari Siti Nurhidayah: Terkadang murid tidak berani bertanya karna
melihat gurunya yang terlihat judes itu bagaimana, kan itu mempengaruhi psikologi
anak, menurut teman-teman bagaimana?
i) (Pemateri): menurut kami, guru yang terlihat judes itu tergantung tanggapan pertama
kali siswa bertemu dengan guru itu. Jadi, misalkan kita jadi guru kesan pertama yang
kita sampaikan kepada murid itu harus kesan yang baik-baik dulu. Tidak terlalu
keras, dan memahami murid, bagaimana murid itu bisa suka dulu ke gurunya lalu
pembelajaran akan terlihat lebih efektif. Kemudian, untuk murid yang pendiam atau
murid-murid yang malu bertanya, mungkin kita akan memberikan penelitian, kita
akan memberikan perhatian lebih kepada murid itu. ketika etiap kita memberikan
pertanyaan, memberikan soal kita tujukan kepada murid tersebut agar murid terbiasa
berkomunikasi dengan kita.
j) Sanggahan dari Nuril Hikmatul Laili: Bagaimana dengan pribadi sseorang yang
memang memliki sifat yg keras? Soalnya saya pernah memiliki guru yang sikapnya
itu keras, kesalahan sedikit atau secuil pun dia akan menggunakan kekerasan untuk
menghukum murid tsb, jika hanya dihukum lari dilapangan mungkin tidak masalah,
tapi beliau sering memukul dan parahnya mukulnya tuh pake tongkat bola
kasti,sekedar menanyakan soalnya saya pernah digituin.
k) (Pemateri): mungkin sekarang sudah tidak ada lagi ya seperti itu. Misalkan kita
memberikan hukuman fisik langsung kepada siswa yang melakukan kesalahan.
Karena sekarang sudah ada undang-undang yang mengatur hal itu dan juga sudah ada
sekolah yang menerapkan prinsip sekolah ramah anak. Jadi, ketika anak melakukan
kesalahan dia tidak akan diberi hukuman fisik.
D. Tambahan
Tujuan lain dari psikologi pendidikan itu adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
metode untuk mempelajari proses belajar-mengajar dalam situasi di dalam kelas pada tingkatan
usia tertentu. Ketika kita mempelajari psikologi pendidikan, maka psikologi pendidikan ini akan
memberikan informasi kepada kita tentang pengetahuan atau metode dalam mempelajari proses
belajar mengajar. Selama ini yang anda bayangkan sebagai guru itu yang penting bisa mengajarkan
materi. Berarti modalitasnya adalah konsep matematis yang baik tetapi kemarin kita sudah
mempelajari bahwasanya guru itu tidak hanya butuh bekal konsep yang baik saja, konsep materi
yang akan diajarkan saja, tetapi juga butuh pengetahuan tentang bagaimana cara mengajar. Pernah
tidak kalian temui orang yang sebenarnya pinter matematisnya? kita ambil dalam topik matematika
karena anda semua sebagai calon pendidik matematika. Anda akan menemui orang yang
sebenarnya matematikanya pinter tapi ketika pengajaran itu sulit untuk membuat siswa yang diajar
itu mudah memahami materinya, orang yang seperti itu dia punya modalitas dalam hal konsepnya.
Tetapi mungkin modalitas dalam proses pedagogis nya ke pendidikannya belum terlalu matang
tapi ada juga guru atau orang yang mungkin kita temui kalau menjelaskan itu enak untuk diterima
sehingga siswa mudah memahaminya. Tetapi kadang konsepnya itu ada beberapa yang terselip
atau mungkin konsepnya itu kurang matang kurang jelas gitu. nah ini juga demikian bagus nih tapi
mungkin konsepnya yang belum terlalu matang jadi modalitas dalam hal materinya kontennya itu
kurang bagus. yang bagus bagaimana? Kemarin kita sudah pelajari bahwa untuk menjadi guru
yang baik itu kita harus punya modalitas dalam hal pengetahuan konten yaitu konsep-konsep
matematis kalau kita sebagai pendidik matematika. Kemudian juga tentang pengetahuan
bagaimana ilmu pedagogic pendidikannya. Yang bagaimana belajar tentang karakteristik siswa,
bagaimana cara mereka berpikir, bagaimana lingkungan belajar yang bagus, bagaimana cara kita
memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa, bagaimana cara kita menangani kesalahan
atau pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh siswa agar tidak terulang lagi kemudian
bagaimana cara kita memotivasi siswa belajar dan lain sebagainya. Semua itu terkumpul dalam
ilmu pedagogik. Semuanya itu juga harus menjadi modalitas kita, kemudian dari pertemuan yang
kemarin adalah bagaimana kita menguasai pengetahuan tentang kurikulum. Jadi, seharusnya
matematika yang harus kita ajarkan kepada anak untuk usia sekian sampai sekian, seharusnya itu
tentang apa dan bagaimana cara pengembangan anak-anak itu dan juga harus menjadi modal kita
dalam menjadi guru yang baik.

Mengenai peran penelitian dalam pendidikan, Apa sih sebenarnya peran penelitian dalam
psikologi pendidikan? kita pertama harus belajar tentang tujuan dari penelitian dalam psikologi
pendidikan. Bahwa tujuan penelitian dalam psikologi pendidikan adalah untuk mengkaji dengan
seksama pertanyaan-pertanyaan yang jelas disamping juga yang kurang jelas dengan metode yang
objektif. Kalau kita jabarkan sebenarnya tujuan penelitian dalam psikologi pendidikan itu seperti
apa nanti ketika kita berbicara tentang psikologi pendidikan tentang lingkungan belajar, tentang
bagaimana mereka belajar. Maka akan ada penelitian-penelitian yang terkait dengan hal tersebut.
Nah, dari penelitian itu tujuannya untuk apa? untuk mengkaji pertanyaan yang terkait dengan
psikologi pendidikan itu tadi misalnya: kita ambil contoh saja seperti ini, bagaimana tentang anak-
anak ini ketika belajar matematika? apakah dia itu hasil belajarnya atau pencapaian nya nanti
tentang pembelajaran matematika? pada pokok bahasan itu lebih bagus mana dari pembelajaran
dengan menggunakan model belajar secara kontekstual atau dengan menggunakan model
pembelajaran pemecahan masalah. Misalnya seperti itu, lingkungan belajar kita bisa melihat nanti
dari hasil penelitian-penelitian tersebut. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
belajarnya anak. Nanti, kita bisa menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan tujuan
penelitian kita atau pertanyaan-pertanyaan yang masuk dalam penelitian kita. Berdasarkan hasil
penelitian nanti kita bisa tahu anak itu ketika belajar konsep A tersebut akan lebih baik dengan
menggunakan model pembelajaran x atau model pembelajaran y. Itu berdasarkan hasil penelitian
seseorang. Kemudian tentang manfaat penelitian dalam psikologi pendidikan bagi guru, kalau
memang sudah ada hasil penelitian misalkan materi A itu ternyata lebih bagus hasilnya ketika
diajarkan pada anak dengan menggunakan model pembelajaran x. Lalu peran bagi guru ini apa
manfaatnya?sebagai guru kita punya referensi, oh materi ini berdasarkan hasil penelitiannya orang
itu, kita akan bisa dapat hasil yang bagus dan bagi anak-anak itu akan dapat hasil belajar yang
lebih bagus ketika kita mengajarkan dengan model pembelajaran x. Kita bisa modifikasi apa yang
dilakukan oleh peneliti yang sudah mempublikasikan hasil penelitiannya. Tentunya juga tidak
meniru 100%. Kenapa nggak boleh 100%? bukan tidak boleh tetapi tetap harus ada modifikasi
karena anak-anak yang kita ajar itu belum tentu 100% sama dengan anak-anak yang berada dalam
penelitian yang sudah dilakukan itu. Ingat bahwa setiap anak itu mempunyai karakteristik yang
berbeda. Kita punya referensi kalau model pembelajaran x itu bagus untuk meningkatkan hasil
belajar matematika dengan topik A tetapi kita juga harus melihat kondisi karakteristik siswa kita,
sesuai atau tidak dengan keadaan lingkungan kita secara umum.

Mengenai peran psikologi pendidikan terhadap pendidikan usia dini, kita ketahui bahwa
pendidikan itu psikologi yang terkait dengan kependidikan. Ruang lingkup pendidikan tenaga
kependidikan ini yaitu pendidikan pada siapa? anak usia dini, usia sekolah dasar, sekolah
menengah, tentunya masing-masing juga punya karakteristik cara belajar dan cara berpikir atau
mental yang berbeda-beda. Begitu kan cara berpikir anak usia dini tidak akan sama dengan cara
berpikir anak-anak SD, apalagi anak-anak usia remaja otomatis cara belajarnya pun demikian .
membelajarkan anak usia dini tidak sama dengan membelajarkan anak-anak usia remaja begitu
juga tidak akan sama dengan membelajarkan anak-anak usia dewasa. Kalau anda kemarin di
bangku sekolah, baik SD, SMP, SMA, anda belajar itu banyak terbimbing nya. Kemudian ketika
Anda masuk di bangku perkuliahan pasti cara belajarnya berbeda karena saat ini ketika anda
berada di bangku perkuliahan anda sudah mulai belajar sebagai orang dewasa. Jadi kalau usia
menengah ke bawah itu namanya pedagogik cara belajarnya anak-anak. Kemudian kalau sekarang
ini yang anda lakukan ini sudah masuk ke kategori belajar Andragogik. Cara belajarnya orang
dewasa tentunya tidak akan sama belajarnya dengan anak-anak. Kalau anak-anak itu perlu
dibimbing sejauh mana bimbingannya, tentunya juga disesuaikan dengan usianya dengan
mentalnya. Ketika sudah dewasa tak perlu dikasih bimbingan yang terlalu detail seperti anak-anak
usia sekolah menengah tinggal kita mengarahkan bahannya apa, mau seperti apa, kemudian siswa
dibebaskan untuk mencari tambahan materi dan sebagainya sehingga nanti bisa dimungkinkan
sumber belajarnya itu dari banyak hal. Itu namanya pembelajaran orang dewasa yang lebih
fleksibel. Belajar bisa dimana saja, kapan saja dan dari mana saja. kemudian tentang usia dini,
pasti semuanya juga pasti punya cara atau punya metode penelitian masing-masing. Jadi
bagaimana perlakuan nya pada anak usia dini, ya pasti akan ada metodologi penelitian masing-
masing cara menerapkannya, cara pengambilan datanya, bagaimana respon dan sebagainya,
perlakuannya tentu tidak akan sama untuk pengajaran pada anak usia dini juga pengajaran pada
orang remaja atau orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelmakalah123.blogspot.com/2010/06/latar-belakang-pentingnya-
psikologi.html?m=1#:~:text=Abimanyu%20(1996)%20mengemukakan%20bahwa
%20peranan,di%20dalam%20situasi%20proses%20belajar

Sumanto, Wasty. 1998. Psikologi pendidikan: landasan kerja pemimpin pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Dosen Pengampu, Bu Dian Novita Rohmatin, M. Pd.11.53(16 Februari 2021)

Anda mungkin juga menyukai