Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Rochgiyanti, M.Si., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Kebudayaan dan Masyarakat Banjarmasin” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Dr. Hj. Rochgiyanti, M.Si., M.Pd. dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kebudayaan dan Masyarakat Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Rochgiyanti, M.Si.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Sosiologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusiapun
mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi,
dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak mempunyai apa
yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan
tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah,
berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa
periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa
sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat
dalam kehidupan manusia modern.
1
Akan tetapi seorang yang memperdalam tentang sosiologi sehingga
memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tidak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja. Karena dikehidupan nyata keduanya tidak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal (Kistanto, 2015).
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan ini adalah
sebagai berikut:
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan
secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul
“Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat,
dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Rowland Pasaribu, 2013 : 92)
4
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, dari hari ke hari dan
dari tahun ke tahun. Selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan.
3. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik dan tak
memerlukan banyak penjelasan. Karena berupa seluruh total dari hasil
fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam
masyarakat, maka sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.
2.1.1 Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam
situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus
mengikuti pola-pola perilaku masyarakatnya. Pola-pola perilaku adalah
cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai
norma-norma dan kebudayaan yang sama.
5
Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di
masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan
antarmanusia diperlukan design for living atau garis-garis petunjuk
dalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya :
2.1.2 Bahasa
Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti
sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat
berkouminkasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit
ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan “bahasa
menunjukkan bangsa”, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah
bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan bangsa
tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,
dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi
mendatang. Bahasa bermanfaat bagi manusia, bahasa dapat
menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan
demikian bahasa dapat menambah pengetahuan manusia, memperluas
cakrawala pemikiran, melanggengkan kebudayaan.
2.1.3 Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian,
alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi,
6
dan sebagainya. Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang
besar adalah sebagai berikut :
a) alat-alat teknologi
b) system ekonomi;
c) keluarga;
d) kekuasaan politik
7
b) organisasi ekonomi;
c) alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga adalah lembiga
pendidikan yang utama;
d) organisasi kekuatan
a. sistem religi
b. sistem pengetahuan
c. sistem matapencaharian hidup
d. sistem peralatan hidup atau teknologi
e. organisasi kemasyarakatan
f. bahasa
g. kesenian
8
material. Kebutuhan kebutuhan masyarakat tersebut diatas untuk sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga
kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaanya juga terbatas
didalam memenuhi segala kebutuhan (Roni Hidayat, 2015 : 5).
9
hidup, kaidah-kaidah kebudayaan berarti peraturan tentang tingkah laku atau
tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan tertentu. (Roni Hidayat,
2015 : 5).
10
1) Cara (usage). Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan
pola-pola tertentu yang disebut cara (usage). Norma yang disebut cara
hanya mempunyai kekuatan yang lemah dibanding norma yang lain.
Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut tidak sopan, misalnya
makan sambil berdiri, berdecak, bersendawa, dan sebagainya.
2) Volkways (norma kelaziman/kebiasaan). Kebiasaan adalah perbuatan
yang diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan cermin bahwa
orang tersebut menyukai perbuatannya. Contohnya bertutur sopan
santun, memberi salam, menghormati orang tua. Pelanggaran
terhadap norma ini akan dianggap sebagai penyimpangan terhadap
kebiasaan masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran ini berupa
teguran, sindiran, dipergunjingkan dan sebagainya yang sifatnya
sangsi masyarakat, yang mungkin dianggap ringan.
3) Mores (Norma tata kelakuan / norma kesusilaan). Mores adalah aturan
yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran
agama, filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usege,
volkways hanya akan dianggap aneh atau tidak sopan, tetapi
pelanggaran terhadapan mores akan disebut jahat. Contoh terhadap
mores adalah berzinah. Sanksinya berat, dirajam atau diusir dari
kampung halamannya. Karena sanksinya yang berat mores disebut
norma berat.
11
5) Norma adat istiadat (custom). Tata kelakuan yang kekal serta kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat mengikat
menjadi adat istiadat (costum). Anggota masyarakat yang melanggar
adat istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat, misalnya dikucilkan
dari masyarakat. Misal, bercerai adalah suatu aib besar bagi
masyarakat Lampung. Dalam masyarakat sunda perempuan apabila
tidak dilamar dianggap aib, sebaliknya dalam masyarakat Minang
perempuanlah yang melamar laki-laki, dan sebangainya.
6) Norma hukum (Laws). Adalah suatu norma yang lebih tepat disebut
sebagai hukum yang tertulis, meskipun tidak selalu demikian. Laws
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota
masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan
larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan
keadilan. Aturan ini lazimnya tertulis yang dikodifikasikan dalam
bentuk berbagai macam kitab undang-undang, atau tidak tertulis
berupa keputusan-keputusan hukum pengadilan adat. Karena sebagian
besar norma hukum adalah tertulis maka sanksinya adalah yang paling
tegas bila dibandingkan dengan norma lain.
7) Mode (fashion). Mode atau fashion adalah cara dan gaya melakukan
dan membuat sesuatu, yang sering berubah-ubah, serta diikuti orang
banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas dari mode, yakni sifatnya
yang massal. Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara orang
memotong dan menggunakan pakaian, cara mengatur rambut dan
sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar sesuatu yang baru di
bidang lain. Dari mode akan lahir sesuatu yang baru yang bersifat
inovatif, misalnya tarian tradisonal Jawa dielaborasi dengan kesenian
Melayu atau Bali akan lahir tarian kontemporer-modern, tetapi dari
mode juga akan melahirkan sesuatu yang dianggap aneh oleh
masyarakat misalnya rambut dengan gaya funky, dengan dicat
berwarna-warni, yang mungkin nantinya akan dianggap biasa. Dalam
sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu
12
dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang
terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan. Berikut akan
dijelaskan tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Anak adalah amanah dari Tuhan yang harus dididik oleh orang
tua. Selain mendidik, orang tua juga wajib memberikan nama kepada
seorang anak. Sejumlah daerah mempunyai tradisi tersendiri dalam
upacara pemberian nama kepada anak.
13
Orang tua wajib memotong seekor kambing untuk anak
perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Makna
pemotongan kambing untuk menghilangkan sifat-sifat kebinatangan
yang ada pada diri manusia sejak lahir.
14
Tepung tawar adalah salah satu budaya dalam acara adat Melayu,
yang biasanya dilakukan pada acara pernikahan, sunatan, menabalkan
nama, menyambut jemaah haji, syukuran, menyambut tamu agung, dan
lainnya. Nama tepung tawar ini sendiri diambil dari salah satu bahan
yang ikut dalam ramuan tepung tawar itu, yakni berupa tepung beras
yang dicahar dengan air. Upacara adat Tepung Tawar kini telah menjadi
sebuah keharusan, menjadi sebuah trend dijaman modern ini,tentunya
kita melirik kembali tentang keberadaan upacara tradisi Tepung tawar
ini yang pada jaman dahulu seperti menjadi sebuah keharusan bagi
masyarakat yang melaksanakan sebuah upacara-upacara baik upacara
di dalam kehidupan rumah tangga maupun upacara bagi masyarakat
pada.
15
2.5.3 Kebudayaan Wara
Dalam acara ini juga ada ritual Adat Kaleker Diau adalah
permainan dimana pihak dari penyelenggara ritual adat menyediakan 4
(empat) lapak yang digunakan untuk permainan dadu, kemudian
16
masyarakat sekitar tempat berlangsungnya upacara adat tersebut dapat
ikut bermain dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak
angka dadu yang akan keluar, ritual Adat Kaleker Diau yang
sebenarnya dengan permainan judi biasa dikarenakan terkait erat
dengan Upacara Adat Wara dan masyarakat pun menganggapnya
sebagai tradisi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan
berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik
itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan
kelompok. Dan perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan
antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam
hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Jadi, didalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial yang membuat
mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan masyarakat dapat
berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19