Anda di halaman 1dari 14

MINI RISET

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PENYIMPANGAN ETIKA LINGKUNGAN

KELOMPOK 6

Class : PESP 21

HusnulKhotimah(4213121060)

Muthia Damayanti(4213121010)

Shofia Debora Pasaribu(4213121037)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MEDAN

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kecerdasan akal dan pikiran untuk menyelesaikan penyusunan tugas Mini Riset ini, yang
berjudul Penyimpangan Etika Lingkungan. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas
Negeri Medan. Selesainya penyusunan laporan ini merupakan hasil kerja yang didukung oleh
banyak pihak, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang
membantu penulis menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
ketidaksempurnaan atas laporan penyusunan akalah ini, penulis sangat menghargai kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangsih pemikiran kepada pembaca, khususnya Mahasiswa Universitas
Negeri Medan.

Medan, 22 oktober 2022

Author

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3. TUJUAN......................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1. PENGERTIAN ETIKA LINGKUNGAN...................................................................5
2.2. PENGERTIAN NILAI................................................................................................5
2.3. PENDEKATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI................................5
2.4 PENDEKATAN DALAM ETIKA LINGKUNGAN...........................................................................6
2.5. IMPLIKASI ETIKA LINGKUNGAN........................................................................7

BAB III.....................................................................................................................................11
METODE PENELITIAN..................................................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................11

3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................11
3.2. SARAN......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitamya yaitu berupa
sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai
komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan
dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.Selain itu, udara
merupakan sumber oksigen yang alami hagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat
akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Hanya dalam
lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan
manusia yang baiklah lingkungan akan berkembang kearah yang optimal.

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari
pengelolaan lingkungan hidup yang "nir-etik". Artinya, manusia melakukan pengelolaan
sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis
moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-
norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia
modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani.Alam begitu saja
dicksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah.Akibatnya terjadi penurunan secara drastis
kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti
pula penurunan kualitas alam.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari etika lingkungan?


2. Apa saja penyimpangan dan persoalan yang muncul dalam etika lingkungan di indonesia?
3. Bagaimana cara mengatasi penyimpangan yang muncul dalam etika lingkungan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari etika lingkungan?


2. Untuk mengetahui apa saja penyimpangan dan persoalan yang muncul dalam etika
lingkungan?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi penyimpangan yang muncul dalam etika
lingkungan?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Lingkungan

Etika adalah cabang filsafat yang menyangkut nilai yang berhubungan dengan tingkah laku:
benar dan salah; baik dan buruk; motif dan tujuan tindakan. (Taylor, 2011: 18). Setiap
kelompok sosial mempunyai etika sendiri untuk mengatur hubungan antara sesama manusia
yang sesuai dengan kebudayaan kelompok tersebut. Selain berhubungan dengan sesama,
manusia mempunyai hubungan dengan alam beserta isinya.

Etika Lingkungan menyangkut relasi-relasi moral mengikat antara manusia dan ekosistem
alam. Prinsip-prinsip etika ini menentukan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab berkenaan
dengan lingkungan alami: bumi beserta isinya (Taylor, 2011: 18). Baik buruk menyangkut
pikiran dan tindakan, seperti yang dibicarakan dalam filsafat Plato dan Aristoteles. Plato
mengatakan pengetahuan tentang kebaikan tidak kompatibel dengan tindakan yang kontra
dengan kebaikan. Tindakan yang salah karena kebijakan-kebijakan yang buruk harus
diabaikan.

Ada tiga variasi tindakan yang diperbuat manusia. Pertama, manusia yang konsisten, di mana
ada kesesuaian antara pengetahuan tentang kebaikan dan tindakan yang baik. Kedua, manusia
konsisten dalam arti ada kesesuaian antara pengetahuan tentang kebaikan dan tindakan yang
baik namun tidak menginginkan untuk benar-benar baik.Manusia ini mampu mengontrol
namun niatan untuk menjadi benar-benar baik tidaklah memadai untuk dikatakan baik.
Ketiga, manusia yang mempunyai pengetahuan tentang kebaikan, namun tidak ada keinginan
berbuat baik dan tidak bertindak sesuai dengan pengetahuan tentang kebaikan. Ini disebut
sebagai incontinence (akrasia, dalam bahasa Yunani) [Brennan dalam Berry (ed.)(1993, 1-
19)].

2.2 Pengertian Nilai

Nilai berkaitan dengan etika lingkungan. Nilai merupakan pintu masuk untuk mempelajari
etika. Ada 2 nilai yang berkaitan dengan etika lingkungan, yaitu :

Nilai intrinsik: Nilai yang terkandung di dalam dan dari sesuatu itu sendiri, bebas dari yang
menggunakannya baik kita manusia maupun organism lainnya.

Nilai instrumental; Sesuatu nilai yang mempunyai suatu cara yang mempunyai tujuan. Dalam
konteks lingkungan alam non-manusia terkandung nilai instrumen sebagai contoh: sumber
daya alam digunakan untuk membangun peradaban.

2.3 Pendekatan Yang Berhubungan Dengan Nilai

Ada 3 pendekatan dalam filsafat berkenaan dengan nilai yaitu consequentialism, deontology,
dan virtue ethic. Konsep-konsep digunakan juga dalam etika lingkungan, dengan mengetahui

5
konsep-konsep tersebut diharapkan mahasiswa bisa melakukan evaluasi tindakan manusia
terhadap lingkungan.

Consequentialism

Consequentialism merupakan penilaian terhadap konsekuensi suatu tindakan manusia.


Konsekuensi tindakan manusia terhadap alam harus diatasi dengan maksimalisasi nilai-nilai
intrinsik dari alam. Dalam berinteraksi dengan lingkungan manusia mempunyai tugas dan
kewajiban. misalnya melestarikan alam dalam kondisi alamiah. Dalam consequentialism,
manusia tidak harus melakukan yang paling baik tapi bertindak sebaik mungkin demi
maksimalisasi lingkungan. Selain itu kita bisa member dukungan kepada kebijakan-kebijakan
ahli lingkungan.

Deontology

Deontology nilai dianut oleh pendekatan biosentrisme(yang akanMdijelaskan di bawah).


Etika deontologi menganggap bahwa alam dengan sendirinya mengandung nilai intrinsik,
kesadaran tentang nilai intrinsik ini menghambat manusia untuk berbuat merusak lingkungan.
Prinsip dari deontologi adalah jangan merusak hal-hal yang merusak nilai intrinsik.

Virtue Ethic

Menurut virtue ethic dalam hubungannya dengan alam: manusia adalalı bagian dari alam
termasuk spesies-spesies lainnya. Alam mempunyai sisi normatif, Ide dan tindakan manusia
harus baik secara moral dalam berhadapan dengan alam

2.4 Pendekatan pendekatan Dalam Etika Lingkungan

Dalam menyikapi ekosistem ada dua pendekatan utama dalam etika lingkungan yaitu,
Antroposentris dan Biosentrisme . Kedua paradigma ini telah mengalami ujian berkali-kali
sehubungan dengan semakin seriusnya masalah-masalah lingkungan, masih saja terjadi
kontestasi kedua paradigm sebagai solusi terhadap permasalahan-permasalahan lingkungan
global. Jadi penjelasan di bawah ini mengandung kontestasi tersebut.

Pendekatan Antroposentrisme

Antroposentrisme, percaya bahwa manusia mempunyai makna special,sentral bahkan dunia,


ketika dihadapkan pada hewan dan lingkungan. Dalam agama Barat seperti yang tertera
dalam ajaran Bibel mereka, manusia sendiri dibuat dalam citra Tuhan. Sedang filsut Betrand
Russel mengatakan :”Saya tidak dapat percaya,dalam dunia yang kita ketahui ada sesuatu
yang mungkin bernilai di luar manusia dan juga tingkat yang lebih kurang, hewan”
(Butchvarov,2015:1). Menurut pemahaman yang dipunyai biosentrisme ,antroposentrisme
dipahami sebagai pandangan etis antroposentrisme mengacu kepada keyakinan baik secara
eksplisit maupun implisit bahwa manusia adalah pusat dari segalanya.

Pendekatan Biosentrisme

6
Bertolakbelakang dengan antroposentrisme, biosentrisme adalah pandangan yang berpusat
kepada kehidupan yang menolak pandangan bahwa manusia sendirilah sebagai materi dalam
etika dan menerima pendirian moral dari semua makhluk hidup.

Ide–ide yang penting dari biosentrisme:

Semua makhluk hidup mempunyai kebaikan dalam dirinya,mempunyai moral yang pasti
(semua makhluk hidup mempunyai atensi dan konsiderasi moral demi makhluk hidup
sendiri)dan

Semakin baik kebaikan mereka bermakna sangat berguna secara intrinsic.

Karakter dari biosentris adalah menempatkan pendirian moral lebih kepada makhluk
individual daripada system, sebagaimana seorang holistic lakukan, biosentris respek kepada
system tetapi bukan system itu sendiri tetapi hanya sepanjang makhluk hidup melindungi dan
berkembang di dalam system . Sistem tersebut diibaratkan dengan perahu penyelamat.

Alam mempunyai tujuan sebagai prinsip dari biosentrisme yang mempunyai kekuatan
normative. Anggapan ini sangat penting dalam upaya menghambat manusia sebagai agen
moral untuk berbuat semaunya. Keberlanjutan (sustainability) merupakan penekanan moral
yang merupakan hasil dari respek yang lebih ekstensif dari alam beserta isinya, serta
memperhatikan hak-hak alam secara serius. Pokok terpenting dari biosentrism adalah
gagasan etika lingkungan yang disebut Land Ethie oleh Aldo Leopold.

2.5 Implikasi Etika Lingkungan Terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup

Beberapa pengaplikasian etika lingkungan :

Etika dan Pemikiran Kritis

Persoalan lingkungan adalah persoalan mempertahankan kehidupan, karena lingkungan


merupakan tempat kehidupan. Kerusakan lingkungan berarti kerusakan pada tempat
kehidupan dan akibatnya adalah kehancuran kehidupan. Mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesadaran etika, sehingga perilaku
yang menyebabkan kerusakan lingkungan menggambarkan hilangnya kesadaran terhadap
etika lingkungan.

Hal demikian merupakan pemikiran kritis yang harus ditumbuhkan kepada peserta didik
dalam pembelajaran etika lingkungan, sebab melalui pemikiran kritis akan tumbuh sikap
kritis. Bentuk sikap kritis dimaksud meliputi:

(a) kesadaran dan tanggungjawab menyelamatkan dan melestarikan kehidupan flora dan
fauna;

(b) kesadaran dan tanggungjawab mencegah terjadinya pencemaran;

(c) kesadaran dan tanggungjawab mengelola lingkungan dengan benar;

(d) kesadaran dan tanggungjawab untuk tidak mengeksploitasi lingkungan dan segala isinya;

7
(e) kesadaran dan tanggungjawab menjaga lingkungan untuk kehidupan generasi berikutnya
(Hudha, dkk, 2019).

2) Filsafat sebagai Alat Diskusi Kelas

"Metode filosofis" dapat menjadi alat pedagogis yang bagus untuk mengaktifkan diskusi
kelas. Menggunakan pendekatan filsafat dan etika, guru dapat mendorong peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan penalaran mereka, mengembangkan alat berpikir dan untuk
menerapkan pemahaman baru. Dialog kelas dapat mendorong siswa memahami dan
mengadopsi perspektif/pemikiran teman sekelas mereka. Ini mendorong siswa untuk
memperoleh pengetahuan baru, mempertanyakan, dan menguji pemahaman mereka sendiri.
Guru dapat memfasilitasi "diskusi terpandu" dengan bertindak sebagai pemimpin dalam
diskusi kelompok.

Experiential Learning

Experiential learning atau "pembelajaran pengalaman" saat ini dianggap sebagai alat
pembelajaran yang sama pentingnya dengan pembelajaran langsung, aktif, dan partisipatif.
Pendekatan ini mendorong peserta didik mendapatkan pemahaman baru melalui penemuan
pribadi. Setiap peserta didik melalui cara ini dapat menegosiasikan konsep baru dan
mengembangkan pemahaman sesuai dengan pemahamannya sendiri saat mereka
berhubungan dengan masalah etika, mempraktikkan bagaimana reaksi mereka saat
menghadapi situasi dalam kehidupan nyata.

2.6 Peran Mahasiswa Dalam Membangun Keinginan Menyelamatkan Lingkungan

Setelah mempelajari tentang nilai dan etika dalam hubungannya dengan lingkungan, kiranya
mahasiswa sebagai agen moral yang telah mempunyai modal budaya dengan mempunyai
tentang kelestarian lingkungan, mempunyai modal sosial yang terbangun melalui jaringan-
jaringan dengan mahasiswa lain dan organisasi-organisasi yang berkepentingan terhadap
kelestarian lingkungan. Selain itu mahasiswa mempunyai modal simbolik dengan status
mahasiswa sebagai golongan terpelajar, merupakan generasi yang kelak akan menjadi
memimpin negeri ini.

Mahasiswa mampu membangun jaringan-jaringan sosial dengan mahasiswa lain dalam


universitas yang sama, dengan mahasiswa dengan universitas lain baik pada tingkat lokal,
regional maupun global. Jaringan sosial yang terbangun secara global diharapkan menularkan
gaya hidup keinginan untuk berbuat sebagai tanda bahwa kita peduli terhadap lingkungan
bukan sekedar pengetahuan tentang kebaikan.

8
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara online atau daring dengan waktu penelitian yaitu dimulai dari
tanggal 17 Oktober 2022 s/d 25 Oktober 2022.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode Internet Searching
yaitu proses pencarian dan pengumpulan data dan informasi dari internet berdasarkan
referensi artikel, jurnal dan buku. .

3.3 penyimpangan dalam etika lingkungan di indonesia

 Kasus Air Sungai Tercemar Limbah Pabrik Akibat Kesalahan Manusia

Kasus pembuangan limbah kimia dari pabrik PT Clarian ke Sungai Cikaso, Kecamatan
Lengkong, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terus membuat warga resah.

Kini pihak perusahaan PT Clarian buka suara terkait kasus tersebut. Pihak perusahaan
mengakui bahwa limbahnya tersebut terbuang ke sungai karena kesalahan manusia
atau human error.

Dimana limbah yang mengandung zat asam sebanyak 5 meter kubik terbuang secara tidak
sengaja ke Sungai Cikaso dari lokasi pengolahan limbah, sehingga pH air Sungai Cikaso
berada di bawah normal yaitu 2,6.

Pihak perusahaan pun mengklaim bahwa limbah yang terbuang ke sungai tersebut aman tidak
membahayakan manusia karena setara dengan air cuka.

Merekapun mengaku, terkait kasus ini telah diadakan pertemuan dengan pejabat desa
sebanyak dua kali.

Sementara itu warga yang berada di Kampung Cadas Ngampar, Desa Neglasari yang
jaraknya kurang dari 10 kilometer dari lokasi pabrik PT Clarian saat ini mengaku telah
merasakan dampak dari Sungai Cikaso yang tercemar limbah tersebut.

Mereka mengaku merasakan gatal-gatal setelah mandi di Sungai Cikaso. Selain itu hewan
ternak seperti kerbau yang berkubang di Sungai Cikaso saat ini terserang penyakit dan lahan
pertanian padi yang teraliri air Sungai Cikaso, tanaman padinya menjadi jelek dan terancam
gagal panen.

9
Kini warga sudah tidak berani memanfaatkan air Sungai Cikaso tersebut, mereka lebih
memanfaatkan air sumur seadanya untuk kebutuhan sehari hari, termasuk untuk minum
hewan ternaknya.

 Tawuran di Bekasi, 8 Pelajar Diamankan Bersama 3 Celurit

Aksi tawuran pelajar SMK ini terjadi pada Selasa (19/9) sekira pukul 19.00 WIB. Akibat
kejadian ini, seorang pelajar mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian kaki dan perut.

Sebelum tawuran, para pelajar tersebut terlebih dulu membuat janjian di media sosial. Setelah
sepakat, pelajar dari dua sekolah kemudian menyerang pelajar dari sekolah lain.

Namun saat akan menyerang, para pelajar bersama teman-temannya melihat jumlah pelajar
dari sekolah lain lebih banyak. Mereka pun langsung putar balik arah dan memilih kabur.

Nahas, saat putar balik, para pelajar terjatuh dari sepeda motornya. Dia pun menjadi bulan-
bulanan pelajar lain sehingga menyebabkan luka serius di bagian kaki dan perut akibat
sabetan senjata tajam.

Seluruh pelajar tersebut saat ini mendekam di sel tahanan Polsek Medan Satria untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mereka dijerat Pasal 170 KUHP dan Undang-
Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman 12 tahun penjara.

3 4 cara mengatasi penyimpangan yang muncul dalam etika lingkungan

Beberapa hal yang perlu diupayakan dalam mencegah dan/atau mengatasi dampak negatif
pembangunan industri antara lain adalah sebagai berikut:

Pemilihan lokasi pembangunan yang tidak terlampau dekat dengna pemukiman warga
setempat.

Adanya upaya memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut; misalnya
dengan pemilihan bahan baku dan peralatan yang ramah lingkungan.

Adanya usaha mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sekitar. Contohnya, dengan


melakukan pengelolaan limbah secara bijak atau menyediakan tempat penyaluran limbah
yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar.

Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri. Hal ini bisa dilakukan oleh
penyelenggara industri dan masyarakat sekitar. Seperti yang kita ketahui, pepohonan ataupun
tanaman hijau lainnya mempunyai dampak signifikan dalam menetralkan udara yang kotor,
ataupun menjadi sumber penampungan air bersih.

Penjagaan kebersihan lokasi industri dan lingkungan sekitarnya; memastikan tidak ada
sampah yang terbuang tidak pada tempatnya.

Cara untuk mengatasi kenakalan siswa di sekolah.

1. Kondisikan Sejak Awal

10
Jangan tunggu sampai siswa melakukan kenakalan yang baru dan ditindak kemudian.
Bagaimanapun tindakan pencegahan jauh lebih baik dari upaya untuk mengatasi
permasalahan. Oleh sebab itu sejak awal siswa masuk ke sekolah kondisikan mereka untuk
selalu mematuhi setiap peraturan.

Berikan penjelasan sejak awal kepada siswa bahwa di dalam lingkungan sekolah terdapat tata
tertib dan peraturan yang harus dipatuhi. Jika ada siswa yang berperilaku tidak sesuai dengan
tata tertib maka sekolah akan memberikan sanksi.

2. Bertindak Sebagai Mentor

Siswa yang nakal bisa jadi disebabkan salah satunya karena beban yang sedang dirasakan
oleh siswa tersebut. Dengan alasan itulah maka guru harus bisa bertindak sebagai mentor
yang akan memberikan bimbingan kepada siswa mengenai hal-hal yang benar dan bagaimana
cara menaati peraturan sekolah.

Ketika menjumpai siswa yang berpotensi menjadi nakal segera ajak untuk berkomunikasi
dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Tujuannya adalah agar siswa percaya dan mau
menceritakan semua masalah yang dihadapinya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat.

3. Mempererat Hubungan Guru dan Siswa

Cara mengatasi kenakalan siswa di sekolah selanjutnya adalah melalui hubungan yang hangat
antara guru dan anak didik. Selayaknya guru berperan sebagai pengganti orang tua saat anak
berada di sekolah sehingga perlu dikembangkan hubungan yang erat serta komunikasi yang
efektif.

Guru bisa mengajak siswa untuk bersikap terbuka, saling menghargai dan menghormati satu
sama lain supaya hubungan yang terbentuk menyenangkan. Ikatan yang erat antara guru dan
siswa akan mempermudah penyelesaian setiap masalah yang dihadapi sehingga kenakalan
bisa dihindari.

4. Menguatkan Diri

Banyak guru yang pada akhirnya harus menyerah saat harus menghadapi kenakalan
siswanya. Memberikan pengarahan dan intervensi pada siswa yang nakal memang tidak
mudah bahkan tidak jarang guru justru menjadi korbannya.

Itulah mengapa sebaiknya guru juga menguatkan dirinya sendiri lebih dulu supaya lebih
mampu dan sabar dalam menghadapi berbagai kenakalan siswa. Guru yang lebih siap tidak
akan menunjukkan sikap marah dan bermusuhan pada siswa tersebut sehingga perlahan-lahan
mereka bisa kembali menjadi anak yang baik.

5. Berikan Contoh yang Baik

Berikan contoh bagaimana cara menaati aturan, menghargai orang yang lebih tua dan teman
sekolah, bersikap baik saat belajar di kelas dan sebagainya. Melalui contoh-contoh baik
tersebut maka lama-kelamaan siswa akan berusaha untuk mengikutinya.

11
Cara mengatasi kenakalan siswa di sekolah hanya akan berhasil jika seluruh komponen yaitu
guru, staf, pimpinan dan juga keluarga turut aktif mendukungnya. Jika siswa sudah bisa
merasa sekolah merupakan tempat yang nyaman maka kenakalan tidak akan dilakukan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral
manusia dalam bergaul dengan lingkungannya, serta etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan
yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.

1. Unsur etika lingkungan hidup yang ditawarkan oleh velasques yaitu etika ekologi dan etika
konservasi sumberdaya

2 Masalah masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan adalah limbah beracun, efek rumah kaca,
perusakan lapisan ozon, hujan asam. penebangan hutan pencemaran udara

12
3. Beberapa cara mengatasi penyimpanan yang muncul akibat dalam etika lingkungan : Pemilihan
lokasi pembangunan yang tidak terlampau dekat dengna pemukiman warga setempat, Adanya upaya
memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri, Adanya usaha mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan sekitar, Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri, dan
Penjagaan kebersihan lokasi industri dan lingkungan sekitarnya.

4. Beberapa cara mengatasi kenakalan disekolah : bertindak sebagai mentor, mempererat hubungan
guru dan siswa, dan memberikan contoh yang baik.

4 .2 SARAN

Bertolak dari pembahasan Etika dan Lingkungan penyusun memberikan saran sebagai
berikut

1. Dalam berbisnis hendaknya memperhatikan lingkungan sekitar.

2 Pemanfaatan sumberdaya sumber daya alam harus dimanfaatkan secara bijak dan penuh
tanggung jawab sehingga tidak merusak kingkungan sekitar.

13
REFERENCES

Drs. Sri Wiratma, M.Si., Drs. Onggal Sihite, M.Si.(2022).ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR.Medan
estate:Universitas Negeri Medan
Ayu novita. Kasus Etika Lingkungan.diakses pada 23 oktober
2022.https://www.academia.edu/32260869/Kasus_Etika_Lingkungan

News. 23 November 2022. Tawuran di bekasi. Di akses pada 29 oktober 2022.


https://m.merdeka.com/peristiwa/tawuran-di-bekasi-8-pelajar-diamankan-bersama-3-
celurit.html?page=2

Ryandi Rahmat.10 november 2012. Mengatasi isu lingkungan di kawasan industri. Di akses
pada 29 oktober 2022. https://environment-indonesia.com/mengatasi-isu-lingkungan-di-
kawasan-industri/

14

Anda mungkin juga menyukai