PENDIDIKAN ANAK SD
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Adirah 11308505210002
Novania 11308505210083
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahNya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Kebutuhan Siswa SD dalam Memenuhi Perkembangannya” meskipun bentuknya sangat jauh
dari kesempurnaan, Tak lupa pula shalawat serta salam kami kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi
yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak “Dr.Gunta
Wirawan, S.Pd.,M.Pd.” selaku dosen yang membimbing mata kuliah Pendidikan Anak di SD,
yang dengan sabar memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam
menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk
memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing maupun pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan, terima kasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 20
B. Sarran ................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui kebutuhan
siswanya. Selain kebutuhannya perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan anak usia SD.
Pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik dan apa saja yang diperlukan selama masa
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan
di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian
perkembangan diri siswa, sekolah dan guru dapat menyediakan dan memenuhi berbagai
kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Dalam kebutuhan anak SD baik secara biologis maupun psikologis mencakup
berbagai hal, yaitu kebutuhan gizi yang sehat bagi anak SD serta permasalahannya yang
berkaitan dengan gizi, keterkaitan kesehatan dengan prestasi belajar, teori kebutuhan dan
cara penerapannya, kebutuhan penghargaan sebagai salah satu kebutuhan yang
diperlukan anak SD, memupuk self esteem atau harga diri juga aktualisasi diri pada anak
usia SD, motivasi berprestasi pada anak SD, dan pengaruh sekolah terhadap kepribadian
anak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di
bahas dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana gizi yang diperlukan anak SD serta apa saja permasalahannya?
2. Bagaimana kaitan kesehatan dan prestasi belajar?
3. Apa teori dari kebutuhan serta bagaimana penerapannya?
4. Bagaimana pengaruh sekolah terhadap kepribadian anak?
C. Tujuan
3
2
Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu
makalah bertjuan untuk:
1. Dapat mengetahui gizi yang diperlukan anak SD serta permasalahannya
2. Mengetahui keterkaitan kesehatan dan prestasi belajar
3. Dapat mengetahui teori dari kebutuhan dan cara penerapannya
4. Untuk mengetahui pengaruh dari seekolah terhadap kepribadian anak
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
anak tidak hanya berbeda dari teman-teman berlainan jenis tetapi juga sesama
jenis.
Anak laki-laki akan merasa malu jika adik perempuannya lebih tinggi, ada
ketakutan sendiri, dimana ia merasa tidak akan berkembang. Di lain pihak,
bukanlah merupakan hal yang menyenangkan jika menjadi anak laki-laki atau
perempuan yang tertinggi di kelasnya.
Secara alamiah kadang kala perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada
anak usia SD, baik laki-laki maupun perempuan dapat teratasi. Hal ini
dikarenakan perbedaan individual yang terjadi di antara mereka, yang banyak
dipengaruhi faktor genetik (bawaan) dan lingkungan.
1. Perkembangan Motorik
Sebagaimana perkembangan jaringan otot anak usia SD maka
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya, perkembangan motorik anak usia
SD menjadi lebih lentur dan lebih terkoordinasi.
Dalam keterampilan motorik kasar umumnya anak laki-laki lebih
terampil daripada perempuan. Itulah sebabnya perubahan dalam keterampilan
motorik, koordinasi gerak motorik dan kekuatan fisik acap kali merupakan hal
yang diminati oleh anak laki-laki (sebagaimana terjadi pada pelajaran
olahraga, seperti atletik,bermain sepak bola atau melompat). Meskipun anak
perempuan umumnya lebih tinggi dan berat daripada anak laki-laki, namun
dalam kekuatan fisiknya anak laki-laki lebih unggul daripada perempuan.
Perbedaan fisik ini tidak menunjukkan perbedaan minat, akan lebih masuk
akal jika dikatakan bahwa perbedaan fisik menghasilkan aktivitas yang
berbeda pada mereka.
Menurut Cratty (dalam Lefrancois,1986) anak perempuan kadangkala
lebih unggul dakam tugas-tugas motorik yang bersifat ritmis, seperti dalam
menari atau skipping (di pelajaran olahraga).
Mengingat usianya dan perkembangan fisik maupun motoriknya, dan
untuk kesempurnaan atau kematangan perkembangan fisiknya maka
disarankan agar anak SD lebih aktif. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Santrock (1992) bahwa sebetulnya mereka akan menjadi mudah lelah
5
Oleh karena itu, baik orang tua maupun anak harus memperbaiki
pola makan, banyak berolah raga setiap hari atau beberapa kali dalam
seminggu, dan saling mendukung jika salah satu dari anggota keluarga
telah mengalami kemajuan.
e. Penyakit
Pada anak-anak yang bergizi cukup maka penyakit yang di
deritanya tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan fisiknya. Namun,
anak kurang makan maka penyakit yang diderita mereka dapat merupakan
masalah yang serius. Contohnya berikut ini:
1) Penyakit infeksi dan malnutrisi
Malnutrisi dapat memudahkan seseorang terserang
penyakit, yang tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan
fisik. Penyakit akan mengurangi nafsu makan pada manusia karena
keterbatasan tubuh mencerna makanan. Penyakit-penyakit, seperti
muntaber, atau diare yang umum terjadi di negara kita, banyak
terjadi pada anak-anak karena air yang kurang bersih atau makanan
yang terkontaminasi atau tercemar.
2) Imunisasi
Dengan adanya program imunisasi di sekolah maupun di
Puskesmas, dapat mengurangi timbulnya penyakit di kalangan
anak-anak. Untuk pencegahan secara dini, begitu ibu melahirkan
maka dokter anak akan memberikan jadwal pemberian imunisasi
pada bayi. Begitu anak memasuki usia sekolah, program imunisasi
banyak dilakukan di lingkungan sekolah.
3) Kehidupan emosional
Rangsangan perhatian dan kasih saying merupakan hal
yang utama bagi anak karena dapat menunjang pertumbuhan
fisiknya. Ada 2 gangguan yang serius dalam pertumbuhan jika
anak kekurangan kasih saying dan perhatian, yaitu sebagai berikut
ini.
a) Kegagalan nonorganik untuk berkembang
10
aman untuk anak, tetapi juga bagi petugas dan staf di sekolah. Namun demikian,
yang perlu diingat dari teori Maslow ini bahwa hierarki model Maslow tidak
selalu menunjukkan bahwa orang yang tadinya sudah mapan dan bias memenuhi
kebutuhan dasarnya tidak akan memerlukan kebutuhan dasar lagi. Contoh yang
paling melekat dalam diri kita adalah apa yang dialami oleh saudara-saudara kita,
para pengungsi dari peristiwa Sampit, yang tadinya hidup mapan, terlindung rasa
aman, dan dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya justru pada saat ini sangat
memerlukan kebutuhan fisiologis dasar dan rasa aman.
b. Motivasi insentif
Motivasi merupakan suatu kecenderungan di dalam diri seseorang untuk
bertindak mencapai suatu tujuan konkret guna memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya. Hull (dalam Pintrich dan Sehunk. 1996) menyebutkan bahwa
kebutuhan terjadi jika potensi kelangsungan hidup seseorang terancam.
Kebutuhan menghasilkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Lebih
jauh lagi, teori Hull menyebutkan bahwa faktor penguat (reinforcement) dapat
memperkuat kebiasaan dan potensi reaksi yang efektif, dan besarnya penguat
merupakan sesuatu yang penting dalam belajar.
Pendapat Hull disempurnakan oleh Spence (dalam Pintrich dan Schunk,
1996) yang menyimpulkan bahwa penguat/hadiah tidak mempengaruhi lebih
baiknya atau kekuatan dari belajar, tetapi lebih pada kinerja dan reaksi. Motivasi
insentif lebih merupakan kinerja daripada variabel belajar.
1. Memupuk harga diri dan aktualisasi diri pada anak SD
Harga diri dan aktualisasi diri merupakan dua dari lima kebutuhan
yang diterangkan oleh Maslow. Harga diri menunjukkan pada evaluasi dan
dimensi efektif dari konsep diri. Evaluasi diri ini selalu merangsang reaksi
emosi. Tentu saja tidak semua evaluasi diri bernilai positif.
Struktur dari harga diri sangat tergantung dari informasi yang
penting bagi anak dan kemampuan untuk memproses informasi tersebut
(dalam Berk, 2000). Di usia 6 atau 7 tahun, anak akan membentuk paling
tidak 3 buah harga diri (yaitu harga diri akademik, harga diri fisik dan
harga diri sosial) berdasarkan pengalamannya yang berbeda-beda. Marsh
15
dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman dari luar diri (eksternal). Timbul
pertanyaan mengenai perlu atau tidaknya memberikan penghargaan/hadiah untuk
memotivasi anak melakukan sesuatu. Jika anak tidak melakukan sesuatu
pekerjaan sesuai dengan kemampuannya, bosan atau memiliki sikap yang negatif,
mungkin diperlukan hadiah/penghargaan untuk memperbaiki motivasinya.
Anak dengan minat yang tinggi pada sesuatu hal akan tekun
menghadapinya tanpa mengharapkan adanya hadiah/penghargaan. Dengan
demikian, motivasi juga ada kaitannya dengan minat seseorang. Pintrich dan
Schunk (1996) bahwa motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif
dalam kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Lepper dan Hodell
(dalam Pintrich & Schunk, 1996) mengemukakan 4 sumber dari motivasi
intrinsik, yaitu tantangan, rasa ingin tahu, kontrol dan fantasi, yang perlu
ditingkatkan agar motivasi intrinsik dalam diri seseorang meningkat.
1. Tantangan
Keberhasilan dalam mencapai tujuan/sesuatu yang menantang
dapat membuat siswa menjadi lebih kompeten sehingga meningkatkan self
efficancy-nya (kesadaran dalam diri seseorang akan kompetensinya).
Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menentukan tujuan-tujuan baru
yang menantang, yang melibatkan motivasi intrinsiknya.
2. Rasa Ingin Tahu
Dapat dibangkitkan melalui kegiatan yang memberikan informasi
atau ide-ide pada siswa yang berbeda dengan apa yang telah diketahui atau
dipercaya siswa selama ini. Keadaan ini akan menimbulkan suatu
ketidakcocokan atau keganjilan sehingga membuat siswa perlu mencari
informasi yang tepat untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.
3. Kontrol
Kegiatan yang memberikan siswa untuk mengontrol hasil
prestasinya dapat meningkatkan motivasi intrinsiknya. Anak tidak akan
termotivasi untuk mengikuti suatu kegiatan jika ia percaya bahwa
usahanya tidak sesuai dengan hasil yang dicapai.
4. Fantasi atau Daya Khayal
18
perencanaan adalah dalam memutuskan jenis kegiatan yang perlu di rancang agar
siswa dapat bekerja baik secara individual maupun berkelompok.
Ada berbagai macam tipe/kelompok, seperti kelompok yang senang
bersaing, yang kooperatif (dapat bekerja sama) atau yang individualistik. Bentuk
kelompok yang individualistik menunjukkan bahwa penghargaan merupakan
dasar untuk perbaikan dirinya. Sedangkan kelompok yang kooperatif
memungkinkan siswa untuk saling berbagi penghargaan yang diterima
berdasarkan hasil kerja yang diberikan oleh kelompok.
Printrich dan Schunk (1996) menunjukkan bahwa jika guru yang mengajar
secara terstruktur, akan mengikuti prinsip-prinsip, seperti diawali dengan
memberikan rangkuman secara singkat terhadap materi yang berkatian dengan
pokok bahasan, menyajikan materi secara bertahap dll. Interaksi guru dan siswa
merupakan hal yang paling berpengaruh dalam motivasi. Sudah tidak diragukan
lagi bahwa penghargaan dapat meningkatkan motivasi dan sekaligus dapat
memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa. Suasana kelas juga dapat
mempengaruhi motivasi siswanya.
Kegiatan guru juga berkaitan dengan manajemen kelas, khususnya dalam
mencegah dan meminimalkan masalah, juga mempengaruhi motivasi siswa.
Manajemen kelas yang baik tergantung dari usaha proaktif guru dalam mencegah
masalah-masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan, bagaimana reaksi guru
terhadap tingkah laku yang salah dari siswa, dan teknik yang digunakan guru
untuk mengatasinya. Kelas yang produktif adalah kelas yang penuhharapan dan
aturan yang dikembangkan mulai dari tahun ajaran baru dan dijalankan secara
konsisten.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat tergantung dari faktor bawaan dan
lingkungan. Oleh karena dipengaruhi oleh faktor bawaan maka perkembangan fisik
dapat dikatakan sebagai proses Kanalisasi, yaitu kecenderungan faktor bawaan untuk
membatasi perkembangan dari karakteristik yang ada hal ini terjadi karena adanya faktor
lingkungan. Dalam masa pertumbuhannya anak memerlukan konsumsi makanan yang
seimbang. Kekurangan zat-zat terentu yang bermanfaat pada kebutuhan anak, akan
membuat anak kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat berakibat tidak saja pada
perkembangan fisik dan kesehatan, tetapi juga kepribadian khususnya emosi dan
kecerdasan.
Dalam memupuk harga diri dan Aktualisasi diri anak perlu dipertimbangkan
keunggulan dan kelemahan serta kebutuhan anak. Pada saat anak memasuki usia SD,
anak membentuk tiga buah kebutuhan dasar yang bentuknya tergantung dari
pengalamannya berbeda beda, dukungan sosial yang banyak berkaitan dengan
kebudayaan dan pola pengasuhan. Pada dasarnya ada dua macam motivasi yang dapat
menentukan keberhasilan seseorang yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
B. Saran
Saat anak usia SD seharusnya pendidik telah mengajarkan pentingnya makanan 4
sehat 5 sempurna. Gizi yang seimbang mempengaruhi pertumbuhannya terutama
perkembangan otak. Jika anak kekurangan gizi maka dapat menghambat kemampuan
intelektualnya.
Peran orang tua dan pendidik sangat besar dalam perkembangan diri anak dalam
segi apapun. Oleh karena itu, perlu kesadaran orang tua dan guru mengenai hal ini.
Namun, usahakan dalam pemberian dukungan dan bimbingan orang tua maupun guru
tidak menetapkan standar yang terlalu tinggi sehingga sulit dicapai anak. Orang tua dan
guru perlu menyadari keunggulan dan kelemahan anak, serta kebutuhan anak.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Berk, L. E (2000). Child Development. Massachusetts: Allyn & Bacon. 5th Ed.
Hurlock, E. B. (1978). Child Growth and Development. New Delhi: Tata McGraw Hill Pub.
Company.
Lefrancois, G. R (1986). Of Children. California. Wardsworth Publishing Company Inc. 5th Ed.
Pintrich, G. R & Schunk, D.H. (1996). Motivation in Education. Theory, research dan
Application. Englewood Cliffs: Prentice-Hall Inc.
Tanudwidjaja, Ichsan. (1986). Gizi dan Intelegensia. Dalam Intelegensia, Bakat, dan Tes IQ
(Saparinah S, Editor). Jakarta: Gaya Favorit Press.
Vasta, R; Haith, M.M & Miller, S. A. (1992). Child Psychology. The Modern Science. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Yulia; Hidayat, T & LiwAndaw, H. (1999). Kesehatan Keluarga. Jakarta: Medi Media,
Mediprom.