Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang relah memberikan


rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis
ilmiah yang berjudul “Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan” dengan tepat
waktu. Tidak sedikit kesulitan yang penulis dapatkan saat menulis karya tulis ini,
untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
ikut berperan andil dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Icha
Fadilasari, SS, M.pd. selaku dosen pengampu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 18 September 2018

Penulis

1
2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya.manusia dan kebudayaan


merupakan suatu hal yang tidak bias di pisahkan karena dimana manusia itu
hidup dan menetap pasti mereka akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada
di daerah yang di tinggalinya.

Manusia merupakan makhluk sosisal yang berinteraksi satu sama lain dan
melakukan suatu kebiasaan –kebiasaan yang terus mereka kambangkan dan
kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayan.setiap manusia juga
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,karena mereka pun memeliki kebiasaan
yang berbeda pula.perbedaan budaya di sebabkan karena factor yang dimiliki
seperti factor lingkungan,faktor alam,manusia itu dendiri dan berbagai faktor
lainnya yang menimmbulkan keberagaman budaya tersebut.seiring dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia di
harapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan di
masing-masing daerah,karena kebudayaan merupakan jembatan yang
menghubungkan manusia dengan manusia yang lain.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu budaya dasar?
2. Apa pengertian manusia?
3. Pengertian kebudayaan dan bagainmana hubungan manusia dengan
kebudayaan?
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa arti ilmu budaya dasar serta hubungannya dengan
manusia dan kebudayaaann.
2. Untuk mengetahui apa arti dan hakikat manusia sesungguhnya.

3
3. Untuk mengetahui apa arti kebudayaan dan untuk mengetahui bagaimana
hubungan manusia dengan kebudayaan.

4
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar...............................................................................5

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar

“ilmu budaya dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai


masalah kemanusiaan dan budaya,dengan menggunakan pengertian-pengertian
yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan
keahlian yang tergolomg dalam pengetahuan budaya.

Definisi tentang pengetahuan budaya :

Pengetahuan budaya (the humanities) adalah pengetahuan yang mencakup


keahlian (disiplin) seni dan filsafat. keahlian ini dapat dibagi lagi dalam keahlian-
keahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa, dan lain-lain. Jika
melihat definisi di atas yang menguraikan pengertian tentang apakah pengetahuan
budaya yang apabila kita bandingkan dengan Ilmu Ekonomi, Agama, Hukum,
Politik akan nampak memiliki luas jelajah, dan tekanannya. Dengan demikian di
sini jelas dapat dibandingkan antara pengrtian the humanities (IlmuBudaya Dasar)
dengan culture (kebudayaan). The Humanities atau Humaniora itu menurut L.
Wilardjo adalah : sikap dan perilaku masal moral manusia terhadap sesamanya.
Jadi Humaniora dilihat dari pengrtian L. Wilardjo sebagai perangkat sikap dan
perilaku manusia. Jika dirinci, maka tujuan pengajaran Ilmu Budaya Dasar adalah:

1. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebil
bertangguang jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah
menyesuaikan diri.
3. Menyadarkan manusia terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat
menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

6
4. Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya
kebudayaan.
5. Memiliki latar belekang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan
Indonesia.
6. Mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
7. Tidak terjerumus pada sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin ilmu.

A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin)
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal.
Secara umum, manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan
orang lain.

B. Pengertian Kebudayaan dan Hubungan Manusia dengan Kebudayaan


Beberapa ahli sosial telah berusaha merumuskan berbagai definisi tentang
kebudayaan dalam rangka memberikan pengertian yang benar tentang kebudayaan
tersebut. Akan tetapi tetap saja pengertian-pengertian tersebut kurang memuaskan.
Terdapat dua aliran pemikiran yang berusaha memberikan kerangka bagi
pemahaman tentang pengertian kebudayaan, yaitu aliran ideasional dan aliran
behaviourisme/materialisme. Dari berbagai definisi yang telah dibuat tersebut,
koentjaraningrat berusaha merangkum pengertian kebudyaaan dalam tiga
wujudnya, yaitu kebudayaan sebagai wujud cultural system,social system,
artefact. Artinya , kebudayaan tersusun atas beberapa komponen utama, yaitu
yang bersifat kognitif, normatif dan material.
Sayangnya kemudian, cara pandang orang melihat kebudayaan sering kali
terjebak dalam sifat chauvinism, yaitu membanggakan kebudayaannya sendiri dan
menganggap rendah kebudayaan orang lain. Contoh sikap chauvinisme seperti
yang dikemukakan oleh Adolf Hitler misalnya, dengan kalimat Deutscland Uber
Alles in der welt 9jerman di atas segala-galanya dalam dunia). Demikian pula
jepang yang menganggap bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari.
Padahal seharusnya dalam memahami kebudayaan kita perlu jujur dan

7
berpegangan pada sifat-sifat kebudayaan yang variatif, relatif, universal, dan
counter-culture (meremehkan kultur lain).
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangta erat, karena
menjadi manusia tidak lain adalah merupakan bagian dari hasil kebudayaan itu
sendiri. Hampir semua tindakan manusia merupakan produk kebudayaan. Kecuali
tindakan yang sifatnya naluriah saja (animal instinct) yang bukan merupakan
kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara
belajar, seperti melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan akulturasi. Karena itu,
budaya bukanlah sesuatu yang statis dan kaku, tetapi senantiasa berubah sesuai
keadaan social yang ada. Sebagaimana dikatakan Van Peursen(1988)
bahwasannya budaya diperlakukan sebagai kata kerja, bukannya sebagai kata
benda. Sebab suatu budaya dalam masyarakat terus menerus berubah, bahkan
meskipun itu merupakan suatu tradisi. Dan biasanya, proses pengalihan atau
perubahan budaya difasilitasi oleh adanya kontak komunikasi melalui bahasa.
Tanpa bahasa, proses pengalihan kebudayaan tidak akan terjadi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat
dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaannya. Manusia mempunyai
empat kedudukan terhadap kebudayaan, yaitu: 1) penganut kebudayaan, 2)
pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, 4) pencipta kebudayaan.
Sebagai penganut kebudayaan seseorang hanya menjadi pelaku tradisi dan
kebiasaan yang berkembang dalam masyarakatnya. Sebaliknya, pembawa
kebudayaan adalah pihak luar atau anggota masyarakat setempat yang membawa
budaya asing atau baru dalam tatanan masyarakat setempat. Tidak semua
masyarakat dapat beradaptasi dengan budaya baru yang dating dari luar.
Umumnya, budaya baru sulit diterima dan butuh waktu bertahap untuk
penyesuaian jika budaya baru tersebut ada kemungkinan dapat diterima.
Sementara manipulator kebudayaan adalah anggota masyarakat yang melakukan
aktifitas kebudayaan atau mengatasnamakan budaya setempattetapi tidak sesuai
dengan nilai-nilai atau idea luhur sebagaimana yang seharusnya dilakukan.
Kedudukan tertinggi adalah manusia sebagai pencipta kebudayaan, yaitu
mendorong secara sadar atau tidak sadar ke semua lapisan masyarakat untuk

8
melakukan revitalisasi kebudayaan lama atau mencipta dan menemukan kambali
kesepakatan baru terkait ide, aktivitas bermasyarakat, atau budaya baru yang
dapat diterima secara masif.
Pembentukan kebudayaan sebagaimana diuraikan di atas sesungguhnya
dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan
penyelesaian atas kondisi kehidupan yang dialaminya. Dalam rangka bertahan
atau survive, maka manusia harus mampu memenuhi apa yang manjadi
kebutuhannya, sehingga manusia melakukan berbagai cara agar tetap mampu
beradaptasi dengan perubahan social yang terjadi. Apa yang dilakukan manusia
tersebut dapat disebut sebagai proses kebudayaan. Kebudayaan yang dilakukan
oleh manusia untuk menyelesaikan masalah-masalahnya, atau yang bias kita sebut
sebagai way of life, pedoman hidup yang digunakan setiap individu dalam
bertingkah laku.
Dengan demikian maka secara definitif makna kebudayaan adalah
keseluruhan pengetahuan , kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai bagian dari
anggota masyarakat (E.B Taylor, 1871: 21).
Jika di simpulkan, maka inti dari kebudayaan adalah nilai-nilai dasar dari
segenap wujud kebudayaan atau hasil kebudayaan. Nilai-nilai budaya dan segenap
hasilnya adalah muncul dari tata cara hidup yang merupakan kegiatan manusia
atas nilai-nilai budaya yang dikandungnya. Cara hidup manusia tidak lain adalah
bentuk konkret (nyata) dari nilai-nilai bhdaya yang bersifat abstrak (idea). Dengan
bahasa lain, nilai budaya hanya bisa diketahui melalui budi dan jiwa, sementara
tata cara hidup manusia dapat diketahui oleh pancaindra. Dari idea kebudayaan
dan tata cara hidup manusia kemudian terbentuk wujud (artefak) kebudayaan
sebagai alat dalam berkehidupan.

a. Substansi (isi) utama budaya


1. Sistem pengetahuan
System pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan
suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:

9
a. Alam sekitar;
b. Alam flora di daerah tempat tinggal;
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal;
d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. Tubuh manusia;
f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia;
g. Ruang dan waktu.

Untuk memperoleh pengetahuan diatas, maka manusia melakukan tiga hal


sebagai berikut:
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman
langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan
bertindak sesuai aturan yang di jadikan pedomannya.
b) Melalui pengalaman yang diperoleh baik pendidikan formal maupun non formal.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering di sebut sebagai
komunikasi simbolis.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan di
anggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena
itu, sesuatu di katakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebeneran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), dan religious
(agama).
C.Kluchohn (1905-1969) mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi
nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, sebagai
berikut:
a) Hakikat hidup manusia (MH)
b) Hakikat karya manusia (MK)
c) Hakikat waktu manusia (MW)
d) Hakikat alam manusia (HA)

3. Pandangan Hidup

10
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat
dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di
dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang di cita-citakan oleh suatu
masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan niali-nilai yang dianut
oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,kelompok,atau
bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan memiliki arti yang lebih luaas dari pada agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya manusia yang memilki naluri
untuk menghambakan diri kepada yang Maha tinggi,yaitu dimensi lain diluar diri
dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengandalikan hidup manusia.
Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam
menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang maha tinggi saja yang
hanya memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup
dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun
dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala
dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas :1)persepsi sensoris, yaitu persepsi yang terjadi tanpa
menggunakan salah satu indra manusia; 2)persepsi telepati, yaitu kemampuan
pengetahuan kegiatan mental indavidu lain; dan 3)persepsi clairvoyance, yaitu
kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang
yang bersangkuan.
6. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa inggris
berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya,
kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil
karya mereka,dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak
dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas,
konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya, kebudayaan Jawa dilihat oleh

11
orang Batak , melancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan,
lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit,feudal, serta
diskriminasi terhadap tingkatan sosial.

b. Sifat-Sifat Budaya
Kendati budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di
Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi
setiap kebudayaan memiliki ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut tidak diartikan
secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan
faktor ras, lingkungan alam,atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang berlaku
umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut sebagai berikut:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan
yang diizinkan.

c. Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak
dan terdiri atas pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan
demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam
bahasa Iindonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat
terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah
menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu
dengan yang lainnya, sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud
dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.

12
Unsur pokok kebudayaan (Brownislaw Malinowski, 1884-1942) sebagai
berikut:
1. System norma yang memungkinkan kerja sama antarapara anggota masyarakat
dalam upaya menguasai alam sekililngnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga pendidikan
4. Organisasi kekuatan.

Melville J. Herkovits (1895-1963) menyebut unsur pokok kebudayaan adalah:


1. Alat-alat teknologi.
2. Sistem ekonomi.
3. Keluarga.
4. Kekuasaan politik.

System kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan


yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kebudayaan materiel
Kebudayaan materiel merupakan hasil cipta, karsa, yang brwujud benda,bahan
alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik,jalan,dan rumah.
2. Kebudayaan nonmaterial
Merupakan hasil cipta, dan karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan sebagainya. Kebudayaan nonmaterial sebagai berikut:
 Volkways (norma kelaziman)
 Mores (norma kesusilaan)
 Norma hokum, dan
 Mode
Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya sebagai berikut :
1. System budaya
Kompleks dari ide-ide, nilai-nilai,peraturan,dan sebagainya.
2. System sosial

13
Merupakan kompleks dari aktifitas serta berpola dari manusia dalam organisasi
dan masyarakat.
3. System kebendaan
Wujud kebudayaan fisik atau alat-alat yang diciptakan manusia untuk kemudahan
hidupnya.

d. Manusia sebagai pengguna dan pencipta kebudayaan


Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi
antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi
tuhan denagan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan
di brikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono dalam Rafael Raga Maran,
(1999;36) sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain
akal, inteligensia, dan intuisi; perasaan dan emosi; kemauan; fantasi; dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, maka nyatalah
bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara
manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia
itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena
ada manusi penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungnya. Dialektika ini di dasarkan pada pendapat Petter L.Berger (1929),
yang menyabuatkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini
terdiri dari tiga tahap: (1) tahap eksternalisasi; (2) tahap objektivasi; (3) tahap
internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan hati manusia secara terus
menerus ke dalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental. Tahap objektivitas
adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada
diluar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil
ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi, ada hubungan berkelanjutan
antararealitas internal dengan realitas eksternal.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.bermacam-
macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya, seperti

14
kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu,
manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masysrakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang memiliki kegunaan utama
dalam melindungi manusia terhadap lngkungan alamnya, sehingga kebudayaan
memilki peran sebagai berikut :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia hurus bertindak dan berperilaku
dalam pergaulan.
6. Pengeturan agar manusia dapat mengrti bagaimana manudi seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

e. Pengaruh budaya terhadap lingkungan


1. Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural, seperti temperature,
curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2. Cultural Sosial Environment, meliputi aspek-aspek kehidupan beserta proses
sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengngacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4. Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan
fisik seperti budaya pertanian, dalam iklim.

f. Proses dan Perkembangan Kebudayaan

15
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan rasa
manudia karena kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan
dengan manusia itu.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang
bersifat kompleks dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan sosial.seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan
danmemberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor
lingkungan fisik. Misalnya iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.
Sebagai contoh; orang-orang yang hidup di daerah yang kondisi lahan atau
tanahnya subur (produktif) akan mendorong terciptanya suatu kehidupan yang
favourableuntuk memproduksi bahan pangan. Jadi, terjadi suatu proses keserasian
antaara lingkungan fisik dengan kebudayaan yang terbentuk di lingkungan
tersebut, kemudian ada keserasian juga antara kebudayaan masyarakat yang satu
dangen kebudayaan masysaraka tetengga dekat. Kondisi seperti inimemberikan
peluang untuk berkembangnya peradaban (kebudayaan)yang lebih maju.
Misalnya, dibangun system irigasi, teknologi pengolahan lahan dan makanan dan
sebagainya.

g. Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan antara lain:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan system
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang .
3. Hambatan budaya berkaitan dengan factor psikologo atau kejiwaan.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
6. Sikap etnosentrisme.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan.

16
h. Perubahan Kebudayaan
1. Perubahan lingkungan alam.
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery).
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan materiel yang telah dikembangkan bangsa lain di
tempat lain.
5. Perubahan yang terjadi Karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsi suatu pengetahuan ataukepercayaan baru, atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

Namun perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adlah
tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan.
Sebaliknya, yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan
tersebut.

17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini manusia merupakan makhluk sosial yang butuh terhadap
manusia yang lain.manusia memiliki hubungan yang kuat dengan kebudayaan.

Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas pembaca diharap mampu memahami arti
manusia dan kebudayaan serta hakikat hubungan manusia dengan kebudayaan,
agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Juga agar dapat
lebih maju dari kehidupan sebelumnya.

18
Daftar Pustaka
Abdul Hakam, Kana. Manusia dan Lingkunagan Sosial Budayanya.
Makalah, Lokakarya Dosen ISBD. Batam: Dikti Depdiknas.
M. Setiadi, Elly. Abdul Hakam, Kana. Effendi Ridwan. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar.
Aziz, Abdul. Pengertian Manusia.

19

Anda mungkin juga menyukai