Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Keragaman Budaya Transcultural dan Multicultural

OLEH :
Kelompok 7

Nike Rulanda
Nilam Sari
Nindya Erina Ramadhani

PRODI : D4 III A GIZI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


TAHUN PENGAJARAN 2016 / 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang keragaman budaya transcultural
dan multicultular. Selain itu makalah ini juga ditulis sebagi tugas mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar.

Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai sumber. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan semoga bantuan
yang diberikan mendapatkan pahala dari Allah SWT, aamiin.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum bisa dikatakan


sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positiv untuk
perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penulis .

Padang, Agustus 2016

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan atau yang dapat disebut juga Peradaban mengandung pengertian
yang sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat
kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat,
kebiasaan, dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor,
1897).
Mempelajari kebudayaan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana,
karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, sumber bacaan
atau literatur baik pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu lain yang juga
mengkaji berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti, Sosiologi,
Psikoanalisis, Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang masing-masing mempunyai
tingkat kejelasan sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing-
masing.
Apabila ditinjau dari asal katanya, maka Kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu Budhayah, yang merupakan bentuk jamak dari Budhi yang
berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini,Kebudayaan dapat diartikan sebagai Hal-hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan Budaya
tidak dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu
Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah: Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-
nilai insani yang tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam
lingkungan, baik fisik maupun sosial. Manusia memanusiakan dirinya dan
memanusiakan lingkungannya

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?


2. Apa tujuan dari ruang lingkup budaya ?
3. Apa saja yang termasuk unsur-unsur budaya ?
4. Apa itu sistem budaya dan sistem sosial ?
5. Bagaimana jenis-jenis kebudayaan di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk dapat mengetahui dan memahami kebudayaan secara keseluruhan serta


mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan


Istilah kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal atau budi. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Terkadang, istilah culture merujuk pada pengolahan tanah atau
pertanian.
Pengertian kebudayaan dari beberapa pendapat :
Menurut Para Ahli dalam Negeri (Indonesia)
Koentjaraningrat: Menurut Koentjaraningrat, bahwa pengertian kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengn
belajar.
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi: Kebudayaan berarti semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Ki Hajar Dewantara: Menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pengertian
kebudayaan adalah buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.
Drs. Mohammad Hatta: Menurutnya pengertian kebudayaan adalah ciptaan
hidu pdari suatu bangsa.
R. Seokmono: Pengertian kebudayaan menurut R. Soekmono adalah segala
hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran
dan dalam penghidupan.

5
Parsudi Suparlan: Menurut Pasudi Suparlan, bahwa pengertian kebudayaan
adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan
dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya.

Menurut Para Ahli Luar Negeri


Kluckhohn dan Kelly: Pengertian kebudayaan menurut Kluckhohn dan
Kelly, adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang
tersurat maupun yang tersirat, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu
sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
E.B. Taylor: Pengertian kebudayaan menurut E.B. Taylor bahwa arti
kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Nostrand: Menurut Nostrand, kebudayaan adalah sebagai sikap dan
kepercayaan, cara berfikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota
komunitas tersebut.
Bounded et. Al: Menurutnya, pengertian kebudayaan adalah hal-hal yang
berbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia
melalui simbol-simbol tertentu.
Sir Edwards B Tylor: Pengertian kebudayaan menurut Sir Edwards B. Tylor
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks dari ide da segala sesuatu
yang dihasilkan mausia kesamaan pengalaman historis.
Kroeber, kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara,
gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang
ditimbulkannya.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

6
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan
daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani. Sedangkan daya adalah
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani. Sehingga kebudayaan adalah hasil dari
akal dan perbuatan manusia.
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia
(secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi,
kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

2.2. Tujuan Ruang Lingkup Budaya


Tujuan adanya ruang lingkup budaya tak lepas dari berbagai aspek kehidupan
yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing-masing
keahlian didalam pengetahuan budaya kemudian hakekat manusia yang satu
universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan
masing-masing jaman dan tempat.

7
2.3 Unsur-unsur Budaya
Ada 7 Unsur Kebudayaan, yang disebut sebagai Unsur-Unsur Kebudayaan
Universal yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat adalah:
1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup
2. Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
3. Sistem Kemasyarakatan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem Pengetahuan
7. Religi
Ketujuh Unsur Kebudayaan tersebut, dikatakan sebagai Unsur-Unsur Kebudayaan
Universal karena dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di seluruh dunia,
baik dalam masyarakat pedesaan maupun masyarakat kota besar.

Unsur-Unsur Kebudayaan Universal dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Sistem Teknologi)
Peralatan dan Perlengkapan Hidup merupakan semua sarana dan prasarana
yang digunakan oleh manusia/masyarakat dalam setiap proses kehidupan terutama
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
Teknologi merupakan cara/teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan dan perlengkapan. Teknologi yang berkembang di masyarakat dan
berfungsi sebagai peralatan dan perlengkapan hidup diantarannya adalah :
a. Alat-Alat Produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-Alat menyalakan api
e. Makanan
f. Pakaian
g. Tempat Berlindung dan Perumahan
h. Alat-Alat Transportasi

8
2. Sistem Mata Pencaharian Hidup ( Sistem Ekonomi)
Sistem mata pencaharian hidup yang termasuk dalam unsure budaya universal
terfokus pada mata pencaharian masyarakat tradisional, diantaranya:
a. Berburu dan meramu
b. Beternak
c. Bercocok tanam di ladang
d. Menangkap ikan
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Sistem kekerabatan adalah system menghitung garis keturunan atas dasar
hubungan perkawinan dan hubungan darah. Dapat pula disebutkan bahwa
kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang mimiliki
hubungan darah dan hubungan perkawinan.
Ada beberapa system kekerabatan yang dimiliki/dijalani oleh masyarakat di
Indonesia, yaitu:
a. Sistem Kekerabatan Bilateral
Sistem Kekerabatan Bilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis
keturunan dari dua pihak, yaitu dari pihak ayah dan ibu secara seimbang/bersama-
sama
b. Sistem Kekerabatan Unilateral
Sistem kekerabatan Unilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis
keturunan dari satu pihak, yaitu dari pihak ibu saja yang disebut
system matrilineal atau dari pihak ayah saja yang disebut system patrilineal.
c. Sistem Kekerabatan Ambilineal
Sistem Kekerabatan Ambilineal, adalah system kekerabatan yang menghitung garis
keturunan dari pihak ayah dan pihak ibu secara bergantian, atau bisa dikatakan
menghitung garis keturunan sebagian dari pihak ayah sebagian dari pihak ibu.

9
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk masyarakat baik
formal maupun non formal (berbadan hokum maupun tidak berbadan hukum).
Berdasarkan bidang kegiatannya, organisasi sosial di masyarakat dibedakan
menjadi:
a. Organisasi Sosial di bidang Pendidikan, misalnya sekolah, lembaga pelatihan,
LPK, dll.
b. Organisasi Sosial di bidang Kesejahteraan Sosial, misalnya Panti Asuhan, Panti
Jumpo, dan sebagainya.
c. Organisasi Sosial di bidang Kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Balai
Pengobatan.
d. Organisasi Sosial di bidang Keadilan, misalnya LBH.

4. Bahasa
Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan, tulisan maupun bahasa isyarat.
Secara umum bahasa berfungsi sebagai:
a. Alat berekspresi
b. Alat komunikasi
c. Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Secara khusus bahasa berfungsi untuk:
a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis)
b. Mewujudkan seni (fungsi artistic)
c. Mempelajari naskah-naskah kuno ( fungsi filosofis)
d. Usaha mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.

10
Kesenian secara umum dapat dibedakan menjadi:
a. Seni Rupa, yaitu kesenian yang dapat dinikmati secara visual (melalui mata).
b. Seni Suara, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui telinga/didengar.
c. Seni Drama, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui mata dan telinga
(dilihat dan didengarkan). Seni drama mengandung unsure-unsur dari seni lukis, seni
musik, sastra, dan tari.

6. Sistem Ilmu dan Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda,
sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang
dapat diketahui, diterima dan dipahami oleh manusia dalam penggunaan panca
indranya. Setiap masyarakat, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang
alam sekitarnya dan sifat-sifat dari peralatan hidup yang mereka pakai.
Sistem Pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
a. Pengetahuan tentang alam
b. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan
c. Pengetahuan tentang tubuh manusia
d. Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
e. Pengetahuan tentang ruang dan waktu

7. Sistem Religi (Kepercayaan)


Kepercayaan/Religi adalah suatu keyakinan bahwa hal-hal yang dipercayai itu
benar dan nyata (Tuhan, manusia, benda-benda, hewan, dll); ada harapan dan
keyakinan (akan kejujuran, kebaikan); ada orang-orang yang dipercaya (diserahi
tugas); dan sebutan untuk system religi/agama yang ada di Indonesia.
Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan
pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan (religius emotion). Emosi
keagamaan inilah yang membuat manusia melakukan tindakan yang bersifat
keagamaan.

11
2.4 Sistem Budaya dan Sistem Sosial
Pada umumnya masyarakat mengartikan sistem adalah suatu cara atau
rangkaian kegiatan yang menyangkut teknis melakukan sesuatu. Namun sosiologis
melihat sistem merupakan suatu rangkaian berbagai unsur yang satu sama lain
berhubungan secara utuh tanpa dapat dipecah-pecahkan.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem
budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu
dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian
sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan, yang diartikan pula adat-istiadat
mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pranata-
pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
Sedangkan sistem sosial menurut Abdulsyani (1994), merupakan konsep yang
paling umum dipakai dalam menjelaskan dan mempelajari hubungan manusia di
dalam kelompok atau dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai anggota
masyarakat merupakan individu-individu yang saling bergantungan. lnteraksi antar
individu yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama yaitu
berpedoman pada norma-norma sosial merupakan dasar dari terbentuknya sistem
sosial.

2.5 Jenis-jenis Kebudayaan di Indonesia


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional,kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka
pada tahun 1945.

a. Kebudayaan Nasional
Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 yakni :
"Kebudayaan nasional yang berdasarkan pancasila adalah perwujudan cipta,karya

12
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap
kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan
pembangunan yang berbudaya. .
Disebut juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga mencerminkan
nilai-nilai luhur bangsa. tampaklah bahwa kebudayaan nasional yang dirumuskan
oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional yang di landasi oleh
semangat pancasila .
Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu
Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti
oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk
menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang
berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya
dalam semboyan bhineka tunggal ika.

b. Kebudayaan Lokal

Budaya local sering disebut juga sebagai kebudayaan daerah. Menurut


Parsudi Suparlan ada 3 macam kebudayaan dalam Indonesia yang majemuk, yaitu :

1. Kebudayaan nasional Indonesia yang berlandasan Pancasila dan UUD 1945.


2. Kebudayaan suku bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan
menjadi unsur pendukung bagi lestarinya kebudayaan suku bangsa tersebut.
3. Kebudayaan umum lokal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi,
politik, social, dan emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.

Contoh Budaya Lokal :


1. Budaya masyarakat Sunda.

13
Dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya
karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah lembut, dan sangat
menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa
Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang tua.

- Sisingaan

- Wayang golek

- Jaipongan

- Tarian Ketuk Tilu

- Rampak

- Kendang

- Suling

- kecapi

- gong,calung

2. Budaya masyarakat Jawa.

Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama
Hindu-Buddha.

- wayang.

-batik

- keris

- gamelan

3. Budaya masyarakat Batak.

14
Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai
sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas
langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan
roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

o Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi
memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila
tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka
diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.

o Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki
tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau
kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.

o Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah
laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.

2.6 Pengertian Masyarakat Transkultural & Multikultural


Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi, dan
Kultural. Masyarakat artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan
terikat oleh rasa toleransi bersama, Multi berarti banyak atau beranekaragam, dan
Kultural berarti Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut
disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur budaya sendiri
yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.
Multikultural juga dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu
tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan

15
menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi
masyarakat tersebut.

Berikut ini pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian masyarakat


multicultural : .
a. J.S. Furnivall Menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri, tanpa
ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
b. Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat multikultural merupakan
masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem yang lebih kurang berdiri dan masing-
masing subsistem terikat oleh ikatan primordial.
Transkultural dan multikultural tidak dapat dipisahkan secara tegas. Trans
sendiri diartikan sebagai keadaan seseorang yang terputus hubungannya dengan
sekelilingnya. Sehingga transkultural berarti perpindahan kebudayaan seseorang.
Meskipun hal-hal yang umum dari ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan ke dalam
beragam kultur; bisa saja terjadi bahwa ia merupakan formulasi sebuah kultur tertentu
yang kemudian dapat diterangkan dengan berbagai cara yang berbeda.
Transkultural menjadi aspek penting yang harus diperhitungkan dalam upaya
menumbuhkan sikap multikultur. Dan sikap yang kelihatan ideal ini menjadi
tantangan nyata untuk kurikulum yang cenderung menciptakan gaya berpikir
monokultur. Melampaui satu-satunya kultur kita tidak berarti menjalani suatu gaya
yang bersifat pankulturalisme. Kita hidup dalam sebuah dunia plural yang tak
mungkin diubah lagi (irreversibility), tetapi ada satu dasar bagi sebuah kehadiran
bersama yang harmonis (harmonious coexistence), yakni dalam sharing timbal-balik
dari aspek-aspek kultur yang dapat dipertemukan, dan respek timbal-balik terhadap
aspek-aspek yang berbeda-beda dari masing-masing kultur. Namun, relasi timbal-
balik yang saling menguntungkan ini merupakan sesuatu yang ideal, disebabkan
hubungan antarkultur selalu bersifat asimetris, selain karena selalu ada sikap
ketidakmauan untuk terbuka terhadap sesuatu yang berbeda.

16
Adapun ciri-ciri dari masyarakat multikultural adalah sebagai berikut :
1. Memiliki lebih dari subkebudayaan.
2. Membentuk sebuah struktur sosial.
3. Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan
yang terdominasi.
4. Rentan terhadap konflik sosial.
Dalam multikultural akan dijumpai perbedaan-perbedaan yang merupakan
bentuk keanegaragaman seperti budaya, ras suku, agama. Dalam masyarakat
multikultural tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok
minoritas dengan mayoritas baik secara hukum maupun sosial.

2.7 Faktor Penyebab Keragaman Budaya Transkultural Dan Multikultural


1.FaktorKondisiGeografis
Perbedaan-perbedaan yang menyangkut keadaan alam di negara kita ini
disadari atau tidak telah memengaruhi keanekaragaman masyarakatnya. Masyarakat
yang tinggal di lereng pegunungan memiliki upaya sendiri untuk mempertahankan
hidupnya, dengan lebih memilih mata pencaharian yang berkaitan dengan relief alam
pegunungan, dan akhirnya mereka melahirkan kebudayaan sendiri. Begitu pula
dengan orang-orang di tepi pantai, mereka tidak mungkin akan sama usahanya
dengan orang-orang yang tinggal di lereng pegunungan. Mereka lebih memanfaatkan
laut untuk mempertahankan hidupnya atau untuk menggali sumber pendapatan
mereka, yaitu dengan menjadi nelayan.

Pada dasarnya, keadaan alam atau geografis suatu wilayah tidak menentukan
kebudayaan suatu masyarakat, melainkan hanya pada corak kebudayaannya. Corak
kebudayaan tersebut muncul dari kepribadian orang-orang yang hidup di sekitarnya.
Misalnya, seorang nelayan memiliki corak kebudayaan yang ditandai dengan
kepribadian yang keras, karena kehidupannya selalu dekat dengan ombak yang
menderu, angin yang kencang, dan lain sebagainya.

17
2.PengaruhKebudayaanAsing
Letak negara kita secara geografis memang sangat strategis. Bagaimana tidak?
Kalau kita coba mengingat sejarah, Indonesia merupakan jalur perdagangan
internasional yang menghubungkan antara Eropa dengan Cina dan Jepang. Selain itu,
letak negara kita yang berada di antara dua samudra besar, yaitu samudra Hindia dan
Pasifik, serta dua benua besar, yaitu Benua
Asia dan Australia merupakan daya tarik tersendiri bagi bangsa asing untuk singgah,
bahkan menetap di sini. Posisi demikian ini sangat memengaruhi masuknya budaya
asing ke negara kita. Melalui para pedagang asing, pengaruh kebudayaan dan agama
masuk ke negarakita. Namun bukan hanya itu saja yang dapat mempermudah
masuknya budaya asing ke negara kita. Keterbukaan masyarakat kita dalam
menerima budaya asing juga dapat memengaruhi terjadinya masyarakat multikultural.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih,
pengaruh kebudayaan asing dapat dengan mudah masuk ke negara lain. Saat ini,
budaya asing terutama teknologi yang bersifat praktis masuk dengan mudahnya ke
negara kita. Hal ini karena masyarakat kita begitu terbuka dan merasa terbuai dengan
kemudahan-kemudahan teknologi untuk membantu kehidupan mereka.

3.IklimyangBerbeda
Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain akan
menimbulkan kondisi alam yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan ini, maka
secara langsung maupun tidak akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia
dalam menyesuaikan diri dengan iklim tersebut. Hal ini terutama berhubungan
dengan pemanfaatan iklim untuk menentukan sistem mata pencaharian hidup mereka,
pakaian, makanan pokok dan lain-lain. Tahukah kamu apakah akibat? Tentunya akan
terbentuk masyarakat yang multikultural berdasarkan iklim dan cuaca yang ada di
wilayah tersebut.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Ada 7 Unsur Kebudayaan, yang disebut sebagai Unsur Unsur Kebudayaan
Universal yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat adalah:
1.Peralatan dan Perlengkapan Hidup
2.Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
3.Sistem Kemasyarakatan
4.Bahasa
5.Kesenian
6.Sistem Pengetahuan
7.Religi
Masyarakat Multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak
struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang
memilik struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang
lainnya. Sedangkan masyarakat Transkultural berarti perpindahan kebudayaan
seseorang. Transkultural menjadi aspek penting yang harus diperhitungkan dalam
upaya menumbuhkan sikap multikultur.

19
DAFTAR KEPUSTAKAAN

IBD Pengertian Kebudayaan http://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-


pengertian-kebudayaan/
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-sistem-sosial.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

Characteristic of Culture, diakses


dari http://anthro.palomar.edu/culture/culture_2.htm, tanggal 19 maret, 2015, pukul
10.45 WIB

Diakses dari http://www.slideshare.net/arismacahyani78/materi-ppt-kebudayaan,


pada 21 maret 2015, pukul 18.55

http://p2x9-47-arif.blogspot.co.id/2013/05/macam-macam-kebudayaan-yang-ada-
di.html

Koentjaraningrat, 1990, Kebudayaan Mentalitas Pembangunan, Gramedia,


Jakarta.
- Miftahuddin Zuhri, tt, Diklat Filsafat Kebudayaan, diambil dari beberapa sumber.

20

Anda mungkin juga menyukai