Anda di halaman 1dari 15

MANUSIA DAN PERADABAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Ilmu Pengetahuan Umum”

Dosen pembimbing

Binti Rosyidah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1.Fitria Nur Rahmah [20200880260141]

2. Siti Nuril Hidayatus Shofiyah [20200880260146]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTTAHUL ’ULA(STAIM )
NGLAWAK KERTOSONO
TAHUN 2022
PGMI 5
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah serta Bimbingan-Nya, akhirnya penulis dapat menyusun makalah
dengan judul “Manusia dan Peradaban ”. Dengan tujuan menyelesaikan tugas
Ilmu Pengetahuan Umum. Segala puji kami panjatkan, hanya milik Allah Rabb
semesta alam,pemangku langit dan bumi, yang mengatur seluruh makhluk-Nya,
yang mengutus para rasul untuk menjelaskan ajaran agama dengan keterangan dan
bukti-buktinyata. Semoga shalawat tetap tercurah kepada baginda nabi
Muhammad saw.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat.Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena penulis mengharapkan masukan dan kritikan
yang bersifat konstruktif demi perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan
datang.

Nganjuk, 14 Oktober 2022


DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia........................................................................... 2

B. Pengertian Peradaban ....................................................................... 2

C. Pengertian Manusia dan Peradaban...................................................6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang
berakal budi/insanulkamil artinya makhluk yang paling sempurna.
Manusia sebagai makhluk yang berpolitik (zon politicon), makhluk yang
bermasyarakat, makhluk yang berbudaya, makhluk yang berbahasa, makhluk
yang berbicara. 1
Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan
masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada
suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian,
hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota
sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit
dalam struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari
istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap
manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan
sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan , kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan
kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat".
Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah
istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota.
Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi
sosial dan beragam kegiatan ekonomi dan budaya.
Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah
istilah "peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam
konteks sosial di mana rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain
1
Yogi Priyantono, Manusia dan Peradaban Fakultas Agama Islam UMP, 2014
"ganas" atau "biadab" budaya, konsep dari "peradaban" digunakan sebagai
sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan dari kelompok
tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti "perbaikan
pemikiran, tata krama, atau rasa".

Masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif; memiliki


pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk
kota-kota. "Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk
merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya
(peradabanmanusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri
sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk
memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban
pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya
sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem
ekonomi, dan IPTEK.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Manusia?
2. Apa Pengertian Peradaban ?
3. Apa Pengertian Manusia dan Peradaban?
4. Bagaimana kebudayaan sebagai peradaban ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan Pengertian Manusia.
2. Mendeskripsikan Pengertian Peradaban.
3. Mendeskripsikan Pengertian Manusia da Peradaban.
4. mendeskripsikan kebudayaan sebagai peradaban.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
1. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
a. Ludwing Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu
mempertahankan adanya di dunia. 2
b. Thomas Aquinas: Manusia adalah suatu substansi yang komplit yang
terdiri dari badan dan jiwa.3
c. Marx: Manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.4
d. Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx: Manusia adalah makhluk hidup yang
harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan
mengekpresikan kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan menguasai
dunia dengan kekuasaannya ini. Karena manusia yang tidak produktif
adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak ada dan mati.5
e. Betrand Russel: Manusia adalah maujud yang diciptakan dalam keadaan
bersifat mencari keuntungannya sendiri.6
f. Jujun S. Suriasumantri: Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kedudukan among (unique) di dalam ekosistem, namun juga amat
tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan
bagiannya.7

2
Bagus Takwin, Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah, Yogyakarta: 2007, hlm. 4
3
. Hardono Hadi, Jati Diri Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1996, hlm. 33
4
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 33
5
Ibid., hlm. 39
6
Suparman Syukur, Etika Religius, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 231
7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, hlm. 237
B. Pengertian Peradaban
Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari
kata civil (warga kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya,
peradaban juga disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa
literatur. Menurut Huntington, peradaban mewujudkan puncak-puncak dari
kebudayaan. Manusia sebenarnya sudah mencapai puncak kebudayaan
walaupun masih dalam taraf primitif.8
Akan tetapi, tidak semua kebudayaan bisa mencapai tahap puncaknya.
Kadang, kebudayaan manusia terhenti dengan apa yang disebut blind eyes
atau jalan buntu. Frans Boas mengartikan peradaban sebagai keseluruhan
bentuk reaksi manusia terhadap tantangan dalam menghadapi alam sekitar,
individu ataupun kelompok.

Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya


materiil, relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral,
gagasan, dan bahasa.
C. Manusia dan Peradaban
Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin
terpisahkan. Manusia melalui kemampuan cipta dan karya selalu melakukan
karya-karya di segala bidang kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti
yang erat kaitannya dengan manusia. Istilah peradaban seringkali merujuk
pada suatu masyarakat yang kompleks.
Peradaban manusia bisa dilihat melalui praktik pertanian, hasil karya,
permukiman, dan berbagai pandangan manusia mengenai ilmu pengetahuan,
politik, dan kehidupan.9
8
http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban ( diakses pada hari jum’at, 14 oktober 2022 jam
12.52)
9
http://www.anneahira.com/manusia-dan-peradaban.htm (diakses pada hari jum’at, 14
oktober 2022 jam 13.48)
1. Perjalanan Peradaban
Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang
harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban. Hutington
menyebutnya dengan istilah clash civilization. Pada zaman modern,
Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban yang muncul akan
menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi bisa
antara peradaban Barat dan Timur. Bisa juga karena perbedaan
ideologi.
Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti mempelajari
peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau
dipelajari. Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh
hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu itulah, kita bisa
becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa
mendatang.10
2. Peradaban sungai Mesir
Beberapa alasan menyebutkan bahwa peradaban kuno biasanya
tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di daerah yang berada di
sekitar lembah sungai atau pantai. Ini karena sungai dan pantai
merupakan prasarana perhubungan dengan bangsa lain, juga sungai
dan pantai merupakan sumber kehidupan.
Peradaban sungai Mesir terletak di Lembah Sungai Nil. Bagi
bangsa Mesir sungai Nil adalah sumber kehidupan dan pusat
perhubungan antarbangsa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
jika peradaban Mesir kuno sangat maju dibanding dengan bangsa
lain.11 Beberapa fakta yang menyebutkan bahwa mesir kuno telah
memiliki kebudayaan yang tinggi, di antaranya sebagai berikut.
a) Pemerintahan

10
Ibid
11
Ibid
Bangsa Mesir sudah mengenal bentuk pemerintahan
kerajaan. Adalah daerah Mesir Utara yang beribukota
Memphis dengan raja Menes, yang pertama kali menjalankan
bentuk pemerintahan kerajaan ini.

2. Kepercayaan
Bangsa Mesir percaya pada dewa-dewa (polytheisme).
Mereka memuja banyak dewa, dengan Dewa Ra atau Dewa
Matahari sebagai dewa tertinggi yang dipuja oleh sebagian
besar masyarakat Mesir kuno. Bangsa Mesir juga percaya ada
kehidupan baru setelah kematian. Oleh karena itu pada pada
waktu pemakaman harta benda yang meninggal akan
diikutsertakan.

3. Bangunan
Bangunan bangsa Mesir dengan kemegahan dan misteri
yang terkandung di dalamnya sampai saat ini masih bisa
dinikmati dan membawa kekaguman tersendiri bagi
masyarakat modern. Salah satu bangunan Mesir yang
dimaksud tentu saja adalah Piramida. Bangunan dengan bentuk
limas ini dibangun sejak dinasti ketiga untuk makam raja-raja
Mesir.

4. Seni Patung
Bangsa Mesir meninggalkan seni patung yang sangat
mengagumkan dengan ukuran yang besar-besar meskipun saat
itu belum ditemukan alat-alat atau teknologi canggih seperti
yang dimiliki zaman modern seperti sekarang ini. Seni patung
Mesir menggambarkan dewa dewi maupun raja dan
keluarganya. Seni patung Mesir berhubungan dengan
bangunannya.

5. Seni Lukis
Media lukis yang dipakai Bangsa Mesir kuno adalah
papyrus. Lukisan memiliki fungsi sebagai upacara pelengkap
kematian atau upacara keagamaan. Bentuk lukisan Bangsa
Mesir tidak memiliki perspektif, posisi manusia semuanya
dengan posisi menyamping. Selain itu, Bangsa Mesir pun
sudah mengenal karya sastra. ini terbukti dengan ditemuannya
kitab talkin buatan Bangsa Mesir.
D. Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan
tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara
kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata
dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain
dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari
kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar
Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan
aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art,
atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan
untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah
musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional
dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka
timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak
percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan
hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia.
Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda
dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak
berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang
yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat
seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high
culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature).
Adapun menurut para ahli, pengertian budaya dan peradaban antara lain sebagai
berikut;

1. Seokmono

Kebudayaan ialah segala hasil usaha manusia, baik berupa benda


ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Sedangkan
peradaban adalah perbedaan yang dihasilkan dari unsur budaya sehingga
tergolong dalam kemajuan.

2. Herkovits

Kebudayaan ialah segala sesuatu yang diteruskan secara turun


temurun dari satu generasi ke generasi lain atau disebut superorganic,
kebudayaan berisikan seluruh nilai, norma, pengertian, ilmu pengetahuan,
religius, struktur, sistem sosial, dan nilai lainnya sebagai wujud
budaya intelektual dan rasa seni yang menjadi identitas atau ciri khas suatu
masyarakat. Sedangkan peradaban adalah nilai-nilai yang dihasilkan dari
kebudayaan.

E. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban

Perbedaan kebudayaan dan peradaban dapat dilihat pada 7 poin berikut ini,
yaitu:
1. Istilah ‘budaya’ mengacu pada perwujudan dari cara kita berpikir,
berperilaku dan bertindak. Sebaliknya, tahap peningkatan masyarakat
manusia, di mana anggotanya memiliki cukup banyak organisasi dan
pengembangan sosial dan politik, disebut Peradaban.
2. Budaya kita menggambarkan siapa kita, tetapi peradaban kita menjelaskan
apa yang kita miliki atau apa yang kita gunakan.

3. Budaya adalah tujuan; tidak memiliki standar pengukuran. Berbeda


dengan ini, peradaban memiliki standar pengukuran yang tepat, karena itu
adalah sarana.

4. Budaya daerah tertentu dapat tercermin dalam agama, seni, tarian, sastra,
adat, moral, musik, filsafat, dan lain-lain. Di sisi lain, peradaban
ditampilkan dalam hukum, administrasi, infrastruktur, arsitektur,
pengaturan sosial, dan lain-lain dari daerah itu.

5. Budaya menunjukkan tingkat penyempurnaan batin terbesar, dan juga


internal. Berbeda dengan, peradaban yang bersifat eksternal, yakni
perwujudan teknologi, produk, perangkat, infrastruktur, dan sebagainya.

6. Perubahan dalam budaya diamati dengan waktu, seperti dalam pemikiran


lama dan tradisi yang hilang dengan berlalunya waktu dan yang baru
ditambahkan ke dalamnya yang kemudian ditransmisikan dari satu
generasi ke generasi lainnya. Di sisi lain, peradaban terus maju, yaitu
berbagai elemen peradaban seperti alat transportasi, komunikasi, dan lain-
lain berkembang dari hari ke hari.

7. Budaya dapat terus berkembang, bahkan jika peradaban tidak ada.


Sebaliknya, peradaban tidak dapat tumbuh dan eksis tanpa budaya.12

12
https://dosensosiologi.com/kebudayaan-dan-peradaban (di akses pada hari jum’at 14 oktober
2022 jam 14.23)
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka kami selaku penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa Istilah manusia dapat diartikan sebagai makhluk
yang berakal budi atau mampu menguasai makhluk lain. Manusia Menurut
Para Ahli :
a. Ludwing Binswanger
b. Thomas Aquinas
c. Marx
d. Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx
e. Betrand Russel
f. Jujun S. Suriasumantri
peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah
"budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap manusia dapat
berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat
istiadat, kebiasaan , kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam
tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat". Namun, dalam definisi
yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan
kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari
budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan
ekonomi dan budaya.
Adapun menurut para ahli, pengertian budaya dan peradaban antara lain sebagai
berikut;

2. Seokmono

Kebudayaan ialah segala hasil usaha manusia, baik berupa benda


ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Sedangkan
peradaban adalah perbedaan yang dihasilkan dari unsur budaya sehingga
tergolong dalam kemajuan.

3. Herkovits

Kebudayaan ialah segala sesuatu yang diteruskan secara turun


temurun dari satu generasi ke generasi lain atau disebut superorganic,
kebudayaan berisikan seluruh nilai, norma, pengertian, ilmu pengetahuan,
religius, struktur, sistem sosial, dan nilai lainnya sebagai wujud
budaya intelektual dan rasa seni yang menjadi identitas atau ciri khas suatu
masyarakat. Sedangkan peradaban adalah nilai-nilai yang dihasilkan dari
kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA
Priyantono, Yogi Manusia dan Peradaban Fakultas Agama Islam UMP, 2014
Takwin,Bagus Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah, Yogyakarta:
2007, hlm. 4
Hadi,Hardono Jati Diri Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1996, hlm. 33
Fromm,Erich Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001, hlm. 33
Ibid., hlm. 39
Syukur,Suparman Etika Religius, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 231
S. Suriasumantri, Jujun Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006, hlm. 237
http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban
http://www.anneahira.com/manusia-dan-peradaban.htm
https://dosensosiologi.com/kebudayaan-dan-peradaban
Ibid

Anda mungkin juga menyukai