Dosen Pembimbing :
Rizal Fahmi, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Nur Sakinah Panggabean (2306103020059)
2. Trysha Masayu Agustin (2306103020081)
3. Meyda Asya (2306103020058)
2023
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul
“Masalah dan Peradaban” ini disusun dalam rangka tugas kelompok mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar (ISBD).
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
tugas makalah ini, dan juga tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) Bapak Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd yang telah
membimbing kami dalam melaksanakan tugas ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
3. Tujuan .................................................................................................................. 2
3. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya .......... 8
1. Simpulan .............................................................................................................. 18
2. Saran .................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2. Rumusan Masalah
b. Apakah pengertian manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat yang
adab?
c. Apakah arti evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya?
3. Tujuan
c. Mengetahui arti evolusi budaya dan memberi contoh wujud peradaban dalam
kehidupan sosial budaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Peradaban
Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban dalam
Bahasa Inggris disebut civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada
waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya
yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat
pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti,
luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington (2001) mendefinisikan peradaban (civilization) sebagai the highest social
grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that
which distinguish humans from other species. Peradaban tidak lain adalah
3
perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai
peradaban yang tinggi.
Dari batasan pengertian di atas, maka istilah peradaban sering dipakai untuk
hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat, sopan
santun, serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis, organisasi bernegara, serta
masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban menunjuk pada hasil
kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
setiap masyarakat atau bangsa dimana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak
semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari
kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.
4
Masyarakat pada saat ini tetap memberi penghargaan dan apresiasi yang tinggi
untuk peradaban masa itu. Bukti akan hal tersebut adalah pengakuan masyarakat
dunia akan adanya keajaiban dunia, yang pada hakikatnya berasal dari peradaban
masa lalu. Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain:
5
2. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban sebagai produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju
menunjukkan bahwa manusia memanglah merupakan makhluk yang memiliki
kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia merupakan makhluk
yang beradab sehingga mampu menghasilkan peradaban. Di samping itu, manusia
sebagai makhluk sosial juga mampu menciptakan masyarakat yang beradab.
6
mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang
dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah Datao Answar
Ibrahim (mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia) yang pertama kali
memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society.
Nurcholish Madjid mengindonesiakan civil society (Inggris) dengan masyarakat
madani. Kata civil memiliki dasar kata yang sama dengan civic (kewargaan) dan
city (kota) dari kata dasar berbahasa Latin civis. Kemudian, kata civil tumbuh
menjadi bermakna dari atau dalam persesuaian dengan teratur, beradab.
1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil
sedangkan society artinya masyarakat.
4. Berkaitan dengan nomor 3, civil society diartikan masyarakat kota. Hal ini
karena Madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengingatkan
7
kita kepada polis di zaman Yunani kuno. Masyarakat kota sebagai model
masyarakat yang beradab.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia
dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam
upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia
menaklukan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup
sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan keudayaan.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah
(masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan
masa sejarak (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa
prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa
sejarah bermula ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan.
Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genius. Bermula
dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran
barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang
mengindikasi transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol
untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna,
bentuk, dan konsep.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah,
yaitu:
Pada mulanya, roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat diatas
batang pohon. Kemudian, roda itu disambung dengan kereta, lalu berkembang
menjadi mobil seperti saat ini.
2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran
seseorang kepada orang lain. Bahasa bisa diartikan pula sebagai suatu persetujuan
bersama untuk menginterpretasi bunyi tertentu. Dengan bahasa, kehidupan sosial
dan peradaban pun terlahir. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dari
9
bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa
sejarah tertulis.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman
prasejarah, yaitu:
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang
terdiri atas:
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan
Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik
modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Peradaban tidak hanya terwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik,
tetapi juga dalam bidang sosial budaya. Penemuan dan revolusi di bidang teknologi
memengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat, dan juga sebaliknya. Selanjutnya,
bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu
sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan,
tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
11
prasejarah (masa sebelum menganal tulisan), namun telah mengenal teknologi
terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan
masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.
12
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada
alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa
atau tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun
akan gigih dan berusaha kerasa dalam merespons alam tersebut, begitu pun
sebaliknya.
Merujuk pada pendapat Alvin Toffler di atas, sekarang ini umat manusia
berada pada era peradaban informasi. Kemjuan yang pesat di bidang teknologi
informasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi.
Di era global, perilaku hidup manusia berubah dan bergerak dengan cepat. Di era
global, hubungan antar manusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi
sudh antar negara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi
dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara
ke negara lain.
13
5. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Peradaban global yang tengah terjadi tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu
sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja,
sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang menandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan
menyingkirkan batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.
1. Pengaruh globalisasi
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua
bangsa dan masyarakat internasional. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan
politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan
negara-negara berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan
demokrasi. Pengaruh globalisai terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai
peradaban lain.
14
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan
identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang
makin membesar.
d. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih
banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
a. Sebagai bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar
baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi.
Beberapa ahli dan negarawan mendefinisikan nilai dan norma yang begitu
bervariasi namun memiliki ruh yang sama yakni membentuk karakter masyarakat
sebagai agent of change. Rokeach (1973) mendefinisiskan nilai sebagai keyakinan
yang dianggap penting oleh individu dan menjadi motivasi untuk bertindak sesuai
dengan keyakinan tersebut. Schnebel (2000) menyatakan bahwa “Values are an
indicator of the kind of responsibility adapted by the employees of the corporation”
yang mengartikan nilai sebagai indikator sebuah tanggung jawab yang diadaptasi oleh
karyawan sebuah perusahaan. Nilai juga diartikan sebagai konsepsi-konsepsi yang
terdapat dalama lampikiran masyarakat/organisasi mengenai perkara-perkara yang
dianggap bermakna dalam hidup (Koentjaraningrat, 1974).
Sedangkan Darji (1995) memandang nilai sebagai sifat atau kualitas dari
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Prof.
Dr.JimlyAsshiddiqie (2021, hal. 68) mengungkapkan bahwa nilai-nilai merupakan
dasar atau landasan filosofis yang mengarahkan pembentukan hukum. Berkaitan
dengan norma, banyak ahli dari berbagai belahan dunia mengartikan norma sebagai
perkara yang penting untuk menciptakan kondisisosial yang stabil. Norma
didefinisikan sebagai petunjuk tingkah laku mengenai apa yang wajib dan tidak boleh
dilakukan dalam kehidupan seharihari berdasarkan motivasi tertentu serta adanya
sanksi jika melanggar norma tersebut (Widjaja, 1985, hal. 168). Norma juga
merupakan pedoman manusia dalam bertingkahlaku karena norma merupakan wujud
konkret dari nilai sehingga keduanya berkaitan erat dengan moral dan etika (Darji,
1995, hal. 13).Menurut Soekanto (1989), terdapat empat jenis norma diantaranya: 1)
norma kepercayaan, norma kesusilaan, norma sopan santun, dan norma hukum (Darji,
1995).
16
6.1. Nilai sebagai Panduan Etika dan Moral
17
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2.. SARAN
Dari pembelajaran yang sudah kami jabarkan dan kaji di atas, dapat
disimpulkan bahwa peradaban dan kebudayaan jelas tidak bisa dipisahkan dari
manusia. Di mana untuk menjdi makhluk yang beradab dan masyarakat adab,
manusia harus senantiasa menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat
istiadat, nilai, moral, etika dan estetika. Selain itu, manusia harus mampu menghadapi
perubahan dinamis dan arus globalisasi yang sangat pesat, sehingga dalam menjalani
kehidupan dengan makna hakiki manusia yang beradab. Dengan memahami
perkembangan serta peradaban, sebagai mahasiswa kita diharapkan dapat menjadi
pionir dan pilar dalam kehidupan yang lebih baik, peradaban yang lebih maju menuju
paradigma dan negara yang digdaya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarno. 2016. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Setiadi. Elly M. Dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Best, S. (2016). Zygmunt Bauman: Why Good People do Bad Things. Taylor
& Francis. https://books.google.co.id/books?id=1QOOCwAAQBAJ Darji, D. &
S. (1995). Pokok-pokokfilsafathukum (1st ed.). Gramedia Pustaka Utama.
19