Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ANTROPOLOGI

SOCIAL DAN KESEHATAN

NS. JAIMIN ADI PUTRA, S.KEP.,M.KES


Manusia dan Kebudayaan
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk
yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan
secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah
didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik jasmani maupun rohani. Berikut ini adalah pengertian dan
definisi manusia menurut beberapa ahli:
Ø  Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena
jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Ø  Abineno J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa
abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang
fana”.
Ø  Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman),
jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Ø  Sokrates
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak
berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Ø  Kees Bertens
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya
tidak dinyatakan.
Ø  I Wayan Watra
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
Ø  Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
Ø   Erbe Sentanu
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa
dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Ø  Paula J. C & Janet W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam
situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia dan kebudayaan pada
hakekatnya memiliki hubungan yang
sangat erat, dan hampir semua
tindakan dari seorang manusia itu
adalah merupakan kebudayaan.
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—>
budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal,
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau
akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi
adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam
kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono,
2001; Prasetya, 1998).
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada
suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya
dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali
dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi yang merumuskan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil dari  karya, rasa dan cipta
masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa
alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan
untuk kepentingan masyarakat.
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti
pengertian kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu
sebagai berikut :

a. Kebudayaan itu beraneka ragam.


b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi,
sosiologi,      dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi


antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini. Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga
mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya
menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika
antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk
manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan
yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada
manusia sebagai pendudukungnya.
Peran Kebudayaan
• Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
• Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
• Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
• Pembeda manusia dan binatang
• Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berprilaku didalam pergaulan.
• Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
• Sebagai modal dasar pembangunan.
Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu :

• Penganut kebudayaan
• Pembawa kebudayaan,
• Manipulator kebudayaan,
• Pencipta kebudayaan
Hubungan Antara Manusia Dan Kebudayaan

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai


dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi
keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan, setelah kebudayaan itu tercipta
maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya.
Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan.
Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya hams patuh kepada peraturan yang
dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan
dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. 
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta
melalui tiga tahap yaitu:
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan
segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh
manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali
masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga
manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai