Semester II
Reg. 2021. 1
Oleh
Intan Khairunnisa
857572861
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR SLAWI
2021.1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Upaya Pengembangan Dan Inovasi Pendidikan Di SD Melalui Proses Belajar
Anak Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Holistik Kontruktifisme ini tepat
pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Agung Pramono S.Pd, M.Pd pada mata kuliah Pendidikan Anak Di SD.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang proses
pembelajaran di SD bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………..iii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………5
B. BATASAN MASALAH……………………………,6
C. RUMUSAN MASALAH……………………………6
D. TUJUAN…………………………………………….6
BAB. II PEMBAHASAN
3
BAB. III KESIMPULAN…………………………………………………….23
A. KESIMPULAN…………………………………………………...23
B. SARAN…………………………………………………………...26
BAB. IV PENUTUP…………………………………………………………28
4
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
5
3. Pengembangan Dan Inovasi Pendidikan Di Sekolah Dasar
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
fungsional atau berguna untuk anak yang bersangkutan baik untuk memecahkan
masalah pelajaran, maupun untuk memecahkan masalah sehari-hari dan untuk
melanjutkkan sekolah ke tingkat selanjutnya.
2. Prinsip-prinsip Belajar
8
kegiatan Bersama didalam maupun diluar kelas atau sekolah, mendirikan pusat-
pusat belajar kebudayaan , Bahasa, matematika, keterampilan dan
mengujicobakan dan mempraktikan sesuatu, menciptakan berbagai alat bantu
belajarsangat disarankan. Keempat, belajar sebagai proses terpadu tidak hanya
dapat dilakukan secara individual dan kompetitif melainkan juga dapat dilakukan
secara kooperatif. Sebagai guru SD sepatutnya dari sekarang mulai berkreasi, dan
berinovasi menunjukan kelebihan dari daerahnya masing-masing dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika. Kelima, pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus
mendorong anak untuk belajar secara terus-menerus. Anak dapat menempatakan
diirnya sebagai individu yang tidak pernah puas berkreasi dan bereksplorasi, dia
akan terus menerus mencari kebenaran ilmiah. Keenam, pembelajaran disekolah
harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk maju berkelanjutan sesuai
dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar masing-masing. Siswa
sebaiknya diberikan kesempatan dan tanggung jawab untuk mencapai mastery
level sesuai dengan kecepatan belajar dan potensi obyektifnya masing-masing.
Ketujuh, belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik
dan sekaligus dukungan system kebijakan yang kondusif. Kedelapan, belajar
sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi dilakukan
secara terpadu. Kesembilan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan
hubungan yang baik antara sekolah dengan keluarga. Untuk itu, peran orang tua
tidak hanya sebatas pemenuhan biaya Pendidikan, melainkan juga harus berperan
sebagai partner sekolah dalam membantu Pendidikan disekolah.
9
budaya. Faktor proses menggambarkan bagaiman ketiga jenis input tersebut saling
berinteraksi satu sama lain terhadap aktivitas belajar anak. Faktor output adalah
perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak setelah anak
melakukan aktivitas belajar. Rochman Natawidjaja (1984) mengemukakan lima
unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa disekolah, yaitu unsur tujuan,
pribadi, siswa, bahan, pelajaran, perlakuan guru, dan fasilitas. Interaksi
pembelajaran itu sendiri akan berdampak pada Tindakan nyata dalam pengajaran
(instructor), kepemimpinan (leadership) dan penilaian (evaluation).
10
sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, (6) menunjukkan tingkah laku
berkelainan, (7) menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
11
secara penuh untuk membantu perkembangan individual anak seutuhnya. Kedua,
pembelajaran sebagi aktivitas membelajarkan anak untuk pemerolehan
pengalaman menempatkan anak sebagai pusat segala-galanya. Ketiga,
pembelajaran dalam hal ini lebih menuntut kepada terciptanya suatu aktivitas
yang memungkinkan keterlibatan anak secara aktif dan intesif. Keempat,
pembelajaran menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana
kebersamaan didalam penyelesaian persoalan yang dihadapinya. Kelima,
pembelajaran sebagi proses terpadu harus mendorong dan mefasilitasi setiap anak
untuk terus-menerus belajar. Keenam, pembelajaran sebagai proses terpadu dapat
berfungsi dan berperan secara efektif apabila dapat diciptakan lingkungan belajar,
tidak hanya menyangkut sarana fisik, melainkan juga suasana belajar yang
kondusif bagi pengembangan semua aspek individu. Ketujuh, pembelajaran
sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus
secara terpisah, melainkan selaksanakan secara terpadu. Kedelapan, pembelajran
sebagi proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan
keluarga.
12
(3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang
lain.
13
digunakan hendaknya bahan-bahan yang konkret dan kalau mungkin ini bahkan
yang sebenarnya. Keenam, dalam menilai hasil belajar anak, para guru tidak
hanya menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis tetapi harus pula
mencakup semua dominan perilaku anak yang relevan dengan melibatkan
sejumlah alat penilaian. Ketujuh, ide diatas akhirnya mengimplikasikan perlunya
para guru menyampaikan peran utama sebagai guru dalam proses pembelajaran
anak, dan bukannya sebagai transmitor pengetahuan kepada anak.
14
kecerdasan yang lebih komprehensif, yaitu pertama, kecerdasan Bahasa adalah
kapasitas mengggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan.
Kedua, kecerdasan matematika-logika adalah kapasitas menggunakan angka
secara efektif. Ketiga, kecerdasan pemahaman ruang adalah kemampuan
mengamati ruang dan visual secara akurat serta melakukan transformasi terhadap
presepsi. Keempat, kecerdasan kinestik adalah kemampuan mengggunakan
anggota tubuh mengekspresikan ide dan perasaan dan menggunakan tangan untuk
mentransformasikan sesuatu. Kelima, kecerdasan musical adalah kapasitas untuk
merasakan, membedakan, mentransformasikan, dan mengekspresikan satu bentuk
music. Keenam, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan membedakan
suasana hati, motivasi, dan perasaan orang lain. Ketujuh, kecerdasan intrapersonal
adalah pengetahuan tentang diri dan bertindak secara adaptif atas dasar
pengetahuan.
15
Pendekatan multiple intelligence (kecerdasan jamak) pada dasarnya
menekankan hal terbaik yang dapat dilakukan guru dikelas selain menggunakan
buku teks dan papan tulis guna membangkitkan pikiran anak. Contohnya adalah
melukis gambar dipapan tulis atau memutar video untuk mengilustrasikan
gagasan, guru berinteraksi dengan anak secara berbeda, mendorong anak
melakukan refleksi, dan mengaitkan materi dengan pengalaman dan perasaan
anak.
16
Aplikasi untuk pendekatan multiple intelligence untuk menarik perhatia
anak gunakan : (a) startegi bahasa, (b) strategi musical, (c) startegi kinestik, (d)
strategi pemahaman ruang, (e) startegi matematika, (f) startegi interpersonal, (g)
strategi intrapersonal.
Rumpun sekolah dasar luar biasa beragam anak dengan kondisi khusus ini
dapat ditampung meliputi Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Luar Biasa, dan
Sekolah Dasar Terpadu. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang siswanya terdiri
atas anak-anak penyandang cacat (anak luar biasa) dengan berbagai macam
ketunanetraan. Sekolah Luar Biasa (SLB) lembaga Pendidikan yang dipersiapkan
17
unk menangani dan memberikan pelayanan Pendidikan kepada penyandang
kelainan (anak luar biasa), meliputi kelainan fisik, mental, emosi/social. SLB
dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu SLB Pembina dan Sekolah Luar Basa
buka Pembina. Sekolah Dasar Terpadu ialah sekolah yang diproyeksikan untuk
dapat menampung semua anak Sekolah Dasar (SD), termasuk didalamnya anak
berkelainan dana anak berbakat.
18
dsb, (f) menampilkan kesederhanaan dan kewajaran hidup, (g) mengembangkan
pribadi yang mandiri dan anggota social yang saling menolong, (h) sifat
responsive terhadap perkembangan dan pemantapan kehidupan masyarakat.
19
Learning (QL) bidang manajemen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). KTSP
merupakan suatu inovasi Pendidikan yang secara bertahap akan diberlakukan
ditingkat nasional, mulai dari SMA/MA, SMP/MTs, SD/MI. Misi KTSP adalah
memberi kewenangan kepada setiap satuan Pendidikan (unit sekolah) untuk
mengembangkan kurikulum dan silabus sendiri atas dasar pertimbangan potensi
siswa dan karakteristik SDM, sekolah dan daerah tempat sekolah itu berada.
KTSP dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk oleh kepala sekolah meliputi
guru-guru, wakil (sumber) dari masyarakat yang memiliki kompetensi atau
keahlian tertentu. KTSP juga diberi kewenangan untuk mengembangkan mata
pelajaran muatan local (mulok), suatu maple yang berbasis potensi khas daerah
dengan maksud mengembangkan potensi khas yang dimiliki oleh daerahnya.
Implikasinya sebagai guru SD harus mampu memahami potensi dan karakteristik
daerahnya dan harus mampu mengembangkan kurikulum untuk sekolahnya
sendiri.
20
yang bersangkutan sesuai dengan aspirasi pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholder).
21
dengan memperhatikan berbagai aspek atau komponen yang diarahkan pada
kesuksessan inovasi Pendidikan Sekolah Dasar itu. Hubungan artinya dalam
perencanaan inovasi ini dipandang perlu senantiasa memperhatikan hubungna
baik antaranggota system maupun hubungan dengan luar system.
Penerapan inovasi pada sekolah dasar yaitu : (1) buatlah rumusan yang
jelas tentang inovasi yang akan diterapkan, (2) gunakan metode atau cara yang
memberi kesmpatan, 93) kembangkan berbagai maceam alternatif, (4) gunakan
data atau informasiyang sudah ada, (5) gunakan tambahan data untuk
mempermudah fasilitas, (6) gunakan penglaman di SD atau lembaga yang lain, (7)
berbuatlah secara positif, (8) menerima tanggung jawab pribadi, (9)adanyan
pengorganisasiian kegiatan.
22
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
23
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak di sekolah
yaitu ada factor input, proses, dan output. Pada factor input mencakup : (a) raw
input (masukan dasar) yang ,enggambarkan kondisi individual anak dengan segala
karakteristikfisik dan psikis yang dimilikinya, (b) instrumental input (masuka
instrumental) yang mencakup guru, kurikulum, materi, metode, sarana, dan
fasilitas, (c) environmental input ( masukan lingkungan) yang mencakup
lingkungan fisik, geografis, social, dan lingkungan budaya. Faktor proses
pembelajaran menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut berinteraksi
dan saling memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar anak. Faktor output
adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak setelah anak
belajar.
24
Anaklah yang menginterprestasikan serta mengkonstruksi pemindahan
pengetahuan tersebut berdasarkan pengealaman yang mereka miliki masing-
masing. Beberapa hala yang perlu dilakukan dalam pendekatan kontruktivisme.
Pertama, orientasi mengajar tidak hanya untuk pencapaian prestasi akademik.
Kedau, topik-topik yang dipelajari dapat berdasarkan pengalaman anak yang
relevan. Ketiga, metode mengajar harus berorientasi pada anak dengan sifat yang
menyenangkan. Keempat, kesempatan anak untuk bermaik dan bekerja sama
dengan orang lain mendapat peioritas. Kelima, bahan pemebelajarannya dapat
diambil dari bahan yang konkret. Keenam, penilaian tidak hanya terbatas pada
aspek kognitif semata. Ketujuh, keenam hal terdahulu membawa implikasi bagi
guru yang harus menampilkan diri sebagai guru dalam proses pembelajaran, dan
bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan kepada anak.
25
sekolah dasar konvensional meliputi sekolah dasra biasa, sekolah dasar kevil,
sekolah dasar pamong: (2) rumpun sekolah dasar luar biasa meliputi sekolah dasar
luar biasa, sekolah luar biasa, dan sekolah dasar terpadu: (3) rumpun Pendidikan
luar sekolah meliputi kejar paket A dan kursus persamaan sekolah dasar; dan (4)
rumpun sekolah keagamaan meliputi madrasah ibtidayah, dan pondok pesantren.
B. Saran
26
perlunya dukungan dari orang tua untuk tetap memberikan pengarahan tentang
perlunya materi ini.
27
BAB IV
PENUTUP
Saya sadar bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak serta bimbingan yang lebih
membangun lagi untuk saya. Saya juga mohon maaf apabila ada kesalahan kata-
kata dan pengetikan karena saya masih dalam tahap pembelajaran.
28
DAFTAR PUSTAKA
29