Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BIOLOGI

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIAL DAN BIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING

NISA NURHIDAYANTI, S.Pd., M.T.

DISUSUN OLEH

- Agus mukholid - Ragil


- Ahmad rizal f - Ravi muhamad
- Borkat natali - Suherman
- Crosita agatha - Wiwin triantoro
- May widiati - Yulia resi andini
- M rizky nurhidayat

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“manusia dan kebudayaan”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah ilmu sosial dan biologi di Kampus Pelita Bangsa.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon maaf apabila ada
kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterimakasih apabila
pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.

Cikarang, Februari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu
hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia
akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu
kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan
menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu
disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun
memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna
perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai
faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya
teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena
kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan hakikat dari manusia?
2. Apakah pengertian kebudayaan?
3. Unsur – unsur apa saja yang mempengaruhi kebudayaan?
4. Faktor apakah yang mempengaruhi diterimanya suatu unsur kebudayaan baru?
5. Bagaimanakah kaitan manusia dan budaya?
6. Bagaimana kedudukan manusia dan budaya?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
1) Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
a) NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
b) ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
c) UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik.
d) SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar
dan lebar.
e) KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
f) I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa
dan karsa.
g) OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh),
manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
h) ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk
yang lain.
i) PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun
pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh —> budhi —> budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau
akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata
budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan,
sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Dari definisi-definisi kebudayaa dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan
mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut:
a. Kebudayaan itu beraneka ragam
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan
eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek
f. Kebudayaan itu dinamis
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relative
1. Unsur-unsur Kebudayaan
suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang
mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur
yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain
lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk
menunjukkan eksistensi mereka.
a) bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur
bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi
b) sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai
lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu
c) organisasi sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan
merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
d) sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
e) sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam konteks kebudayaan.
f) kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta
memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
g) sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana
yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.

2. wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan,
Aktivitas, dan Artefak.
a. Gagasan ( Wujud ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
diantara ketiga wujud kebudayaan.

C. Kaitan Manusia Dan Budaya


Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan
sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:
1. Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya
2. Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah
dari manusia dan berhadapan dengan manusia
3. Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia yang
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik.
D. Kedudukan Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat
kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya
merupakan sebuah kebudayaan. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap
kebudayaan:
1. penganut kebudayaan,
2. pembawa kebudayaan,
3. manipulator kebudayaan, dan
4. pencipta kebudayaan.

E. Hubungan Antara Manusia Dan Kebudayaan


Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari
kemauan manusia yang membuatnya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain.
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku masnusia
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia
dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan
menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv). Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar
penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
BAB III
STUDI KASUS

Menurut studi kasus yang kami lakukan mengenai manusia dan kebudayaan, remaja di
lingkungan kehidupan indonesia sudah bisa dibilang menyimpang dari kebudayaan bangsa kita
yaitu bangsa timur. Banyak sekali remaja yang melupakan kebudayaan bangsa timur dan lebih
mengenal kebudayaan bangsa barat. Contohnya seperti, cara bergaul remaja zaman sekarang,
anak SD yang bisa dikatakan belum wajar untuk mengenal istilah berpacaran tetapi mereka
sudah mengenal apa itu berpacaran dan tidak hanya mengenal istilahnya saja tetapi juga sudah
pernah mencoba apa itu pacaran. Itu dikalangan anak SD berbeda dengan kalangan anak SMP,
SMA dan kuliahan yang sudah bisa dikatakan sangat menyimpang dalam mengartikan apa istilah
berpacaran. Dari salah mengartikan apa istilah itu banyak remaja yang mengartikan berpacaran
itu saling menyayangi dan memberikan apa yang kita punya kepada pacar kita, hal ini sangat
salah dan ini mencontoh dari pergaulan anak-anak bangsa barat yang dikatakan dalam
pergaulannya sangat bebas dan tidak mengenal cara berbudaya yang baik dan benar. Kasus
seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara memberitahu, mengajarkan dan menerapkan
kebudayaan bangsa kita sejak kecil dikehidupan sehari-hari agar terus terbawa dan terbiasa
menerapkannya dilingkungan pergaulannya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.

B. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup
dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia
melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan
tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.

C. Daftar pustaka
 http://makalah-manusia-dan-kebudayaan_05.htm.l
 http://Manusia dan Budaya _ newbie here !!!.htm.
 http://Tulisan 1 Manusia Dan Budaya «.htm.

Anda mungkin juga menyukai