Anda di halaman 1dari 17

MAK ALAH

Konsep Dasar IPS

“Interaksi antara Manusia dengan Lingkungan Industri Pertanian dan Perkebunan”

Dosen Pengampu: Dr. Wasis Suprapto, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Adirah 11308505210002

Novania 11308505210083

Rizkia Nurrahmaniati 11308505210110

Sania Gebril 11308505210116

Saskia Wahyuni 11308505210119

Sepsepania Rosmalita 11308505210185

Susilawati 11308505210128

Tiara 11308505210134

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SINGKAWANG

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahNya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Interaksi antara Manusia dengan Lingkungan Industri Pertanian dan Perkebunan” meskipun
bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, Tak lupa pula shalawat serta salam kami kirimkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi
yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.

Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak “Dr. Wasis Suprapto,
S.Pd.,M.Pd.” selaku dosen yang membimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS, yang dengan sabar
memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk
memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing maupun pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan, terima kasih.

Singkawang, 03 April 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Pertanian dan perkebunan...................................................................................3


a) Pertanian................................................................................................................3
b) Perkebunan............................................................................................................3
2. Hubungan Manusia dan Lingkungan................................................................................5
3. Interaksi industri pertanian dan perkebunan yang layak bagi manusia.............................6
a) Interaksi Manusia dengan Industri Pertanian........................................................6
b) Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam.......................................................7
c) Penyuluhan Pertanian............................................................................................7
d) Dampak Interaksi Manusia dengan Pertanian.......................................................9
e) Strategi Pengelolaan Lahan Perkebunan...............................................................9
f) Manfaat Perkebunan terhadap Ekonomi Perdesaan..............................................10
g) Dampak Industri Perkebunan................................................................................11
h) Perbedaan Pertanian dan Perkebunan...................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia secara alami dan naluri tak dapat bebas atau sangat bergantung pada
lingkungan sekeliling nya. Kebutuhan utama, berupa makanan semula diperoleh dari
pengambil buah atau biji yang terdapat di pohon di hutan, mengambil ikan yang tersedia
di sungai, tasik, atau laut. Demikian pula kebutuhan untuk perlengkapan Penahan panas
dan dingin atau sebagai pakaian, diambil dari bahan bahan yang tersedia di ladang, hutan,
atau lingkungan lain. Peralihan Peradaban manusia dan kelompok nya yang selalu
berpindah pindah, kini menetap memunculkan kebutuhan baru berupa tempat tinggal.
Pada perkembangan selanjutnya bentuk tempat tinggal berubah dari sekedar tenda
beratapkan kulit kayu, kemudian kulit binatang, menjadi rancangan tempat tinggal
Berteraskan penyangga tiang dan terdiri atas beberapa ruang sesuai dengan keperluan
nya. Sejak awal, bahan bahan yang diperoleh manusia dari alam disekelilingnya
digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang dikenal sebagai sumber daya
alam.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan dan isinya, baik berupa makhluk hidup
maupun bukan makhluk hidup. Saling hubungan antara masyarakat makhluk hidup dan
lingkungannya yang hidup dikenal sebagai ekosistem (Nasoetion, 2000). Dalam
ekosistem semua zat, materi, dan makhluk saling menghidupi dalam perputaran atau daur
yang tidak berakhir selagi mata rantai komponen tetap utuh. Semakin beranekaragam isi
ekosistem semakin banyak jaringan hubungan antar komponen ekosistem dan semakin
stabil fungsi ekosistemnya.
Sumber daya alam seperti hutan, perairan, perkebunan, pertambangan, dan tanah
adalah rahmat Tuhan Semesta Alam yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, bukan saja
untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu,
sumber daya alam tersebut harus dikelola dengan baik dan tepat agar manfaat dan
hasilnya dapat diperoleh secara maksimal.alamnya di eksploitasi dalam kondisi lestari.

1
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di bahas
dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Apa definisi pertanian dan perkebunan?
2. Apa yang dimaksud dengan hubungan manusia dan lingkungan?
3. Bagaimana terjadinya industri pertanian dan perkebunan yang layak bagi
manusia?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu makalah,
salah satunya ialah untuk memenuhi tugas bimbingan dan konseling dan juga bertjuan
untuk:
1. Mengetahui definisi pertanian dan perkebunan
2. Mengetahui hubungan manusia dan lingkungan
3. Mengetahui terjadinya industri pertanian dan perkebunan yang layak bagi
manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi pertanian dan perkebunan


a. Pertanian
Pertanian dalam arti umum merupakan kegiatan menyadap energi surya
agar menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Berdasarkan fungsi dan
peran nya dalam kegiatan pertanian tanah, air, dan sumber daya hayati, seperti
tanaman, hewan, berbagai jenis mikroba dapat disebut sebagai sumber daya
pertanian. Sumber daya alam tersebut merupakan aset dan modal pembangunan
ekonomi Indonesia yang sangat penting.
Pembangunan di bidang pertanian adalah suatu hal yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi, karena sebagian besar rakyat indonesia mengkonsumsi beras
dan bekerja di sektor pertanian. Sedangkan peranan penting dari sektor pertanian
itu sendiri adalah dalam membentuk penyediaan kesempatan kerja dan
berkontribusi terhadap pembentukan produk domestik bruto dan ekspor.
Menurut Mosher pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas yang
didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan
merangsang pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan
produksi merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatan sangat penting
artinya.
Menurut Van Aarsten pertanian adalah digunakan kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan
yang telah diberikan oleh alam guna mengembangkan tumbuhan dan hewan
tersebut.

b. Perkebunan
Perkebunan menurut Syechalad (2009:5) merupakan usaha pertanian yang
menjadi suatu kegiatan ekonomi dengan mengusahakan tanaman peladangan yang

3
banyak dikelola secara individu. Sedangkan perkebunan menurut Firdaus
(2012:4) adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan
memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen.
Perkebunan merupakan suatu andalan komoditas unggulan dalam
menopang pembangunan perekonomian Nasional Indonesia, baik dari sudut
pandang pemasukan devisa Negara maupun dari sudut pandang peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dengan cara membuka lapangan
pekerjaan yang sangat terbuka luas. Dalam dictum menimbang UU Nomor 18
Tahun 2004 Tentang Perkebunan dinyatakan bahwa, untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan, maka perkebunan perlu
dijamin keberlanjutan serta ditingkatkan fungsi dan peranannya dan perkebunan
sebagai salah satu bentuk pengelolaan sumber daya alam perlu dilakukan secara
terencana, terbuka, terpadu, professional, dan bertanggung jawab.
Komoditas perkebunan yang sangat mengalami perkembangan pesat,
yakni perkebunan kelapa sawit, yang saat ini menggeser kedudukan perkebunan
karet. Pergantian minat membuka perkebunan karet ke perkebuunan sawit
dilatarbelakangi suatu pertimbangan dari sektor perekonomian. Pengelolaan
perkebunan karet, hasil panennya membutuhkan waktu yang sangat panjang,
sementara perkebunan kelapa sawit membutuhkan waktu yang pendek.
Tujuan yang paling penting diadakannya peraturan perkebunan diatur
dalam pasal 3 UU Nomor 18 Tahun 2004 dinyatakan bahwa, perkebunan
diselenggarakan dengan tujuan: (a) meningkatkan pendapatan masyarakat; (b)
meningkatkan penerimaan Negara; (c) meningkatkan penerimaan devisa Negara;
(d) menyediakan lapangan kerja; (e) meningkatkan produktivitas, nilai tambah,
dan daya saing; (f) memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam
negeri; (g) mengoptimalkan pengolahan sumber daya alam secara berkelanjutan.

4
2. Hubungan manusia dan lingkungan.
Hubungan manusia dengan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling berkaitan dan bersifat fungsional. Alam
sebagai satu kesatuan sistem yang utuh merupakan kolektivitas dari serangkaian
subsistem yang saling berhubungan, bergantung dan fungsional satu sama lain. Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang berbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, dalam hal ini sungai dan bantarannya. Ekosistem terbentuk
oleh komponen hidup dan tak hidup, yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur.
Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya. Udara untuk pernafasan,
air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan
untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi
pertanian. Manusia adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Ia tak dapat dipisahkan
dari padanya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka.
Aspek ekonomi,sosial budaya,dan lingkungan hidup merupakan keterkaitan dan
tidak boleh dipisahkan (dipertentangkan) satu sama lain. Dalam agenda utama
pembangunan berkelanjutan, dengan menggeser titik berat pembangunan ekonomi juga
mencakup pembangunan sosial budaya dan lingkungan hidup. Pengertian lainnya adalah
sebuah integrasi pembangunan sosial budaya dan pembangunan lingkungan hidup ke
dalam arus utama pembangunan nasional. Tujuannya adalah agar kedua aspek tersebut
mendapat perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi (Keraf,2002).
Hubungan manusia dan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi,
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan
untuk mengubah lingkungan. Karakteristik hubungan tersebut berbeda antara satu daerah
dengan daerah yang lainnya, atau satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada
daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat peradaban yang telah maju, manusia
cenderung dominan sehingga lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam
menjadi lingkungan binaan hasil karya manusia.
 Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, sebagian manusia
menjadikan teknologi segala-galanya. Teknologi bukan lagi menjadi alternatif tetapi telah

5
menjadi keyakinan yang dapat menjamin  hidup dan kehidupan manusia. Teknologi telah
membuat sebagian manusia tidak lagi percaya kepada Tuhan, padahal teknologi
merupakan ciptaan manusia dan bertuan  pada manusia, bukan sebaliknya.
Manusia membutuhkan lingkungan alam daripada alam yang membutuhkan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa kerusakan alam lingkungan terjadi
dikarenakan manusia telah berbuat salah terhadap alam. Dalam buku karangan A. Sonny
Keraf (2002) yang berjudul Etika Lingkungan mengingatkan bahwa masalah lingkungan
hidup adalah masalah moral manusia, atau persoalan perilakun manusia. Kerusakan
bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan adalah krisis moral manusia.
Masyarakat sebagai pengelola lingkungan mempunyai kewajiban untuk
mengelola lingkungannya dengan baik, seperti tertera dalam undang-undang No. 4 tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kebijakan lingkungan yang digariskan oleh pemerintah juga akan dijiwai oleh
kebudayaan lingkungan tersebut. Apabila kita berhasil membuat masyarakat
berkebudayaan ramah terhadap lingkungan akan berkembang dengan sendirinya. Budaya
cinta lingkungan haruslah dikembangkan sejak kecil, walaupun sulit, tetapi beberapa
hasil nyata akan dapat dicapai. Budaya memelihara pohon juga perlu dikembangkan.
Dan, budaya berjalan kaki dan naik sepeda harus perlu dikembangkan.

3. Interaksi industri pertanian dan perkebunan yang layak bagi manusia


Sumber daya alam pertanian dan perkebunan di Indonesia masih belum terlihat
penampakan kekuatan yang optimal dalam menunjang seluruh kebutuhan pangan di
negeri ini. Hal ini terlihat dengan masih besarnya nilai kuantitas impor bahan bahan
pangan dari negara lain. Padahal Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi
biodiversity kedua di dunia setelah Brazil .
a) Interaksi Sosial di Lahan Pertanian Padi
Interaksi sosial yang terdapat pada lahan pertanian padi terjadi antara
sesama petani dan antara pemilik lahan dengan para pekerja yang mengelola dan
menanam padi. Adapun bentuk interaksi sosialnya adalah kerja sama. Mengutip
buku Sosiologi 1 oleh Drs. Andreas Soeroso, M.S., kerja sama termasuk proses
interaksi sosial yang asosiatif. Proses interaksi sosial ini menghasilkan bentuk

6
kerja sama dari berbagai orang atau kelompok yang tergabung dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini, seluruh petani dan pekerja bekerja sama dengan saling
membantu satu sama lain untuk menghasilkan padi berkualitas sehingga
mendapatkan keuntungan yang sama rata. Di lahan pertanian padi mungkin juga
terjadi kompromi. Kompromi adalah bentuk akomodasi dalam upaya memperoleh
kesepakatan di antara kedua belah pihak yang berselisih. Misalnya, ada
perselisihan antara pemilik lahan dengan pekerja mengenai upah. Pemilik lahan
merasa upah yang diberikan telah cukup dan sesuai dengan hasil tani, sedangkan
para pekerja masih merasa kurang. Kedua belah pihak lalu berdiskusi agar hal
tersebut tidak menjadi masalah dan tidak berdampak buruk. Akhirnya, diambil
jalan tengah dengan menaikkan upah tetapi jam kerjanya juga sedikit ditambah.

b) Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam


Interaksi dengan lingkungan alam yang terdapat pada lahan pertanian padi
terjadi antara antara petani dengan lahan sawah yang digarapnya, mulai dari
proses persiapan media tanam hingga pemanenan. Pada proses persiapan, petani
harus memastikan tanah bebas dari gulma dan rumput liar. Kemudian, dilakukan
pembajakan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur agar
cocok untuk ditanam. Setelah itu, persemaian dilakukan setelah menentukan bibit
yang unggul. Proses selanjutnya adalah penanaman padi dan perawatan lahan
hingga pemanenan. Semua proses tersebut merupakan interaksi manusia dengan
lingkungan alam.

c) Penyuluhan Pertanian
Dalam interaksi pertanian terdapat 3 bidang dalam penyuluhan pertanian ,yakni
sebagai berikut:
1) Persepsi Petani terhadap Interaksi Sosial Penyuluh Pertanian dalam
Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Untuk membangun pertanian membutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Lebih dari itu tersedianya SDM yang

7
berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku
(aktor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun
pertanian, kita harus membangun SDM nya terlebih dahulu. SDM yang
perlu dibangun diantaranya adalah SDM pertanian (petani, nelayan,
pengusaha pertanian, dan pedagang pertanian) dengan tujuan agar
kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat,
kerena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha
pertanian dilahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses
belajar dan mengajar secara efektif dan efisien diantaranya melalui
penyuluhan pertanian.
2) Persepsi Petani Terhadap Interaksi Penyuluh dalam Bidang Alih
Teknologi
Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai alih teknik pertanian
termasuk kategori tinggi. Indikator peran penyuluh sebagai alih teknik
pertanian adalah menguasai teknik pertanian tanaman pangan, menguasai
teknologi pertanian, menguasai teknik pemupukan dan aplikasi pestisida
hingga menguasai teknik budidaya pertanian hortikultura. Kebanyakan
penyuluh menilai bahwa menguasai teknologi pertanian bukan menjadi
bagian dari peran penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan,
oleh karena itu indikator tersebut memiliki nilai sangat rendah. Lain
halnya dengan indikator peran penyuluh dalam menguasai teknik budidaya
pertanian dan teknik pemupukan dan aplikasi pestisida, penyuluh menilai
peran tersebut merupakan peran yang harus dimiliki.
3) Persepsi petani terhadap Interaksi Sosial Penyuluh Pertanian dalam Upaya
Peningkatan Usahatani
Kesejahteraan keluarga petani merupakan tujuan pembangunan
nasional, merupakan perjuangan setiap kelurga untuk mencapai
kesejahteraan anggota keluarganya. Secara sederhana keluarga petani di
katakan sejahtera manakala dapat memenuhi kebutuhan dasar anggota
keluarganya.Kesejahteraan keluarga petani merupakan output dari proses
pengelolaan sumberdaya keluarga dan penaggulangan masalah yang

8
dihadapi keluarga petani. Kesejahteraan keluarga berhubungan dengan
keberfungsian keluarga. Keluarga yang bisa menjalankan beragam fungsi
yang diembannya, terutama fungsi ekonomi maka memiliki peluang yang
besar untuk sejahtera, dan juga menjalankan fungsi keluarga lainnya
seperti fungsi perlindungan dan pendidikan anak

d) Dampak Interaksi Manusia dengan Industri Pertanian


1) Dampak Positif
Adapun dampak positif dari interaksi manusia dengan lingkungan
pertanian ialah:
 Meningkatkan produksi pertanian
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Menyuburkan tanah persawahan
2) Dampak Negatif
Tidak hanya berdampak positif saja namun adapula dampak negatifnya,
yaitu:
 Penggunaan pestisida dan pupuk buatan dapat merusak lingkungan
sehingga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

e) Strategi Pengelolaan Lahan Perkebunan


Strategi yang dapat dilakukan untuk pengelolaan lahan perkebunan dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut :
1) Pengaturan tata lahan; Pengaturan tata lahan merupakan faktor dominan
dalam pengelolaan lahan di perkebunan (kelapa sawit). Produktivitas
perkebunan sangat dipengaruhi oleh kondisi muka air tanah.
2) Pemberdayaan masyarakat; Pengembangan perkebunan dengan strategi
pemberdayaan merupakan alternatif pendekatan pembangunan yang tidak
hanya diarahkan untuk mencapai pertumbuhan semata. Selain itu juga
dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan azas
kerakyatan.

9
3) Kerjasama antar stakeholders; Keberhasilan pengelolaan perkebunan
sangat ditentukan oleh kerjasama antar stakeholders, hal ini disebabkan
oleh karakteristik perkebunan yang bersifat lintas sektoral. Pembentukan
kelembagaan lintas sektoral untuk mendukung kerjasama antar
steakholders dapat dilakukan dengan membentuk “kelompok kerja
bersama” yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan.
4) Manajemen produksi tanaman , Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh
penerapan teknologi pengelolaan lahan yang sesuai dengan sifat dan
karakteristik sumberdaya lokal.
5) Industri pengolahan; Keberadaan industri pengolahan sangat penting
dalam pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan. Contohnya:
Karakteristik buah sawit yang mudah mengalami kerusakan membutuhkan
teknologi penanganan yang baik. Kualitas TBS sawit akan semakin
menurun bila tidak dilakukan pengolahan setelah panen dilakukan.
Keberadaan pabrik kelapa sawit (PKS) disekitar perkebunan kelapa sawit
akan mempengaruhi harga TBS.
6) Struktur dan akses permodalan; Lemahnya struktur permodalan dan akses
terhadap sumber permodalan merupakan penyebab terhambatnya
pengembangan agribisnis dan agroindustri . Sebagai tanaman industri
kelapa sawit memerlukan input produksi yang cukup besar. Kondisi ini
harus di dukung oleh akses terhadap modal yang besar, sehingga mampu
menjaga faktor produksi tersebut.

f) Manfaat Perkebunan terhadap Ekonomi Perdesaan


Kegiatan perkebunan memberi manfaat terhadap ekonomi pedesaan antara lain:
 Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar
 Memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah

10
g) Dampak dari Perkebunan
Pada dampak perkebunan mengambil contoh kelapa sawit, yang mana perkebunan
kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang amat pesat di Indonesia.
1) Dampak Positif
 Meningkatkan lapangan kerja
 Meningkatkan pembangunan daerah
 Pendapatan penduduk meningkat
 Di bangun sarana dan prasarana

2) Dampak Negatif
 Berkurangnya keanekaragaman hayati karena hnaya bisa
dibudidayakan kelapa sawit saja
 Berkurangnya habitat dan hewan asli yang dibuka untuk
perkebunan
 Berkurangnya sumber daya air

h) Perbedaan Pertanian dan Perkebunan


 Secara sederhana, pertanian sendiri lebih mengacu pada budidaya di
bidang tani, sementara itu untuk perkebunan sendiri dilakukan pada plot
skala kecil.
 Kalau pertanian tidak melibatkan segala bentuk penelitian atau metode,
dan eksperimen ilmiah. 
 Pertanian tidak hanya pada makanan saja, tetapi juga pada beberapa bahan
baku, bahan bakar, juga serat.
 Tetapi untuk perkebunan sendiri lebih berfokus dalam pembudidayaan
tanaman pangan dan mengembangkan sarana, dimana kualitas tanaman
bisa ditingkatkan lagi.
 Pertanian sendiri pada dasarnya hanya berfokus pada penyediaan untuk
kebutuhan pertumbuhan populasi. Oleh sebab itu cenderung mono
tanaman dan lebih mengurangi keberagaman hayati.

11
 Sementara itu untuk bidang perkebunan sendiri lebih mempromosikan
mengenai keberagaman hayati dan suksesi ekologi.

Oleh karena itu, pertanian tetap jadi salah satu cara, metode, atau pun sistem
tertua dan tanda awal dari peradaban. Sedangkan perkebunan menjadi metode
budidaya baru yang mencakup mengenai ilmu dalam misinya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan di bidang pertanian adalah suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi, karena sebagian besar rakyat indonesia mengkonsumsi beras dan bekerja di sektor
pertanian. Perkebunan merupakan suatu andalan komoditas unggulan dalam menopang
pembangunan perekonomian Nasional Indonesia.
Hubungan manusia dengan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan..
Pembangunan di bidang pertanian adalah suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi,
karena sebagian besar rakyat indonesia mengkonsumsi beras dan bekerja di sektor
pertanian. Perkebunan merupakan suatu andalan komoditas unggulan dalam menopang
pembangunan perekonomian Nasional Indonesia. Hubungan manusia dengan alam adalah
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling
berkaitan dan bersifat fungsional. Sumber daya alam pertanian dan perkebunan di
Indonesia masih belum terlihat penampakan kekuatan yang optimal dalam menunjang
seluruh kebutuhan pangan di negeri ini.
Dalam mewujudkan industri pertanian dan perkebunan yang layak bagi
manusia maka haruslah berinteraksi sosial yang baik di lahan pertanian padi dan
lingkungan alam, mengikuti penyuluhan pertanian, mencermati strategi pengelolaan
lahan perkebunan, kegiatan perkebunan harus memiliki manfaat untuk daerah sekitar, dan
menerima dampak positif maupun negatif dari industri pertanian dan perkebunan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Baroqah, M. Rizqie. Hubungan Manusian dan lingkungan. Islamic University. 2017.


Diakses tanggal 03 April 2022. Tersedia: https://www.researchgate.
net/publication/348949392_HUBUNGAN_MANUSIDAN_LINGKUNGAN
Herlina. Interaksi Sosial Penyuluh Pertanian sebagai Upaya Peningkatan Usahatani
Masyarakat Petani di Kabupaten Batang. Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. 2014. Diakses tanggal 03 April 2022. Tersedia:
file:///C:/Users/user/Downloads/6651-Article%20Text-13442-1-10-20150815.pdf
Mangunwidjaja, Djumali. Pengantar Teknologi Pertanian. 2005. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Nugroho, Yuli. P. Makna sungai. Universitas Indonesia. 2008. Diakses tanggal 02 April
2022. Tersedia: https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/119866-T%2025339-Makna
%20Sungai-Literatur.pdf
Prasetyo, Eko. Landasan Teoritis Perkebunan. Universitas Siliwangi. 2019. Diakse
tanggal 02 April 2022.Tersedia: http://repositori.unsil.ac.id/355/6/10.%20BAB
%202.pdf
Suwondo. Perkebunan Kelapa Sawit , Lingkungan, Dan Kesejahteraan Masyarakat. UR
PRESS, Pekanbaru. 2012. Diakses tanggal 04 April 2022. Tersedia:
https://fisip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2021/03/8.1.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai