Anda di halaman 1dari 24

ARTI PENTING DAN HAKIKAT LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN

DARI BERBAGAI RANAH (SOSIAL, BUDAYA, DAN TEKNOLOGI)

MAKALAH

Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya & Teknologi
Dosen Pengampu: Diana Setiana, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok III Semester VII Kelas SD16.A6


Debi Meidawati (160641225)
Lia Apriyanti (160641286)
Nenden Solihtryaningsih (160641130)
Nursiti (160641222)
Velia Aprilianti (160641220)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan rahmat-Nya. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Makalah ini
berjudul tentang “Arti Penting dan Hakikat Lingkungan bagi
Kehidupan dari Berbagai Ranah (Sosial, Budaya, dan Teknologi)”
yang di dalamnya membahas tentang arti penting dan hakikat
lingkungan sosial, arti penting dan hakikat lingkungan budaya,
arti penting dan hakikat lingkungan teknologi.
Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Diana Setiana, M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya & Teknologi.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.

Cirebon, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Sosial ...................................... 3
B. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Budaya..................................... 7
C. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Teknologi................................. 13
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia tinggal dan hidup dalam lingkungannya. Mereka berinteraksi
dengan komponen lingkungan fisik, baik biotik (hewan dan tumbuhan)
maupun dengan komponen abiotik (tanah, air, batuan dan lain-lain). Manusia
juga melakukan interaksi dengan sesamanya atau lingkungan sosialnya dan
mengembangkan nilai dan norma untuk mengatur interaksi tersebut. Dari
interaksi tersebut, manusia menghasilkan kebudayaan dalam berbagai bentuk
seperti bahasa, teknologi dan lain-lain. Pada awalnya, ketika manusia belum
mengenal teknologi, hubungan manusia dengan komponen lingkungan
lainnya masih berjalan secara harmonis. Selain jumlahnya masih sedikit,
mereka juga tidak berlebihan dalam mengambil sumberdaya alam, sehingga
tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, seiring dengan
berkembangnya teknologi, dan meningkatnya jumlah serta kebutuhan
manusia, mereka cenderung eksploitatif atau mengambil sumberdaya alam
secara berlebihan. Akibat dari perilaku tersebut, lingkungan mengalami
perubahan. Bahan-bahan pencemar sisa aktivitas manusia mencemari
lingkungan perairan, udara dan daratan. Kerusakan tersebut pada akhirnya
berdampak buruk pada manusia, diantaranya adalah berkembangnya
penyakit, bencana alam, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:

1. Apa arti penting dan hakikat lingkungan sosial?

2. Apa arti penting dan hakikat lingkungan budaya?


3. Apa arti penting dan hakikat lingkungan teknologi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisannya untuk


mengetahui:

1. Mengetahui arti penting dan hakikat lingkungan sosial.

2. Mengetahui arti penting dan hakikat lingkungan budaya.

3. Mengetahui arti penting dan hakikat lingkungan teknologi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Sosial


1. Arti Penting Lingkungan Sosial
Menurut Hadi (2002: 245), menjelaskan bahwa lingkungan sosial
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-
perubahan perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang kita kenal
antara lain lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan
tetangga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertamakali dikenal
oleh individu sejak lahir. Menurut Yusuf (2002: 128), menjelaskan bahwa
lingkungan sosial merupakan semua kondisi-kondisi dalam dunia yang
dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan atau life processe, yang dapat pula
dipandang sebagai penyiapan lingkungan (to provide environment) bagi
generasi yang lain.
Berdasarkan pengertian lingkungan sosial dari para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat
di sekitar manusia yang dapat memberikan pengaruh pada manusia
tersebut, serta manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya, seperti
tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga orang lain di sekitarnya yang
belum dikenal sekalipun.
2. Hakikat Lingkungan Sosial
Menurut Yusuf (2002: 130), lingkungan sosial bukan merupakan suatu
gejala yang terjadi secara kebetulan, melainkan karena adanya hubungan
timbal balik antar anggotanya, baik dalam bentuk antar individu, antar
kelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Bentuk kehidupan
bersama yang di dalamnya terdapat hubungan antarkomponen manusia
itulah yang kita kenal dengan istilah masyarakat.
Dalam lingkungan sosial terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial
adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih yang dalam hubungan
tersebut perilaku atau tindakan seseorang akan mempengaruhi, mengubah,
atau memperbaiki perilaku atau tindakan individu yang lain atau
sebaliknya. Interaksi sosial merupakan proses sosial yang dapat bersifat
mendekatkan maupun merenggangkan. Tahapan yang mendekatkan
diawali dari memulai (initiating), menjajaki (experimenting),
meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating), dan
mempertalikan (bonding). Contoh: saat kita mulai masuk sekolah,
kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain, saling berkenalan dan
bercerita. Hasil penjajakan dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah
hubungan akan ditingkatkan atau tidak dilanjutkan. Karena hubungan
sudah semakin meningkat, biasanya muncul adanya perasaan yang sama
atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan. Pada tahap
merenggangkan, dimulai dari tahap membeda-bedakan (differentiating),
membatasi (circumscribing), menahan (stagnating), menghindari
(avoiding), dan memutuskan (terminating). Contoh: di antara dua orang
yang dulunya selalu bersama, mulai melakukan kegiatan sendiri- sendiri.
Karena sering tidak bersama lagi, pembicaraan di antara mereka pun mulai
dibatasi, ego sangat dimunculkan daripada kebersamaan, antar individu
mulai saling menahan, sehingga tidak terjadi lagi komunikasi. Dalam
interaksi sosial terjadi interaksi antar komponen masyarakat. Dalam
peristiwa tersebut tidak selamanya berjalan lancar dan harmonis. Karena
itu, perlu aturan-aturan yang dapat menjaga hubungan tersebut, agar
terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan masalah sosial. Dalam
lingkungan sosial terdapat nilai dan norma yang mengatur hubungan antar
komponen tersebut agar lingkungan sosial dapat terjaga dan terpelihara
dari berbagai masalah dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
anggota masyarakatnya. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti
keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial
budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau
diciptakan.
Menurut Yusuf (2002: 131), lingkungan sosial budaya mengalami
perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural
manusia terhadap lingkungannya. Manusia lebih mengandalkan
kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan
adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti
organisme lain dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup.
Karena lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah
lingkungan hidup manusia. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti
mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang
terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju
ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada
sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi
berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya.
Menurut Yusuf (2002: 132), Perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis,
ekonomis dan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian,
yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan ,teknologi, filsafat dan lainnya.
Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas
dibandingkan perubahan sosial. Perubahan sosial dan kebudayaan di
masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari
masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat. Perubahan
lingkungan sosial dan budaya dapat dialami oleh setiap masyarakat yang
pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial dapat meliputi semua
segi kehidupan masyarakat diantaranya yaitu :
a. Perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi
semakin rasional.
b. Perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi
makin komersial.
c. Perubahan tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan
pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam.
d. Perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang
makin demokratis.
e. Perubahan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern
dan efisien, dan lain-lainnya.
Perubahan sosial, merupakan suatu proses perubahan, modifikasi, atau
penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang
mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat,
hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan
masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmateri.
Sedangkan perubahan sistem budaya sebagai faktor dasar perubahan
sosial perubahan sosial dalam suatu masyarakat diawali oleh tahapan
perubahan nilai, norma, dan tradisi kehidupan sehari-hari masyarakat yang
bersangkutan, yang juga dapat disebut dengan perubahan nilai sosial.
Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh pertama-
tama adanya inovasi yang diperkenalkan oleh sekelompok warga
masyarakat, baik yang berupa variasi, inovasi, maupun difusi budaya.
Untuk masuk menjadi bagian dalam sistem budaya masyarakat, nilai-nilai
baru yang dimaksud harus melalui proses penerimaan sosial serta proses
seleksi sosial. Nilai-nilai budaya baru yang mampu memberikan kepuasan
atau peningkatan hidup bagi masyarakat baik secara materi ataupun
nonmateri, atau bertahan lama, dan lambat laun akan masuk menjadi
bagian integral dari sistem budaya masyarakat yang bersangkutan.

B. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Budaya


1. Arti Penting Lingkungan Budaya
Menurut Riyanto (2000: 5), lingkungan adalah aspek interaksi antara
makhluk hidup terutama manusia dengan lingkungannya, yang merupakan
kajian sosiologi, psikologi sosial, dan ilmu sosial lainnya. Sedangakan
budaya adalah aspek budaya yang merupakan hasil ungkapan dan
pengembangan akal budi manusia dengan prosesnya, yang merupakan
kajian antropologi, khususnya antropologi budaya dan humaniora.
Menurut Koentjaraningrat (2009: 114), kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal ini
berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena
hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak
perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri,
beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan
membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan
kemampuan naluri yang terbawa dalam gen bersama kelahirannya, juga
dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
lingkungan budaya yaitu suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat berkaitan dengan lingkungan hidupnya.
Aktivitas dan tindakan terpola tersebut seperti kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya, memelihara lingkungan bersih, pemanfaatan air
secara efisien, dan sebagainya.
2. Hakikat Lingkungan Budaya
a. Hakikat Lingkungan Budaya Dilihat dari Ranah Sosial
Menurut Koentjaraningrat (2009: 115), budaya yang dikembangkan
oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayan itu
berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing dapat melihat
kekhasan budaya suatu daerah atau kelompok. Dengan menganalisa
pengaruh dan akibat budaya terhadap lingkungan, seseorang dapat
mengetahui mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan
lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku
budaya dalam kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif
lintas budaya akan mengandung bamyak variabel yang saling
berhubungan dalam keseluruhan system terbuka. Pendekatan yang
saling teriring dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem
yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada
dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan
budaya yang ada. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah
kebudayaan dan lingkungan :

1) Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti :


temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2) Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan
beserta proses sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, dan
nilai-nilai.
3) Environmental Orientation and Representation, mengacu pada
persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap
masyarakat mengenai lingkungannya.
4) Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana
masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia
dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan
iklim.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku
dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap
pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan
menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kebudayaan juga dapat berpengaruh terhadap sosial manusia contohnya
perilaku manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Kebiasaan-kebiasaan manusia manusia dalam berinteraksi dengan
orang lain telah merubah perilaku manusia ketika bersosialisasi. Saat ini
kita telah hidup di jaman yang serba canggih. Semua aspek di
kehidupan ini telah disentuh oleh teknologi, salah satunya adalah aspek
komunikasi dengan hand phone sebagai produknya. Hal ini membuat
manusia terbiasa menggunakan hand phone untuk berkomunikasi,
sehingga terbentuklah budaya media sosial. Manusia kini lebih memilih
bersosialisasi melalui media-media sosial seperti facebook, twitter, dan
lain-lain. Akibatnya mereka pasif terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Hakikat Lingkungan Budaya Dilihat dari Ranah Teknologi
Menurut Riyanto (2000: 8-10), manusia merupakan makhluk yang
berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan
kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan
aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi
hasil ciptaannya. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi
manusia dan masyarakat, untuk menaklukan berbagai macam kekuatan
yang harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan
kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spiritual maupun materiil. Kebudayaan
masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat
melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
didalamnya. Dalam kaitannya untuk memenuhi segala macam
kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam,
pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata
bertindak didalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun dengan
akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari
pemikiran manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin
kompleks, kemudian lahirlah taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil
karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang
luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam.
Dari hasil karya tersebut yaitu teknologi, kini kebudayaan di
Indonesia pun semakin berbeda misalnya jika kita lihat dari segi positif
pengaruh budaya terhdap perkembangan teknologi ialah mempermudah
seseorang di suatu negara mengetahui berbagai macam budaya yang
ada di belahan bumi yang lain, mempermudah adanya pertukaran
pelajar antar negara, mempermudah pendistribusian karya-karya anak
bangsa seperti musik, film, fashion maupun negara-negara berbeda
benua yang mana akan memperkuat identitas negara serta membuat
negara Indonesia semakin dikenal oleh dunia. Sedangkan jika dilihat
dari segi negatif memang tidak bisa dipungkiri, misalnya berita-berita
hoax, perilaku dan kegiatan yang dirasa melebihi aturan dan norma
yang viral di media sosial sehingga Negara-negara lain pun mengetahui
hal tersebut. Akibatnya nama Indonesia pun menjadi sasaran utamanya.
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul
dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-
cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-
hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau
masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal
delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan
unsur kebudayaan fisik), yaitu :
1) Alat-alat produktif
Alat-alat produktif adalah alat yang digunakan untuk
memudahkan kegiatan manusia dalam proses produksi. Contoh :

a) Bidang Pertanian
Pada jaman dahulu manusia mengolah sawah atau ladang
menggunakan tenaga hewan, seperti sapi atau kerbau. Ketika
memasuki masa perundagian, manusia mulai menggunakan
cangkul untuk bercocok tanam. Setelah memasuki masa modern
manusia mulai membuat mesin yang memudahkan proses
produksi sehingga hasil yang hasil pertanian lebih maksimal.

b) Bidang Industri

Sebelum revolusi industri, manusia menggerakkan kegiatan


industrinya dengan menggunakan tenaga manusia. Namun seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia mulai
mengembangkan alat-alat atau mesin yang dapat memudahkan
kegiatan mereka. Sehingga pemanfaatan tenaga manusia menjadi
berkurang dan dialihkan pada pemanfaatan tenaga mesin.

2) Senjata

Senjata adalah semua jenis benda yang digunakan untuk


berkelahi atau berperang, berburu, membela diri atau
melukai/membunuh. Perkembangan senjata dimulai dari masa
prasejarah, pada jaman itu manusia menggunakan batu dan tulang
untuk berburu. Setelah itu manusia mulai mengenal teknologi logam
dan mulaimengembangkannya menjadi senjata, berupa pedang,
tombak, dll. Revolusi senjata terjadi setelah ditemukannya bubuk
mesiu di Cina. Manusia mulai berlomba-lomba menciptakan
berbagai macam senjata,seperti senjata api dan peldak. Setelah
berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia mulai menciptakan
senjata dari nuklir, bahkan virus yang mampu memusnahkan umat
manusia atau yang dikenal dengan senjata pemusnah masal.

3) Wadah
Secara umum wadah adalah tempat untuk menaruh, menyimpan
sesuatu. Bahannya bisa terbuat dari apapun. Wadah paling banyak
digunakan untuk peralatan dapur. Dulu wadah dibuat dari tanah liat
(gerabah) dan kayu. Setelah ditemukan logam, manusia mulai
beralih menggunakan logam sebagai wadah karena lebih kuat dan
cepat panas bila digunakan untuk memasak. Sekarang
melaluiberbagai macam penelitian manusia mampu mengolah
berbagai macam logam untuk menciptakan wadah yang kuat, ringan,
tahan panas, anti lengket, higienis, kedap udara, ramah lingkungan
dan serba guna.

4) Alat-alat menyalakan api

Pada masa prasejarah, manusia menggunakan batu dan kayu


sebagai pemantik api. Dengan cara menggesekkan kedua batu atau
kayu tersebut di dedaunan kering sehingga menghasilkan percik api
sehingga terciptalah api. Setelah itu manusia menggunakan minyak
dari hewan sebagai bahan bakar. Pada awal peradaban manusia
mulai melakukan penggalian barang tambang dan menemukan
serbuk belerang. Dari serbuk belerang itu terciptalah korek api. pada
perkembangannya, pematik dapat dibuat dari berbagai macam bahan,
seperti minyak, gas alam, bahkan listrik.

5) Makanan

Pada masa prasejarah manusia hanya mengumpulkan bahan


makanan tanpa diolah terlebih dahulu. Setelah ditemukan api,
manusia mulai mengolah makanan tersebut dengan menggunakan
rempah-rempah untuk menambah rasa. Pada masa sekarang manusia
mulai mengolah berbagai macam bahan makanan dengan teknologi
yang sudah modern. Dan mengembangkan berbagai macam olahan
makanan dalam bentukjunk foodataupunfast food.

6) Pakaian
Awal perkembangannya, manusia memanfaatkan dedaunan dan
kulit pohon untuk menutupi tubuhnya. Setelah memasuki masa
berburu, manusia mulai memanfaatkan kulit hasil buruannya untuk
dijadikan pakaian. Dengan ditemukannya mesin pemintal, manusia
dapat mengeloh kapas menjadi benang. Kemudian benang diolah
atau ditenun menjadi pakaian. Seiring berkembangnya jaman,
manusia mulai mengolah, wol, sutera, polyester (limbah plastik),dll
manjadi pakaian yang nyaman seperti yangkita pakai sehari-hari.

7) Tempat berlindung dan perumahan

Tempat berlindung yang digunakan manusia mulai dari masa


prasejarah yang hanya di dalam gua, di atas pohon, atau membuat
pondokan sederhana dari kayu dan daun. Setelah ditemukansemen
sebagai perekat, pasir, tanah liat, dan pewarna manusia mulai
membangun rumah yang lebih kuat, kokoh, bahkan indah. Di masa
sekarang, manusia membangun gedung-gedung pencakar langit dan
rumah-rumah dengan desain yang indah yang dipadukan dengan
teknologi canggih untuk menambah kenyamanannya.

Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa


budaya mempengaruhi teknologi, kehidupan manusia, dalam
bersosialisasi, menciptakan masyarakat konsumtif, dan masyarakat
modern. Oleh karena itu, budaya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Karena budaya akan selalu berkembang, maka perilaku
manusia akan berkembang pula.

C. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Teknologi


1. Arti Penting Lingkungan Teknologi
Menurut Riyanto (2000: 5), lingkungan adalah aspek interaksi antara
makhluk hidup terutama manusia dengan lingkungannya, yang merupakan
kajian sosiologi, psikologi sosial, dan ilmu sosial lainnya. Menurut
Darmawan (2013: 5), teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan
dan rekayasa (Engineering) yang dapat diaplikasikan pada perancangan
produk dan atau proses atau pada penelitian untuk mendapatkan
pengetahuan baru. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita
hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakanuntuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
2. Hakikat Lingkungan Teknologi
a. Hakikat Lingkungan Teknologi dilihat dari Ranah Sosial
Menurut Martono (2012: 278-279), secara sosiologis, teknologi
merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi setiap aktivitas,
tindakan, serta perilaku manusia. Teknologi mampu mengubah pola
hubungan dan pola interaksi antar manusia. Kehadiran teknologi
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Aktivitas manusia sedikit banyak akan dipengaruhi oleh
kehadiran teknologi. Jika teknologi suatu kelompok mengalami
perubahan, maka cara berpikir manusia juga akan mengalami
perubahan. Peran teknologi dalam mempengaruhi perubahan pola hidup
manusia bukanlah sebuah hal yang perlu dipertanyakan lagi. Manusia
tidak akan mampu hidup tanpa teknologi. Manusia purba, misalnya,
telah lama mengenal teknologi sebagai alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, kebanyakan teknologi itu terbuat dari bahan-bahan
atau materi yang sangat sederhana. Teknologi dapat menyatukan
masyarakat, dapat pula memisahkan masyarakat. Pada masyarakat
teknologi, kemajuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan-
lahan sampai akhir-nya manusia takluk pada teknik. Teknik-teknik
manusiawi yang dirasakan pada masya-rakat teknologi, terlihat dari
kondisi kehidup-an manusia itu sendiri. Manusia pada saat ini telah
begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisi tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Situasi tertekan. Manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan
mekanisme teknik. Manusia melebur dengan mekanisme teknik,
sehingga waktu manusia dan pekerjaannya menga-lami pergeseran.
Peleburan manusia dengan mekanisme teknik, menuntut kualitas dari
manusia, tetapi manusia sendiri tidak hadir di dalamnya. Contohnya:
pada sistem industri ban, seorang buruh meskipun sakit atau lelah,
ataupun ada berita duka bahwa anaknya sedang sekarat di Rumah
Sakit, mungkin peker-jaan itu tidak dapat ditinggalkan sebab akan
membuat macet garis produksi dan upah bagi temannya. Keadaan
tertekan demikian, akan menghilangkan nilai-nilai sosial dan tidak
manusiawi lagi.
2) Perubahan ruang dan lingkungan manusia. Teknik telah mengubah
lingkungan manusia dan hakikat manusia. Contoh yang sederhana
manusia dalam hal makan atau tidur tidak ditentukan oleh lapar atau
mengantuk tetapi diatur oleh jam. Lingkungan manusia menjadi
terbatas, manusia sekarang hanya berhubungan dengan bangunan
tinggi yang padat, sehingga sinar matahari pagi tidak sempat lagi
menyentuh permukaan kulit tubuh manusia.
3) Perubahan waktu dan gerak manusia. Akibat teknik, manusia
terlepas dari hakikat kehidupan. Sebelumnya waktu diatur dan
diukur sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa-peristiwa dalam hidup
manusia, sifatnya alamiah dan konkrit. Tetapi sekarang waktu
menjadi abstrak dengan pembagian jam, menit dan detik. Waktu
hanya mempunyai kuantitas belaka tidak ada nilai kualitas
manusiawi atau sosial, sehingga irama kehidupan harus tunduk
kepada waktu.
4) Terbentuknya suatu masyarakat massa. Akibat teknik, manusia hanya
membentuk masyarakat massa, artinya ada kesenjangan sebagai
masyarakat kolektif. Sekarang struktur masyarakat hanya ditentukan
oleh hukum ekonomi, politik, dan persaingan kelas. Proses ini telah
menghilangkan nilai-nilai hubungan sosial suatu komunitas.
Terjadinya neurosa obsesional atau gangguan syaraf menurut
beberapa ahli merupakan akibat hilangnya nilai-nilai hubungan
sosial. Kondisi sekarang ini manusia sering dipandang menjadi objek
teknik dan harus selalu menyesuaikan diri dengan teknik yang ada.
5) Ternyata dunia modern yang mengukir kisah sukses secara materi
dan kaya ilmu pengetahuan serta teknologi, sepertinya tidak cukup
memberi bekal hidup yang kokoh bagi manusia, sehingga banyak
manusia modern tersesat dalam kemajuan dan kemodernannya.
Manusia modern kehilangan aspek moral sebagai fungsi kontrol dan
terpasung dalam teknologi. Berdasarkan teori perubahan sosial
budaya kemajuan teknologi telah menyebabkan kemajuan sekaligus
kemunduran dalam kehidupan sosial budaya.
b. Hakikat Lingkungan Teknologi Dilihat dari Ranah Budaya
Menurut Sulasman dan Gumilar (2013: 65-67),
kemajuan teknologi informasi yang luar biasa cepatnya
berpotensi terjadi generalisasi budaya, sebagaimana
teknologi berdampak menyamaratakan budaya bangsa-
bangsa yang ada di dunia menjadi satu dan ini
berdampak negatif yaitu terjadinya degradasi budaya.
Globalisasi budaya berpengaruh pada berubahnya
karakter dan perilaku para generasi milenial. Milenial
yang berciri khas kreatif dan inovatif, namun pada
umumnya bersifat materialistis, konsumtif, dan
cenderung lebih membanggakan budaya asing dibanding
dengan budaya sendiri dengan mengikuti pola dan gaya
hidup bebas, hedonis, individualistis, serta pragmatis.
Sebagai aset bangsa yang dipersiapkan untuk berperan
sebagai penyelamat budaya bangsa, generasi milenial
seharusnya dapat berfikir lebih kritis dalam melihat
kenyataan adanya proses perubahan budaya di
masyarakat Indonesia, agar dapat mengurangi dampak
generalisasi budaya khususnya dalam menjaga kebhinekaan.
Ciri khas generasi milenial mereka lahir dalam kondisi sudah ada
TV berwarna, sudah ada handphone dan yang lebih canggih lagi
internet sudah tersedia, sehingga mereka sangat mahir dalam
berteknologi. Mereka cenderung lebih merasa hebat dan bangga apabila
beraktivitas meniru budaya asing yang dianggap modern dengan
menganut gaya hidup bebas dibandingkan dengan kebudayaan sendiri
yang eksistensinya mulai terancam karena dianggap sudah ketinggalan
jaman atau sudah kuno. Para milenial merespon dampak negatif
globalisasi budaya kini akan sama dan ini yang menjadi permasalahan
serius karena memicu degradasi budaya yang dapat membahayakan
kelestarian budaya di Indonesia. Tidak dapat disangkal lagi bahwa
gadget seperti handphone, ipad dan sejenisnya saat ini menjadi benda-
benda yang sangat berperan dalam kehidupannya. Seakan-akan manusia
modern tidak bisa hidup tanpa gadget, sehingga alat ini diibaratkan
tabung oksigen yang harus dibawa ke mana-mana, bahkan apabila lupa
membawa handphone saja mereka rela bersusah payah mengambilnya.
Rasanya seakan-akan manusia tidak bisa hidup tanpa handphone,
karena mereka harus selalu berinteraksi dengan sesama dimanapun
berada dan kapanpun. Mau tidak mau generasi milenial terpaksa
mengikuti tren perkembangan gadget yang sangat pesat dari hari ke
hari, sehingga ketergantungan pada alat ini membawa berbagai dampak
negatif seperti pola hidup konsumtif. Tugas utama para generasi
milenial adalah mengubah hal-hal negatif menjadi hal-hal yang positif,
yaitu mulai mengurangi penggunaan gadget untuk hal yang tidak
penting dan lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi ini untuk hal
yang lebih bermanfaat.
Milenial menjadi generasi yang materialistis, artinya menurut
mereka materi adalah segala-galanya. Pola dan gaya kehidupan
(lifestyle) para milenial khususnya yang hidup dikota besar lebih
mengutamakan mencari kesenangan semata atau menganut paham
hedonis, sebagai cara untuk mengekspresikan kesenangan, mereka haus
akan dunia hiburan, berhura-hura dan tidak terlepas dari teknologi
internet. Gaya hidup, hobi dan olahraga, menjadi rutinitas sehari-hari
dan tingkah laku terhadap internet dan interaksi online mereka di social
media sudah tidak bisa dielakkan lagi. Ciri pengikut aliran hedonisme
adalah bergaya hidup yang lebih mengutamakan materi daripada hal-
hal lain. Gaya hidup milenial selalu ingin mencari perhatian dan ingin
eksistensinya diakui lewat benda yang dimilikinya, akibatnya tidak
sedikit dari mereka terlibat persaingan yang tidak sehat. Semua
dampak-dampak negatif tersebut saat ini menjadi tantangan bagi
generasi milenial untuk dapat merubah lifestyle nya dari hedonis
menjadi bergaya hidup sederhana yang tidak haus akan pengakuan yang
bersifat sementara. Generasi milenial sebagian besar menganut pola
hidup bebas yang sudah sangat mengkhawatirkan, padahal kehidupan
bebas bukanlah mencirikan budaya kita, bahkan tidak bermanfaat sama
sekali bagi kita yang masih berpedoman pada keluhuran budaya timur.
Kehidupan bebas membuat para milenial dapat melakukan banyak hal
yang menurut keyakinan dan budaya kita sebenarnya tabu dilakukan.
Akan tetapi oleh karena adanya degradasi budaya, prilaku yang
dikatakan tabu itu tetap dilakukannya dan dianggap biasa-biasa saja.
Perilaku seperti ini tidak dapat dibiarkan terus berlangsung, karena lama
kelamaan akan berimbas pada masyarakat berupa kerusakan diri yang
bisa berakibat cacat mental. Solusinya, para milenial perlu diberi
pemahaman untuk menghayati nilai-nilai Pancasila agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui pembinaan dan
kaderisasi.
Degradasi budaya dapat diminimalisir dengan upaya memperkokoh
rasa nasionalisme dan menjaga kebhineka tunggal ikaan. Pemerintah
perlu menerapkan peraturan yang tegas berikut sanksinya untuk
menindak penyalahgunaan internet. Di bidang hukum, memang sudah
tersedia perangkat hukumnya dengan UUITE dan UUD 1945, namun
belum dapat menjadi pelindung budaya bangsa atas gradasi nilai yang
semakin nyata, oleh karena itu pemerintah perlu membuat kebijakan
hukum yang tepat berkaitan dengan pesatnya kemajuan teknologi
sebagaimana hukum harus dapat bersifat dinamis pada fenomena yang
terjadi sehingga degradasi budaya akan dapat dicegah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat penulis simpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Sosial
a. Arti Penting Lingkungan Sosial
Menurut Hadi (2002: 245), menjelaskan bahwa lingkungan sosial
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-
perubahan perilaku setiap individu.
b. Hakikat Lingkungan Sosial
Menurut Yusuf (2002: 130), lingkungan sosial bukan merupakan
suatu gejala yang terjadi secara kebetulan, melainkan karena adanya
hubungan timbal balik antar anggotanya, baik dalam bentuk antar
individu, antar kelompok, maupun antara individu dengan kelompok.
Bentuk kehidupan bersama yang di dalamnya terdapat hubungan
antarkomponen manusia itulah yang kita kenal dengan istilah
masyarakat. Dalam lingkungan sosial terjadi interaksi sosial.
2. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Budaya
a. Arti Penting Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya yaitu suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat berkaitan dengan lingkungan
hidupnya. Aktivitas dan tindakan terpola tersebut seperti kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya, memelihara lingkungan bersih,
pemanfaatan air secara efisien, dan sebagainya.
b. Hakikat Lingkungan Budaya
Menurut Riyanto (2000: 8-10), budaya mempengaruhi teknologi,
kehidupan manusia, dalam bersosialisasi, menciptakan masyarakat
konsumtif, dan masyarakat modern. Oleh karena itu, budaya tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena budaya akan selalu
berkembang, maka perilaku manusia akan berkembang pula.
3. Arti Penting dan Hakikat Lingkungan Teknologi
a. Arti Penting Lingkungan Teknologi
Menurut Riyanto (2000: 5), lingkungan adalah aspek interaksi
antara makhluk hidup terutama manusia dengan lingkungannya, yang
merupakan kajian sosiologi, psikologi sosial, dan ilmu sosial lainnya.
Menurut Darmawan (2013: 5), teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu
pengetahuan dan rekayasa (Engineering) yang dapat diaplikasikan pada
perancangan produk dan atau proses atau pada penelitian untuk
mendapatkan pengetahuan baru.
b. Hakikat Lingkungan Teknologi
Menurut Martono (2012: 278-279), secara sosiologis, teknologi
merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi setiap aktivitas,
tindakan, serta perilaku manusia. Teknologi mampu mengubah pola
hubungan dan pola interaksi antar manusia. Kehadiran teknologi
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Menurut Sulasman dan Gumilar (2013: 65-67), kemajuan
teknologi informasi yang luar biasa cepatnya berpotensi terjadi
generalisasi budaya, sebagaimana teknologi berdampak
menyamaratakan budaya bangsa-bangsa yang ada di dunia menjadi satu
dan ini berdampak negatif yaitu terjadinya degradasi budaya.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, D. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.
Hadi, S. 2002. Gastroenterologi. Bandung: PT Mandar Maju.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Martono, N. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Riyanto, A. 2000. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi.
Bandung: Yayasan Pembangunan Indonesia.
Sulasman dan Gumilar. 2013. Teori-Teori Kebudayaan dari Teori Hingga
Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syamsu, Y. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai