Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDAYA DAN BERBAGAI DIMENSINYA

Disusun Oleh :

1. Maureen Ailsyah (33.0319)


2. Syafrel Mafatikhah M.H (33.0607)
3. Ulfa Tenri Ajeng (33.0987)
4. Ratnayanti (33.1016)

FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

JATINANGOR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “BUDAYA DAN BERBAGAI DIMENSINYA” dapat selesai pada
waktunya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Sosiologi . Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah. Selain
itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Jatinangor, 2 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Pengertian Kebudayaan..................................................................................3
2.2 Unsur-unsur Budaya........................................................................................4
2.3 Dimensi Kebudayaan.......................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya
yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak sedikit
penduduk Indonesia yang menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri.
Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara
perlahan telah menghancurkan kebudayaan daerah.
Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan daerah. Masuknya kebudayaan
barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah/apa adanya,
mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Budaya Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang tradisional,
hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis dan matrealistis.
Berkurangnya nilai budaya dalam diri hendaknya perlu perhatian khusus untuk menjaga
segala budaya yang kita miliki. Salah satu penyebabnya karena saat ini kebudayaan daerah
hanya dikenalkan lewat buku bacaan sehingga kurang menarik minat untuk
mempelajarinya. Sedangkan kualitas buku-buku bacaan tentang pengenalan budaya daerah
yang baik belum tentu menarik minat untuk membacanya. Salah satu upaya dalam
menanamkan kecintaan terhadap budaya asli kita adalah memberikan pembelajaran
budaya Indonesia melalui sistem berbasis multimedia yang terkomputerisasi. Dengan
multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia akan lebih menarik, interaktif dan
praktis.
Pada kesempatan ini penulis mengambil judul tentang kebudayaan Indonesia dalam tugas
yang berjudul “Budaya dan Berbagai dimensinya”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan?
2. Apa saja unsur-unsur didalam kebudayaan?
3. Apa saja dimensi-dimensi yang terdapat dalam kebudayaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
2. Untuk mwngwtahui nilai-nilai kebudayaan.
3. Untuk mengetahui apa saja dimensi-dimensi kebudayaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang
berarti mengolah atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat
diartikan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia dan berarti kebudayaan.
Selain secara etimologi, beberapa ahli turut mengemukakan pendapatnya mengenai
pengertian kebudayaan. Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian kebudayaan.
a. E.B Taylor
Menurut Taylor, kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal di
dalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan
yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.
b. Selo Seomardjan dan Soelaeman Somardi
Menurut Selo dan Soelaeman, kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa, serta
cipta dari masyarakat.
c. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara adalah buah budi dari manusia yang muncul
karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat. Kebudayaan menurut Ki Hajar
Dewantara juga bentuk dari kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-
kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat.
d. Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari perilaku makhluk seperti manusia serta hasil
yang dapat diperoleh makhluk tersebut melalui berbagai macam proses belajar serta
tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat.
e. Parsudi Suparlan
Kebudayaan didefinisikan sebagai pengetahuan manusia sebagai ciri makhluk sosial
yang dapat digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasikan berbagai hal di
lingkungan, sehingga menciptakan sebuah pengalaman. Menurut Parsudi Suparlan,
kebudayaan juga merupakan sebuah landasan serta acuan seseorang dalam bertingkah
laku.

3
2.2 Unsur-unsur Budaya
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk
memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul
Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa
di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga
sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi
sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural
universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah
bahasa, sistem pengetahuan, system organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan
teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.
Menurut Koentjaraningrat, mengutip dari Kluckhohn, dalam buku itu bahwasannya
terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dirumuskan oleh para ahli antropologi, yakni:
1. Bahasa
Dalam ilmu antropologi, bahasa diartikan sebagai sistem perlambangan manusia baik
secara lisan atau tulisan yang digunakan untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
Diperkirakan terdapat 1000 macam bahasa yang terdapat di seluruh dunia.
Dalam satu ras yang sama bisa terdapat beberapa macam bahasa yang berbeda.
Misalnya di Pulau Jawa terdapat dua suku yakni Suku Sunda dan Suku Jawa. Kedua
suku memiliki bahasa yang berbeda namun beberapa ada yang sama, namun memiliki
arti yang berbeda.
2. Sistem Peralatan atau Teknologi
Menurut Harsojo, sistem peralatan atau teknologi ini merupakan keseluruhan teknik
yang dimiliki anggota masyarakat seperti cara bertindak hingga berbuat dalam
hubungannya dengan pengumpulan bahan mentah dari lingkungannya.
Adapun macam-macam sistem peralatan menurut Koentjaraningrat di antaranya adalah
alat-alat produksi, senjata, wadah, alat untuk menyalakan api, pangan,
pakaian/perhiasan, tempat berlindung/rumah, dan alat-alat transportasi.
3. Sistem Mata Pencaharian
Para antropolog memusatkan kajian pada sistem mata pencaharian tradisional karena
inilah yang melekat dalam kebudayaan suatu suku bangsa. Sistem mata pencaharian
tersebut antara lain adalah:
 Berburu dan meramu
 Beternak
 Bercocok tanam di ladang
 Menangkap ikan
 Bercocok tanam dengan sistem irigasi

4
4. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi. Sistem
pengetahuan sangat luas jangkauannya karena menyangkut ide manusia yang tidak
terbatas. Dalam antropologi, sistem pengetahuan merupakan unsur kebudayaan yang
digunakan untuk mempertahankan hidupnya.
Menurut Koentjaraningrat, suatu suku bangsa memiliki pengetahuan di bidang berikut:
 Alam sekitarnya
 Tumbuhan di sekitar
 Binatang di sekitar
 Zat, bahan mentah atau benda dalam lingkungannya
 Tubuh manusia
 Sifat dan tingkah laku manusia
 Ruang dan waktu
5. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur kebudayaan yang satu ini berkaitan dengan cara memahami bagaimana manusia
membentuk masyarakat melalui kelompok sosial. Adapun kekerabatan dalam hal ini
berarti perkawinan. Selain itu, kekerabatan ini mendefinisikan bahwa dalam sosial,
perkawinan akan menghasilkan keturunan. Setiap suku bangsa memiliki sistem
kekerabatan yang berbeda dalam hal adat perkawinan ataupun menetap.
6. Sistem Religi
Menurut Koentjaraningrat bahwasannya fungsi dari religi adalah untuk menjawab
pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang mereka anggap lebih tinggi posisinya.
Dalam mengkaji sistem religi ini tidak bisa dilepaskan dari emosi keagamaan yang
merupakan perasaan dalam diri seseorang yang mendorong mereka untuk melakukan
perilaku religius. Sistem religius dalam suatu masyarakat akan menimbulkan
kebudayaan seperti tempat beribadah, waktu upacara keagamaan, alat untuk upacara
keagamaan atau pemimpin acara keagamaan.
7. Kesenian
Kesenian berawal dari aktivitas tradisional yang dilakukan oleh masyarakat. Jenis
kesenian yang saat ini kita kenal antara lain adalah seni musik, seni tari, seni rupa, seni
drama dan seni lainnya. Sebagai unsur kebudayaan, kesenian mampu menunjukkan
estetika atau keindahan kebudayaan suatu suku bangsa.

5
2.3 Dimensi Kebudayaan
a. Dimensi Budaya Hofstede
1) Jarak kekuasaan (power distance) adalah "sejauh mana anggota-anggota institusi atau
organisasiyang kurang memiliki kekuasaan menerima yang distribusikan secara tidak
merata Penganih dimensi ini dapat diukur dalam sejumlah cara sebagai contoh,
organisasi dalam negara dengan jarak kekuasaanrendah secara umum akan
desentralisasikan dan memiliki standar organisasi yang datar.
2) Penghindaran Ketidakpastian (uncertainty evaindance) adalah sejauh manu orang-
orang merasa terancam oleh situasi yang membingungkan dan menciptakan
keyakinam serta banyak instuasi yang menghindar hal ini." Budaya dengan
penghindaraan ketidak pastian yang rendah memiliki orang-orang yang bersedia
menerima resiko yang terkait dengan kettinktahuan tersebut hidup harus terus
berjalan. Contohnya, termasuk Denmark dan Britania Raya.
3) Individulisme dan kolektivisme, individualisme adalah kecendrungan orang untuk
hanya melihat dirinya dan keluarga dekatnya. Hofstade mengukur perbedaan budaya
pada kontinum dua kutub dengan individualisme disatu titik dan kolektivisme dititik
yang lain.
Kolektivisme (collectivism) adalah kecendrungan seseorang merasa menjadi
memiliki kelompok atau kolektif dan saling memperhatikan dalam pertukaran
loyalitas.
4) Maskulinitas dan feminitas
Maskulin (masculinity) didefinisikan oleh Hofstede sebagai suatu situasi dimana
nilai-nilai dominan dalam masyarakat adalah kesuksesan, uang, dan barang-barang.
Feminitas (feminity) adalah istilah yang digunakan oleh Hofstede untuk
menggambarkan suatu situasi dimana nilai-nilai dominan dalam masyarakat adalah
perhatian terhadap orang lain dan kualitas hidup.
5) Pengintegrasikan dimensi
Pemaparan empat dimensi budaya bermanfaat dalam membantu menjelaskan
perbedaan-perbedaan diantara berbagai negara, dan penelitian Hofstede telah
memperluas focus ini dan menunjukkan bahwa negara-negara dapat digambarkan
dengan pasangan-pasangan dimensi ini. Dalam penelitian Hofstede selanjutnya,
pemasangan dan pengelompokan dapat memberikan ringkasan yang bermanfaat bagi
para manajer internasional. Hal yang terpenting untuk memiliki pemahaman yang
mendalam atas lingkungan multibudaya, tetapi pengelompokan umum menjelaskan
dasar yang sama dapat digunakan seseorang sebagai titk awal.
b. Dimensi Budaya Trompenars
1) Universalisme vs Partikukarisme
Universalisme (universalism) keyakinan bahwa ide-ide dan praktik-praktik dapat
diterapkan dimanapun tanpa perubahan.
Partikularisme (particularism) keyakinan bahwa situasi mendikte bagaimana ide-ide
atau praktik-praktik seharusnya diterapkan.

6
2) Individualisme vs Komunitarianisme
Individualisme mengacu pada orang-orang yang terkait dengan dirinya sendiri sebagai
individualisme.
Komunitarianisme mengacu pada diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
3) Netral vs Emosional
Budaya netral (neutral culture) budaya dimana emosi dipertahankan. Budaya netral
cenderung mencoba menunjukkan perasaannya, dan juga mereka bertindak dengan
tenang dan menjaga kesabarannya.
Budaya emosional (emotional culture) budaya dimana emosi diekspresikan secara
terbuka dan alami. Orang-orang dalam budaya emosional seringkali banyak
tersenyum, berbicara dengan keras Ketika bersemangat dan saling menyapa dengan
penuh semangat.
4) Spesifik vs Menyebar
Budaya spesifik (specific culture) budaya dimana individu memiliki ruang public
yang luas, yang membiarkan orang lain masuk dan berbagi serta memiliki sedikit
ruang privasi yang dijaganya dan dibagikan hanya kepada teman atau relasi terdekat.
Budaya menyebar (diffuse culture) budaya diaman ruang public dan ruang privasi
meiliki ukuran yang sama dan individu menjaga ruang publiknya secara hati-hati,
karena masuk ke ruang public sama dengan ketika memasuki ruang pribadi.
5) Pencapaian vs Anggapan
Budaya pencapaian (achievement culture) budaya dimana orang disepakati statusnya
berdasarkan seberapa bagus dia menjalankan fungsinya.
Budaya anggapan (ascription culture) budaya dimana status dihubungkan berdasarkan
siapa atau apa jabatan orang tersebut.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang
berarti mengolah atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat
diartikan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia dan berarti kebudayaan.

Menurut Koentjaraningrat, mengutip dari Kluckhohn, dalam buku itu bahwasannya


terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dirumuskan oleh para ahli antropologi, yakni:
Bahasa, system peralatan dan teknologi,system mata pencaharian ,system pengetahuan,
system kekerabatan dan organisasi sosial, system religi dan kesenian.

Ada beberapa dimensi budaya yaitu dimensi budaya Hofstede meliputi Jarak kekuasaan
(power distance), Penghindaran Ketidakpastian (uncertainty evaindance), Individulisme
dan kolektivisme, Maskulinitas dan feminitas, Pengintegrasikan dimensi. Sedangkan
dimensi budaya Trompenars meliputi Universalisme vs Partikukarisme, Individualisme vs
Komunitarianisme, Netral vs Emosional, Spesifik vs Menyebar, Pencapaian vs Anggapan.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu harapannya kepada para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun mengenai makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli
https://www.lenterakecil.net/pengertian-budaya-dan-kebudayaan/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6425133/7-unsur-kebudayaan-menurut-para-ahli-
antropologi
https://media.neliti.com/media/publications/75468-none-747bde56.pdf
http://oursolving.blogspot.com/2011/11/132-tujuh-dimensi-kebudayaan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/3432/keberagaman-budaya-indonesia-dalam-
semangat-nasionalisme.html
https://www.merdeka.com/trending/unsur-unsur-budaya-yang-perlu-diketahui-beserta-ciri-
dan-fungsinya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai