Anda di halaman 1dari 16

SIFAT DAN HAKIKAT KEBUDAYAAN

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

CUT MUTIA 236320110007


SITI MARYAM 236320110048
SITI RAHMADANI 236320110066
SYANIA RAFIQ 236320110032

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
BAB 1I PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Definisi Kebudayaan........................................................................ 3
2.2 Sifat-sifat Kebudayaan..................................................................... 5
2.3 Hakikat Kebudayaan........................................................................ 9
2.4 Unsur-unsur kebudayaan.................................................................. 10
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2 Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena
manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup
karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan
kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan
bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti
segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun
temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi
anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.
Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor
(1871) dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan
mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari
kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa
juga merusaknya (destruktif).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi kebudayaan ?


2. Bagaimana sifat-sifat kebudayaan?
3. Bagaimana hakikat kebudayaan?
4. Apa unsur-unsur kebudayaan?
5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kebudayaan


Kata budaya/kultur (culture) dipandang penting karena kata ini
membentuk dan merupakan bagian dari istilah Pendidikan Multikultural.
Bagaimana kita mendefinisikan budaya akan menentukan arti dari istilah
Pendidikan Multikultural. Tanpa kita mengetahui apa arti budaya/kultur, kita akan
sangat sulit memahami implikasi Pendidikan Multikultur secara utuh. Misalnya,
jika budaya didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu kelompok sosial,
maka Pendidikan Multikultural berarti mempelajari tentang berbagai (multi)
warisan dan tradisi budaya. Namun jika budaya didefinsikan sebagai desain
kelompok sosial untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya,
maka satu tujuan pendidikan multikultural adalah untuk mempelajari tentang
berbagai kelompok sosial dan desain yang berbeda untuk hidup dalam masyarakat
yang pluralis. Nah sekarang kita lanjutkan dengan pembahasan mengenai budaya
atau kebudayaan berikut ini.
Budaya merupakan istilah yang banyak dijumpai dan digunakan hampir
dalam setiap aktifitas sehari-hari. Hal ini menunjukan bahwa budaya begitu dekat
dengan lingkungan kita. Kata budaya/kultur dipandang penting karena kata ini
membentuk dan merupakan bagian dari istilah pendidikan multicultural. Tanpa
kita mengetahui apa arti budaya/kultur,kita akan sangat sulit memahami implikasi
pendidikan multikultural secara utuh. Misalnya jika budaya didefinisikan sebagai
warisan dan tradisi dari suatu kelompok sosial.
Dalam istilah inggris budaya adalah culture yang berasal dari kata latin
colere yang berarti mengolah,mengerjakan. Hal ini merupakan budaya adalah
aktivitas manusia. Dari sudut antropologi budaya mengkategorikan temuan artifak
yang disebut pithhecanthropus erectus ,homo soloensis sebagai manusia atau
bukan, didasarkan pada kemampuan artifak itu saat hidup dan menciptakan benda
budaya.

3
Kebudayaan di bedakan dengan peradaban, meski pun pada beberapa
literatur kadang kala menggunakan istilah kebudayaan untuk menunjukkan suatu
peradaban. Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat bahwa budaya adalah
dasar terbentuknya kepribadian manusia. Dari budaya terbentuk identitas
seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa. Dengan budaya
itu pulalah seseorang akan memasuki budaya global dalam dunia terbuka dewasa.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi dan akal.
1. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya
kelompok-kelompok keluarga.
2. Kebudayaan di peroleh dari lingkungan
3. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau
terasing tetapi yang hidup dalam suatu masyarakat tertentu.
Setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Perbedaannya terletak pada
kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan
masyarakat lain, di dalam perkembangan nya untuk memenuhi segala sesuatu
keperluan masyarakatnya.
Manusia dapat dilihat dari kedudukanya sebagai homo humanus, homo
socius, dan homo educandum. Humanus berasal dari bahasa latin yang berarti
lebih halus, berbudaya dan manusiawi. Manusia menyukai musik, menari dan
berperilaku sopan. Koentjaraningrat menjelaskan peradaban itu sebagai bagian
dan merupakan bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, sopan santun dan sistem pergaulan yang kompleks. Sering juga
peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan
yang maju dan kompleks.
Manusia juga makhluk yang selalu berinteraksi dan tidak terlepas dari
orang lain dalam berinteraksi dengan lingkunganya, manusia menggunakan
simbol, manusia menggunakan benda-benda sebagai simbol yang
mengekspresikan sesuatu.

4
Menurut Margaret Mead, budaya adalah perilaku yang dipelajari dari
sebuah masyarakat atau subkelompok. Budaya sebagai program bertahan hidup
dan adaptasi suatu kelompok dengan lingkunganya. Kebudayaan juga terdiri dari
keyakinan, simbol dan interprestasi dalam kelompok manusia. Sebagian besar
ilmuan sosial saat ini memandang budaya terdiri dari aspek simbolik, ideasional,
dan tidak terlihat.
Esensi budaya bukan pada benda, alat atau elemen budaya yang terlihat
lainya namun bagaiamana kelompok menginterprestasikan menggunakan dan
merasakannya. Orang–orang didalam suatu kebudayaan biasanya
menginterprestasikan makna simbol, benda dan perilaku menurut cara yang sama
atau serupa (Banks, 1993). Ada kemungkinan orang menginterprestasikan secara
lain pada suatu perilaku yang sama. Semua kebudayaan menggunakan bahasa
tubuh untuk berkomunikasi.

2.2 Sifat-sifat Kebudayaan


Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang
melakat pada setiap budaya, kapan pun dan dimana pun budaya itu berada. Sifat-
sifat itu adalah sebagai berikut:
1. Budaya adalah Milik Bersama
Budaya adalah milik Masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan.
Budaya bukanlah milik perseorangan. Dalam catatan-catatan etnografi, tidak
pernah ditemukan budaya si Anu atau Pak Anu. yang ada adalah Budaya suku
bangsa X, budaya masyarakat bangsa Y, budaya Nasional dan seterusnya.
William A.Haviland mendefenisikan budaya sebagai seperangkat
peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakatnya. Apabila
peraturan atau norma tersebut dilaksanakan atau dipatuhi, akan melahirkan
perilaku yang oleh anggotanya dipandang layak dan diterima. Adapun masyarakat
didefenisikan sebagai sekelompok orang yang mendiami suatu daerah tertentu,
yang secara bersama-sama memiliki tadisi budaya yang sama.

5
2. Budaya Berkaitan dengan Situasi Masyarakatnya
Budaya mempunyai kecenderungan untuk bertahan terhadap perubahan
apabila unsur-unsur budaya yang bersangkutan masih sesuai fungsinya dengan
kepentingan kehidupan masyarakatnya. Contohnya, Budaya Petani di Desa
cenderung bertahan, tidak berubah selama pertaniannya masih memberikan
kesejahteraan baginya. Budaya pun mempunyai kecenderungan untuk berubah
apabila unsur-unsurnya sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Contohnya,
karena lahan dan perkebunannya banyak tergusur untuk pemukiman baru atau
untuk proyek-proyek industri, banyak penduduk yang semula hidup di daerah
pinggiran kota (Jakarta:"udik) berurbanisasi ke kota. Akibatnya, budaya mereka
berubah, yaitu harus menyesuaikan diri dengan budaya kota.
3. Budaya Berfungsi untuk Membantu Manusia
Bronislaw Malinowski, seorang antropologi kelahiran Polandia
menyatakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan bersama, baik yang besifat
biologis maupun psikologis. Sudah merupakan tugas budaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut. Parsudi Suparlan, seorang ahli antropologi
Indonesia menyatakan bahwa budaya berfungsi sebagai pedoman hidup untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia menurut peddington, Parsudi
Suparlan mengklasifikasikan kebutuhan hidup manusia kedalam tiga jenis:
 Kebutuhan Primer, merupakan kebutuhan hidup yang paling mendasar
karena bertalian erat dengan kebutuhan biologis atau kebutuhan fisik
manusia. Manusia akan mati atau punah apabila kebutuhan semacam ini
tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan primer antara lain kebutuhan akan
makanan, minuman atau kebutuhan fisik yang lain seperti kebutuhan
seksual yang bertalian dengan refroduksi. Kebutuhan akan sandang dan
papan termasuk juga ke dalam kebutuhan primer.
 Kebutuhan Sekunder atau Kebutuhan Sosial, yakni kenutuhan manusia
untuk bergaul dan hidup bersama.Contoh kebutuhan sekunder antara lain:
Berkeluarga, Bertetangga, Bermasyarakat, bahkan berbangsa dan
bernegara. Segala bentuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia akan lebih

6
mudah diperoleh melalui usaha bersama, dibandingkan dengan usaha
perorangan.
 Kebutuhan Integraif, yakni kebutuhan hidup manusia yang
mengintegrasikan atau memadukan seluruh kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan integratif akan terpenuhi bersamaan dengan pemenuhan
kebutuhan Primer dan Sekundernya. Pemenuhan kebutuhan integratif
mewujudkan hidup manusia yang sejahtera, aman, dan tertib, serta mampu
menikmati liburan atau rekreasi dan hiburan.
4. Budaya Diteruskan dan Diwariskan Melalui Proses Belajar
Semua budaya diteruskan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui proses belejar, bukan diwariskan secara biologis. Artinya,
seorang anak tidak akan secara otomatis pandai bicara, terampil bermain dengan
sesama anak sebayanya, atau patuh akan segala tradisi yang terdapat pada
lingkungan sosial budayanya.
Melalui proses panjang, seorang individu semenjak dilahirkan akan belajar
berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Ia juga akan belajar menyatukan
dirinya dengan lingkungan budayanya. Proses belajar menyatukan dirinya dengan
lingkungan sosialnya disebut sosialisasi, sedangkan proses belajar seorang
individu dengan lingkungan budayanya disebut pembudayaan atau enkulturasi.
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti
di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap
kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara
spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-
ciri yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras,
lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap
budaya dimanapun juga.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usua generasi yang
bersangkutan.

7
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila
seseorang atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial,
terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada
didalamnya. Selain itu sifat-sifat dari kebudayaan adalah sebagai berikut:
a. Etnosentis.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap
asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya
sendiri.
b. Universal.
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas
problematika masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian an-sich, tidak pula
apriori terhadap politisasi massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan
menjangkau ke depan demi perkembangan masyarakat majemuk
Indonesia. Memang, kita tidak menafikan karya-karya besar kesusasteraan yang
memengaruhi masyarakat Eropa yang notabene reading mainded. Tetapi untuk
Indonesia, kebudayaan universal dituntut untuk mengempaskan diri ke keranjang
sampah masyarakatnya yang papa.
c. Alkuturasi.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari
suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri.
d. Adaptif.
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri.
Kebudayaan adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia.

8
Kebudayaan memberikan kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam
kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk kehidupan yang lain.
e. Dinamis (flexibel).
Kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat
dinamis. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan
berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu
dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru
dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian
hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa
aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada
akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Tiap masyarakat mempunyai suatu
kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu
merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki
bersama dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian
kepada lingkungan tertentu.
f. Integratif (Integrasi).
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan msyoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-
masing.

2.3 Hakikat Kebudayaan


Kebudayaan memiliki beberapa hakikat, yaitu:
1. Sebagai Sistem Pemaknaan
Kebudayaan memberikan makna dan nilai pada kehidupan manusia. Ia
membantu manusia memahami dunia di sekitarnya, memberikan pedoman untuk
bertindak, dan menciptakan rasa keterikatan dan identitas.
2. Sebagai Alat Adaptasi
Kebudayaan membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan
fisik dan sosialnya. Ia menyediakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

9
teknologi yang diperlukan untuk bertahan hidup dan membangun masyarakat
yang stabil.
3. Sebagai bentuk ekspresi
Kebudayaan adalah sarana bagi manusia untuk mengekspresikan
kreativitas, emosi, dan spiritualitasnya. Ia diwujudkan melalui berbagai bentuk
seni, musik, tarian, literature, dan ritual.
4. Sebagai pembeda
Kebudayaan membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Ia
memberikan identitas kolektif dan memicu rasa kebersamaan.
5. Sebagai warisan
Kebudayaan adalah warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Ia
merupakan sumber pengetahuan, nilai, dan tradisi yang memperkaya kehidupan
manusia dan menghubungkannya dengan masa lalu.
Memahami sifat dan hakikat kebudayaan membantu kita untuk lebih
menghargai dan memahami keberagaman budaya di dunia. Ini juga membantu
kita untuk melihat budaya kita sendiri dengan lebih kritis dan reflektif, sehingga
kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

2.4 Unsur-unsur kebudayaan


E.B. Tylor memandang budaya sebagai kompleksitas hal yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Raymond Williams budaya meliputi meliputi organisasi
produksi, struktur keluarga, struktur lembaga yang mengungkapkan atau mengatur
hubungan-hubungan sosial, bentuk komunikasi yang khas dalam anggota
masyarakat.
Menurut Claude Levi-Strauss, kebudayaan harus dipandang dalam konteks
teori komunikasi yaitu sebagai keseluruhan sistem simbol (bahasa, kekerabatan,
ekonomi, mitos, seni) yang pada berbagai tingkat memungkinkan dan mengatur
komunikasi. Hal ini karena manusia adalah homo simbolicum. Kita lihat bahwa
budaya diartikan selalu dalam konteks hubungannya sebagai anggota masyarakat.

10
Koentjaraningrat lebih sistematis dalam memerinci unsur-unsur kebudayaan.
Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah sebagai berikut:
1) Sistem religi dan upacara keagamaan.
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa
utuk berorganisasi dan bersatu.
3) Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula.
4) Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5) Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
6) Sistem mata pencaharian hidup
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak
terbatas dan selalu ingin lebih.
7) Sistem teknologi dan peralatan.
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang
dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk
jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya
sebenarnya berasal dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata
buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari
kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam
bahasa latin, berasal dari kata corela.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, Muhammad. Ebook Konsep Pendidikan Multikultural.


http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/KONSEPPENDIDIKANMULT
IKULTURAL.pdf

ww://staff.uny.ac.id/sites/files/pendidikan multicultural.pdf. Handout Pendidikan

Multikultural. Diakses pada hari kamis, 5 September 2013

Nizomi.Fahrin, http://id.scribd.com/doc/112275035/Makalah-Hakikat-
Kebudayaan-Dan-Manusia-Fix, makalah hakikat kebudayaan dan manusia.
Diakses pada hari Kamis, 5 September 2013

http://mikhaeldulas1.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-dan-
kebudayaan.html, Hakikat Manusia Dan Kebudayaan.

http://search.4shared.com/postDownload/SvZK4A3B/
makalah_hakekat_manusia_sebaga.html, Makalah Hakikat Manusia
sebagai Budaya.

13

Anda mungkin juga menyukai