Oleh
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-41 PURWOKERTO PROGRAM S.1 PGSD
POKJAR LEBAKSIU
2021.1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Upaya Pengembangan dan Inovasi Pendidikan di
SD Melalui Proses Belajar Anak Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Holistik
Konstruktifisme ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
Mata Kuliah Pendidikan Anak di SD.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Agung Pramono,S.Pd,M.Pd selaku dosen Mata
Kuliah Pendidikan Anak di SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya mohon maaf sebesar-besarnya.
ii
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
BAB. II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ……………………………………………15
B. SARAN …………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar sebagai suatu proses psikologis sering merupakan sesuatu yang tidak mudah
dipahami dengan baik. Proses psikologis dalam diri anak yang belajar mengandung misteri.
Artinya proses psikologis yang disebut belajar itu selalu mengandung persoalan yan sulit
dipecahkan secara tuntas oleh suatu pendekatan tunggal, pembahasan belajar oleh satu
pendekatan tertentu selalu berujung dengan persoalan baru yang sulit.
Tidak ada suatu pendekatan belajar yang mengklaim dapat menjawab semua persoalan yang
terkait dengan proses psikolgis belajar secara lengkap dan tuntas. Suatu pendekatan belajar
selalu bertitik tolak dari suatu sudut pandang tertentu yang sudah pasti berbeda dengan
pendekatan belajar yang lain yang bertitik tolak dari sudut pandang yang berlainan. Jadi
kemampuan suatu pendekatan untuk menjelaskan proses psikologis belajar itu sangat terbasa
dan berbeda-beda.
Upaya untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut peran seorang pendidik dalam kegiatan
pelaksanaan pembelajaran sangat besar, karena guru dituntut dalam melaksanakan proses
dalam pengelolahan kelas terutama pada kegiatann belajar dan pembelajaran dilaksanakan
secara langsung.
Agar pembahasan dalam makalah ini sistematis, teratur, dan tidak mengambang maka
pendekatan holistic dan Konstruktivisme
1
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
D. TUJUAN
- Untuk mengetahui beberapa pendekatan pembelajaran.
- Supaya memiliki pemahaman yang kaya dan beragam tentang belajar.
- Supaya kita dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang dapat mencapai
tujuan dan materi pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian yang sangat luas,belajar diartikan oleh Anita E.Woolfok (1993) sebagai
perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman tertentu. Menurut ia Belajar terjadi
bilamana pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan,dan perilaku yang relative
permanen seseorang atau individu.
Abin Syamsudin (2002) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses mengalami sesuatu
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan pribadi.
Santrock dan Yusen (1994) menegaskan definisi belajar ketika dia menyatakan “ learning is
defined as a relatively permanent change in behavior that occurs through experience.” Belajar
di definisikansebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.
Kata kunci dari pengertian belajar adalah yang pertama “perubahan”,yang kedua
“pengetahuan-perilaku-pribadi’ sering disingkat “tingkah laku” dan yang ketiga “permanen”
terakhir yaitu keempat “pengalaman”. Jika dirumuskan dengan kata-kata sendiri mungkin
dapat dinyatakan bahwa belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan
perubahan,pengetahuan,perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.
Perubahan yang dimaksud disini adalah memiliki berbagai sifat atau dimensi,bisa bersifat
penambahan misalnya bertambahnya atau pengayaan dan peningkatan pengetahuan
,munculnya hal-hal baru,misalnya munculnya kesadaran atau kepedulian positif terhadap
sahabat atau sesuatu,hilang atau berkurangnya (reduksi) sesuatu,misalnya sifat atau sikap
negative anak menjadi berkurang dan perubahan lainnya yang berkaitan dengan aspek
perilaku atau kepribadian anak.
3
Karakteristik Perbuatan Belajar
1. Perubahan itu bersifat intensional mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi
harus bertujuan disengaja dan disadari bukan kebetulan.
2. Perubahan itu positif artinya bahwa perubahan belajar menuju kearah yang lebih baik
atau lebih mantap sesuai dengan norma aatau kriteria tertentu yang diharapkan atau
sesuai dengan norma yang disepakati bersama guru dan siswa,menurut
masyarakat,menurut kurikulum atau menurut kaidah ilmu pengetahuan tertentu.
3. Perubahan dalam arti belajar tersebut harus benar-benar merupakan hasil dari
pengalaman,dalam arti prubahan yang ditunjukan atau yang dicapai oleh anak itu
karena dia aktif melakukan sesuatu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Perubahan bersifat efektif,artiinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsional
atau berguna untuk anak yang bersangkutan,baik untuk memecahkan masalah
pelajaran maupun untuk memecahkan masalah sehari-hari dan untuk melanjutkan
sekolah ke tingkat selanjutnya.
4
2. Prinsip - Prinsip Belajar
Pada dasarnya perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan
(knowledge),penguasaan perilaku yang ditentukan ( kognitif,afektif dan psikomotor ) dan
perbaikan kepribadian.Hanya ada yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan, ada yang
lebih menekankan pada aspek perilaku yang dapat diamati (behavioral) dan ada yang lebih
menekankan pada aspek pribadi,tergantung pada pendekatan atau teori yang digunakan.
Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang terpadu,dimana ketika anak belajar aspek
fisiologis,intelektual,social,emosional,dan moral dapat terlibat aktif dan saling
mempengaruhi.
5
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Belajar dan Hasil belajar
Ada yang menganggap bahwa factor terpenting adah factor guru,ada pula yang beranggapan
bahwa factor yang terpenting adalah factor kelengkapan sarana dan fasilitas dan lain
sebagainya.
Ada 3 faktor yaitu factor input ,factor proses dan factor output
Raw input atau masukan dasar yang menggambarkan kondisi individual anak dengan segala
karakteristik fisik dan psikis yang dimilikinya
Berbeda dengan yang diatas Rochman Natawidjadja (1984) mengemukakan ada lima unsur
yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa disekolah yaitu Tujuan,Pribadi siswa,Bahaan
6
4. Kesulitan Belajar Anak SD
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil belajar yang
ditetapkan.
- Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu yang ditetapkan oleh guru
tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan (mastery level)
minimal dalam pelajaran tertentu,misalnya minimal harus menjawab dengan benar
60% dari jumlah soal yang diberikan atau mencapai angka enam dalam berbagai mata
pelajaran.
- Anak dinyatakan gagal belajar apabila jika prestasi belajarnya jauh dibawah potensi
yang diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.
- Anak SD dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak dapat
mencapai tugas-tugas perkembangan yaitu tidak menunjukan pola tingkah laku yang
sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan anak SD
- Anak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai
pengetahuan prasyarat untuk dapat memperlajari pengetahuan berikutnya.
Dengan kata lain kriteria atau patokan yang digunakan untuk menyatakan seorang anak SD
mengalami kesulitan belajar atau tidak meliputi 4 kriteria yaitu
7
- Factor stimulus atau pengalaman belajar meliputi: (a) Variabel metode dalam arti
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dan (b) variable tugas (tasks
variabels)
- Factor organisme yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang meliputi (a)
karakteristik pribadi (b) kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat
belajar
- faktor Respon sebagaimana telah disinggung diatas,meliputi : (a) tujuan kognitif (b)
tujuan afektif dan (c) tujuan tindakan (psikomotor).
Pendekatan ini merupakan aplikasi pendekatan dari psikologi Gestalt. Dalam pendekatan
pembelajaran, aplikasi pendekatan Gestalt dapat di lihat, seperti berikut.
Untuk dapat menampakan keberadaan belajar sebagai proses terpadu ada bebrapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu
8
4. Pembelajaran menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana
kebersamaan didalam penyelesaian persoaalan yang dihadapinya
5. Pembelajaran sebagai proses terpadu harus mendorong dan memfasilitasi setiap anak
untuk terus belajar.
6. Prmbelajaran sebagai proses terpadu dapat berfungsi dan berperan secara efektif
apabila dapat diciptakan lingkungan belajar tidak hanya menyangkut sarana fisik
melainkan juga suasana belajar yang kondusif bagi pengembangan semua aspek
individu.
7. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tdiak
harus terpisah melainkan dilaksanakan secara terpadu.
8. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah
dan keluarga.
Pendekatan Konstruktivisme adalah suatu cara atau strategi seorang guru yang
bertugas sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam menggali ilmu
pengetahuan sendiri, serta membina sendiri konsep ilmu pengetahuan yang
didapatnya melalui pengalaman-pengalaman belajar
Menurut Von glasersfeld pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari
pikiran seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan (dalam hal ini adalah guru) kepada
pikiran orang yang belum memiliki pengetahuan itu (anak).
Von glasersfeld Sebutkan beberapa kemampuan yang diperlukan untuk melakukan proses
pembentukan pengetahuan seperti
Ada beberapa hal yang membatasi proses konstruksi pengetahuan menurut Bettencourt yaitu
konstruksi yang lama, domain pengalaman kita dan jaringan struktur kognitif kita.
9
Konstruktivisme dibedakan atas 3 level yaitu konstruktivisme radikal, realisme hipotesis dan
konstruktivisme yang biasa (jika dikaitkan dengan hubungan antara pengetahuan kenyataan) .
Selain itu pandangan konstruktivisme juga menghendaki guru untuk menerapkan pendekatan
mengajar yang berpusat pada anak student (Centered approach) beberapa hal yang diperlukan
untuk menyokong pendekatan berorientasi pada anak-anak.
Proses belajar melalui pengalaman dapat dijelaskan sebagai suatu siklus yang terdiri dari
empat kegiatan yaitu
10
Konsep dasar multiple intellegence
1. Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif baik secara
lisan maupun tulisan.
2. Kecerdasan matematika logika adalah kapasitas menggunakan angka secara efektif.
3. Kecerdasan pemahaman ruang yaitu kemampuan mengamati ruang dan visual secara
akurat serta melakukan transformasi terhadap persepsi.
4. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan menggunakan tangan untuk mentransformasikan
sesuatu.
5. Kecerdasan musikal yaitu kapasitas untuk merasakan, membedakan,
mentransformasikan dan mengekspresikan suatu bentuk musik.
6. Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan membedakan suasana hati, motivasi dan
perasaan orang lain.
7. Kecerdasan intrapersonal adalah pengetahuan tentang diri dan bertindak secara aktif
atas dasar pengetahuan.
Hal yang paling penting tentang pendekatan multiple intelegensi adalah setiap individu
memiliki 7 kecerdasan yang bersifat unit.
Ada 7 cara yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum yang berbasis
pendekatan multiple intelligence, yaitu sebagai berikut
11
4. Ada curah pendapat
5. Pilih aktivitas yang cocok
6. Kembangkan urutan tindakan;
7. Implementasikan rencana yang telah dibuat
12
2. Inovasi Pendidikan Sekolah Dasar
Inovasi ini muncul dari gagasan yang dikembangankan oleh Bobbi DePorters & Mike
Hernacki (1999) quantum learning : membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan
(terjemahan dan penerbit kaifa)
Dari inovasi ini ternyata metode belajar yang biasa itu dapat mnghasilkan lompatan
perubahan semcam kemampuan diri yang berlipat lipat (quantum) pada anak /siapa pun yang
menerapkan metode ini.
Perencanaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keberhasilan
inovasi pendi. Dalam hal ini perencanaan berarti suatu persiapan dan pengambilan keputusan
untuk berbuat secara sistematis yang merupakan serangkaian aktivitas berkelanjutan dan
saling melengkapu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ada 3 jenis hubungan yang sifatnya perlu secara proaktif dijalin dalan rangka inovai pend itu
2. Hubungan proaktif, yaitu sisitem yang memegang peranan sebagai pengmbil inisiatif
mengadakan perubahan /inovasi dan secara aktif untu mencari sumber2 dari lingkunganya.
Menurut Ibrahiim (1988) mengungkapakan elemen2 pokok dalam proses perencanaan yaitu:
2. Mengidentifikasi masalah
3. Menentukan kebutuhan
13
6. Menemukan alternative pemecahan masalah
Berdasarkan pemikiran diatas dipandang perlu adanya sebuah model dalam inovasi
pendidikan,model itu ialah model MOPIPPI yang bercirikan terbuka,fleksibel,keseluruhan
dan hubungan.
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Peran guru dalam proses membelajarkan anak semakin penting karena dimensi depan guru
tidak lagi merupakan sumber informasi atau penyampaian pengetahuan kepada anak,
melainkan lebih merupakan fasilitator yang mempermudah anak belajar.
Penerapan pendekatan pembelajaran akan sangat bergantung pada kreatifitas anda sebagai
guru. Artinya, keunggulan dari masing-masing pendekatan itu tidak dapat diterapkan secara
langsung melainkan harus disesuaikan kembali sesuai dengan konteks sosio – budaya
Indonesia.
2. SARAN
Sebagai guru kita diharuskan banyak belajar dan mencari informasi tentang cara mengajar
yang baik. Mencari informasi tentang materi olah metode bahkan bahan ajar yang dapat
membantu kita dan mempermudah dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa.
15
DAFTAR PUSTAKA