Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Manusia dan Lingkungan”

Dosen Pengampu : Rochimah Imawati, M.Psi.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

3A – Kesejahteraan Sosial

Shafa Titania 11210541000022

Sifana Nur Amelia 11210541000024

Elvira Winna Permono 11210541000035

Amanda Arianingsih 11210541000041

Fadil Alvaro Mahsa 11210541000047

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
serta InayahNya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Perilaku Manusia dan Lingkungan dengan judul “Hubungan Manusia
dan Lingkungannya” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Jakarta, 17 September 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB 1................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1

BAB II.................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2

2.1 Definisi Hubungan Manusia dan Lingkungan............................................................... 2

2.2 Persepsi Hubungan Manusia dengan Lingkungannya ................................................... 5

2.3 Teori Hubungan Antara Perilaku Dengan Lingkungan ................................................. 7

BAB III .............................................................................................................................. 10

PENUTUP ......................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2 Saran ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling
mempengaruhi satu sama lain.Manusia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang terkandung di dalamnya. Dan apa yang terjadi di alam, baik secara langsung
mapun tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya,
Tuhan menciptakan bumi dan isinya untuk kemakmuran bagi umat manusia. Pemanfaatan
sumber daya alam oleh manusia bertujuan untuk memanjukan kesejahteraan umat manusia.
Dalam pemanfaatan sumber daya alam, manusia harus memperhatikan pelestarian terhadap
alam ini sehingga lingkungan tetap seimbang untuk menunjang perkembangan yang
berkesinambungan.

Perilaku manusia terhadap lingkungan dapat dilihat dari kehidupan manusia sebelum
peradaban hingga peradaban modern pada saat ini yang semakin didukung oleh teknologi
yang canggih. Akan tetapi, dengan peradaban yang semakin modern membuat umat manusia
kurang arif dalam menjaga lingkungannya. Kualitas lingkungan hidup sekarang dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pemanfaatan
dan penjagaan terhadap lingkungan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Definisi Manusia dan Lingkungan?

B. Bagaimana Persepsi Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya

C. Bagaimana Teori hubungan antara perilaku dengan lingkungan

1.3 Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Definisi Manusia dan Lingkungan

b. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya

c. Untuk Mengetahui Bagaimana Teori hubungan antara perilaku dengan lingkungan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hubungan Manusia dan Lingkungan

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. pada


mulanya manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu manusia telah berusaha mengubah lingkungan
hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan,misalnya manusia membangun jembatan agar
bisa melewati sungan yang membatasinya.

Hubungan manusia dan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi, manusia
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan untuk
mengubah lingkungan. Karakteristik hubungan tersebut berbeda antara satu daerah dengan
daerah lainnya atau satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada daerah yang
masyarakatnya memiliki tingkat peradaban yang telah maju, manusia cenderung dominan,
sehingga lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan
binaan hasil karya manusia.

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan
yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006).

Secara sosial manusia selain disebut homo socius, juga disebut sebagai homo
ecologus, artinya manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu ekosistem, sehingga
manusia memiliki kecenderungan untuk selalu memahami akan lingkungannya. Oleh
karenanya, hubungan manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan.

Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut:

2
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan
dan kebahagiaan hidup.
Didalam hubungan manusia dan lingkungannya terdapat beberapa paham yang menjelaskan
hakekat hubungan tersebut yaitu :

A. Paham Determinisme

Paham determinisme memberikan penjelasan bahwa bahwa manusia dan perilakunya


ditentukan oleh alam. Tokoh-tokoh atau ilmuwan yang mengembangkan dan menganut
paham determinisme diantaranya :

1. Charles Darwin (1809) merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris yang sangat terkenal
dengan teori evolusinya. Menurutnya, makhluk hidup secara berkesinambungan mengalami
perkembangan dan dalam proses perkembangan tersebut terjadi seleksi alam (natural
selection). Makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu
bertahan dan lolos dari seleksi alam.Dalam hal ini alam berperan sangat menentukan.

2. Frederich Ratzel (1844-1904) merupakan ilmuwan berkebangsaan Jerman yang sangat


dikenal dengan teori "Antopogeographie"-nya. Menurutnya manusia dan kehidupannya
sangat tergantung pada alam. Perkembangan kebudayaan ditentukan oleh kondisi alam,
demikian halnya dengan mobilitasnya yang tetap dibatasi dan ditentukan oleh kondisi alam di
permukaan bumi.

3. Elsworth Huntington merupakan ilmuwan berkebangsaan Amerika Serikat yang dikenal


dari karya tulisnya berupa buku yang berjudul, "Principle of Human Geographie".
Menurutnya, iklim sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia.Sebagaimana
telah kalian pelajari dalam mata pelajaran Geografi, iklim di dunia sangat beragam.
Keragaman iklim tersebut, menciptakan kebudayaan yang berlainan. Sebagai contoh,
kebudayaan di daerah beriklim dingin berbeda dengan di daerah beriklim hangat atau tropis.

3
B. Paham Posibilisme

Paham posibilisme memberikan penjelasan bahwa kondisi alam itu tidak menjadi
faktor yang menentukan, melainkan menjadi faktor pengontrol, memberikan kemungkinan
atau peluang yang mempengaruhi kegiatan atau kebudayaan manusia. Jadi menurut paham
ini, alam tidak berperan menentukan tetapi hanya memberikan peluang. Manusia berperan
menentukan pilihan dari peluang-peluang yang diberikan alam.
Ilmuwan yang menganut paham ini, diantaranya adalah ilmuwan berkebangsaan
Perancis bernama Paul Vidal de la Blache (1845-1919). Menurutnya, faktor yang
menentukan itu bukan alam melainkan proses produksi yang dipilih manusia yang berasal
dari kemungkinan yang diberikan alam, seperti iklim, tanah, dan ruang di suatu wilayah.
Dalam hal ini, manusia tidak lagi bersikap pasif atau pasrah menerima apapun yang diberikan
alam seperti yang diyakini oleh paham determinisme, tetapi aktif dalam pemanfaatannya.
Manusia dan kebudayaannya dapat memilih kegiatan yang cocok sesuai dengan kemungkinan
yang diberikan oleh alam.

C. Paham Optimisme Teknologi

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan


Alam dan teknologi Sebagian rahasia teknologi untuk terungkap dan teknologi
mengeksploitasinya terus berkembang.Bahkan, dengan kemajuan teknologi saat ini sebagian
manusia menjadikan teknologi segala-galanya. Mereka sangat optimis bahwa teknologi
berkembang apapun dapat menjamin kebutuhan manusia. Teknologi bukan lagi menjadi
alternatif tetapi telah menjadi keyakinan yang dapat menjamin hidup dan kehidupan
manusia. Bahkan lebih jauh telah mengarah pada ketergantungan teknologi dan
mentuhankan teknologi. Teknologi telah membuat sebagian manusia tidak lagi percaya pada
Tuhan. Padahal teknologi merupakan ciptaan manusia dan bertuan pada manusia, bukan
sebaliknya.

Dari ketiga paham tersebut, masing-masing memiliki komponen kebenarannya.Sebagian


aktivitas manusia sangat ditentukan oleh alam, terutama yang memanfaatkan alam secara
langsung misalnya aktivitas pertanian. Aktivitas tersebut sangat ditentukan oleh kondisi
cuaca dan iklim, walaupun dalam perkembangannya manusia mulai menggunakan teknologi
untuk mengaturnya seperti rumah kaca. Pakaian manusia dalam banyak hal juga tergantung

4
pada kondisi cuaca. Hal ini merupakan bukti paham determinisme lingkungan. Namun
demikian, seiring dengan kemajuan peradaban,manusia banyak melakukan upaya rekayasa
untuk mengoptimalkan pemanfaatan alam.Karena itu, paham posibilis dan optimisme
teknologi semakin menunjukkan kenyataan.

2.2 Persepsi Hubungan Manusia dengan Lingkungannya

A. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu proses


diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Persepsi merupakan penentu
penting dalam perilaku.

Menurut Matsumoto (2008), dalam psikologi tradisional, sensasi dan persepsi


berkaitan dengan cara kita menerima stimulasi dari lingkungan dan memproses stimulus
tersebut. Pada umumnya persepsi biasanya dimengerti sebagai cara formasi yang berasal dari
organ yang terstimulasi diproses, cara informasi tersebut diseleksi, ditata, dan ditafsirkan.
Persepsi mengacu pada proses penerjemahan informasi indriawi menjadi sesuatu yang
bermakna.Stimulus dapat datang dari luar diri individu dan dari dalam diri individu,
Stimulus yang datang dari luar diri individu dapat bermacam-macam, yaitu dapat berujud
benda-benda, situasi dan manusia

Moskowitz dan Orgel (Walgito, 2002) menambahkan bahwa persepsi merupakan


proses yang terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya, sehingga seluruh
apa yang ada dalam diri individu seperti pengalaman, emosi, kemampuan berfikir serta
aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu ikut berperan aktif dalam proses tersebut.

Robbins (1988) memberi pengertian persepsi sebagai proses mengorganisasi dan


menafsirkan impresi sensori dalam upaya memberi arti pada lingkungan. Selanjutnya
Robbins (2002) menyatakan, lingkungan yang dirujuk oleh persepsi adalah segala sesuatu
yang ada di luar manusia dan persepsi adalah cara individu atau kelompok dalam
memandang sesuatu.

5
B. Aspek – Aspek Persepsi

Mar’at, Walgito (2002) menyatakan ada tiga aspek dalam persepsi, yaitu :

1) Aspek kognisi menyangkut pengharapan, cara mendapat pengetahuan dan pemahaman


masa lalu, Individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek
kognitif ini, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman dari yang
pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Aspek afeksi menyangkut emosi dari individu. Individu dalam mempersepsi sesuatu dapat
melalui aspek afeksi ini muncul karena adanya pendidikan moral dan etika semenjak kecil.
Pendidikan moral inilah akhirnya menjadi landasan seseorang dalam memandang obyek
sekitar yang akan dipersepsi.

3) Aspek konasi berhubungan dengan kemauan. Aspek tersebut menyangkut sikap perilaku,
aktivitas dan motif individu. Pandangan individu terhadap suatu obyek yang berhubungan
dengan motif diwujudkan dalam sikap dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari

C. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Weitten (1992) terjadinya suatu proses persepsi, ditentukan oleh adanya
unsur-unsur berikut :

a) Obyek, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran untuk dipersepsikan. Obyek ini meliputi gejala-
gejala yang ada di sekitar lingkungan manusia yang dapat ditangkap oleh indera. Jika obyek
tidak dapat ditangkap oleh indera manusia, maka tidak akan pernah terjadi proses persepsi.

b) Stimulus, adalah rangsang yang berasal dari suatu obyek, rangsang ini berupa suatu bentuk
energi yang hanya dapat ditangkap oleh indera yang mempunyai reseptor sesuai dengan jenis
energi yang diterimanya.

c) Indera, merupakan salah satu fungsi fisiologis individu untuk berhubungan dengan dunia
luar dan sebagai penerima rangsang, hubungan dengan dunia luar ini dalam bentuk transfer
dan konversi energi melalui organ sensori yang diterjemahkan oleh saraf melalui suatu proses

6
yang sangat kompleks dan menjadi suatu pemahaman sehingga individu dapat mengetahui
dunia yang ada di luar dirinya.

d) Sensasi merupakan respon yang diberikan oleh organ-organ sensori terhadap suatu
stimulus yang menimpa indera, sensasi hanya terjadi jika ada stimulus yang ditangkap organ
sensoris, sensasi merupakan suatu peroses penyerapan energi yang berasal dari obyek yang
berupa stimulus melalui indera.

e) Atensi atau perhatian merupakan unsur penting dalam proses terjadinya persepsi. Atensi
berfungsi untuk menerima dan menyeleksi stimulus yang berasal dari luar, kemudian
stimulus tadi diorganisir melalui suatu proses kognisi yang kompleks selanjutnya diberi
bentuk dan diinterpretasikan untuk diartikan, melalui pengartian ini individu mengenal dunia
luar.

Crider, dkk (1983) menyatakan bahwa interpretasi pada suatu obyek atau gejala-
gejala sosial yang sama dapat diartikan berbeda pada setiap orang. Hal ini karena sifat dasar
manusia yang unik, tidak ada manusia yang persis sama, jadi dalam memberikan arti pada
suatu obyek atau gejala sosial yang sama, individu akan memberikan arti yang tidak persis
sama satu dengan lainnya

2.3 Teori Hubungan Antara Perilaku Dengan Lingkungan

A. Teori Level Adaptasi

Menurut penjelasan di dalam teori ini, baik stimulasi rendah maupun tinggi memiliki
dampak negatif tersendiri bagi perilaku. Yang dimaksud dengan level stimulasi optimal
merupakan yang mampu untuk mencapai perilaku yang optimal juga. Sehingga teori ini lebih
dikenal dengan perbedaan individu di dalam level-level adaptasi.

Adaptasi dilakukan saat terjadi sebuah distonasi di dalam sistem, yang artinya
ketidakseimbangan yang terjadi antara interaksi manusia dan lingkungan, tuntutan di dalam
lingkungan yang berlebihan maupun kebutuhan yang tidak sesuai akan kondisi lingkungan.

7
B. Teori Stress Lingkungan

Stress sendiri terbagi menjadi 3 komponen yaitu stressori, proses, serta respon.
Stressor adalah sumber maupun stimulus yang dapat mengancam keselamatan dan
kesejahteraan seseorang, misalnya panas, kepadatan, suara bising atau lainnya. Respon stree
merupakan reaksi yang di dalamnya melibatkan komponen-komponen seperti pikiran,
fisiologis, perilaku, dan emosional. Proses yang terjadi merupakan proses transaksi antara
kapasitas diri dengan stressor.

C. Arousal Theory (Teori Arousal)

Secara harfiah, Arousal memiliki definisi yaitu pembangkit. Yang dimaksud disini
adalah emosi atau gairah seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya saja ketika anda
mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai atau tidak menyenangkan maka membuat kita
akan merasa lelah dan mengantuk lebih cepat.

D. Teori Beban Lingkungan

Asumsi teori ini berpendapat jika manusia memiliki pemrosesan informasi terbatas.
Menurut Cohen, ada beberapa asumsi yang terkait di dalamnya antara lain adalah:

a. Manusia memiliki kapasitas dalam memproses informasi dalam jumlah yang terbatas
b. Jumlah atensi yang diberikan tidaklah konstan, namun disesuaikan dengan kebutuhan
c. Ketika informasi yang didapatkan berlebihan. maka perhatian tidak dapat bekerja
maksimal
d. Stimulus yang masuk nantinya akan dipantau, jika tidak memiliki makna maka akan
ada pemrosesan yang lebih jauh. Dan jika tidak maka akan langsung terbuang dan
tidak lagi diproses

Jika informasi yang didapatkan lebih besar dari kapasitas yang ada, maka dinamakan sebagai
pemusatan perhatian. Namun jika kondisi ini sebaliknya, maka akan menyebabkan kebosanan
dalam diri seseorang.

E. Teori Hambatan Perilaku

Asumsi dari teori Hambatan Perilaku ini merupakan stimulasi berlebihan dapat
menyebabkan penghambatan dalam proses informasi. Sehingga menyebabkan individu
mengalami kehilangan kontrol pada situasi. Pada saat seseorang merasakan kehilangan

8
kendali pada lingkungan, maka awalnya menyebabkan rasa tidak nyaman dan berusaha agar
menekankan kembali fungsi kendali sesoerang. Hal ini yang dinamakan sebagai
psychological reactance.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.

3.2 Saran

Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami memohon kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar makalah kami selanjutnya dapat
lebih baik lagi dan dapat menjadi media pembelajaran yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, M. (2010). Antara Manusia, Lingkungan Hidup, dan Perilakunya.

Jenudin, Ujam. (2016). Dalam Psikologi Lingkungan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Obain, M. Y. (2013). Religius Lembaga Pendidikan Yang Berwawasan Lingkungan.

Savitra, K. (2018). Diambil kembali dari DosenPsikologi.com: https://dosenpsikologi.com/teori-


dalam-psikologi-lingkungan/amp

11

Anda mungkin juga menyukai