Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BUDAYA DALAM KEBIDANAN

DISUSUN OLEH:

1. ANGGUN TRIRIA R. (172211009)


2. YOSEFINA N TONDU (172211021)
3. WIDIA SARI (172211026)
4. ELISABET KLAURISA SANGGENAFA (172211030)

PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan makalah berjudul “BUDAYA DALAM KEBIDANAN” dengan
baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
dosen kami. selaku Dosen yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa
perkuliahan. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata Komunikasi efektif dalam
praktik kebidanan.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………….……..…………...1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………2
C. TUJUAN……………………………………………………………………….3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN, UNSUR-UNSUR DAN RUANG LINGKUP

KEBUDAYAAN………………………..………………………..…..……………………….4
B. PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP ASUHAN
KEBIDANAN…………………………………………………………………....…5
C. PENGARUH INDIVIDU TERHADAP KEBUDAYAAN DAN
MASYARAKAT…………………………………………………..………...……...6
D. PENGERTIAN DAN PERUBAHAN DINAMIKA DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN………………………………………………………………………7
BAB 3 PENUTUP
A. KESEIMPULAN………………………………………………………………..8
B. SARAN………………………….………………………………………….…...9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku, ras, agama, dan
antar golongan. Dengan begitu Indonesia pun kaya akan budaya. Kebudayaan di
Indonesia ada kebudayaan material dan nonmaterial. Budaya material adalah hasil
kebudayaan fisik yang diciptakan oleh manusia,misalnya senjata, rumah adat, alat
transportasi, dsb. Budaya nonmaterial adalah kebudayaan yang berupa ide atau
gagasan yang berbentuk abstrak dan tidak berwujud fisik, misalnya nilai dan
kepercayaan.
Salah satunya dalam budaya praktik kebidanan. Budaya atau kebiasaan
dalam praktik kebidanan merupakan salah satu yang mempengaruhi status
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adatistiadat dalam masyarakat ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Salah satu hal yang mempengaruhi
kesehatan di Indonesia, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang
turun menurun masih dianut sampai saat ini.Selain itu ditemukan pula sejumlah
pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan
menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan atau bahkan memberikan
dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan, Ruang lingkup kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan?

1
2. Apa yang dimaksud pengaruh sosial budaya terhadap asuhan kebidanan?
3. Apa yang dimaksud pengaruh individu terhadap kebudayaan dan masyarakat?
4. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan perubahan dinamika dalam praktik
kebidanan?
1.3 Tujuan
Untuk memahami aspek budaya/tradisi dalam kebidanan yang ada dalam
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, unsur-unsur dan ruang lingkup kebudayaan


a. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan asalnya dari bahasa Sansekerta budhayah. Dalam
Sansekerta budhayah berasal dari kata budhi yang mempunyai arti akal atau budi
atau hal yang berhubungan dengan akal. Kata budhayah diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi budaya. Budaya berasal dari dua kata yaitu budi dan daya.
Budi bermakna rasa, karsa, dan cipta, sedangkan daya mempunyai arti hasil. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil dari rasa, karsa, dan cipta.
Dalam bahasa Inggris kata budaya sama artinya dengan culture.
Jika dalam bahasa Belanda budaya adalah cultuur. Asal-usul dari kata
culture adalah colera yang berasal dari bahasa Latin. Makna dari kata ini adalah
mengerjakan, menyuburkan, atau mengolah. Culture juga bisa diartikan sebagai
semua daya tindakan dan aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengolahan
alam dan tanah. Dalam KBBI juga terdapat kata kebudayaan yang mempunyai
makna hasil penciptaan akal budi manusia. Sedangkan, jika dilihat dari sudut
pandang antropologi kebudayaan bermakna sebagai semua pengetahuan yang
dimiliki oleh makhluk sosial yang digunakan untuk pedoman dalam bertingkah
laku.
Bapak Pendidikan (Ki Hajar Dewantara) mengungkapkan bahwa
kebudayaan adalah buah atau hasil dari budi manusia. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kebudayaan adalah hasil dari perjuangan manusia terhadap pengaruh alam
dan zaman. Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan lain
kemampuankemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. (E. B. Taylor)

3
Pengertian kebudayaan secara umum adalah hasil olahan tingkah laku
manusia yang dijadikan sebagai pedoman hidup masyarakat. Kebudayaan juga
bisa diartikan sebagai hasil dari cipta dan rasa dari manusia.

b. Unsur-Unsur Kebudayaan
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat
penting untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kluckhon dalam
bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang
sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks
seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi
tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal.
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-
unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan
semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan
tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup,
sistem religi, serta kesenian.
Dalam memahami sebuah kebudayaan maka setiap unsur kebudayaan
tersebut harus dibagi menjadi tiga kategori wujud kebudayaan, yaitu sistem ide,
aktivitas, dan artefak. Misalnya, sistem ide di dalam sistem religi atau keyakinan
hidup adalah konsep mengenai Tuhan, dewa, roh halus, neraka, dan surga. Wujud
kebudayaan berupa aktivitas keagamaan adalah salat di masjid, misa di gereja, dan
perayaan galungan di candi. Wujud material atau fisik unsur religi terdiri atas alat-
alat suci bagi kegiatan keagamaan, seperti tasbih, rosario, kitab suci, dan pakaian
ibadah.
c. Ruang lingkup kebudayaan
Ruang lingkup kebudayaan meliputi berbagai aspek budaya yang berkaitan
dengan ruang dan tempat, seperti bahasa, agama, kesenian, pakaian, makanan,
adat istiadat, sistem politik, ekonomi, dan hukum. Geografi kebudayaan juga
mempelajari fenomena budaya yang bersifat dinamis dan berubah seiring dengan

4
perkembangan zaman, seperti globalisasi, migrasi, urbanisasi, modernisasi, dan
konflik.
2.2 Pengaruh sosial budaya terhadap asuhan kebidanan
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial
budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu
daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir.Perubahan
sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai
menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya
melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang
menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan.
Jika menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk
terhadap kesehatan, tidak ada salahnya memberikan respon yang positif dalam
rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat. Faktor kepercayaan
dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan,
hubungan sebab akibat dan kondisi sehat sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan
seringkali membawa dampak positif maupun negatif. Jika banyak masyarakat
yang masih memegang teguh kepercayaan terhadap aspek-aspek budaya, seperti
dukun misalnya. Maka kepercayaan terhadap bidan akan kurang sehingga jasa
kebidanan tidak diminati. Mereka akan cenderung memilih dukun untuk proses
kelahiran.
2.3 Pengaruh individu terhadap kebudayaan dan masyarakat
Kebudayaan merupakan karakter suatu masyarakat dan bukan karakter
individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan tidak
bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang panjang.
Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga

5
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan.
Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan manusia itu ditata, dikendalikan,
dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai sistem nilai dan norma di
masyarakatnya.
Sebaliknya, kebudayaan di masyarakat turut memberikan sumbangan pada
pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian suatu individu masyarakat,
walaupun berbeda-beda distimulasi dan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-
norma dalam sistem budaya dan juga oleh sistem sosial yang telah
diinternalisasinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama
hidup sejak masa kecilnya sampai tua.
Kepribadian ada yang selaras dan ada yang tidak selaras dengan
lingkungan alam serta sosial. Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh
pengalamannya ketika sebagai anak-anak yang berada dalam asuhan orang-orang
terdekat di lingkungannya, yaitu ayahnya, ibunya, kakaknya, dan individu lainnya
yang berada di sekelilingnya. Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak
khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing.
Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kegemaran-
kegemaran mereka, dan berbagai benda budaya hasil karya mereka.
2.4 Pengertian dan perubahan dinamika dalam praktik kebidanan
Perubahan adalah proses yang wajar dan alamiah sehingga segala sesuatu
yang ada di dunia ini akan selalu berubah. Perubahan akan mencakup suatu sistem
sosial dalam bentuk organisasi sosial yang ada di masyarakat. Dalam
perkembangannya kebidanan juga mengalami proses perubahan seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam
kebidanan adalah:
1. Kebidanan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan kebidanan tentu akan
dituntut untuk selalu berubah ke arah kemandirian dalam profesi
kebidanan.
2. Kebidanan sebagai bentuk pelayanan asuhan kebidanan profesional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan

6
masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model
asuhan kebidanan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktik kebidanan.
3. Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan
berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi,
karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
kebidanan.
4. Kebidanan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan
selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan
dan berkembang
Dinamika dalam kebidanan merujuk pada perubahan atau pergeseran yang
terjadi dalam konteks praktik dan pemahaman tentang ilmu kebidanan. Dinamika
ini melibatkan perubahan dalam praktek klinis, kebijakan, penelitian, serta
pandangan dan keyakinan terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas. Beberapa
contoh dinamika dalam kebidanan antara lain:
1. Pendekatan terhadap persalinan:
Praktek persalinan telah mengalami pergeseran dari intervensi medis yang
cenderung invasif, seperti tindakan induksi persalinan dan operasi caesar,
menuju pendekatan yang lebih berbasis pada bukti (evidence-based) dan
alami, seperti persalinan normal yang dikendalikan oleh ibu (controlled cord
traction) dan persalinan alamiah tanpa intervensi yang tidak perlu
(physiological birth).
2. Peran bidan:
Peran bidan dalam praktek kebidanan telah mengalami perluasan dan
pengakuan yang lebih besar sebagai pemimpin dalam merawat ibu hamil dan
bayi baru lahir, termasuk dalam hal konseling, pendidikan kesehatan, dan
promosi kesehatan, serta dukungan emosional dan psikososial kepada ibu dan
keluarganya.
3. Pemahaman tentang keluarga:
Pemahaman tentang keluarga dalam kebidanan telah berkembang, dengan
pengakuan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam memberikan
dukungan fisik, emosional, dan sosial kepada ibu hamil dan bayi baru lahir.

7
Dalam praktek kebidanan modern, keluarga sering dilihat sebagai unit
perawatan, bukan hanya individu yang terpisah.
4. Pemahaman tentang keragaman budaya:
Pemahaman tentang keragaman budaya dalam kebidanan telah diperluas,
dengan pengakuan bahwa praktek kebidanan harus menghormati, menghargai,
dan memahami keyakinan, nilai, dan praktik budaya dari ibu hamil dan
keluarganya.
5. Penggunaan teknologi dan informasi:
Penggunaan teknologi dan informasi dalam praktek kebidanan juga
mengalami perubahan signifikan, seperti penggunaan sistem informasi
manajemen rumah sakit, aplikasi kesehatan berbasis teknologi, serta
penggunaan media sosial dan sumber daya online untuk pendidikan,
konseling, dan dukungan kepada ibu hamil dan keluarganya.
Dinamika dalam kebidanan terus berubah seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemahaman tentang kesehatan ibu dan bayi. Hal
ini mempengaruhi cara praktek kebidanan, pendekatan terhadap perawatan, dan
pandangan terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas. Sebagai bidan atau praktisi
kebidanan, penting untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru dalam dinamika
kebidanan dan menerapkannya dalam praktek sehari-hari untuk memberikan
pelayanan yang optimal kepada ibu hamil dan bayi baru lahir.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan
dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat
berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan
melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan
tradisional tersebut.
3.2 Saran
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat
dengan selalu mengadakan komunkasi efektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

http:/rohanihasanuddin.blogspot.com/2016/budaya-dalam-praktikkebidanan.html.
https://an-nur.ac.id/blog/konsep-geografi-kebudayaan-pengertian-ruang-lingkup
metode-dan manfaat.html
https://an-nur.ac.id/pengaruh-kebudayaan-terhadap-kepribadian-watak-individu/
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Penerbit Erlangga.
Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press. Kemenkes RI.
Wulandari, S.R, Handayani, S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogjakarta: Gosyen Publishing.
Yulianti.2015.Ilmu Sosial Budaya Dasar

10

Anda mungkin juga menyukai