Anda di halaman 1dari 18

BUDAYA DAN AGAMA DALAM DINAMIKA SEJARAH

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Budaya Lokal

Dosen Pengampu :
Asy’ari, M.Ag

Penyusun :
Evi Dwi Intan Mey Prafita
20106009

Abidur Rohman
20106011

PROGRAM STUDI ILMU HADIST


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Budaya dan Agama Dalam Dinamika Sejarah”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Islam dan Budaya Lokal yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Penulis jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya
pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kediri, 11 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ 2
Daftar Isi......................................................................................................................... 3
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang........................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
3. Tujuan.................................................................................................... 5
B. Definisi Budaya................................................................................................. 6
C. Definisi Agama.................................................................................................. 7
D. Sejarah Budaya dan Agama............................................................................... 8
E. PENUTUP.......................................................................................................... 17
1. Kesimpulan............................................................................................ 17
2. Saran...................................................................................................... 17
F. Daftar Pustaka.................................................................................................... 18

3
A. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keragaman budaya, tradisi dan agama (kepercayaan) adalah suatu keniscayaan
hidup, karena setiap orang pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi
lain pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa
Indonesia. Tetapi jika kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling
menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan
memunculkan konflik (perseteruan) bahkan kekerasan (violence).
Dinamika agama dan keberagamaanya di masyarakat tidak akan lepas dari
aspek sosial di dalamnya. Agama yang menyangkut kepercayaan serta berbagai
praktiknya benar-benar merupakan masalah sosial dan sampai saat ini senantiasa
ditemukan dalam setiap masyarakat. Dalam masyarakat yang sudah mapan, agama
merupakan salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan
sistem sosial.
Agama dan budaya, keduanya memiliki sejarah masing-masing. Namun penulis
masih sering menyaksikan adanya sebagian anggota masyarakat yang mencampur
adukkan antara nilai-nilai agama dengan nilai-nilai budaya yang padahal kedua hal
tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka dapat diketahui
persoalan-persoalan yang harus diselesaikan, diantaranya :
1. Apa definisi budaya dan kebudayaan ?
2. Apa definisi agama ?
3. Bagaimana sejarah budaya dan agama ?
4. Apa keterkaitan dari keduanya ?

4
Tujuan Penulisan

Dilihat dari rumusan masalah yang menjadi persoalan dalam penulisan makalah
ini, maka kami selaku penulis menuliskan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui definisi dari budaya dan kebudayaan.


2. Mengetahui definisi dari agama.
3. Mengetahui sejarah dari budaya dan agama.
4. Mengetahui keterkaitan diantara budaya dan agama.

5
B. DEFINISI BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
Budaya berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal).1 Bentuk lain dari kata budaya
adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan
dari generasi ke generasi.2 Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.3 Budaya atau yang biasa di sebut culture merupakan warisan dari dari
nenek moyang terdahlu yang masih eksis sampai saat ini. Suatu bangsa tidak akan
memiliki ciri khas tersendiri tanpa adanya budaya-budaya yang di miliki. Budaya-
budaya itupun berkembang sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin modern.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Antropolog Melville


J. Herskovits dan Bronisław Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah determinisme budaya (cultural-
determinism). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
Sementara menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.4 Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi menyatakan bahwa kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Sementara itu, M. Selamet Riyadi berpendapat bahwa kebudayaan adalah

1
"Pengertian Budaya Menurut Para Ahli, Jangan Keliru Memaknainya". Liputan 6. 11 Januari 2019. Diakses
tanggal 20 Juli 2021.
2
Tubbs, Stewart L.; Moss, Sylvia (2000). Human communication: konteks-konteks komunikasi. Diterjemahkan
oleh Mulyana, Deddy. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ISBN 979-514-578-9. OCLC 975153443.
3
Mulyana, Deddy; Rakhmat, Jalaluddin (2009). Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan
Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm. 25. ISBN 979-514-782-
X. OCLC 953657615.
4
Bauto, Laode Monto (Desember 2014). "Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat
Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama". Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 23 (2): 17.

6
suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada seluruh
keturunannya. Dan menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dimiliki manusia dengan belajar.5

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan


adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sementara itu, perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainnya yang semuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

C. DEFINISI AGAMA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem) yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang
Pencipta Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa
Sansakerta yang berarti "Cara Hidup". Kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-
ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan.6

Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat
dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-
nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur
kehidupan rohani manusia. Untuk itu, terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama
perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

5
Marzali, Amri (Oktober 2014). "Memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia". Humaniora. 26 (3): 258.
6
Menurut kamus Sansakerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri āgama: ...a
traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work: anything handed down and fixed by
tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.)

7
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan
sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya
sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya
menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De
Weldadige, dan lain-lain. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan
diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian
yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, dan menaati segenap
ketetapan, aturan, hukum, dan lain-lain yang diyakini berasal dari Tuhan.

Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya.


Dalam pengertian agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan, dan Tuhan.
Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian
tersebut dapat disebut agama. Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan
sebagai jalan hidup, yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur
oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul,
bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan atau tata cara agama.

D. SEJARAH BUDAYA DAN AGAMA

• Sejarah Budaya
Kebudayaan lahir dari kebiasaan seseorang berperilaku terhadap
lingkungan hidup disekitarnya atau kebudayaan mengikuti leluhur suatu
kelompok manusia yang sudah turun temurun yang mempengaruhi kebiasaan
manusia itu dalam berperilaku dan berfikir terhadap lingkungan disekitarnya.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia


sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi
tingkah lakunya. Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu
masyarakat atau suatu golongan sosial yang disebarkan kepada anggota-
anggotanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya melalui proses belajar
dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang
terucapkan maupun yang tidak terucapkan.

8
Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu
pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan
anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang
berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak
selamanya sama. Munculnya budaya juga dipengaruhi karena adanya sebuah
interaksi. Yang dimaksud interaksi disini ialah antar manusia dengan manusia,
misal saling berkomunikasi. Dengan komunikasi ini kita dapat mengetahui
kebiasaan atau kebudayaan dari daerah masing-masing.

Manusia dan kebudayaan merupakaan dua unsur yang tidak bisa


dipisahkan sebab kebudayaan muncul karena dipelajari oleh manusia.
Kebudayaan juga bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan terus-
menerus. Perubahan kebudayaan terjadi seiring perubahan yang dialami oleh
manusia. Perubahan-perubahan dalam kebudayaan inilah yang disebut sebagai
dinamika kebudayaan. Dinamika kebudayaan akan terus terjadi seiring dengan
berkembangnya zaman dan berubahnya kebutuhan manusia. Proses dinamika
kebudayaan berbeda-beda, ada yang berlangsung secara cepat dan ada pula
yang berlangsung secara lambat. Dinamika kebudayaan berlangsung dalam
beberapa proses, diantaranya :

1. Akulturasi
Akulturasi adalah proses dinamika kebudayaan pada suatu
masyarakat karena adanya pengaruh kebudayaan asing. Dalam proses
akulturasi, datangnya pengaruh kebudayaan asing tidak serta merta
menghilangkan kebudayaan lama. Justru kedua kebudayaan tersebut
bercampur padu sehingga menghasilkan suatu kebudayaan yang baru
tanpa harus kehilangan identitas kebudayaan masing-masing.

Contoh akulturasi adalah pakaian tarian yang digunakan oleh orang


Betawi. Pakaian tersebut mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina,
seperti warna merah dan penutup mukanya, meskipun mendapat
pengaruh dari kebudayaan Cina, orang-orang Betawi masih tetap
mempertahankan beberapa bentuk pakaian asli dan masih menggunakan
musik Betawi.

9
2. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses dinamika kebudayaan yang terjadi
karena adanya perpaduan atau peleburan dari dua atau lebih kebudayaan
sehingga memunculkan kebudayaan baru tanpa adanya unsur paksaan.
Kalau dalam akulturasi masih ada karakteristik budaya yang lama, maka
dalam asimilasi ini kedua budaya benar-benar melebur sehingga
menjadi sebuah kebudayaan yang baru.

Contoh asimilasi adalah percampuran antara musik melayu dengan


musik india yang kemudian menghasilkan genre musik baru, yaitu
musik dangdut.

3. Inovasi
Inovasi merupakan proses dinamika kebudayaan yang tidak
dipengaruhi oleh kebudayaan asing, melainkan dipengaruhi oleh
pembaruan yang dilakukan oleh manusia. Pembaruan yang dilakukan
oleh manusia lebih mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pembaruan ini menciptakan teknologi baru yang
berdampak langsung pada perubahan kebudayaan masyarakat.

Misalnya, masyarakat desa sudah bertahun-tahun membajak sawah


menggunakan sapi atau kerbau. Karena ada pembaruan yang dilakukan
oleh manusia, maka munculah alat traktor. Kemunculan alat traktor
membuat kebudayaan bercocok tanam masyarakat desa menjadi
berubah. Semula menggunakan sapi terasa lambat, maka ketika
menggunakan traktor masyarakat desa bisa membajak sawah dengan
lebih cepat dan efisien.

• Sejarah Agama
Sejarah agama merujuk kepada catatan tertulis dari pengalaman dan
gagasan agama manusia. Periode sejarah agama dimulai dengan penemuan
penulisan pada sekitar 5.200 tahun lampau (3200 SM).7 Secara
umum, agama muncul dari keyakinan yang sudah tertanam kepada orang-orang
terdahulu. Sebagian penganut agama menunjukkan bukti kebenaran

7
"The Origins of Writing | Essay | Heilbrunn Timeline of Art History | The Metropolitan Museum of Art".
Metmuseum.org. Diakses tanggal 2018-03-11.

10
keyakinannya dengan berbagai dokumentasi keagamaan. Sebagian lainnya
hanya meyakininya dalam hati saja.
Indonesia merupakan negara yang sangat menghormati perbedaan
terutama dalam urusan kepercayaan. Agama di Indonesia bahkan tidak hanya
satu. Ada enam agama dan semuanya memiliki ciri khas tersendiri. Selain suku,
bahasa, dan budaya, agama di Indonesia juga beragam. Keberagaman tersebut
menjadikan negara kita semakin kaya akan nilai sosial. Sebagai negara yang
mengakui banyak agama, Indonesia menjadi tempat yang nyaman untuk
ditinggali. Indonesia bukanlah negara yang menjalankan pemerintahan
berdasarkan hukum agama tertentu. Namun negara kita mengakui agama atau
kepercayaan kepada Sang Pencipta sebagai elemen penting. Bukti bahwa
Indonesia menghargai agama tertuang dalam sila pertama Pancasila yang
berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari sinilah kita paham bahwa agama
atau kepercayaan menjadi hal yang penting.
Menurut data di indonesia, ada enam agama yang diakui di Indonesia.
Dari keenam agama tersebut jumlah pengikutnya tidak sama. Islam menjadi
agama yang paling banyak penganutnya. Sebanyak 87,2 persen penduduk
Indonesia beragama Islam. Penjelasan lebih lengkap mengenai agama-agama
tersebut, sebagai berikut :
1) Agama Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia dari berbagai tempat. Sejarah
masuknya Islam ke Nusantara bahkan melahirkan teori-teori yang
berbeda. Mengutip dari Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan, berikut penjelasan tentang masuknya Islam ke Indonesia:
a. Teori Arab
Teori ini menjelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa
oleh pedagang Arab pada tahun 674 masehi. Teori ini didukung
dengan adanya nisan bertuliskan Ha-Mim yang artinya 670 masehi.
b. Teori Gujarat
Teori ini menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa
oleh ulama dari Gujarat, India. Ada beberapa alasan yang melatar
belakangi munculnya teori ini, diantaranya :
Fakta tentang peran bangsa Arab dalam menyebarkan Islam
di Indonesia kurang.

11
Sudah terjalin hubungan dagang India – Indonesia.
Adanya inkripsi tentang Islam di Sumatera yang membuktikan
hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.

c. Teori Persia
Teori yang ketiga yaitu teori Persia yang menyebutkan bahwa
Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh orang-orang dari Persia.
Beberapa alasan munculnya teori ini sebagai berikut :
✓ Terdapat peringatan 10 Muharram atau hari Asyura seperti
peringatan orang Syi’ah atas terbunuhnya Husein bin Ali.
✓ Terdapat kerjasama ajaran Syeh Siti Jenar dengan ajaran Sufi
Irain al-Hallaj.
✓ Penggunaan bahasa Iran dalam pengajian Al-Qur’an tinggal
awal dengan cara mengeja huruf Arab.
✓ Ditemukan nisan makam Malikul Saleh (1297) dan makam
Malik Ibrahim (1419) di Gresik.
✓ Mahzab Syafi’i banyak diikuti umat Islam di Indonesia.
Mahzab ini menjadi mahzab utama di Malabar.
d. Teori Cina
Ada juga yang menyebutkan Islam masuk ke Indonesia lewat
jalur perdagangan abad 7–8 masehi dibawa oleh pedagang dari Cina.
Sayangnya teori ini terbilang lemah karena tidak ada bukti tentang
kehadiran masyarakat Cina di Nusantara meskipun banyak
ditemukan keramik dari Negeri Tirai Bambu. Keramik-keramik
tersebut diketahui datang dibawa oleh pihak perantara non Cina.
e. Teori Turki
Teori ini menyebutkan bahwa Islam datang ke Indonesia dibawa
oleh orang dari Turki. Alasan yang mendasari munculnya teori ini
yaitu :
➢ Banyak ulama Turki yang berdakwah di Indonesia.
➢ Adanya kibat karangan ulama Kurdi yang menjadi rujukan.
➢ Pengaruh ulama Ibrahim al-Kurani yang merupakan ulama
Turki di Indonesia.
➢ Adanya tradisi berzanji di Indonesia.

12
Agama yang ada di Indonesia ini memiliki kitab suci bernama
Al-qur’an. Kitab suci ini di turunkan di Kota Mekkah dan Madinah
dengan menggunakan bahasa Arab. Di dalam Al-qur’an ada 114 surat
dan 30 juz. Al-qur’an menjadi pedoman hidup bagi umat Islam.
Didalamnya ada petunjuk, perintah, dan larangan untuk umat Islam.

Tempat ibadah agama di Indonesia ini yaitu masjid. Bagi umat


Islam, masjid digunakan untuk berbagai keperluan seperti sholat,
mengaji, hingga musyawarah keagamaan.

2) Agama Protestan
Agama yang diakui di Indonesia berikutnya yaitu Protestan.
Menurut keterangan di indonesia, pengikut Protestan ada sekitar 6,9
persen. Menurut penjelasan di Shanan Jurnal Pendidikan Agama
Kristen, agama Protestan tidak bisa lepas dari pengaruh Belanda. Pada
awal masuknya VOC ke Indonesia, Protestan mendapatkan perhatian
lebih. Sebelumnya masyarakat Indonesia banyak yang menganut
Kristen Katolik selama penjajahan Portugis. Namun sejak Portugis
digantikan Belanda sistem kepercayaan masyarakat juga ikut berubah.
Masyarakat Indonesia akhirnya banyak yang memeluk Protestan, baik
karena keinginanan sendiri maupun karena pemaksanaan dari VOC.
Agama protestan juga memiliki kitab suci sebagai pedoman
hidup umatnya. Kitab suci agama ini bernama Al-Kitab. Tempat ibadah
agama protestan yaitu gereja. Sejarah tempat ibadah ini juga tidak lepas
dari pengaruh Belanda. Pada “Buku Siswa Sejarah Gereja Sekolah
Menengah Pertama Teologi Kristen”, dijelaskan bahwa pada masa
kolonial Belanda, gereja Protestan di Indonesia berkembang sangat
pesat serta masuk dalam pengawasan dan tanggung jawab VOC. Bagi
pemerintah Belanda, gereja-gereja tersebut sangat istimewa. Bahkan
jemaat-jemaat di Indonesia merupakan perwujudan jemaat gereja
Belanda dengan asas ajaran Calvinis.

3) Agama Katolik
Katolik menjadi agama di indonesia yang berada di posisi ketiga.
Pengikut Katolik menurut data di indonesia sebanyak 2,9 persen.

13
Mengutip dari Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial,
sejarah awal munculnya Katolik di Nusantara tidak bisa lepas dari
pengaruh bangsa Portugis yang pada saat ini menjajah Indonesia.
Kedatangan Portugis tidak hanya menjalankan misi perdagangan,
namun turut membawa pengaruh agama ini. Maluku menjadi daerah
pertama yang mendapatkan pengaruh Katolik. Pada tahun 1546–1547
misionaris Portugis Francis Xavier berhasil membaptis ribuan orang
disana dan membangunan sekolah untuk penduduk di daerah tersebut.
Katolik memiliki kitab suci bernama Al-Kitab. Sama seperti
Protestan, agama Katolik juga memiliki tempat ibadah bernama gereja.
Mengutip dari “Buku Siswa Sejarah Gereja Sekolah Menengah Pertama
Teologi Kristen”, sejarah awal gereja Katolik ada di Halamahera. Gereja
ini sudah ada sejak masa Portugis dan menjadi tempat ibadah umat
Katolik yang bersejarah. Pada masa Portugis pelayanan di gereja ini
dilakukan oleh Simon Vaz di Mamuya dan Fransiskus Xavarius.

4) Agama Hindu
Hindu menjadi agama yang diakui di Indonesia berikutnya.
Persebaran agama ini ada diseluruh Nusantara. Agama Hindu pertama
kali masuk pada awal tahun masehi. Hal ini diketahui bari bukti prasasti
pubakala di abad 4 masehi berupa tujuh Yupa peninggalan Kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur. Yupa tersebut terdapat keterangan tentang
kehidupan beragama. Inti dari keterangan di Yupa tersebut yaitu Raja
Mulawarman melakukan yadnya di tempat suci untuk memuja Dewa
Siwa. Tempat tersebut bernama Vaprakeswara.
Bukti sejarah lainnya juga ditemukan di beberapa daerah, diantaranya :
❖ Prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jamu, Pasir Awi, Muara
Cianten, Tugu, dan Lebak di Jawa Barat. Prasasti tersebut
menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa.
❖ Kompleks Candi Arjuna dan Candi Srikandi di Dieng,
Wonosobo.
❖ Prasasti Dinaya di dekat Kota Malang.
❖ Candi Badut di daerah Malang.

14
❖ Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar di
Bali.

Agama Hindu memiliki kitab suci yang bernama Weda. Menurut


penjelasan di Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, kitab Weda
merupakan kitab suci yang diterima oleh para Maharesi. Nama lain dari
kitab suci ini, diantaranya :

Kitab Sruti : Artinya kitab ini diterima melalui pendengaran suci.


Kitab Rahasya : penyebutan ini dikarenakan ajarannya
merupakan usaha untuk mencapai tujuan hidup tertinggi yaitu
Moksa.
Kitab Mantra : karena di dalam kitab tersebut terdapat nyanyian
pujuan.

Tempat ibadah untuk umat Hindu yaitu Pura. Sedangkan untuk


pemuka agamanya menjadap sebutan Wasi. Hari besar agama ini
bernama Nyepi. Saat sedang merayakan hari raya tersebut, umat Hindu
harus berada dalam rumah untuk merefleksikan hidup agar bisa
menjalankan hidup lebih baik.

5) Agama Budha
Agama di Indonesia yang kelima yaitu Budha. Agama ini masuk
ke Indonesia sekitar abad ke 5 masehi. Dalam penyebaran agama Budha
di Nusantara terdapat dua cara, sebagai berikut :
Masyarakat berperan pasif.
Maksudnya masyarakat di Indonesia mempelajari agama
tersebut dari masyarakat India dan Cina yang datang ke tanah
air.
Masyarakat berperan aktif.
Teori ini menyebutkan bahwa ada masyarakat Indonesia
yang datang langsung ke India dan Cina untuk mempelajari dan
mendalami agama ini. Kemudian kembali ke daerah asalnya dan
menyebarkan kepercayaan tersebut.

Kitab suci agama ini bernama Tripitaka yang mengajarkan


tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan seperti damai, rukun,

15
tidak bentrok, dan tidak berselisih. Tempat ibadah agama di Indonesia
ini bernama Vihara. Kata Vihara berasal dari bahasa Pali (India kuno)
yang artinya tempat tinggal atau tempat melakukan puja bahkti. Dalam
agama Budha tempat ini disebut sebagai tempat pertemuan biarawan.
Vihara sebenarnya merupakan kompleks yang terdiri dari dhammasala,
uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Tempat ini selain digunakan
untuk beribadah juga dijadikan sebagai tempat tinggal Bhikku atau
Bhikkuni.

6) Agama Konghucu
Agama keenam yang diakui oleh negara kita yaitu Konghucu.
Agama ini muncul sejak abada ke-17. Hal ini terlihat dari bangunan tua
tempat pemujaan para Konfusius yang ada di Pontianak. Namun
pembentukan agama secara resmi baru mulai di abad ke-19, yang mana
diawali dengan pembentukan Khong Kau Tjong Hwee atau Persatuan
Masyarakat Konghucu di Bandung. Sementara itu, agama Konghucu
baru mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah pada tahun 1965
melalui Keputusan Presiden No 1 Tahun 1965.
Agama ini memiliki sejarah yang cukup berliku. Di masa orde
baru, kegiatan keagamaan sangat dibatasi bahkan dilarang. Hal ini
membuat banyak pemeluk Konghucu berpindah ke agama lain.
Kemudian masa reformasi agama ini mulai eksis kembali. Akhir 2007,
dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang
pendidikan agama. Dari peraturan tersebut agama Konghucu
mendapatkan tempat di bidang penddikan. Meskipun pengikutnya tak
sebanyak agama lain, namun ajarannya masih banyak dianut terutama
oleh mereka yang berketurunan Tionghoa.
Seperti agama lainnya, Konghucu juga memiliki kitab suci
sebagai pedoman hidup. Kitab tersebut bernama Sishu Wujing.
Sementara itu perayaan hari besar agama ini yaitu Tahun Baru Imlek
dan Cap Go Meh. Dan tempat ibadah agama Konghucu bernama
Klenteng atau Lintang.

16
E. PENUTUP
Kesimpulan
Sebelum membahas mengenai sejarah agama dan budaya, tentunya kita
membahas definisi dari keduanya terlebih dahulu. Maka dari itu, dalam makalah ini
penulis memaparkan sedikt penjelasan mengenai definisi budaya dan juga agama.
Meskipun telah dijelaskan pada pertemuan kemarin, alangkah baiknya kita mengulas
kembali, tetapi pada pembahasan dalam makalah ini lebih ditekankan mengenai sejarah
budaya dan juga agama.
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas, budaya dan agama
memiliki sejarah masing-masing. Budaya muncul sudah sejak zaman dahulu, yang
mana lahir dari kebiasaan seseorang berperilaku terhadap lingkungan hidup
disekitarnya atau kebudayaan mengikuti leluhur suatu kelompok manusia yang sudah
turun temurun yang mempengaruhi kebiasaan manusia itu dalam berperilaku dan
berfikir terhadap lingkungan disekitarnya. Sedangkan sejarah agama merujuk kepada
catatan tertulis dari pengalaman dan gagasan agama manusia. Periode sejarah agama
dimulai dengan penemuan penulisan pada sekitar 5.200 tahun lampau (3200 SM).
Secara umum, agama muncul dari keyakinan yang sudah tertanam kepada orang-orang
terdahulu. Di Indonesia, ada enam agama yang diakui, diantaranya agama islam, agama
protestan, agama katholik, agama hindu, agama budha, dan agama konghuchu. Namun
agama yang paling banyak penganutnya ialah agama Islam, sepertinya halnya
penjelasan diatas.

Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisannya. Dilihat dari segi bahasa, isi atau pembahasan, ataupun
segi lainnya. Maka dari itu, penulis memohon kritik dan saran dari pembaca guna untuk
membangun semangat dalam pembuatan makalah yang akan datang.

17
F. Daftar Pustaka
A. Hasymy (peny.). 1989. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Indonesia. Cetakan II. PT. Alma’arif.
A. Najiyulloh (pen). 2008. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran: Akar Ideologis
dan Penyebarannya, Cet. 6. Jakarta : Al-I’thishom.
Afandi, Abdullah. 1982. Dunia Islam Dari Massa Ke Masa, M. Natsir. Solo:
Panji Masyarakat.
Ahmad, Khursid, dkk. 1984. Dakwah islam dan misi kristen: sebuah dialog
international. Bandung : Risalah.
Al-Ghazali. 2011. Ihya ‘Ulumuddin, Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama
terjemahan dari Ihya ‘Ulumuddin. Jakarta : Republika.
Aritonang, Jan. 2006. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia,
cet.3. Jakarta : Gunung Mulia.
C. Guillot. 1985. Kiai Sadrach Riwayat Kristenisasi di Jawa. Jakarta : Grafiti
Pers
Dar al-Ilm. 2011. Atlas Sejarah Islam. Jakarta : Kaysa Media.
Darmaatmaja, dkk. 1986. Panggilan Gereja Indonesia Dan Teologi.
Yogyakarta : Kanisius.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta : Pustaka.
Hakiem, Lukman (Peny). 1991. Fakta dan Data, Usaha-usaha Kristenisasi di
Indonesia. Jakata : Majalah Media Dakwah.

18

Anda mungkin juga menyukai