Modul 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran Terpadu di SD
Tutor: Nailil Muna Ataiyna, S.S.,M.Pd.
Disusun oleh:
1. Sunaenatul Munawaroh (857146864)
2. Siti Hana (857147565)
3. Wanti Sundari (857146707)
4.Resha saprti Apriliani (857150248)
Puji sukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DALAM PEMBELAJARAN TERPADU” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu di SD.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang keterampilan dasar dalam
pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nailil Muna Ataiyna, S.S.,M.Pd.
selaku Tutor Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu di SD. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca maupun
tutor diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kegiatan Belajar 1 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran
terpadu
A. Pengertian
B. Manfaat
C. Komponen keterampilanmembuka pelajaran
D. Komponen keterampilan menutup pelajaran
2.2 Kegiatan Belajar 2 Keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpadu
2.3 Kegiatan Belajar 3 Keterampilan memberi penguatan dan variasi dalam pembelajaran
terpadu
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar ,seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif sikap, dan
keterampilan . Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan
bidang sikap berkaitan dengankesiapan dankesediaan guru terhadap berbagai hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya . Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan
dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam memulai kegiatan pembelajaran,sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mengakhiri pelajaran
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Kegiatan Belajar 1
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap
berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas
dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru
dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu.
A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
2. Manfaat
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya;
2. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu;
3. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk
mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya.
3. Memberi Acuan
4. Membuat Kaitan
Dalam hal ini, guru harus berusaha mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan
pengetahuan, pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa. Misalnya dengan cara meninjau
kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui dari suatu tema yang
akan dijelaskan.
Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
Untuk menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru harus memperhatikan
komponen-komponen keterampilannya, yakni :
Kegiatan Belajar 2
Keterampilam Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guna untuk memperoleh informasi tentang suatu
objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efektif.
2. Manfaat
Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk:
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk
mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai aspek yang terintegrasi:
Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap awal
keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini
perlu memperhatikan hal penting berikut:
Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk unsur-unsur yang
berkait dalam isi tema tersebut;
Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator-indikator pada
masing-masing mata pelajaran;
Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberatian yang tinggi bagi siswa;
Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup.
Kejelasan
Kejelsan ini biasanya menyangkut hal-hal berikut: Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam
berbicara, Susunan kalimat yang digunakan, dan Penggunaan istilah;
Pemberian acuan. Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran akan
dijawab dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
pertanyaan tersebut;
Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa pada
inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari;
Pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan untuk penguasaan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran terpadu;
Pemberian waktu berpikir, setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan waktu
kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk
pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks.
Pemberian tuntunan.
Kegiatan Belajar 3
Keterampilan Memberi penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Penguatan pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku
atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan berulangnya
kembali atau meningkatnya perilaku tersebut.
2. Manfaat
Secara spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru dengan menguasai keterampilan memberi
penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema
yang disajikan dalam pembelajaran;
Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema;
Mengontrol dan memodofikasi tingkah laku siswa;
Menumbuhkan rasa percaya diri siswa;
Memelihara iklim kelas yang kondusif
Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema pembelajaran
yang dibahas dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut;
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang
sesuatu yang baru dalam suatu tema yang dipelaarinya;
Memupuk perlaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran
dengan lebih hidup dan bervariasi ;
Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton;
Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman
pembelajaran yang menarik dan terarah;
Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya yang beraneka ragam.
Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal dan non-verbal.
Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-kata
atau kalimat, sebaliknya penguatan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat,
sebaliknya non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat.
1. Penguatan verbal
Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang dilakukan paling
sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran tepadu. Dikatakan sederhana karena hanya
menggunakan kata-kata atau kalimat saja. Namun demikian jenis penguatan ini tidak bisa
dianggap mudah, sebab jika salah dalam penerapannya akan mengakibatkan efek yang kurang
menguntungkan. Misalnya, guru menyampaikannya pada situasi yang tidak tepat atau keliru
dalam memilih kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal ini bisa berupa kata-kata atau
kalimat pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku dan
penampilan siswa.
Penguatan Non Verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan
cara-cara seperti : raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan, gerak mendekati
siswa, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol atau tanda dan penguatan dengan benda-
barang.
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif dan dapat memperlancar
pencapaian kompetensi dasar oleh siswa maka dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru
hendaknya memperhatikan enam prinsip sebagai berikut :
Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru yang dapat
ditunjukkan raut muka berseri dan senyuman;
Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya;
Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respon negatif seperti kata-kata
kasar, cercaan,, hukuman, hinaan atau ejekan;
Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas;
Penguatan harus diberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan;
Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tidak sebaliknya monoton dan membosankan.
Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh
seorang guru berkisar pada butir-butir berikut :
Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanakan
pembelajaran terpadu terdiri atas.
1. Pola interaksi satu arah. Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi
tema tersebut dianggap cukup sulit, sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara
lebih terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhawatirkan akan terjadi
kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam materi tema yang dibahas.
2. Pola interaksi dua arah. Pola ini merupakan pengembangkan dari pola pertama yang
divariasikan dengan metode tanya jawab.
3. Pola interaksi banyak arah. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi disbanding
kedua pola di atas, dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga
interaksi antarsiswa dengan siswa-siswa.
Secara singkat diuraikan keterangan dari masing-masing jenis dan karakteristik media
pembelajaran tersebut.
1. Media Visual
Media visual yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang
dapat diproyeksikann dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media visual yang
diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi di mana
gambar atau tulisan akan nampak pada layar. Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi
diam misalnya gambar diam dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak.
Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau
seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat. Tempat atau objek
lainnya yang ada kaitannyadengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ada sifatnya
tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam paling berhubungan satu
dengan lainnya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gamar diam ini,
diantaranta:
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret;
Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya;
Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain;
Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya;
Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan sesama tema. Gambar diam juga
merupakan media dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.
2. Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya didengar)
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi
tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program audio.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan menggunakan
media audio di sekolah dasar yaitu : Media ini hanya akan mampu melayani secara baik
siswa yang sudah memiliki kemmapuan dalam berfikir abstrak;
Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya;
Karena sifatnya yang auditif.
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media
pandang-dengar. Contoh dari media visual ini di antaranya program televisi / video pendidikan /
intruksional, program slide suara dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran