Dosen pengampu :
RISKI RAHMAWATI LESTARI, M.Pd
Disusun oleh:
KELOMPOK 07
NURUL CAHYANI
ELSA FAHERA
NUNI IZZATI
FAUZAN AMIN
ADILA AGUSTINA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
KARAKTER DINAMIKA BUDAYA ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas RISKI RAHMAWATI LESTARI, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang DINAMIKA BUDAYA bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Kebudayaan.................................................................................3
B. Pengertian Dinamika Kebudayaan................................................................5
C. Karakteristik Kebudayaan.............................................................................6
D. Faktor – faktor Mendorong Dinamika Kebudayaan.....................................9
E. Dinamika Unsur-Unsur Kebudayaan..........................................................13
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dinamika Unsur-Unsur Kebudayaan agar dapat tersajikan untuk khalayak
umum, mahaisiswa yang berbaur Islami, maupun pada diri kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
4
4. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistik,
kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui
pendidikan formal atau informal.
5. Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985)
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
manusia dengan belajar.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
7. Djojodigono (1958)
Memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan
kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Berdasarkan beberapa definisi kebudayaan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa :
Kebudayaan adalah suatu tradisi yang menghasilkan cipta, rasa, karsa
dan benda-benda hasil karya manusia baik material maupun non material (baik
yang bersifat kebendaan atau kerohanian), yang dapat mempengaruhi pola
kehidupan, cara berpikir dan gerak sosial individu maupun kelompok untuk
mencapai kesempurnaan hidup.
Kebudayaan material adalah hasil cipta, karsa yang berwujud benda-
benda atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam, seperti : gedung
pabrik-pabrik, jalan-jalan, rumah-rumah, alat-alat hiburan, mesin-mesin dan
sebagainya. Kebudayaan material ini sangat berkembang setelah lahir revolusi
5
industri yang melahirkan aparat-aparat produksi raksasa. Sedangkan,
kebudayaan non material adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-
kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan,
keagamaan, dan sebagainya.
Ada tiga mentalitas budaya dan beberapa tipe-tipe kecil yang
merupakan dasar sosio budaya yang berlainan yaitu :
1. Kebudayaan Ideasional. Tipe ini mempunyai dasar berpikir (premis)
bahwa kenyataan akhir itu bersifat non-material, transenden, dan tidak
dapat ditangkap dengan indera. Dunia ini dilihat sebagai suatu ilusi
sementara, dan tergantung pada dunia transenden, atau sebagai aspek
kenyataan yang tidak sempurna dan tidak lengkap.
2. Kebudayaan Inderawi (Sensate Culture). Tipe ini didasarkan pada
pemikiran pokok bahwa dunia materiil yang kita alami dengan indera kita
merupakan satu-satunya kenyataan yang ada. Eksistensi kenyataan
inderawi atau yang transenden disangkal.
3. Kebudayaan Campuran. Kategori ini mengundang terhadap dasar berpikir
(premis) mentalitas ideasional dan inderawi.
Jadi kebudayaan itu mempunyai sifat kompleks, banyak seluk-
beluknya dan merupakan totalitas, merupakan keseluruhan meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, custom dan lain-lain lagi
kepabilitas dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diperoleh oleh manusia di
dalam masyarakat . Pencipta kebudayaan adalah manusia, focus kebudayaan
adalah masyarakat.
6
sesuai dengan lingkungan alam sekitarnya dan keperluan suatu komunitas
pendukungnya. Sependapat dengan itu Haviland (1993 : 251) menyebut
bahwa salah satu penyebab mengapa kebudayaan berubah adalah lingkungan
yang dapat menuntut kebudayaan yang bersifat adaptif. Dalam konteks ini
perubahan lingkungan yang dimaksud bisa menyangkut lingkungan alam
maupun sosial. Berkaitan dengan perubahan kebudayaan, Kingsley Davis
berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat merupakan
bagian dari perubahan kebudayaan (Poerwanto, 2000 : 142). Dari uraian
pengertian diatas mengenai dinamika kebudayaan dapat disimpulkan bahwa
dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak,
berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan.
C. Karakteristik Kebudayaan
7
terus-menerus. Proses pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke
generasi berikutnya yang disebut dengan enkulturasi atau pembudayaan.
3. Kebudayaan didasarkan pada lambang. Semua perilaku manusia dimulai
dengan penggunaan simbol-simbol dan lambang-lambang tertentu.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kekuatan dan ketaatan individu yang
dibangkitkan melalui lambang-lambang keagamaan, politik,seni, hukum,
sosial, budaya, ideologi, ekonomi, dan lain sebagainya. Ideologi-ideologi
atau keyakinan juga didasarkan pada simbol-simbol maupun lambang-
lambang.
4. Kebudayaan selalu terintegrasi. Sebagaimana kita pelajari di muka bahwa
kebudayaan itu diuraikan menjadi sejumlah bagian atau unsur yang
kelihatannya berdiri sendiri–sendiri, tetapi sebenarnya perbedaan tersebut
hanya untuk membandingkan dan menelaahnya saja.
5. Kebudayaan dapat disesuaikan dan bersifat fleksibel. Banyak kebudayaan
yang bertahan dan berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan
yang dikembangkanoleh suatu masyarakat disesuaikan dengan adanaya
berbagai kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungan domisili dan
kondisi.
6. Kebudayaan selalu berubah. Unsur-unsur budaya selalu beradaptasi
dengan keadaan lingkunganfisik geografis dan lingkungan sosial.
Penyesuaian ini menuntut perubahan. Jadi, unsur-unsur dari suatu
kebudayaantidak dapat dimasukkan ke dalam kebudayaan ain tanpa
menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan pada kebudayaan lain
tersebut.
7. Kebudayaan bersifat nisbi atau relatif. Sikap terbaik adalah adanya
kebiasaan-kebiasaan dalam suatu masyarakat yang dipandang sebagai
relativitas atau kenisbian kebudayaan. Pada umumnya kenisbian
kebudayaan dihalang-halangi oleh dua sikap yaitu adanya kecenderungan
penilaian ke arah negatif yang merupakan akibat dari mengagungkan
kebudayaan sendiri dan adanya kecenderungan penilaian ke arah positif
yang merupakan perwujudan dari cara hidup dalam masyarakat.
8
Bentuk – bentuk perubahan beserta contohnya dapat dikategorikan
sebagai berikut:
9
kehidupan dalam masyarakat, mempengaruhi unsur budaya yang lain.
Misalnya, listrik masuk desa, penggantian bahan bakar gas, masuknya
sarana komunikasi (TV dan radio) di pedesaan, atau komputerisasi pada
masyarakat modern. Perubahan yang berpengaruh tidak luas adalah
perubahan yang terbatas pada unsur budaya tertentu saja. Misalnya gaya
rambut remaja, atau model pakaian pada kalangan tertentu
10
D. Faktor – faktor Mendorong Dinamika Kebudayaan
1. Faktor Intern
a) karena perubahan penduduk, komposisi penduduk (kematian,
kelahiran, kepergian dan kedatangan penduduk dari luar)
b) karena pembaharuan (inovasi), penemuan baru dikategorikan menjadi
2 yaitu discovery yaitu penemuan ide, benda atau peralatan yang
benar-benar baru dan invention yaitu penemuan baru yang telah
diterima kemudian disempurnakan, diubah ataupun menjadi pola baru.
Contohnya penemuan mesin mobil baru oleh S Marcus (Austria)
dinyatakan sebagai discovey dan selanjutnya saat ini terjadi invention
atau modifikasi berbagai macam mesin mobil. Inovasi lebih banyak
ditentukan oleh faktor kebutuhan yang mendesak, bukan semata-mata
kecerdasan. Adapun jenis – jenis pengaruh penemuan baru antara lain
a. menyebabkan perubahan-perubahan dalam bidang-bidang lain
b. menyebabkan perubahan yang menjalar dari suatu lembaga
kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan yang lain
c. beberapa jenis penemuan baru mengakibatkan satu jenis
perubahan
c) karena adanya unsur budaya yang hilang (cultural loss) akibat adanya
perubahan lingkungan hidup yang menuntut proses adaptasi atau
penyesuaian budaya masyarakat yang bersangkutan. Misalnya adanya
pendangkalan laut di Segara Anakan (Cilacap) mengubah mata
pencaharian penduduk yang semula nelayan menjadi petani, lambat
laut budaya nelayan diganti dengan budaya petani.
d) Karena adanya pemberontakan atau konflik antar kelompok dalam
masyarakat. Adanya konflik antar kelompok mengubah perilaku
anggota masyarakatnya
2. Faktor Ekstern
11
Faktor ekstern perubahan budaya disebabkan adanya kontak dengan
budaya asing baik dalam kerangka hubungan yang bersifat kerukunan,
paksaan ataupun perang. Selain kontak dengan budaya asing dapat pula
disebabkan karena faktor diluar kemampuan masyarakat tersebut misalnya
bencana alam. Proses kontak dengan budaya asing atau hubungan antar
budaya terjadi dalam bentuk:
a) Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur
kebudayaan dari satu pihak kepada pihal lain. Proses difusi belangsung
melalui teknik meniru atau imitasi. Adapun penyebarannya dapat melalui:
1. migrasi dimana unsur budaya yang bersangkutan ikut berpindah atau 2.
unsur budaya tertentu bisa menyebar terlepas dari masyarakat
pendukungnya karena dibawa oleh orang lain (pedagang, penjajah,
misionari) , misalnya beberapa jenis makanan pokok yang berasal dari
Indian, Amerika Tengah tersebar melalui pedagang ataupu penjajah.
Pembawa unsur-unsur budaya dari luar disebut agent of acculturation.
Jenis difusi yang terjadi dalam masyarakat ada 2 yaitu
1) difusi intramasyarakat, yaitu proses difusi terjadi dalam masyarakat
itu sendiri
2) difusi antarmasyarakat, yaitu proses difusi yang terjadi antara
masyarakat satu dengan yang lain
3) Adapun bentuk difusi yang menjadi perhatian antropolog yaitu
4) simbiotic, baik mutualisme, parasitisme maupun komensalisme
5) penetrasi pasifique, yaitu masuknya kebudayaan asing dengan cara
damai. Prosesnya dapat timbal balik atau sepihak. Contoh
penyebaran agam Hindu dan Islam di Indonesia melalui jalur
perdagangan
6) penetrasi violent, yaitu masuknya budaya asing dengan cara
kekerasan, dapat berupa penjajahan atau peperangan.
b) Akulturasi
12
Akulturasi akan terjadi apabila suatu unsur kebudayaan tertentu
dari masyarakat yang satu berhadapan dengan unsur kebudayaan dari
masyarakat yang lain , sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan
asing itu diserap ke dalam kebudayaan penerima tanpa menghilangkan
kepribadian kebudayaan penerima (unsur-unsur kebudayaan asli masih
tetap bertahan). Misalnya kebudayaan Hindu memasuki kebudayaan Bali,
menjadi kebudayaan Hindu Bali. Para antropolog melihat terjadinya
akulturasi dalam berbagai bentuk berikut:
1) subtitusi : unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru
yang memberi nilai lebih bagi penggunanya
2) sinkretisme: unsur budaya lama yang berfungsi berpadu dengan
unsur budaya baru yang sedemikian serasinya. Perpaduan ini
sering terjadi pada sistem keagamaan. Misalnya agama Tantrayana
di zaman Singosari yang merupakan perpaduan agama Budha dan
Hindu karena beberapa alat peribadatan yang saling melengkapi.
Bedanya dengan akulturasi, sinkretisme tidak menghasilkan bentuk
kebudayaan baru melainkan kebudayaan lama akan mengalami
beberapa penyesuaian.
3) Adisi, yaitu ditambahkannya unsur-unsur baru kepada unsur lama
yang masih berlaku
4) Dekulturisasi, adanya unsur tertentu yang hilang dan diganti
dengan unsur yang baru. Contoh, dengan adanya mesin penggiling
padi, mengakibatkan hilangnya tradisi menumbuk padi dengan
lesung dan alu.
5) Originasi, yaitu masuknya unsur budaya yang sama sekali baru,
sehingga menimbulkan perubahan besar. Contoh, proyek masuk
desa menimbulkan situasi baru di daerah pedesaan.
6) Penolakan (rejection), yaitu proses akulturasi yang terlalu cepat
atau terlalu dipaksakan sehingga banyak anggota masyarakat tidak
siap menerima perubahan
13
7) Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang lama. Hal itu
disebabkan adanya unsur-unsur kebudayaan yang diserap secara
selektif ada pula unsur yang tidak diterima sehingga proses
perubahan kebudayaan melalui mekanisme akulturasi masih
memperlihatkan adanya unsur-unsur kepribadian yang asli.
c) Asimilasi
Asimilasi adalah proses perubahan kebudayaan yang terjadi akibat
membaurnya (berintegrasi) dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri
kebudayaan yang lama menjadi hilang. Menurut Koentjoroningrat,
asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Setelah bergaul
dengan intensif, sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing
berubah menjadi unsur kebudyaan campuran
Faktor Pendorong Asimilasi
1) adanya perbedaan di antara masing-masing pendukung kebudayaan
2) adanya sikap saling menghargai orang asing dan kebudayaannya
3) adanya sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam
masyarakat
4) adanya perkawinan campuran (amalgamasi)
5) adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam
masing-masing kebudayaan
Faktor Penghambat Asimilasi
1) sifat takut terhadap kebudayaan lain diantara masyarakat yang
merasa rendah atau inferior dalam menghadapi budaya luar yang
lebih tinggi
2) kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap
toleransi dan simpati kurang berkembang
3) perasaan superioritas yang besar pada individu-individu dari satu
kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat lain
14
4) terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
yang berakibat tidak adanya kebebasan untuk bergaul dengan
masyarakat luar
5) adanya in-group feeling yang kuat, artinya suatu perasaan yang
kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan
kelompok yang bersangkutan
15
1. Sistem norma yang memungkinkan masyarakat untuk saling bekerja sama
sehingga dapat menguasai dan menaklukkan alam sekitar (the normatic
system).
2. Organisasi ekonomi (economic organization)
3. Alat dan lembaga pendidikan, yaitu keluarga yang merupakan lembaga
pendidikan utama (mechanism and agencies of education)
4. Organisasi kekuasaan (the organization of force).
Dari definisi diatas, unsur-unsur pokok kebudayaan berdasarkan
pendapat para ahli antropologi dibagi menjadi tujuh unsur, yaitu :
1. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa
Inggris.
2. Sistem Teknologi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang
dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
3. Sistem Mata Pencaharian
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak
terbatas dan selalu ingin lebih.
4. Organisasi Sosial
5. Sitem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akar dan pikiran
yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
6. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahawa ada zat yang dan Maha Kuasa.
7. Kesenian
16
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga membutuhkan psikis
mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Kebudayaan bersifat dinamis dan selalu berkembang mengikuti
perkembangan zaman, tidak ada kebudayaan yang bersifat statis dan semua
kebudayaan mempunyai dinamika. Dinamika kebudayaan adalah dinamika
manusia yang hidup di dalam masyarakat dan menjadi wadah kebudayaan
tersebut. Adanya dinamika kebudayaan terjadi karena manusia mengadakan
interaksi sosial manusia satu dengan manusia lainnya. Kebudayaan
berkembang melalui proses perkembangan yang dinamakan evolusi
kebudayaan. Kebudayaan berkembang dari bentuk-bentuk yang paling
sederhana hingga bentuk yang makin kompleks. Kemudian dilanjutkan
melalui proses evolusi yang dilanjutkan pada proses difusi. Proses difusi yaitu
proses penyebaran kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan
bangsa-bangsa di muka bumi. Pertemuanberbagai bangsa di dunia akan
mendorong terjadinya dinamika kebudayaan. Contohnya pertemuan organisasi
ASEAN, APEC, PBB, WHO, ILO,UNICEF dan lain sebagainya.
Sebagai dinamika kebudayaan dikenal beberapa proses antara lain
akulturasi, asimilasi, enkulturasi, dan inovasi.11 Pertama, proses akulturasi.
Proses akulturasi yaitu proses pembentukan kebudayaan baru ketika dua
kebudayaan bertemu tanpa menghilangkan ciri-ciri masing-masing
kebudayaan. Kedua, proses asimilasi. Proses asimilasi adalah proses
terbentuknya kebudayaan baru dari pertemuan kebudayaan-kebudayaan yang
berbeda, namun ciri khas dari masing-masing kebudayaan sudah hilang
melebur dan lahir menjadi kebudayaan baru. Ketiga, proses enkulturasi.
Proses enkulturasi disebut juga pembudayaan. Pembudayaan adalah suatu
proses pembelajaran dan penyesuaian alam pikiran serta sikap seseorang atas
adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Keempat, proses inovasi. Inovasi (penemuan baru)
merupakan suatu proses pengenalan ide atau obyek yang baru dalam suatu
kebudayaan. Inovasi terbagi menjadi dua bentuk yaitu discovery dan
invention. Discovery adalah proses membuat sesuatu menjadi diketahui atau
17
berbagi eksistensi suatu aspek kenyataan. Contohnya, penemuan molekul
DNA. Invention adalah proses penggabungan beberapa unsur budaya yang
telah ada sehingga menghasilkan suatu bentuk yang baru, yang tidak ada
sebelumnya. Contohnya: Ipad, LCD dan lain sebagainya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan adalah suatu tradisi yang menghasilkan cipta, rasa, karsa dan
benda-benda hasil karya manusia baik material maupun non material (baik
yang bersifat kebendaan atau kerohanian), yang dapat mempengaruhi pola
kehidupan, cara berpikir dan gerak sosial individu maupun kelompok untuk
mencapai kesempurnaan hidup.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers.
20
21