Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN”


Dosen Pengampu: JAJAT DAROJAT, S.Pd.I.,M.S.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

IMAM SAFI’I

NIM : 2022.1.25.1.01326

YASIR ABDULLAH

NIM : 2022.1.25.1.03185

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON (UI BBC)

Jl.Widarasari III Tuparev – Cirebon, Telp. (0231) 246215,

E-mail : staibbc.cirebon@gmail.com
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………..5

1. PENGERTIAN LINGKUNGAN........................................................................................................5
4. UNSUR PEMBENTUKAN BUDAYA...............................................................................................6
5. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN....................................................................................................7
6. BENTUK INTERAKSI LINGKUNGAN DAN BUDAYA DI INDONESIA...................................8
7. MANUSIA DAN LINGKUNGAN.....................................................................................................9
8. KESINAMBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN...............................................9
9. PERAN KEBUDAYAAN DALAM LINGKUNGAN......................................................................10
10. FUNGSI KEBUDAYAAN DALAM LINGKUNGAN..................................................................11
BAB III PENUTUP…………………………….………………………………………………………………...13

1. KESIMPULAN..................................................................................................................................13
2. SARAN..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN“
sebagai tugas dalam mata kuliah Pendidikan multikultural, yang turut serta membantu
terselesaikannya makalah ini. Saya menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
menanti kritik dan saran pembaca makalah ini untuk kemudian dapat saya revisi dan saya
tulis dengan benar di masa yang selanjutnya, sebab saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Akhir kata, saya berharap makalah
sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf
yang apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Cirebon, 4 Januari 2024

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan adalah keadaan sekitar dimana lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku makhluk hidup disekitarnya. Secara singkat, lingkungan adalah tempat
ataupun media dimana makhluk hidup dapat mengembangkan diri dan berinteraksi. Menurut
UU Nomor 23 Tahun 1997 lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Pasal 1
ayat 1). Sedangkan, kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2015: 11) bahwa kebudayaan
dari kata dasar budaya berasal dari bahasa sansakerta, yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Ia melanjutkan bahwa definisi budaya adalah
“daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa, dan rasa itu sendiri.
Lingkungan dan kebudayaan sangat berkaitan erat dengan kehidupan sosial manusia.
Lingkungan menjadi wadah sekaligus tempat berkembang kebudayaan itu sendiri.
Lingkungan dapat mempengaruhi kebudayaan dan begitu pula sebaliknya. Dalam makalah
ini, pemakalah mengangkat topik interaksi budaya dan lingkungan serta manusia dengan
lingkungan itu sendiri. Ketiga hal ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Lingkungan
budaya mempengaruhi manusia untuk menciptakan dan mengembangkan berbagai hal
khususnya dalam teknologi dan ilmu pengetahuan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana Manusia dan lingkungan dapat mempengaruhi satu sama lain?
b. Apa saja unsur kebudayaan?
c. Apa saja bentuk interaksi budaya dengan lingkungan?

C. TUJUAN
Tujuan dari dibentuknya makalah ini adalah untuk menginformasi pembaca tentang
kebudayaan, lingkungan dan manusia. Makalah ini juga diharapkan dapat memberi pembaca
pengetahuan lebih lanjut tentang ketiga hal tersebut. Sekaligus, pemakalah mengharapkan
pembaca dapat ikut melestarikan kebudayaan dan lingkungan secara tidak langsung.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Secara umum pengertian lingkungan ialah suatu keadaan sekitar dimana dapat mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Lingkungan adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup itu sendiri. Segala sesuatu
yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan baik langsung
maupun tidak langsung. Menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan
prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat 1). St. Munadjat Danusaputro menyebutkan bahwa
lingkungan adalah segala hal berupa benda dan kondisi, serta manusia dengan perbuatan dan
tingkah lakunya, yang berada di dalam ruang tempat manusia tinggal serta mempengaruhi
kesejahteraan hingga kelangsungan hidup dan jasad renik yang lain. Menurut S. J.
McNaughton dan Larry L. Wolf definisi lingkungan adalah seluruh faktor eksternal baik
yang bersifat biologis ataupun fisika, dimana faktor-faktor tersebut berpengaruh langsung
terhadap kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, serta aktivitas reproduksi dari organisme.
2. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu: buddhayah. Seperti yang di
utarakan oleh Koentjaraningrat (2015: 11) bahwa kebudayaan dari kata dasar budaya
berasal dari bahasa sansakerta, yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Ia melanjutkan bahwa definisi budaya adalah “daya budi” yang berupa
cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu
sendiri. Menurut J. Macionis kebudayaan adalah cara berpikir, cara bertindak, dan objek
material yang bersama-sama membentuk cara hidup manusia. Kebudaan meliputi apa yang
kita pikirkan, bagaimana kita bertindak, dan apa yang kita miliki. Koentjaraningrat
berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. E. B.
Taylor juga berpendapat bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-
kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

3. PENGERTIAN LINGKUNGAN BUDAYA


Lingkungan budaya adalah seperangkat keyakinan, praktik, kebiasaan, dan perilaku yang
dianggap umum bagi semua orang yang hidup dalam populasi tertentu. Lingkungan budaya
dapat membentuk cara setiap orang berkembang, mempengaruhi ideologi dan kepribadian.
Lingkungan budaya ditentukan oleh kulminasi beragam aspek budaya yang berpengaruh pada
pilihan dan perilaku pribadi. Keyakinan atau kepercayaan terhadap suatu agama adalah
pondasi yang penting dari lingkungan budaya tertentu. Keluarga dan hubungan dalam
keluarga juga menjadi faktor tambahan yang menentukan lingkungan budaya. Seperti agama
dan keluarga, bahasa adalah unsur terpenting ketiga dari lingkungan budaya. Di luar
komponen-komponen ini, sistem pendidikan dan sosial memengaruhi struktur lingkungan
budaya. Sistem sosial dapat menentukan kebiasaan yang penting bagi wilayah tertentu,
sementara pendidikan dapat menentukan jenis ideologi apa yang dibagikan secara publik.
Menurut environment.fi lingkungan budaya adalah sumber daya budaya, sosial dan ekonomi
yang luar biasa. Lingkungan budaya memberikan keunggulan unik untuk wilayah dan tempat,
berfungsi sebagai dasar pengembangan komunitas lokal dan menciptakan peluang bisnis.
Lingkungan budaya adalah lingkungan yang dibentuk oleh aktivitas manusia. seperti lanskap
budaya di pedesaan, hutan, daerah kota dan kota, struktur arkeologi di tanah atau air,
konstruksi dan lingkungan yang dibangun dari berbagai zaman, bersama dengan jembatan,
jalan, saluran listrik dan industri dan daerah pelabuhan. Disebutkan bahwa di satu sisi,
lingkungan budaya adalah sumber daya yang tidak terbarukan, di sisi lain, mereka berada
dalam keadaan pembaruan dan pembangunan yang konstan. Ketika mengubah dan
mengembangkan lingkungan budaya yang berharga atau menciptakan lingkungan budaya
baru atau bagian-bagiannya, nilai-nilai lingkungan yang ada adalah titik awal yang baik. Apa
yang hilang sekali dalam lingkungan budaya, akan tetap hilang selamanya.
4. UNSUR PEMBENTUKAN BUDAYA
Unsur pembentukan kebudayaan yaitu sebuah ilmu yang ditinjau dari antropologi aspek
penciptaan budaya oleh manusia. Tinjauan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan
sampai sejauh apakah terlahirnya sebuah kebudayaan dari manusiawi
Pembentukan budaya dapat dibagi menjadi:
a. Fase Instinctive
Fase dimana dorongan pembentukan budaya itu semata mata timbul dari naluri
b. Fase Indrawi
Fase pembentukan budaya yang didorong oleh hasil pengindraan manusia pada alam sekitar
c. Fase Akal
Fase dimana manusia membentuk budayanya dengan jalan menggunakan kekuatan
pikirannya serta imajinasinya, sehingga mampu menciptakan budaya.
d. Fase Religi
Bimbingan wahyu, intuisi atau bisikan yang dirasakan datangnya dari Maha Pencipta,
sehingga memberikan dorongan-dorongan bagi manusia untuk melengkapi hasil budayanya
dengan nilai-nilai keagamaan.

5. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Makna tentang budaya dan kebudayaan tidak pernah lepas dari unsur-unsur kebudayaan
secara universal. Guru besar antropologi Universitas Indonesia Koentjaraningrat membagi
unsur kebudayaan universal ini menjadi tujuh bagian. Yakni:
a) Bahasa
Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat
perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan.
Ada dua bentuk bahasa yaitu lisan dan tulisan.
b) Sistem pengetahuan
Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat
peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam
sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, tubuh manusia.
c) Sistemkemasyarakatan atau organisasi sosial
Dimaknai sebagai sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya.
Organisasi sosial meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem
kesatuan hidup, perkumpulan.
d) Sistem peralatan hidup dan teknologi
Teknologi di sini dimaknai sebagai jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para
anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam
hubungannya dengan pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk
dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi dan kebutuhan
lain yang berupa benda material. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan
fisik yang meliputi, alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan
perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.
e) Sistem mata pencaharian
Hidup Ini merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dibutuhkan. Sistem ekonomi ini meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok
tanam, peternakan, perikanan, dan perdagangan.
f) Sistem religi
Perpaduan antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci
dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem ini meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
g) Kesenian
Kesenian dapat dimaknai sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Bentuk
keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan
kepuasan batin bagi manusia. Pemetaan bentuk kesenian dapat terbagi menjadi tiga garis
besar, yaitu; seni rupa, seni suara dan seni tari.

6. BENTUK INTERAKSI LINGKUNGAN DAN BUDAYA DI INDONESIA


Bentuk atau jenis interaksi lingkungan dan budaya di Indonesia dapat dibagi menjadi tujuh
bagian yaitu kerja sama, akomodasi, akulturasi, asimilasi, persaingan, kontravensi dan
konflik.
a) Kerja sama
Kerja sama adalah bentuk interaksi yang paling utama. Dalam konteks lingkungan dan
budaya, kerja sama memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan bersama. Contohnya, dalam
masyarakat indonesia gotong royong sudah menjadi bagian dari budaya sekaligus lingkungan
sosial dalam bermasyarakat. Contoh lainnya, dalam proses produksi, konsumsi dan distribusi;
ketiga hal tersebut memerlukan kerja sama. Kerja sama merupakan salah satu tujuan dari
interaksi budaya.
b) Akomodasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar-individu atau antar-
kelompok untuk menyelesaikan pertentangan. Bentuk akomodasi adalah sebagai berikut.
1. Koersi adalah bentuk akomodasi dimana pihak yang lebih kuat lebih berkuasa.
Contohnya adalah penjajahan dan perbudakan pada zaman kolonialisme.
2. Kompromi adalah bentuk akomodasi dimana pihak yang mengalami perselisihan
mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian suatu masalah. Contohnya adalah tawar
menawar yang dilaksanakan di pasar.
3. Arbitrasi adalah bentuk akomodasi yang melibatkan pihak lain sebagai penyelesai
suatu masalah. Contohnya adalah pencabutan izin atas perusahaan Churchill Mining Plc dan
Planet Mining dengan Pemerintah Indonesia. Yang menjadi pihak lain selain pihak yang
bertikai adalah lembaga arbitrasi internasional.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial dimana unsur-unsur kebudayaan menerima unsur-unsur
kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Contohnya adalah Masjid Langgar Tinggi yang terletak di wilayah Pekojan, Jakarta Barat
yang menggabungkan arsitektur Tionghoa dan arsitektur jawa. Arsitektur Tionghoa terdapat
pada penyangga balok-balok kayu masjid dan arsitektur Jawa terdapat pada denah masjid.
Contoh lainnya adalah makanan khas Tionghoa seperti bakpau, bakso, siomay ataupun
capcay menjadi makanan popular di Indonesia tetapi menggunakan bumbu khas indonesia.
5. Asimilasi
Asimilasi adalah proses peleburan budaya sehingga masing-masing pihak merasakan adanya
kebudayaan tunggal yang menjadi milik bersama. Contohnya adalah pernikahan antara dua
ras yang berbeda menghasilkan acara adat yang baru. Contohnya dalam makanan adalah
dodol dan jenang yang merupakan perpaduan dari kue bakul dengan teknik pembuatan
indonesia dan kemasan yang berbeda.
6. Persaingan
Persaingan adalah bentuk interaksi disosiatif dimana pihak-pihak dalam masyarakat bersaing
untuk meraih suatu tujuan tertentu tanpa menimbulkan ancaman atau kekerasan fisik.
Contohnya adalah murid-murid yang bersaing untuk meraih juara 1 dalam kelas.
7. Kontravensi
Kontravensi menurut KBBI adalah proses persaingan yang ditandai oleh gejala
ketidakpastian mengenai pribadi seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan
terhadap kepribadian seseorang. Contohnya adalah membeberkan rahasia seseorang kepada
orang banyak.
8. Konflik
Konflik adalah pertentangan atau pertikaian yang dapat melibatkan kekerasan fisik.
Contohnya adalah tawuran antar pelajar.

7. MANUSIA DAN LINGKUNGAN


Manusia tinggal dan hidup dalam lingkungannya. Mereka berinteraksi dengan komponen
lingkungan fisik, baik biotik (hewan dan tumbuhan) maupun dengan komponen abiotik
(tanah, air, batuan dan lain-lain). Manusia juga melakukan interaksi dengan sesamanya atau
lingkungan sosialnya dan mengembangkan nilai dan norma untuk mengatur interaksi
tersebut. Dari interaksi tersebut, manusia menghasilkan kebudayaan dalam berbagai bentuk
seperti bahasa, teknologi dan lain-lain.
Pada awalnya, ketika manusia belum mengenal teknologi, hubungan manusia dengan
komponen lingkungan lainnya masih berjalan secara harmonis. Selain jumlahnya masih
sedikit, mereka juga tidak berlebihan dalam mengambil sumberdaya alam, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, dan
meningkatnya jumlah serta kebutuhan manusia, mereka cenderung eksploitatif atau
mengambil sumberdaya alam secara berlebihan.
Akibat dari perilaku tersebut, lingkungan mengalami perubahan. Bahan-bahan pencemar sisa
aktivitas manusia mencemari lingkungan perairan, udara dan daratan. Kerusakan tersebut
pada akhirnya berdampak buruk pada manusia, diantaranya adalah berkembangnya penyakit,
bencana alam, dan lain-lain. (Setiawan iwan, 2008)
8. KESINAMBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Awal mula manusia terdahulu masih mengandalkan memburu dan mengumpulkan, dan
secara tidak sadar merubah perilaku serta fisik yang dialaminya. Revolusi kognitif tersebut
menjelaskan bagaimana perubahan mereka dikarenakan keadaan lingkungan yang secara
geografi berbeda dari lingkungan dataran tinggi sampai kedataran rendah. Selama beberapa
dekade, musim demi musim mereka berpindah tempat, yang awal mula menggunakan kaki
dan tangan untuk bergerak, mulai berjalan tegak dengan kedua kaki. Evolusi tersebut
kemudian membangun perbedaan mencolok di antara hewan lainnya dengan keunggulan otak
yang cerdas sehingga terciptanya kombinasi kesinambungan antara saraf dan otot yang dapat
memudahkan mereka dalam meramu atau memburu makanan, yang akhirnya menjadi
menjadi puncak rantai makanan disetiap lingkungan (Harari: 2017). Kesinambungan antara
lingkungan alam dan sosial masyarakat sudah dimiliki sejak lama yang bersifat dinamis
dimana lingkungan alam dapat memberikan kebutuhan kepada makhluk hidup untuk
membentuk ikatan sosial dalam masyarakat namun juga dengan manusia yang secara sadar
maupun tidak dapat merubah struktur atau ekosistem yang ada di lingkungan alam secara
negatif maupun positif. Hal hal yang pada saat itu berdampak pada manusia bijak adalah;
a. Melahirkan pemahaman kosmigini, dimana alamlah yang tahu terbaik untuk diri
manusia, sehingga manusia yang harus menyesuaikan diri pada lingkungannya.
b. Determinisme, bagaimana manusia akan mengalami suatu seleksi yang berkembang
dan berubah, dan disebabkan oleh lingkungan alam. Sehingga hanya ada manusia manusia
tertentu yang dapat bertahan hidup untuk menyesuaikan alam.
c. Posibilisme, alam adalah factor pengontrol atau memberikan peluang kemungkinan
suatu kebudayaan dan sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan alam bukan sebagai yang
menentukan.
d. Optimisme Teknologi, manusia hanyalah faktor yang dominan dimana dengan
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat mengolah atau bahkan
mengendalikan alam.
e. Ketuhanan, bahwa manusia bukan penguasa alam, karena kedua hal tersebut adalah
ciptaan-Nya, sehingga hubungan manusia dan alam adalah sekedar hubungan makhluk hidup
yang harus tunduk pada hukum alam.
Dari penjabaran tersebut lahirlah masyarakat saat ini yang terbentuk oleh alam atau
membentuk dikarenakan alam, yang lambat laun mengalami perkembangan secara terus
menerus (Huda: 2016).

9. PERAN KEBUDAYAAN DALAM LINGKUNGAN


Budaya memiliki peran aktif dalam lingkungan karena budaya dan lingkungan saling
berkaitan erat dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebudayaan satu ruang lingkup
daerah dapat mempengaruhi bagaimana lingkungan itu dapat dikatakan sebagai lingkungan
yang baik maupun buruk. Budaya berkaitan dengan komunikasi lingkungan dimana
komunikasi ini bertujuan untuk mengajak dan mempersuasi masyarakat agar lebih peka dan
paham mengenai isu lingkungan. Dari budaya, kita juga dapat menyebarkan hal-hal yang
menjadi konsentrasi lingkungan seperti masalah ataupun keadaaan yang buruk tentang
lingkungan tersebut. Budaya dapat menjadi hal konservatif bagi lingkungan dimana budaya
dapat membuat suatu lingkungan menjadi lebih baik apabila budaya yang akan diaplikasikan
dapat memberi dampak positif bagi lingkungan. Budaya juga dapat menjadi sarana pragmatis
dan konstitutif dan dapat memberikan pemahaman mengenai lingkungan kepada masyarakat.
Budaya juga dapat menjadi identitas lingkungan itu sendiri. Dari budaya, lingkungan dapat
menjadi lebih baik maupun buruk bergantung dari hal itu.
Peran lain dari budaya bagi lingkungan adalah untuk memahami tentang pelestarian
lingkungan. Pelestarian lingkungan dapat dikemas ke dalam budaya agar tindak tersebut
dapat lebih menarik dan dapat mendapatkan respon yang tentunya baik dari dalam
masyarakat karena masyarakat sangat lekat dengan nilai-nilai kebudyaan dan masyarakat
masih percaya serta berpegang teguh nilai-nilai yang berkaitan dengan budaya. Pengemasan
pelestarian lingkungan dan budaya akan menjadi hal yang efektif untuk mengajak masyarakat
untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Tidak hanya mengajak tetapi dapat
memelihara dan merawat lingkungan melalui budaya. Nilai-nilai budaya yang erat dengan
masyarakat akan membuat masyarakat lebih menyadari bahwa melestarikan lingkungan dan
budaya adalah hal yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama.

10. FUNGSI KEBUDAYAAN DALAM LINGKUNGAN


Seperti yang dijelaskan sebelumnya pengaruh antara Kebudayaan sosial yang ada pada
masyarakat sangat bergantung sekali dengan lingkungannya, sehingga membentuk suatu
kesinambungan yang unik dan memiliki arti mendalam bagi yang mengalaminya. Ada
beberapa fungsi yang dapat membentuk kebudayaan terhadap lingkungan, sebagaimana
dalam jurnal yang diterbitkan oleh Dinus.ac.id, kebudayaan tersebut melahirkan suatu
korelasi dimana berfungsi sebagai sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, dan
kepercayaan.
a. Sistem Pengetahuan: Keterpengaruhan sosial budaya Indonesia terhadap lingkungan
sangat berperan penting dalam pembentukan suatu sistem pengetahuan, dengan melalui
pengalaman yang ada pada lingkungan manusia dapat mengolah lingkungan tersebut ke
dalam ranah budaya dan membentuk identitas atau karakter yang melekat pada budaya sosial
masyarakat tertentu. Sebagai contoh umumnya sistem pengetahuan yang berada di
masyarakat budaya Jawa, Indonesia. Dalam penanggalan masyarakat Jawa sangat
dipengaruhi oleh corak budaya Buddha, Hindu, dan Islam yang dalam penanggalan tersebut
memiliki dua sistem yaitu melalui penanggalan matahari dan bulan yang biasa digunakan
untuk mengetahui kapan petani dapat bercocok tanam.
b. Nilai: Kebudayaan juga melahirkan suatu nilai yang berfungsi membentuk tatanan
manusia yang memiliki kegunaan yang baik dan berdampak positif terhadap lingkungan.
Nilai dapat dikatakan berguna bila berharga dan bersifat kebenaran, estetika, bermoral dan
etik, serta religiusitas. Sebagai contoh umumnya, masyarakat global mempercayai bila terus
menerus membudayakan sesuatu yang dapat merusak lingkungan, mengakibatkan manusia
itu sendiri atau makhluk hidup lainnya kehilangan habitat. Sehingga muncul suatu nilai yang
baik dimana masyarakat tidak boleh merusak lingkungan, dengan tidak membuang sampah
sembarangan, membeli produk yang merusak lingkungan, atau menggunakan suatu energi
yang berlebihan.
c. Pandangan Hidup: Pandangan hidup adalah nilai nilai yang terkandung pada diri
masyarakat yang membantu memecahkan permasalahan yang ada pada lingkungannya.
Sehingga pedoman yang dianut oleh masyarakat tersebut bersifat memperkuat karakter
bangsa dan nilai yang dianutnya. Pandangan hidup ini sangat berpengaruh terhadap
lingkungan karena masyarakat yang dapat menentukan bentuk lingkungan yang
ditinggalinya. Sebagai contoh umumnya ketika masyarakat tradisional beralih ke modern
akan mengalami suatu lonjakan budaya dimana tarik ulur yang dihadapi masyarakat
tradisional ditentukan pandangan hidup personal, dengan mempertahankan atau melepaskan
pedoman hidup yang dimilikinya, sehingga lingkungan tersebut ikut andil akan mengalami
perubahan jikalau memilih untuk melepaskan pedoman lama.
d. Kepercayaan: Kepercayaan adalah suatu naluri yang dimiliki oleh manusia terhadap
suatu dimensi tertinggi yang tercipta dalam benak manusia, tidak kesempurnaan dan
kelemahan manusia lah yang mendasari imajinasi akan adanya kekuatan yang melebihi
mereka dan satu satunya yang dapat menyelesaikan masalah tertentu yang manusia sendiri
tidak dapat mengatasinya. Dari suatu kepercayaan masyarakat dapat melindungi atau
membentuk lingkungan yang ditinggalinya.
Sehingga fungsi yang dijabarkan tersebut memberikan suatu makna bahwasannya budaya
terhadap lingkungan tidak dapat dipisahkan karena tarik ulur itulah yang melahirkan berbagai
sistem yang dapat menciptakan lingkungan yang diimpikan oleh umat manusia. Di mulai dari
sebuah pengalaman hingga membentuk persepsi yang melekat pada sosial budaya masyarakat
pada umumnya.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Lingkungan, budaya serta manusia berkaitan erat dengan kehidupan. Ketiga hal ini menjadi
hal yang penting bagi kehidupan makhluk hidup khususnya manusia. Namun, tidak berarti
ketiga hal yang berkaitan erat ini tidak menemui masalah. Kepunahan budaya maupun
lingkungan menyebabkan berbagai masalah. modernitas dan keacuhan manusia dapat
menyebabkan lingkungan rusak dan terkikisnya budaya.
Dalam masyarakat adat, alam adalah suatu penghidupan yang berarti bagi mereka dengan
mempentingkan keselarasan antara umat manusia dan alam dibanding keserakahan yang
menggerus dan dapat merusak keduanya. Hubungan tersebut melahirkan hukum yang berdiri
didalam masyarakat adat seperti tradisi atau praktek yang mengilustrasikan ikatan alam
beserta isinya, sebagai tanggung jawab untuk dilestarikan ke generasi selanjutnya (Kanisius:
2015).
Sebagai contoh, dalam masyarakat adat Dayak, Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito
Timur, ketika akan melakukan pembukaan lahan perkebunan, membutuhkan proses dan
tahapan ritual yang panjang, mereka menyebutnya Ma’ayan atau disebut dengan ladang gulir
balik, dengan cara siklus menanam benih padi lokal yang dapat dinikmati satu tahun sekali,
lalu menidurkan ladang tersebut selama enam tahun dengan menanam tanaman keras seperti
buah buahan. Hal ini sangatlah bagus untuk dilakukan karena tidak harus membuka lahan lain
yang mengharuskan membabat habis pohon pohon yang ada di hutan (Dalidjo: 2020).
Namun dalam kenyataannya setiap perjalanan tidak slalu berjalan dengan baik, akan ada hal
yang bertolak belakang dengan hukum yang ada pada masyarakat adat. Bersifat
menghancurkan dan tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan kepentingan.
Seperti yang terjadi saat ini dilingkungan Indonesia yang terkenal dengan keragaman flora
dan faunanya memiliki konflik dengan manusia, tak terkecuali masyarakat adat yang
terdampak imbasnya. Di Kalimantan Timur, Kabupaten Paser, sebagai contoh terjadi
penanaman besar besaran perkebunan sawit yang digalakkan oleh pemerintah dengan
program PIT (Perkebunan Inti rakyat), dimana setiap perkebunan yang dimiliki rakyat harus
menanam Sawit sebagai komoditi kehidupan mereka. yang awal mula rakyat memiliki
penanaman yang beragam menjadi homogen dan bersifat merusak lingkungan sekitar.
Masyarakat adat yang sudah lama tinggal disana mulai kehilangan identitas diri, dikarenakan
modernitas yang merubah lingkungan, dan secara tidak langsung mereka kehilangan
pengetahuan dan keterampilan yang biasa mereka lakukan semenjak masih adanya hutan
lebat, yang bagi mereka hutan adalah perpustakaan (Dalidjo: 2020).
Dapat disimpulkan bagaimana pun akhir sebuah kisah kelak dimasa depan, manusia akan
tetap bergantung pada alam, dimana keseimbangan diperlukan untuk menunjang kebutuhan
yang akan datang di generasi selanjutnya, ketika mereka tidak harus lagi mengenal sesuatu
hanya lewat tulisan, namun juga realita di kehidupan nyata, jika dunia dan seisinya
sesunnguhnya ada.

2. SARAN
Sebagai manusia yang memerlukan lingkungan serta budaya, kita mestinya melestarikan
mereka agar ekosistem dapat tetep terjaga dan manusia tidak akan kehilangan identitas
dirinya. Sedari awal hingga saat ini, manusia sangat bergantung pada alam walaupun di masa
modern ini banyak peralatan maupun sumber daya buatan namun, alam menjadi factor utama.
Berbagai hal harus kita laksanakan agar mencegah bumi ini dari kepunahan alam dan
terkikisnya budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Dalidjo, Nurdiyansah. 2020. Rumah di Tanah Rempah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


St. Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan. Buku 1: Umum, Binacipta,Bandung, 1981.
Diamond, Jared. 2013. Guns, Germs, and Steel: Rangkuman Riwayat Masyarakat Manusia.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Harari, Yuval. 2017. Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia. Jakarta : Kepustakaan Populer
Gramedia
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan Iwan, 2008. Isu-Isu Lingkungan Global, Jurnal Geografi, UPI Bandung
McNaughton, S.J dan Wolf, Larry. L. 1992. Ekologi Umum. Edisi -2. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press, Diterjemahkan oleh Pringgoseputro, Sunaryo dan Srigundono, B.
Dalidjo, N. (2020). Rumah di Tanah Rempah: Penjelajahan Memaknai Rasa dan Aroma
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
belajargiat.id, August 28 2020, "Pengertian Lingkungan",
https://belajargiat.id/lingkungan/#Sifatsifat_Lingkungan [diakses pada 4 januari 2024]
Era.id, 02 April2018, “Mengenal 7 Unsur Kebudayaan Universal”,
https://era.id/afair/5979/mengenal-7-unsur-kebudayaan-universal [diakses pada 4 januari
2024]
Gurupendidikan.co.id, 11 September 2020, “Pengertian interaksi sosial dan budaya”,
https://www.gurupendidikan.co.id/interaksi-sosial-budaya/ [diakses pada 4 januari 2024]
Huda, Fakhtan. Desember 16 2016, “Manusia dan Lingkungan”,
http://fatkhan.web.id/manusia-dan-lingkungan/ [diakses pada 4 januari 2024]
ilmubudaya.com, May 05 2019, "Pengertian Lingkungan Budaya, Jenis, dan Contohnya",
https://www.ilmubudaya.com/2019/05/lingkungan-budaya.html?m=1[diakses pada 25
Oktober 2020]
Kanisius, Pretus. Juni 25 2015. “Hubungan Erat Alam dan Budaya dalam Masyarakat”,
https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/5510c9ed813311ca35bc70a6/hubungan-erat-
alam-dan-budaya-dalam-masyarakat [23 Oktober 2020]
Prezi.com,”Unsur terbentuknya Kebudayaan”, < https://prezi.com/zm1zfdpfylko/unsur-
terbentuknya-kebudayaan/ > [diakses pada 26 Oktober 2020]
rimbakita.com, September 15 2020, "Lingkungan- Pengertian, Jenis, Unsur, Fungsi, Manfaat,
Kerusakan, & Pelestarian", < https://rimbakita.com/lingkungan/ > [diakses pada 25 Oktober
2020]
serupa.id, March 26 2020, "Pengertian Budaya, Unsur, Wujud, & Fungsi Menurut Para Ahli",
https://serupa.id/budaya-pengertian-unsur-wujud/ > [diakses pada 25 Oktober 2020]
studiobelajar.com, gatau, "Kebudayaan", https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
[diakses pada 25 Oktober 2020]

Anda mungkin juga menyukai