Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


Nama : 1. RIZQI MUBAROK
2. AAS ASLAMIYAH
3. M. AGUNG NASIRUDIN
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Prod : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PANGERAN DHARMA KUSUMA INDRAMAYU
(STKIP PADHAKU)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan taufikNya,
sehingga tugas makalah kami dapat kami selesaikan dengan lancar. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing manusia ke jalan
yang lurus dan diridhai Allah Swt.

Makalah kami ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, yang
berupa penjelasan tentang manusia dan kebudayaan, untuk meningkatkan pemahaman
tentang pengertian manusia dan kebudayaan. Kami menyadari bahwa penyajian makalah kami
ini masih banyak kekurangan. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Kami berharap laporan makalah kami ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Indramayu, Oktober 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia dan Kebudayaan .................................................................
2.2 Konsep Kebudayaan ............................................................................................
2.3 Fungsi Kebudayaan..............................................................................................
2.4 Sifat Kebudayaan.................................................................................................
2.5 Wujud Kebudayaan..............................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
hal ini, keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Kebudayaan lahir dari proses
kehidupan manusia yang dihasilkan dari interaksi antara manusia satu dengan manusia
lain ataupun dari alam. Oleh karena itu, manusia sebagai subjek yang menghasilkan
kebudayaan itu sendiri. Tanpa adanya manusia, kebudayaan tidak akan pernah ada.
Sistem budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tidak lepas dari nilai-nilai
yang dibangunnya sendiri. Berbagai bentuk nilai-nilai budaya tersebut sangat
berpengaruh bagi kehidupan masyarakatnya. Karena nilai-nilai budaya itu merupakan
konsep-konsep yang hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu
masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam
hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan
orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat tadi. Nilai-nilai tersebut ada yang
berpengaruh langsung ada pula yang berpengaruh tidak langsung terhadap kehidupan
manusia.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertin manusia dan kebudayaan?


2. Bagaimana konsep kebudayaan?
3. Bagaimana fungsi kebudayaan?
4. Bagaimana sifat-sifat Kebudayaan?
5. Bagaimana wujud Kebudayaan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu manusia dan kebudayaan


2. Mengetahui konsep kebudayaan
3. Mengetahui fungsi kebudayaan
4. Mengetahui sifat kebudayaan
5. Mengetahui tentang wujud kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia dan Kebudayaan

A. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain).  Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia
adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang
ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan
massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua
lrelatif.

Adapun pendapat para ahli mengenai definisi atau pengertian manusia adalah sebagai
berikut :
1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA : Manusia adalah bhineka,tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan
rohani merupakan satu barang
2. ABINENO J.I : Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
3. UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan
4. OMAR MOHAMMADAL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah mahluk yang
paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi
faktor keturunan dan lingkungan.
5. SOKRATES : Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu
dengan kuku datar dan lebar.
6. KEES BERTENS : Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang
kesatuannya tidak dinyatakan.
7. I WAYAN WATRA : Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
8. ERBE SENTANU : Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan
bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk yang lain.
9. PAULA J. C & JANET W. K : manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan
berbagai kemungkinan.

B. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. kebudayaan dapatlah dilihat sebagai dialektika masa lampau dan masa depan
yang bersintesis pada masa sekarang.
 
2.2 Konsep Kebudayaan
Konsep kebudayaan berhubungan dengan beberapa aspek luar yang hendak ditelit oleh
seorang ilmuan. konsep-konsep yang dibuat membantu penenliti dalam melakukan
pekerjaannya sehingga ia tahu apa yang harus sipelajari. Salah satu yang diperhatikan dalam
penelitian Antropologi  adalah perbedaan dan persamaan mahluk manusia dengan mahluk
bukan manusia seperti simpanse atau orang utan yang secara fisik banyak mempunyai
kesamaan-kesamaan.

Nilai-nilai budaya adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud
kebudayaan. Disamping nilai-nilai kebudayaan, kebanyakan diwujudkan dalam tata hidup
yang merupakan kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang dikandungnya.

Semua materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia secara sadar
lewat proses belajar. Lewat kegiatan belajar inilah  diteruskan kebudayaan dari generasi
yang satu kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, kebudayaan yang telah lalu
bereksistensi pada masa kini dan kebudayaan masa kini disampaikan ke masa yang akan
datang. Kebudayaan mempunyai kemampun mengikat waktu.

Menurut Koenjaraningrat, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, bentuk jamak dari buddi yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Brpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif
berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.

2.3 Fungsi Kebudayaan


Menurut ahli Antropologi Amerika Ralph Linton menganggap bahwa kebudayaan adalah
warisan sosial yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fungsi bagi penyesuaian diri
dengan masyarakat dan fungsi bagi penyesuaian diri dengan lingkungan. Masyarakat dan
budaya saling bergantung satu sama lain. Implementasi penyesuaian diri antara masyarakat
dan kebudayaan berlangsung dalam proses-proses sebagai berikut:[7]

1. Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia


memperoleh identitas diri serta memperoleh ketrampian sosial. Proses ini dimulai sejak
manusia lahir ke dunia (bayi). Dalam kehidupannya maka masyarakat terdapat norma-
norma dan aturan-aturan yang harus ditaaati setiap masyarakat.

Dalam proses sosialisasi antara golongan sosial dan golongan ekonomi terdapat
perbedaan  misalnya antara keluarga yang kaya berkecukupan dengan keluarga
gelandnagan berkekurangan, maka pola asuhnya juga berbeda.

2. Enkulturasi

Enkulturasi artinya pembudayaan, maksudnya adalah proses membudayakan anak


manusia agar menjadi manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya di awali di
dalam sistem kehidupan bersama yang disebut kelompok lokal yang meliputi lebih dari
satu keluarga atau satu keluarga yang diperluas dimana kelompok lokal atau bentuk
masyarakat harus mempunyai tatanan atau biasa disebut dengan pranata. Menurut
Koentjaraningrat pranata adalah sistem norma atau aturan mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus. Oleh adanya pranata maka perbedaan-perbedaan menjadi
beraturan.Menurut J. Van Baal perbedaan itu meliputi jenis kelamin, umur, tempat dan
kekerabatan.

Menurut Arnold van Gennep kehidupan manusia penuh dengan perubahan-perubahan


status dari status tertentu ke status lain yang ditandai dengan adanya upacara seperti
kelahiran, pertunangan, perkawinan dll. Dalam antropologi peralihan status tertentu ke
status lain disebut dengan inisisasi yaitu tindakan penegnalan dalam soal-soal yang
sebelumnya tidak diketahui dan harus diketahui oleh orang-orang dewasa.
3. Internalisasi

Internalisasi adalah proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial (pengetahuan


budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku sehari-hari selama hayat
dikandung badan. Proses internaisasi berlangsung sepanjang masa-masa pertumbuhan
dan perkembangan anak ditengah lingkungan masyarakat. Dengan adanya pengalaman
seseorang memiliki pengetahuan dan nilai-nilai ideal atau sistem nilai dan dinyatakan
dalam perilaku.Sistem nilai dapat bersumber dari unsur-unsur kebudayaan. Menurut
Koentjoroningrat kebudayaan meliputu tujuh unsur, yaitu: Bahasa, Sistem pengetahuan,
Organisasi Sosial, Sistem peralatan hidup dan teknoologi, Sistem mata pencaharian hidup,
Sistem religi dan kesenian. Pengalaman memliki sistem nilai seseorang yang dibedakan
oleh masyarakat dan budaya sebagai tempat internalisasi berlangsung.

Menurut Antropolog Hildred Geertz Indonesia terdapat banyak adat istiadat yang
berbeda-beda yang membentuk kepribadian masyarakat mendukung adat istiadatnya.
Namun kepribadian rata-rata dapat diuraikan menjadi kepribadian individu-individu yaitu
ciri-ciri watak individu yang konsisten yang berbeda dengan individu lain, dimana ciri-ciri
tersebut dibedakan oleh perbedaan pengetahuan, kehendak keinginan serta perasaan
antara satu individu dengan individu lain. Menurut Dananjaya Indonesia sampai saat ini
masih besifat Bhineka dari pada tunggal ika, padahal semboyan Indonesia adalah Bhineka
tunggal ika.

2.4 Sifat-sifat Kebudayaan

1. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar


Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia dimiliki dengan cara belajar. Cara belajar tidak
diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis, hal ini ditegaskan
bahwa perilaku manusia yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku makhluk
lain tingkah-tingkahnya digerakan oleh insting atau naluri sejak manusia lahir.
Contohnya kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan dasar yang tidak termasuk
dalam kebudayaan, tetapi kebutuhan itu dipenuhi dengan adanya cara makan dan apa
yang dimakan itu merupakan kebudayaan.

2. Kebudayaan Milik Bersama

Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan , kebiasaan –kebiasaan seorang


individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Ahli antropologi
berpendapat bahwa suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika warganya memiliki
secara bersama sejumlah pola pikir dan kelakuan yang sama yang didapat melalui
proses belajar. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan ,
nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki kelompok
masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam antropologi adalah sekelompok orang
yang tinggal disuatu wilayah yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak
dimengerti satu sama lain.

3. Kebudayaan sebagai pola

Dalam setiap masyarakat para anggotanya mengembangkan sejumlah pola-pola budaya


yang ideal yang memuat hal-hal sebagian besar dari masyarakat diakui sebagai kewajiban
yang harus dilakukan dalam keadaan tertentu. Pola-pola tersebut disebut dengan norma.
Norma harus diikuti oleh seluruh masyarakat. Karena jika masyarakat selalu mematuhi
norma yang ada, maka tidak akan ada pembatasan kebudayaan. Pembatasan kebudayaan
dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Pembatasan kebudayaan langsung


Adalah terjadi ketika seseorang mencoba melakukan melakukan suatu hal yang menurut
kebiasaan dan kebudayaannya merupakan hal yang tidak lazim bahkan dianggap
melanggara tata kesopanan yang ada. Jika masyarakat melanggar tata tertib yang berlaku
kemungkinana akan diberi hukuman dengan aturan yang ada.

Contoh dari pembatasan kebudayaan langsung yaitu ketika seseorang melakuakn


kegiatan seperti berpakaian tidak pantas.

2. Pembatasan kebudayaan tidak langsung


Adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang yang melanggar tidak dihalangi atau dibatasi
secara langsung, akan tetapi kegiatan tersebut tidak akan mendapat respon atau
tanggapan dari anggota kebudayaan yang lain karena tidak begitu dipahami.

Contoh dari pembatasan kebudayaan tidak langsung adalah tidak ada orang yng akan
melarang seseorang berbelanja dipasar dengan menggunakan bahasa asing akan tetapi
tidak akan dilayani karena tidak ada yang memahami.

4. Kebudayaan bersifat Dinamis dan Adaptif

1. Kebudayaan bersifat Dinamis

Artinya kebudayaan itu selalu berubah dan terus bergerak mengikuti dinamika
kehidupan sosial budaya dan masyrakat.Dinamika kehidupan sosial budaya terjadi
karena interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.

Contoh: Corak pakaian yang dipakai oleh nenek-nenek kita saat mereka masih muda
dengan corak pakaian yang kita pakai saat ini pastilah sangat berbeda.
2. Kebudayaan bersifat Adaptif

Pada umumnya kebudayaan dikatakan bersifat adaptif karena kebudayaan


melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dari bada mereka dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik
geografis maupun pada lingkungan sosialnya.

Contoh: Apabila terjadi bencana alam maka masyarakat yang berada pada daerah
tersebut harus pindah ke daerah lain yang memiliki perbedaan budaya.

2.5 Wujud Kebudayaan


Menurut Koentjaraningrat (1981), kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu komleks aktivitas berpola dari manusia dan
masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan menjadi dua komponen yaitu :

1. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeolog seperti : mangkuk, tanah liat, perhiasan, senjata, dan
sebagainya kebudayaan material juga mencakup barang-barang seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, dan mesin cuci.

2. Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi
kegenerasi, misalnya dongeng, cerita rakyat , lagu dan tarian masyarakat.[12]
 
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://astri360.wordpress.com/2017/11/28/makalah-manusia-dan-kebudayaan/
https://id.scribd.com/doc/316410820/Makalah-MANUSIA-DAN-KEBUDAYAAN-doc
http://eprints.stainkudus.ac.id/2397/4/04.%20BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai