Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UPAYA PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENDIDIKAN DI SD


MELALUI PROSES BELAJAR ANAK MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK KONSTRUKTIFISME

Disusun guna memenuhi Tugas Tutorial Webinar ke 2


Mata Kuliah Pendidikan Anak di SD ( PDGK : 4403)
Semester II
Reg. 2021.1

Oleh

FAIZAH RIZQI AMALIYA


857564262

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-41 PURWOKERTO PROGRAM S.1 PGSD
POKJAR LEBAKSIU
2021.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Upaya Pengembangan dan Inovasi Pendidikan di
SD Melalui Proses Belajar Anak Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Holistik
Konstruktifisme ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
Mata Kuliah Pendidikan Anak di SD.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Agung Pramono,S.Pd,M.Pd selaku dosen Mata
Kuliah Pendidikan Anak di SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Bojong, 25 April 2021

Faizah Rizqi Amaliya

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………..i

Kata Pengantar ………………………………………………..ii

Daftar isi ………………………………………………………iii

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………….1


B. BATASAN MASALAH / RUANG LINGKUP…….1
C. RUMUSAN MASALAH ……………………………2
D. TUJUAN …………………………………………….2

BAB. II PEMBAHASAN

A. PROSES BELAJAR ANAK DI SD ……………………….. 3


1. Pengertian dan Karakteristik Belajar Anak SD …… ….3
2. Prinsip-prinsip Belajar …………………………………..5
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Belajar dan
Hasil belajar ……………………………………………..6
4. Kesulitan Belajar Anak SD ………………………………7
B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
1. Pendekatan Pembelajaran Holistik dan Konstruktivisme ………8
2. Pendekatan Belajar Experiental Learning
dan Multiple Intelligenci …………………………………..10
C. PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH
DASAR ?
1. Pengembangan Pendidikan Anak di Sekolah Dasar …………12
2. Inovasi Pendidikan di Sekolah Dasar ………………………...13

BAB. III PENUTUP ………………………………………………………15

A. KESIMPULAN ……………………………………………15
B. SARAN …………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar sebagai suatu proses psikologis sering merupakan sesuatu yang tidak mudah
dipahami dengan baik. Proses psikologis dalam diri anak yang belajar mengandung misteri.
Artinya proses psikologis yang disebut belajar itu selalu mengandung persoalan yan sulit
dipecahkan secara tuntas oleh suatu pendekatan tunggal, pembahasan belajar oleh satu
pendekatan tertentu selalu berujung dengan persoalan baru yang sulit.

Tidak ada suatu pendekatan belajar yang mengklaim dapat menjawab semua persoalan yang
terkait dengan proses psikolgis belajar secara lengkap dan tuntas. Suatu pendekatan belajar
selalu bertitik tolak dari suatu sudut pandang tertentu yang sudah pasti berbeda dengan
pendekatan belajar yang lain yang bertitik tolak dari sudut pandang yang berlainan. Jadi
kemampuan suatu pendekatan untuk menjelaskan proses psikologis belajar itu sangat terbasa
dan berbeda-beda.

Upaya untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut peran seorang pendidik dalam kegiatan
pelaksanaan pembelajaran sangat besar, karena guru dituntut dalam melaksanakan proses
dalam pengelolahan kelas terutama pada kegiatann belajar dan pembelajaran dilaksanakan
secara langsung.

B. BATASAN MASALAH/RUANG LINGKUP

 Agar pembahasan dalam makalah ini sistematis, teratur, dan tidak mengambang maka
pendekatan holistic dan Konstruktivisme

1
C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

a.       Apa saja prinsip-prinsip belajar?

b.      Apa pengertian pendekatan holistic dan konstruktivisme?

c.       apa itu pendekatan experiental dan multiple intelligence?

d.      apa yang dimaksud inovasi pendidikan sekolah dasar?

D. TUJUAN
-  Untuk mengetahui beberapa pendekatan pembelajaran.
- Supaya memiliki pemahaman yang kaya dan beragam tentang belajar.
- Supaya kita dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang dapat mencapai
tujuan dan materi pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES BELAJAR ANAK DI SD


1. Pengertian dan Karakteristik Belajar
 Ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli.

Dalam pengertian yang sangat luas,belajar diartikan oleh Anita E.Woolfok (1993) sebagai
perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman tertentu. Menurut ia Belajar terjadi
bilamana pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan,dan perilaku yang relative
permanen seseorang atau individu.

Abin Syamsudin (2002) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses mengalami sesuatu
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan pribadi.

Santrock dan Yusen (1994) menegaskan definisi belajar ketika dia menyatakan “ learning is
defined as a relatively permanent change in behavior that occurs through experience.” Belajar
di definisikansebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.

Kata kunci dari pengertian belajar adalah yang pertama “perubahan”,yang kedua
“pengetahuan-perilaku-pribadi’ sering disingkat “tingkah laku” dan yang ketiga “permanen”
terakhir yaitu keempat “pengalaman”. Jika dirumuskan dengan kata-kata sendiri mungkin
dapat dinyatakan bahwa belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan
perubahan,pengetahuan,perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.

Perubahan yang dimaksud disini adalah memiliki berbagai sifat atau dimensi,bisa bersifat
penambahan misalnya bertambahnya atau pengayaan dan peningkatan pengetahuan
,munculnya hal-hal baru,misalnya munculnya kesadaran atau kepedulian positif terhadap
sahabat atau sesuatu,hilang atau berkurangnya (reduksi) sesuatu,misalnya sifat atau sikap
negative anak menjadi berkurang dan perubahan lainnya yang berkaitan dengan aspek
perilaku atau kepribadian anak.

3
 Karakteristik Perbuatan Belajar

Terdapat 4 (empat) karakteristik perbuatan belajar yaitu

1. Perubahan itu bersifat intensional mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi
harus bertujuan disengaja dan disadari bukan kebetulan.
2. Perubahan itu positif artinya bahwa perubahan belajar menuju kearah yang lebih baik
atau lebih mantap sesuai dengan norma aatau kriteria tertentu yang diharapkan atau
sesuai dengan norma yang disepakati bersama guru dan siswa,menurut
masyarakat,menurut kurikulum atau menurut kaidah ilmu pengetahuan tertentu.
3. Perubahan dalam arti belajar tersebut harus benar-benar merupakan hasil dari
pengalaman,dalam arti prubahan yang ditunjukan atau yang dicapai oleh anak itu
karena dia aktif melakukan sesuatu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Perubahan bersifat efektif,artiinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsional
atau berguna untuk anak yang bersangkutan,baik untuk memecahkan masalah
pelajaran maupun untuk memecahkan masalah sehari-hari dan untuk melanjutkan
sekolah ke tingkat selanjutnya.

4
2. Prinsip - Prinsip Belajar

Pada dasarnya perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan
(knowledge),penguasaan perilaku yang ditentukan ( kognitif,afektif dan psikomotor ) dan
perbaikan kepribadian.Hanya ada yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan, ada yang
lebih menekankan pada aspek perilaku yang dapat diamati (behavioral) dan ada yang lebih
menekankan pada aspek pribadi,tergantung pada pendekatan atau teori yang digunakan.

Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang terpadu,dimana ketika anak belajar aspek
fisiologis,intelektual,social,emosional,dan moral dapat terlibat aktif dan saling
mempengaruhi.

Berikut dikemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai aktivitas yang terpadu

1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh


2. Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral
3. Aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus terlibat sepenuh hati,aktif
menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya
4. Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual dan
kompetitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara kooperatif
5. Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk belajar terus
menerus
6. Pembelajaran disekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar masing
masing
7. Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan system kebijakan yang kondusif
8. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi dilakukan
secara terpadu
9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang baik
antara sekolah dan keluarga

5
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Belajar dan Hasil belajar

Ada yang menganggap bahwa factor terpenting adah factor guru,ada pula yang beranggapan
bahwa factor yang terpenting adalah factor kelengkapan sarana dan fasilitas dan lain
sebagainya.

Ada 3 faktor yaitu factor input ,factor proses dan factor output

- Faktor input meliputi

Raw input atau masukan dasar yang menggambarkan kondisi individual anak dengan segala
karakteristik fisik dan psikis yang dimilikinya

Instrumental input yang mencakup guru,kurikulum,materi dan metode,sarana dan fasilitas

Environmental input (masukan lingkungan) yang mencakup lingkungan fisik,geografis,social


dan lingkungan budaya

- Faktor Proses menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut saling


berinteraksi satu sama lain terhadap aktivitas belajar anak.
- Faktor Output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak
setelah anak melakukan aktivitas belajar.

Berbeda dengan yang diatas Rochman Natawidjadja (1984) mengemukakan ada lima unsur
yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa disekolah yaitu Tujuan,Pribadi siswa,Bahaan

Kegiatan belajar siswa merupakan perpaduan dari unsur-unsur tersebut,keberhasilan belajar


mungkin akan berkurang jika salah satu dari unsur itu tidak memadai keadaanya.

Di dalam praktiknya,factor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar siswa


disekolah itu sulit dipisah-pisahkan satu sama lain karena semua unsur tersebut akan
terintegrasi dalam interaksi pembelajaran yang anda upayakan.Interaksi pembelajaran itu
sendiri akan tampak pada peranan atau perbuatan nyata anda dalam 3 hal yaitu , pengajaran
(instruction),kepemimpinan (leadership) dan penilaian (evaluation).

6
4. Kesulitan Belajar Anak SD

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil belajar yang
ditetapkan.

Menurut konsep mastery learning kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut :

- Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu yang ditetapkan oleh guru
tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan (mastery level)
minimal dalam pelajaran tertentu,misalnya minimal harus menjawab dengan benar
60% dari jumlah soal yang diberikan atau mencapai angka enam dalam berbagai mata
pelajaran.
- Anak dinyatakan gagal belajar apabila jika prestasi belajarnya jauh dibawah potensi
yang diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.
- Anak SD dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak dapat
mencapai tugas-tugas perkembangan yaitu tidak menunjukan pola tingkah laku yang
sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan anak SD
- Anak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai
pengetahuan prasyarat untuk dapat memperlajari pengetahuan berikutnya.

Dengan kata lain kriteria atau patokan yang digunakan untuk menyatakan seorang anak SD
mengalami kesulitan belajar atau tidak meliputi 4 kriteria yaitu

1. Tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan


2. Kedudukan anak didalam kelompok atau kelasnya
3. Perbandingan antara potensi dan prestasi
4. Kepribadian

Latar belakang atau factor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar,dapat dikembalikan


pada factor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak. Menurut Abin
Syamsudin (2002) factor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar mencakup:

7
- Factor stimulus atau pengalaman belajar meliputi: (a) Variabel metode dalam arti
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dan (b) variable tugas (tasks
variabels)
- Factor organisme yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang meliputi (a)
karakteristik pribadi (b) kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat
belajar
- faktor Respon sebagaimana telah disinggung diatas,meliputi : (a) tujuan kognitif (b)
tujuan afektif dan (c) tujuan tindakan (psikomotor).

B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


1. Pendekatan Pembelajaran Holistik dan Konturktivisme
 Dalam pendekatan holistik atau terpadu, suatu objek akan terlihat maknanya apabila
diamati secara menyeluruh, bukan terpisah-pisah.

Pendekatan ini merupakan aplikasi pendekatan dari psikologi Gestalt. Dalam pendekatan
pembelajaran, aplikasi pendekatan Gestalt dapat di lihat, seperti berikut.

1.Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight)

2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)

3. Perilaku bertujuan (purposive behavior)

4.Prinsip ruang hidup (life space)

5.Transfer dalam pembelajaran.

Untuk dapat menampakan keberadaan belajar sebagai proses terpadu ada bebrapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu

1. Pembelajaran dapat berfungsi penuh untuk membantu perkembangan individual anak


seutuhnya
2. Pembelajaran sebagai aktivitas membelajarkan anak untuk pemerolehan pengealaman
menempatkan anak sebagai pusat segala-galanya
3. Pembalajaran dalam hal ini lebih menuntut kepada terciptanya suatu aktivitas yang
memungkinkan keterlibatan anak secara aktif dan intensif.

8
4. Pembelajaran menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana
kebersamaan didalam penyelesaian persoaalan yang dihadapinya
5. Pembelajaran sebagai proses terpadu harus mendorong dan memfasilitasi setiap anak
untuk terus belajar.
6. Prmbelajaran sebagai proses terpadu dapat berfungsi dan berperan secara efektif
apabila dapat diciptakan lingkungan belajar tidak hanya menyangkut sarana fisik
melainkan juga suasana belajar yang kondusif bagi pengembangan semua aspek
individu.
7. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tdiak
harus terpisah melainkan dilaksanakan secara terpadu.
8. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah
dan keluarga.
 Pendekatan Konstruktivisme adalah suatu cara atau strategi seorang guru yang
bertugas sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam menggali ilmu
pengetahuan sendiri, serta membina sendiri konsep ilmu pengetahuan yang
didapatnya melalui pengalaman-pengalaman belajar

Menurut Von glasersfeld pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari
pikiran seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan (dalam hal ini adalah guru) kepada
pikiran orang yang belum memiliki pengetahuan itu (anak).

Anak lah yang menginterpretasikan serta mengkonstruksikan pemindahan pengetahuan


tersebut berdasarkan pengalaman yang mereka miliki masing-masing. 

Von glasersfeld Sebutkan beberapa kemampuan yang diperlukan untuk melakukan proses
pembentukan pengetahuan seperti

1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman;


2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan
perbedaan
3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang lain. 

Ada beberapa hal yang membatasi proses konstruksi pengetahuan menurut Bettencourt yaitu
konstruksi yang lama, domain pengalaman kita dan jaringan struktur kognitif kita. 

9
Konstruktivisme dibedakan atas 3 level yaitu konstruktivisme radikal, realisme hipotesis dan
konstruktivisme yang biasa (jika dikaitkan dengan hubungan antara pengetahuan kenyataan) .
Selain itu pandangan konstruktivisme juga menghendaki guru untuk menerapkan pendekatan
mengajar yang berpusat pada anak student (Centered approach) beberapa hal yang diperlukan
untuk menyokong pendekatan berorientasi pada anak-anak.

1. Orientasi mengajar tidak hanya untuk pencapaian prestasi akademik;


2. Topik-topik yang dipelajari dapat Berdasarkan pengalaman anak yang relevan;
3. Metode mengajar harus berorientasi pada anak dengan sifat yang menyenangkan;
4. Kesempatan anak untuk bermain dan bekerja sama dengan orang lain mendapat
prioritas;
5.  bahan pembelajaran dapat diambil dari bahan yang konkret;
6. Penilaian tidak hanya terbatas pada aspek kognitif semata;
7. Membawa implikasi bagi guru yang harus menampilkan diri sebagai guru dalam
proses pembelajaran bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan kepada
anak. 
2. Pendekatan Belajar Experiental dan Multiple Intelligenci
 pendekatan experiential learning mengacu pada proses pembelajaran di mana
anak secara berinteraksi secara langsung dengan realitas yang dipelajarinya.
Dengan demikian, jika anak diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku
yang diinginkan maka anak itu harus difasilitasi untuk melakukan atau
mengalami secara langsung Bagaimana realitas atau objek yang dipelajarinya. 

Proses belajar melalui pengalaman dapat dijelaskan sebagai suatu siklus yang terdiri dari
empat kegiatan yaitu

- anak mengalami pengalaman konkret;


- anak melakukan observasi dan refleksi terhadap pengalaman;
- anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi;
- anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsep dalam situasi baru.

10
Konsep dasar multiple intellegence

Gardner (Amstrong 1994) menyatakan kemampuan manusia dibagi kedalam 7 kategori


kecerdasan yang lebih komprehensif, yaitu :

1. Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif baik secara
lisan maupun tulisan. 
2. Kecerdasan matematika logika adalah kapasitas menggunakan angka secara efektif. 
3. Kecerdasan pemahaman ruang yaitu kemampuan mengamati ruang dan visual secara
akurat serta melakukan transformasi terhadap persepsi. 
4. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan menggunakan tangan untuk mentransformasikan
sesuatu. 
5. Kecerdasan musikal yaitu kapasitas untuk merasakan, membedakan,
mentransformasikan dan mengekspresikan suatu bentuk musik. 
6. Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan membedakan suasana hati, motivasi dan
perasaan orang lain. 
7. Kecerdasan intrapersonal adalah pengetahuan tentang diri dan bertindak secara aktif
atas dasar pengetahuan. 

Hal yang paling penting tentang pendekatan multiple intelegensi adalah setiap individu
memiliki 7 kecerdasan yang bersifat unit.

Individu mengembangkan masing-masing intelegensinya sesuai dengan tingkat


perkembangan masing-masing kecerdasan saling memiliki keterkaitan menjadi sistem yang
kompleks terdapat beragam cara untuk menjadi intelijen dalam setiap kategori kecerdasan. 

 Pendekatan multiple intelegent dan pembelajaran

Ada 7 cara yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum yang berbasis
pendekatan multiple intelligence,  yaitu sebagai berikut

1. Fokuskan topik atau tujuan khusus


2. Munculkan pertanyaan multiple intelegent
3. Pertimbangkan segala kemungkinan

11
4. Ada curah pendapat
5. Pilih aktivitas yang cocok
6. Kembangkan urutan tindakan;
7. Implementasikan rencana yang telah dibuat

C. PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR


1. Pengembangan pendidikan anak di Sekolah Dasar

Arah pengembangan pendidikan Sekolah Dasar secara horizontal (melebar)bertujuan agar


pendidikan mampu menjangkau semua anak berusia SD tanpa terkecuali. Selain juga mampu
menjangkau daaerah terpencil.Tuntutan pada dimensi pemerataan dan keadilan ini pada saat
bersamaan menuntut intesifikas proses pendidikan (pembelajaran) serta meningkatnya
kualitas dan relevansi hasilnya.

Dengan demikian,dalam pelaksanaan pengembangan dan perluasan kesempatan Sekolah


Dasar ini dituntut strategi yang berbeda-beda sesuai dengan kriteria daerahnya,seperti daerah
terpencil,daerah berpenduduk padat dan daerah normal.Strategi dan bentuk pengembangan
didaerah tersebut dapat dilakukan melalui wahana pendidikan yang tercakup dalam empat
rumpun pendidikan yang tentunya dengan mempertimbangan kualitas,relevansi,efisiensi.

Keempat rumpun pendidikan SD yang dimaksud ialah

1. Rumpun Sekolah Dasar konvensional yang meliputi Sekolah Dasar biasa,Sekolah


Dasar Kecil dan Sekolah Dasar Pamong.
2. Rumpun Sekolah Dasar Luarbiasa yang meliputi Sekolah Dasar Luarbiasa,Sekolah
Luar Biasa dan Sekolah Dasar Terpadu
3. Rumpun pendidikan luar sekolah yang meliputi kejar paket A dan kursus persamaan
Sekolah Dasar.
4. Rumpun sekolah keagamaan yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah dan Pondok
Pesantren.

Sementara itu pengembangan vertical mengandung arti penyelenggaraan pendidikan SD


selain merupakan peruwujudan pendidikan yang adil dan merata juga harus
mempertimbangkan keragamaan peserta didik baik dalam aspek kemampuan,pola
hidup,maupun lingkup social budaya dimana mereka tinggal.

12
2. Inovasi Pendidikan Sekolah Dasar

Inovasi ini muncul dari gagasan yang dikembangankan oleh Bobbi DePorters & Mike
Hernacki (1999) quantum learning : membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan
(terjemahan dan penerbit kaifa)

Dari inovasi ini ternyata metode belajar yang biasa itu dapat mnghasilkan lompatan
perubahan semcam kemampuan diri yang berlipat lipat (quantum) pada anak /siapa pun yang
menerapkan metode ini.

Perencanaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keberhasilan
inovasi pendi. Dalam hal ini perencanaan berarti suatu persiapan dan pengambilan keputusan
untuk berbuat secara sistematis yang merupakan serangkaian aktivitas berkelanjutan dan
saling melengkapu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Ada 3 jenis hubungan yang sifatnya perlu secara proaktif dijalin dalan rangka inovai pend itu

1.      Hubungan reaktif, yang berarti hubungan secara kontinummengadakan respon terhadap


kekuatan dari luar sepeti tekanan masalah politik,ekonomi,social,kebudayaan

2.      Hubungan proaktif, yaitu sisitem yang memegang peranan sebagai pengmbil inisiatif
mengadakan perubahan /inovasi dan secara aktif untu mencari sumber2 dari lingkunganya.

3.      Hubungan interakktif, yaitu hubungan diman apertumbuhan dan perkembangan


/perubahan suatu system sebagai hasil adanya hubungan interaksi anatara sistema dengan
lingkuanganya.

  Menurut Ibrahiim (1988) mengungkapakan elemen2 pokok dalam proses perencanaan yaitu:

1. Merumuskan tujuan umum dan khusus inovasi

2.      Mengidentifikasi masalah

3.      Menentukan kebutuhan

4.      Mengidentifikasi sumber penunjang dan penghambat

5.      menetukan alternative kegiatan

13
6.      Menemukan alternative pemecahan masalah

7.      Pendayagunaan sumber daya yang ada

8.      Menentukan kriterian untuk memilih alternatfe pemecahan masalah

9.      Menetukan alternative pengambilan keputusan

10.  Menentukan kriteraia untuk menilai hasil inovasi

Berdasarkan pemikiran diatas dipandang perlu adanya sebuah model dalam inovasi
pendidikan,model itu ialah model MOPIPPI yang bercirikan terbuka,fleksibel,keseluruhan
dan hubungan.

14
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Peran guru dalam proses membelajarkan anak semakin penting karena dimensi depan guru
tidak lagi merupakan sumber informasi atau penyampaian pengetahuan kepada anak,
melainkan lebih merupakan fasilitator yang mempermudah anak belajar.

Penerapan pendekatan pembelajaran akan sangat bergantung pada kreatifitas anda sebagai
guru. Artinya, keunggulan dari masing-masing pendekatan itu tidak dapat diterapkan secara
langsung melainkan harus disesuaikan kembali sesuai dengan konteks sosio – budaya
Indonesia.

2. SARAN

Sebagai guru kita diharuskan banyak belajar dan mencari informasi tentang cara mengajar
yang baik. Mencari informasi tentang materi olah metode bahkan bahan ajar yang dapat
membantu kita dan mempermudah dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku materi pokok Pendidikan Anak di SD (PDGK4403)

MODUL 5 Kegiatan Belajar 1,Kegiatan Belajar 2,Kegiatan Belajar 3,Kegiatan Belajar 4

Modul 6 Kegiatan Belajar 1,Kegiatan Belajar 2

MOdul 7 Kegiatan Belajar 1,Kegiatan Belajar 2

Anda mungkin juga menyukai