Anda di halaman 1dari 33

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA


KELAS/ SEMESTER : X / GANJIL
KOMPETENSI DASAR : 3.1 Memahami Konsep Budaya
INDIKATOR : 3.1.1 Menjelaskan pengertian budaya
3.1.2 Menganalisis beberapa kebudayaan yang dimiliki daya
tarik yang tinggi bagi mancanegara dan turis lokal
3.1.3 Menganalisis kebudayaan Indonesia
3.1.4 Menganalisis kegiatan adat budaya yang ada di
Indonesia
A. Konsep Budaya

Secara harafiah, jika dilihat dari asal kata, istilah kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yakni dari kata buddhayah (Koentjaraningrat, 2002:181). Lebih lanjut dijelaskan
Kontjaraningrat bahwa kata buddhayah tersebut merupakan bentuk jamak dari kata buddhi
yang berarti “akal”. Berdasarkan hal tersebut maka ke-budaya-an dapat diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan akal. Sarjana lain menjelaskan bahwa kata “budaya” sebagai
perkembangan dari kata “budi” dan “daya” atau budi-dayayang berarti “daya dari budi”.

“Budi” diartikan sebagai akal, sedangkan “daya” diartikan sebagai kemampuan.


Dengan demikian, istilah ke-budaya-an juga berarti segala kemampuan akal manusia. Oleh
karena itu, mereka membedakan “budaya” dengan “kebudayaan”. “Budaya” dipahami
sebagai “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa, dan karsa, sedangkan “kebudayaan”
adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut. Namun dalam antropologi, khususnya
antropologi budaya, perbedaan tersebut ditiadakan. Kata “budaya” dipakai sebagai singkatan
dari kata “kebudayaan” dengan arti yang sama.

Adapun kata kultur atau culture yang bersumber dari bahasa Inggris yang sama
artinya dengan kebudayaan berasal dari kata Latin yakni colere yang berarti mengolah atau
mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang
arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
merubah alam.

1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli dalam Negeri (Indonesia)

1. Koentjaraningrat: Menurut Koentjaraningrat, bahwa pengertian kebudayaan adalah


keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengn belajar.
2. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi: Kebudayaan berarti semua hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
3. Ki Hajar Dewantara: Menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pengertian kebudayaan
adalah buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,
yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.
4. Drs. Mohammad Hatta: Menurutnya pengertian kebudayaan adalah ciptaan hidu pdari
suatu bangsa.
5. R. Seokmono: Pengertian kebudayaan menurut R. Soekmono adalah segala hasil usaha
manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
6. Parsudi Suparlan: Menurut Pasudi Suparlan, bahwa pengertian kebudayaan adalah
sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya
untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta
menjadi landasan bagi tingkah lakunya.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Luar Negeri

1. Kluckhohn dan Kelly: Pengertian kebudayaan menurut Kluckhohn dan Kelly, adalah
semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang tersurat maupun yang
tersirat, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial
untuk perilaku manusia.
2. E.B. Taylor: Pengertian kebudayaan menurut E.B. Taylor bahwa arti kebudayaan adalah
suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
3. Nostrand: Menurut Nostrand, kebudayaan adalah sebagai sikap dan kepercayaan, cara
berfikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.
4. Bounded et. Al: Menurutnya, pengertian kebudayaan adalah hal-hal yang berbentuk
oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol
tertentu.
5. Sir Edwards B Tylor: Pengertian kebudayaan menurut Sir Edwards B. Tylor bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan kompleks dari ide da segala sesuatu yang dihasilkan
mausia kesamaan pengalaman historis.

2. Ciri-Ciri Budaya

 Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, kelompok ke kelompok dan generasi
ke generasi

 Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari

 Budaya berdasarkan simbol

 Budaya mempunya sifat selektif yaitu merepresentasikan pola-pola perilaku


pengalaman manusia yang jumlah terbatas
 Budaya memiliki sifat dinamis yakni, sistem yang bisa berubah sepanjang waktu
 Berbagai unsur budaya saling berkaitan
 Etnosentrik

3. Fungsi Budaya

Fungsi kebudayaan yang paling utama yakni, untuk dapat mempelajari warisan yang
berasal dari nenek moyang kita, apakah warisan itu baik untuk dipertahankan atau mesti di
kita tinggal ketika itu merusak. Selain itu, Kebudayaan juga mempunyai fungsi yang sangat
besar bagi manusia dan masyarakat.
Berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya
seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri
tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan juga kepuasaan,
baik di bidang spiritual maupun materiil.
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas unutk sebagai besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena
kemampuan manusia terbatas, sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil
ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Adapun fungsi – fungsi
kebudayaan adalah :

a. Mempersatukan masyarakat.
b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
c. Mendorong terjadinya perubahan masyarakat

4. Unsur-unsur Budaya
Terdapat beberapa pendapat ahli mengenai komponen atau unsur kebudayaan atau
budaya yaitu sebagai berikut...
1. Melville J. Herkovits, menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam yang ada disekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
3. C. Kluckhohn, mengemukakan terdapat 7 unsur budaya atau kebudayaan yang sifatnya
secara universal yaitu :
 bahasa
 sistem pengetahuan
 sistem teknologi, dan peralatan
 sistem kesenian
 sistem mata pencaharian hidup
 sistem religi
4. Unsur-Unsur Budaya Secara Umum, Berdasarkan dari beberapa unsur budaya yang
dikemukakan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur kebudayaan
adalah sebagai berikut :
 Perilaku-perilaku tertentu
 Gaya berpakaian
 Kebiasaan-kebiasaan
 Adat istiadat

Unsur Budaya Universal

Pedoman utama manusia dalam berperilaku yaitu sistem religi atau sistem
kepercayaan. Karena kepercayaan apapun yang dianut oleh setiap manusia pastinya memiliki
perintah dan larangan untuk hal mana yang benar dan mana yang salah. Setiap kepercayaan
punya aturan tersendiri terhadap kehidupan yang dijalaninya. Unsur budaya tersebut
dikatakan unsur kebudayaan universal, karena setiap negara di belahan dunia mempunyai
unsur budaya tersebut. Ketujuh unsur budaya tersebut dapat ditemukan pada semua wujud
kebudayaan.

1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)


Unsur yang pertama yaitu sistem religi atau sistem kepercayaan. Unsur ini merupakan
unsur yang sangat penting bagi manusia, karena terkadang manusia mempunya masalah
kehidupan yang sangat begitu sulit untuk dihadapi sehingga tidak bisa masuk akal. Oleh
karena itu unsur sistem religi berfungsi untuk mengatur kehidupan antara manusia dengan
Sang Pencipta. Contohnya sebagai berikut :
 Agama Islam melaksanakan ibadahnya di Masjid, Agama Hindu melaksanakan
ibadahnya di Pura, Agama Kristen dan Katolik rutin melaksanakan ibadnya di Gereja.
Setiap agama memiliki ajaran yang berbeda, dan hal itu akan mempengaruhi perilaku
setiap orang.
 Seperti dalam Agama Islam melarang untuk meminum minuman beralkohol , lalu pada
ajaran lainpun pasti mempunyai larangannya tersendiri. Contoh lainnya, setiap agama
pasti mempunyai upacara keagamaannya masing-masing misalkan Agama Hindu ada
upacara keagamaan ngaben, nyepi, atau labuhan.
 Lalu Agama Kristen ada upacara keagamaan kenaikan Isa Al Masih, upacara paskah, dan
upacara natal. Dan agama islam ada upacara keagamaan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan
Tahun Baru Islam (Di yogyakarta biasanya dilakukan pasar malam sekaten ).

Jadi, setiap agama atau ajaran pasti akan menuntun penganutnya untuk menjadi manusia yang
baik dan berguna. Ajaran setiap agama pasti akan membuat orang penganutnya taat dan
berpeilaku baik terhadap sesama manusia dan juga akan saling menghargai perbedaan
keyakinan.

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia terhadap
suatu ilmu. Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup melalui sistem pengetahuan. Dengan
adanya rasa ingin tahu maka manusia akan melakukan penelitian dari mulain penelitian
sederhana bahkan sampai penelitian yang kompleks. Melalui cara mengatasi masalah
persebaran penduduk penelitianlah manusia dapat mendapatkan banyak ilmu baru mengenai
kehidupan, sebagai berikut contohnya:

 Setiap manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya pengetahuan, karena semua yang ada
disekitarnya mau itu benda, sifat keadaan, atau hal kecil apapun yang diketahui dan juga
dipahami lalu diterima oleh manusia menggunakan panca indra itu merupakan
pengetahuan.
 Sistem pengetahuan sendiri memiliki arti suatu unsur kebudayaan yang mengatur hal
yang dapat membantu manusia untuk lebih berkembang dengan apa yang ada.

Dengan adanya pengetahuan, maka manusia kan menjadi lebih maju dan berinovasi.
Dengan adanya sistem pengetahuan makan dapat membuktikan bahwa manusia
merupakan homo sapiens. Sistem pengtahuan itu dibedakan menjadi lima yaitu:
 Pengetahuan Tentang Alam, pengetahuan tentang alam itu mencakup pengetahuan
astronomi, musim, dan juga gejala alam. Pengetahuan tentang alam diperoleh melalui
kegiatan sehari-hari misalkan berlayar, berburu, dan bertani.

 Pengetahuan tentang tumbuhan, pengetahuan tentang tumbuhan ini mencakup


pengetahuan dasar seperti bercocok tanam. Hampir di setiap tempat semua
masyarakatnya mempunyai pengetahuan dasar mengenai tumbuhan. Misalnya tumbuhan
apa yang dapat dimakan oleh manusia, tumbuhan untuk binatang ternak, tumbuhan untuk
obat alami, dsb.

 Pengetahuan tentang binatang, pengetahuan tentang binatang mencakup mata


pencaharian berburu atau berlayar. Bagi seorang nelayan, perlu mengetahui karakteristik
suatu binatang agar saat berlayar nelayan dapat mengetahui bagaimana cara
mendapatkan hasil terbaik.

 Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang tubuh manusia ini biasa
digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Contohnya mengetahui ciri-ciri tubuh
manusia, letak, dan susunan uratnya untuk mengobati orang sakit pada masyarakat
tradisional

 Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia, pengetahun ini
mencakup bagaimana manusia dalam bertingkah laku, adat-istiadat, sistem norma yang
berlaku, hukum adat, dsb.

 Pengetahuan tentang ruang dan waktu, pengetahuan tentang runag dan waktu
digunakan untuk menghitung, mengukur atau menentukan penanggalan. Misalkan untuk
menentukan malam jumat kliwon atau yang lainnya.
 3. Sistem Teknologi (sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia)

Teknologi yang dibahas pada unsur kebudayaan yaitu teknologi tradisional. Teknologi
tradisional adalah alat yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari akan tetapi tidak
dipengaruhi oleh adanya teknologi. Teknologi tradisional pada masyarakat nomaden dan
masyarakat desa, menurut Kontjaraningrat memiliki 8 macam sistem teknologi atau sistem
peralatan, yaitu :

 Alat-alat produksi, alat produksi yaitu alat yang digunakan dalam suatu aktivitas.
Misalkan batu untuk menumbuk padi, ataupun alat tenun untuk membuat pakaian.
 Wadah, wadah yaitu alat untuk menyimpan barang. Selain untuk menyimpan barang,
wadah juga digunakan untuk memasang ataupun untuk membawa barang

 Senjata, senjata yang dipakai pada masyarakat tradisional dibagi menjadi senjata terbuat
dari batu, kayu, tulang, logam ataupun bambu yang digunakan untuk berburu,
menangkap ikan, ataupun untuk berperang

 Makanan, minuman, makanan itu dibedakan menjadi sayuran, buah-buahan, daging,


biji-bijian, akar-akaran dan susu. Pada zaman dahulu memasak itu dapat menggunakan
api ataupun dengan batu panas.

 Pakaian dan perhiasan, pakaian digunakan untuk menahan dari hujan ataupun panas,
lalu pakaian juga dapat menunjukkan kelas sosial dari suatu orang. Pakaian juga dapat
menjadi lambang yang suci, dan sebagai perhiasa.

 Tempat berlindung atau rumah, rumah digunakan untuk berlindung dari alam, rumah
juga berfungsi sebagai tempat beristirahat. Rumah dapat dibangun dari kayu, batu, kulit
pohon atau jerami.

 Alat transportasi, alat transportasi digunakan untuk memudahkan aktivitas, atau alat
untuk mempermudah ketika bergerak kemana-mana . Alat transportasi digolongkan
menjadi rakit, perahu kereta , binatang, mobil, motor ataupun pesawat terbang

4. Sistem Kemasyarakatan (Sistem Sosial/Kekerabatan)


Dalam kehidupan masyarakat biasanya diatur oleh suatu aturan atau adat istiadat
tentang kesatuan dalam suatu lingkup. Sistem kekerabatan sangat berpengaruh
terhadap contoh hidup rukun pada kehidupan manusia. Walaupun sekarang kekerabatan
sudah semaki berkurang, akan tetapi masih ada beberapa daerah yang menganut sistem
kekerabatan yaitu Afrika, Asia, Oseanis, dan juga Amerika Latin. Macam-macam sistem
kekerabatan menurut L.H Morgan diantaranya:

 Garis keturunan ibu (matrilineal)

Pada sistem kekerabatan ini, garis keturunan hanya dihubungkan dengan ibu. Misalkan
anak menjadi hak ibu, lalu ketika telah menikah harus tinggal di rumah istri. Warisan
diturunkan kepada anggota perempuan dan kedudukan perempuan lebih tinggi dari pada
laki-laki. Di Indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh suku Minangkabau.
 Garis Parental

Pada sistem kekerabatan ini yang ditarik adalah garis keturunan ibu dan bapak. Semua
aspek dihubungkan dengan ibu ataupun bapak. Pada sistem kekerabatan ini kedudukan
laki-laki ataupun perempuan sama. Di Indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh Suku
Sunda, Jawa, dan Kalimantan.

 Alternered

Sistem kekerabatan alternered ini berarah sepihak yaitu berdasarkan kerabat bapak atau
kerabat ibu. Maksudnya adalah sistem kekerabatan ini menarik garis keturunan
bergantian sesuai dengan pola perkawinan. Doubleunilateral Sistem kekerabatan
doubleunilateral ini yaitu masyarakat yang menganut dua sistem kekerbatan.

5. Sistem Ekonomi (Pencaharian Hidup)


Pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan keturunan ak, maka menarik
garis keturunan selalu dihubungkan dengan bapak. Misalkan hak waris hanya akan turun
kepada anggota laki-laki, dan laki-laki mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada wanita.
Di Indonesia suku yang menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu Suku Batak. Sistem
ekonomi yang bersifat tradisional, diantaranya yaitu:

 Berburu dan meramu

Berburu dan meramu adalah sistem


ekonomi yang paling tua. Pada zaman
sekarang, berburu dan meramu sudah
sangat jarang digunakan. Biasanya suku
yang mata pencariannya masih
menggunakan berburu dan meramu suku
yang berada dipedalaman. Manusia yang
mata pencarian utamanya berburu dan meramu terjadi pada zaman paleolitikum atau pada
zaman batu tua.
 Beternak

Beternak yaitu memelihara hewan untuk mendapatkan daging, susu, telur,


ataupun kulit. Hewan yang biasa diternak
yaitu ayam, bebek, kuda, sapi, kambing,
kerbau, dan masih banyak lagi. Masyarakat
yang menjadikan mata sumber ekonominya
dari beternak biasanya masyarakat yang
tinggal di daerah padang rumpur seperti
Asia Tengah, Asia Barat Daya, Afrika
Selatan, Afrika Timur, dll. Di Indonesia beternak dijadikan sumber ekomoi utama bagi
masyarakat yang tinggal di Nusa Tenggara. Biasanya masyarakat yang menjadikan
beternak sebagai sumber ekonomi utanya tinggal secara nomaden atau berpindah-pindah
berdasarkan tujuan padang rumput dan air yang ada.

 Bercocok Tanam di Ladang

Bercocok tanam biasa dilakukan masyarakat yang tinggal didaerah tropis. Karena daerah
tropis cenderung memiliki tanah yang subuh. Cara dalam bercocok tanam diladang yaitu
dengan membuat ladang pada sebidang tanah dan lahan tersebut ditanami dengan
tumbuhan yang tidak memerlukan pengairan seperti ubi rambat, terong, nanas, cabe,
durian, dsb.

 Menangkap Ikan

Sistem menangkap ikan juga termasuk mata pencarian tertua, biasanya mata pencarian
ini merupakan sumber utama para masyarakat yang tinggal di pantai, sungai, atapun
danau.

 Bercocok Tanam Dengan Sistem Imigrasi

Sistem ekonomi bercocok tanam dengan sistem imigrasi biasanya banyak


terjadi pada wilayah yang dekat dengan
sungai besar. Daerah yang banyak
menggunakan sistem ekonomi
bercocok tanam dengan sistem imigrasi diantaranya Sungai Nil, Sungai Gangga, Sungai
Eufrat, dan Sungan Kuning.

6. Bahasa
Bahasa adalah suatu unsur kebudayaan yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut
ilmu antropologi, bahasa adalah sistem perlambangan manusia yang dilakukan secara
lisan ataupun tulisan. Bahasa yang ada pada dunia sangat beraneka ragam, terdapat lebih
dari 1000 bahasa yang ada di dunia ini.

Bahasa yang ada didunia dapat diklasifikasikan berdasarkan rumpun, subrumpun,


keluarga, maupun subkeluarga. Penggunaan bahasa juga sangat dipengaruhi oleh suatu
letak geografis. Misalkan bahasa yang digunakan pada daerah perbatasan akan
menggunakan bahasa campuran, misalkan cirebon menggunakan bahasa suku jawa-
sunda.

Contoh : Masyarakat yang memiliki ras yang sama belum tentu mempunyai bahasa yang
sama, misalkan orang Thailand dan orang Sunda mereka memiliki kesamaan ras yaitu ras
Paleo-Mongoloid, akan tetapi memiliki bahasa yang berbeda. Tetapi bisa juga
kebalikannya, masyarakat berbeda ras tetapi memiliki bahasa yang sama seperti bahasa
Austronesia yang digunakan orang Huwa, Jawa, dan Melayu.

7. Kesenian
Unsur kebudayaan yang terakhir yaitu kesenian. Kesenian adalah suatu peran Indonesia
di era globalisasi dalam ekspresi akan keindahan, dalam karya seni biasanya tersirat
pesan yang ingin disampaikan. Menurut Koentjaraningrat, kesenian dibagi menjadi dua
yaitu seni rupa dan seni suara. Unsur kesenian juga memiliki fungsi sosial. Contoh :
Dalam pemujaan kepada dewa, biasanya diiringin dengan musik yang indah disertai
dengan tarian. Musik dan tarian merupakan contoh dari unsur kesenian.

Dan masih ada unsur-unsur budaya lainnya yang sering dikenal dalam semua orang
sebagai budaya dalam universal, sebagai berikut:

1. Sistem Norma
2. Pendidikan
3. Kekeluargaan
BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA


KELAS/ SEMESTER : X / GANJIL
KOMPETENSI DASAR : 3.2 Memahami Konsep Seni

INDIKATOR : 3.2.1 Menjelaskan pengertian seni


3.2.2 Menjelaskan cabang seni
3.2.3 Menjelaskan unsur-unsur seni
3.2.4 Menjelaskan fungsi seni

B. Konsep Seni

1. Pengertian Seni
Art(Seni) berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya
kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa
belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni dalam
bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti
pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni
artinya Rawit(pekerjaan yang rumit – rumit / kecil).

Pengertian seni yang menekankan pada kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat
Kartamiharja.Menurut Akhdiat, seni adalah kegiatan psikis (rohani)manusia yang merefleksi
kenyataan (realitas).Hal tersebut terjadi karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya
untuk membangkitkan ataumenggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) si
penikmat atau apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan jiwa
(seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itusendiri. Seniman yang berkarya
hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas fisik),namun tidak melibatkan
jiwanya (ekspresi emosi), maka karya yang dibuatnya belum dapat dinamakan seni.
2. Teori Seni
a. Teori Mimesis
Mimesis adalah sebuah proses peniruan. Pengertian mimesis (Yunani : perwujudan atau
jiplakan) pertama-tama digunakan dalam teori-teori tentang seni seperti diutarakan
oleh Plato dan Aristoteles. Mimesis dari abad ke abad sangat mempengaruhi teori-teori
mengenai seni dan sastra di Eropa.
b. Teori Instrumental

Teori institusional seni menyatakan ada lima elemen yang dipandang menentukan
terbentuknya praktik seni, yaitu: seniman, karya seni, publik, medan sosial seni, dan sistem dalam
medan sosial seni. Secara spesifik masing-masing elemen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Seniman adalah orang yang terlibat melalui pemahaman dalam proses pembuatan
karya seni. Di sini seniman adalah individu yang memahami gagasan tentang seni hingga ia
mengetahui aktivitas yang akan dimasukinya, dan juga memiliki pemahaman terhadap
medium atau media artistik tertentu yang digunakannya.

Karya seni adalah artefak yang dibuat untuk dipresentasikan kepada publik medan
sosial seni. Pengertian karya seni sebagai artefak di sini berhubungan dengan pemahaman
terhadap posisi benda seni dalam budaya material. Artinya menyangkut klasifikasi benda
buatan manusia secara kultural. Di sini sifat keartefakan benda seni mengandung apa yang
disebut dengan kandidat apresiasi.

Publik adalah sekumpulan orang yang secara khusus telah memiliki tingkat
kesepahaman sama untuk memahami objek yang dipresentasikan kepada mereka. Publik di
sini spesifik dalam pengertian publik medan sosial seni, yang memiliki kesepakatan dalam
situasi tertentu. Artinya, seperti seniman, mereka memahami gagasan dasar seni dan
pemahaman minimal terhadap medium atau media seni tertentu.

Medan sosial seni adalah totalitas semua sistem medan sosial seni. Artinya medan
sosial seni merupakan kumpulan dari sistem-sistem yang berbeda, seperti seni lukis, sastra,
teater dstnya. Kumpulan tersebut tidaklah teratur melainkan berubah bersama setiap waktu
dalam cara yang arbitrer. Ini disebabkan medan sosial seni terbentuk secara kultural. Ia akan
terjelaskan dalam komponen terakhir: sistem medan sosial seni.

Sistem medan sosial seni adalah kerangka kerja dalam mempresentasikan karya seni
yang dibuat oleh seniman kepada publik medan sosial seni. Pengertian sistem medan sosial
seni ini merangkum dan menjelaskan kesalinghubungan empat elemen sebelumnya.
c. Teori Formalistis

Formalisme tumbuh dari estetika "seni untuk kepentingan seni" (Art for Art’s Sake)
pada abad ke-19, aktivitas arstistik sebagai akhir dalam tubuhnya sendiri. Para pengikut dari
formalisme murni memandang karya seni dengan bebasnya berdasarkan konteks, fungsi dan
isinya. Mereka merespon terhadap elemen formal dan efek estetikanya.

4. Konsep Seni Ditinjau dari Aspek Fisik,Isi, dan Nilai


1) Aspek Fisik

Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang
dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan
dimensinya terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.

a. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan
volume, kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua
dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2
Dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari
satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan
sebagainya.

b. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi
yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra
gerak dan raba.

2) Aspek isi

Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning)
dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi
penikmat atau publik seni.

Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu,
persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada
saat ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-
respon-tindakan tidak bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi.
Konsep outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian
von Ehrenfels pada tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk
mengerti sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan
komposisi diubah menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain
tetapi keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.

Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi
aturan aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika
manusia melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat
dikenal (asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap
berdasarkan kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain
cenderung bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat
kemiripan pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung
membentuk satu kesatuan.

3. Aspek estetik.

Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan
sebagai sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi
dan objek. Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada
masa Yunani, kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari
teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi
ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru
diletakkan pada objek, sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang
dari sains, khususnya filsafat dan psikologi.

Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka pertimbangan
estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :

1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.


2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya
yang estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan
ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai
langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu
ditunjang dengan kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri
saling berpengaruh dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya
seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni,
melekat pengertian sikap estetik.

Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
a. Teori obyektif
Menurut teori obyektif, estetik adalah kesan yang terdapat pada suatu obyek atau
karya seni rupa dengan ciri-ciri, sifat, kualitas keindahan yang dihasilkan dari kesatuan unsur
seni yang digunakannya.
b. Teori subyektif
Menurut teori subyektif bahwa suatu benda atau karya seni rupa dikatakan indah bila
dapat menimbulkan perasaan puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan sseorang
yang bersifat individual.
4. Aspek Nilai

Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :

a. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang

b. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic

c. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya
seni itu sebagai nilai seni.

Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan
ditampilkan oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber nilai.
Dengan demikian, maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema
bisnis fungsi praktis, tema-tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema
agama, sejarah, moral, disamping tema intrinsik itu sendiri.
Teori Warna dan Color Wheel
Dalam sejarah, kita dapat melihat pada tahun 1666 dimana Sir Isaac Newton
menemukan roda warna. Yang kemudian di dalam roda warna tersebut beliau
mengkategorikan warna menjadi tiga kelompok yang terdiri sebagai berikut.
1. Primer
Pertama, warna primer menurut Hubspot didefinisikan sebagai warna yang tidak
dapat dibuat dengan menggabungkan dua warna maupun lebih secara bersamaan. Dengan
kata lain, warna primer merupakan warna dasar.
Beberapa contoh dari warna primer, yaitu merah, kuning, serta biru
2. Sekunder
Kedua, berbeda dengan warna primer, warna sekunder dapat dihasilkan menggunakan
gabungan dari dua maupun tiga warna primer yang ada di atas.
Berikut ini beberapa contoh dari warna sekunder, yaitu:
 Warna oranye merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan kuning.
 Warna ungu merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan biru.
 Warna hijau merupakan hasil dari gabungan antara warna kuning dan biru.

3. Tersier
Ketiga, warna tersier sendiri jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan warna primer
maupun warna sekunder. Hal tersebut dikarenakan warna tersier merupakan hasil campuran
dari warna primer serta warna sekunder.
Untuk dapat memahami warna tersier dengan baik, Grameds harus terlebih dahulu
memahami segala komponen yang ada pada warna lainnya.
Hal ini dikarenakan semua warna primer yang ada belum tentu dapat digabungkan
dengan warna sekunder, dan begitu pula sebaliknya dimana warna sekunder yang ada belum
tentu bisa digabungkan dengan warna primer.
Berikut ini beberapa contoh dari warna tersier, yaitu:
 Warna magenta merupakan hasil dari gabungan antara warna merah yang merupakan
warna primer dengan warna ungu yang merupakan warna sekunder.
Gradasi Warna

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa arti gradasi adalah
susunan derajat atau tingkat dalam peralihan suatu keadaan ke keadaan lain. Dalam
konteks gradasi warna, ini berkaitan dengan tingkat perubahan dari warna satu ke warna
yang lain.Gradasi warna menjadi perkembangan warna atau perubahan warna yang terjadi
jika dua warna atau lebih digabungkan. Gradasi tersebut akan menspesifikasikan berbagai
warna dalam corak tertentu.

Tingkatan atau gradasi menjadi susunan derajat atau peningkatan, peralihan suatu
warna menuju warna lain. Contohnya, gradasi itu bermakna perubahan dari warna merah
ke warna kuning namun secara bertahap.

Tahapannya begitu smooth, sehingga warna tak nampak berubah secara tiba-tiba.
Gradasi menjadi pemilihan warna pada sebuah tanaman atau furniture untuk
menghilangkan kesan monoton dalam sebuah rancangan interior. Gradasi warna tak hanya
diperlukan bagi para desainer, tapi juga harus dikenalkan sejak dini pada anak. Sebab,
dengan menggunakan teknik gradasi warna pada gambar akan terlihat lebih hidup dan
menarik.
Jenis Gradasi Warna
1. High Value
Jenis gradasi warna high value menandakan suatu warna tertentu bertahap ke arah semakin
terang (cenderung ke putih). Pada dimensi warna yang dikemukakan oleh Teori Warna
Munsell, warna-warna yang menjadi terang dan memucat karena campuran putih masuk
dalam dimensi Value dan disebut dengan Tint.
2. Law Value
Jenis gradasi law value menandakan suatu warna tertentu menuju ke arah makin gelap
(hitam) dan kusam (abu-abu). Pada dimensi warna yang dikemukakan oleh Munsell, warna-
warna redup dan gelap diperoleh dari campuran suatu warna hitam disebut Shade.
Sedangkan campuran rona warna dengan abu-abu yang menjadi warna-warna kusam dan
redup disebut Tone. Warna adalah faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual,
sebab dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, dan suasana tertentu bagi yang
melihatnya.

Teknik Pembuatan Gradasi Warna


Selain gradasi dengan warna putih dan gradasi warna kuning, dapat pula
digunakan gradasi warna campuran. Membuat gradasi campuran dilakukan dengan
mencampur gradasi warna putih atau gradasi warna kuning. Selain itu dapat pula
digunakan warna lain yang senada dengan warna tua yang akan digradasi.

Mengetahui, Mojokerto, 2 Agustus 2023


Kepala SMKN 1 Trowulan Guru Mata Pelajaran

Dr. ELFI SUKAISIH, M.AB., MM Nurina Dian Melidawati, S.Pd


Pembina Tingkat I NIPPPK. 19920429 202321 2 035
Nip. 19681010 199303 2 012
BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA


KELAS/ SEMESTER : X / GANJIL
KOMPETENSI DASAR : 3.1 Memahami Konsep Keindahan
INDIKATOR : 3.3.1 Menjelaskan nilai estetis
3.3.2 Menjelaskan nilai estetis seni tari
3.3.3 Menjelaskan nilai estetis seni rupa
3.3.4 Menjelaskan nilai estetis seni musik
C. KONSEP KEINDAHAN
Keindahan dan Estetika

1. Konsep Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan
alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat
dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikniati keindahan. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah.
Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena 1 itu tiruan lukisan
Monalisa’tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan
kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera
mode, kedaerahan atau lokal.
APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Sebenamya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu
suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu bare jelas
jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu
keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan,
tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah.
Jadi keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat
pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan
dan kebaikan dari garis, wama, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat,
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu
benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
2. Estetika dan Estetis
Dilihat dari perspektif sejarahnya, estetika merupakan cabang dari filsafat atau
biasanya disebut dengan filsafat keindahan. Pada mulanya estetika disebut dengan istilah
keindahan (beauty). Sementara istilah estetika baru digunakan sekitar abad ke-18.
Akar kata beauty (Gie, 1996:17) berasal dari kata Latin bellum dan akar katanya
adalah bonum yang berarti kebaikan. Bonum kemudian mempunyai bentuk
pengecilan bonellum yang kemudian dipendekkan menjadi bellum, sehingga
makna beuty berhubungan dengan pengertian kebaikan.
Perlu diketahui pula bahwa secara etimologis beauty berhubungan dengan benefit,
yang berarti bermanfaat dan berguna. Dalam bahasa Indonesia, kata indah selain memiliki
makna yang sama dengan kata beauty juga bermakna peduli (akan), menaruh perhatian
(terhadap). Oleh akrena itu, beberapa arti atau dari istilah keindahan mengimplikasikan
adanya perhatian dari subjek terhadap objek. Makna yang dimaksud sangat dekat dengan
pendaat Plato yang menyatakan bahwa langkah pertama dalam memperoleh pemahaman
mengenai keindahan adalah mencintai atau memperhatikan.
Dalam arti luas, keindahan yang awalnya dikembangkan oleh bangsa Yunani
sebernarnya mengandung nilai kebaikan, para filsuf Yunani mengungkapan bahwa keindahan
mencakupi kebaikan yang diwujudkan dalah media yang menyenangkan.
Sementara keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Penyerapan tersebut
bisa berupa visualisasi menurut penglihatan, secara audial menurut pendengaran, dan juga
secara intelektual menurut keindahan. Dengan demikian, menikmati keindahan tidak hanya
soal melihatnya saja, tetapi juga memahami secara cermat, menyelami makna dalam
keindahan tersebut serta mengolahnya melalui kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia
sebagai penikmat keindahan.
Bangsa Yunani sebagai bangsa yang memulai mengembangkan teori tentang
keindahan juga mengenal keindahan dalam arti estetis atau estetika. Secara etimologis
estetika berasal dari bahasa Yunani aistheta. Semantara dalam bahasa Inggris disebut
dengan asthetics atau esthetics yaitu studi tentang keindahan. Orang yang menikmati
keindahan disebut dengan aesthete, sementara ahli keindahan disebut
dengan aesthetician (Ratna, 2007:4).
Dalam sejarah kesusastraan Barat, selama berabad-abad teori estetika didominasi
oleh doktrin seni sebagai media pengajaran bagi pembaca, seni meniru alam, seni meniru
ciptaan Tuhan. Namun dominasi tersebut mulai ditolak pada abad ke-19, pada masa
Romantik yang berpendapat bahwa estetika merupakan aspek kehidupan yang hadir secara
mandiri, bukan karena tiruan dan sebagainya.
3. Sifat Keindahan
Ø Keindahan itu kebenaran (bukan tiruan)
Ø Keindahan itu abadi (tidak pernah dilupakan)
Ø Keindahan mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak
membosankan)
Ø Keindahan itu universal (tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat)
Ø Keindahan itu wajar (tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya)
Ø Keindahan itu kenikmatan (kesenangan yang memberikan kepuasan)
Ø Keindahan itu kebiasaan (dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa dan tidak indah
namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah)

B.Keindahan dan Kebudayaan


1. Hubungan Dengan Kebudayaan
Budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu colere yang memiliki arti mengerjakan
tanah, mengelolah, memelihara ladang (menurut soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu
budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah kebudayaan merupakan suatu yang agung dan
mahal, tentu saja karena kebudayaan tercipta dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta masnusia
yang kesemuannya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Tak ada makhluk lain
yang memiliki anugrah yang itu sehingga kebudayaan merupakan sesuatu yang agung dan
mahal.
2. Keindahan Dalam Kebudayaan
Keindahan dalam kebudayaan merupakan keindahan sebagai salah satu sifat manusia
dalam karya cipta manusia.
Didalam kebudayaan apapun pasti memiliki nilai keindahan, karena di dalamnya
memiliki nilai estetika yang sangatlah enak dipandang, dan didalamnya kebudayaan memiliki
keindahn yang mewakili sifat-sifat dari keindahan tersebut.
Kebudayaan sangat banyak jenisnya, ada yang mewakilu nilai-nilai Sosial, Spiritual,
Perjuanfan, Mata Pencaharian, Kesenian dan lain-lain. Dan biasanya orang-orang banyak
melihat keindahan yang ditampilkan melalui kesenian dari kebudayaan tersebut, padahal dari
jenis kebudayaan yang lain pun terdapat nilai-nilai keindahan didalamnya.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan
ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Serta kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena kebudayaan
telah diciptakan dari hasil rasa, karya, kasra dan cipta manusia yang kesempurnaannya
merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.
C.Keindahan dan Karya cipta
1. Kontemplasi dan Estansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang
didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi
adalah dasar dalam dirt manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam din manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi
penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian
orang yang melihat, mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu
karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan
Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga wama-wami, dan lain-lain.

APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lru berarii bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebcnamya, justru tidak indah. Bila
ada pemain drama yang berlebih-lebihan; misalnya marah dengan meluap-luap padahal
masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tidak berharga kemudiah menangis
meraung-raung, itu berarti tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari
oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman
atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak
lagi lainnya.
Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia,
kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi
dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
2. Keindahan, Keserasian dan Kehalusan
Dalam diri manusia terdapat faktor kontemplasi dari ekstasi, oleh karena itu keindahan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia membutuhkan keindahan.
Dalam keindahan tercermin unsure keserasian dan kehalusan.
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah.
Keserasian itu dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa
kualitas.
Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata,
ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan mengembirakan orang
lain. Kehalusan itu dikatakan indah karena lemah lembut, rendah hati, sopan santun, baik
budi bahasa, beradab, serta bermoral.
3. Kreatifitas dan Karya Cipta
Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang merupakan kebutuhan kodrat.
Karena itu, manusia berusaha menciptakan keindahan untuk memenuhi kebutuhan akan
keindahan, manusia beraktivitas menghasilkan karya cipta, karya cipta itu di dasari dan di
pengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan yang terjadi dalam masyarakat.
Tujuannya dapat dilihat dari segi nilai kehidupan manusia dan manfaat bagi manusia secara
kodrat dan tujuan para penulis menciptakan keindahan dan sekaligus mengungkapkan
keburukan melalui karya cipta mereka :
A. Nilai dan System nilai yang sudah usang
Nilai dan system nilai budaya yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan kemajuan yang merugikan
dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya pingitan, kawin paksa, derajat wanita
lebih rendah dari pada pria, perbedaan perlakuaan antara pria dan wanita, etnis yang satu
lebih unggul dari pada etnis lain, dan pembatasan hak-hak suatu kelompok.
B. Kemerosotan Moral
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai oleh kemerosotan
moral. Hal ini dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia bejat terutama dari
segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual dipenuhi tanpa menghiraukan ketentuan hukum
dan agama serta moral masyarakat.
C. Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang menyebabkan manusia menderita. Akan tetapi, yang paling
menentukan adalah faktor manusia itu sendri. Manusialah yang menyebabkan manusia lain
menderita karna nafsu kekuasaan, keserakahan, ketidak hati-hatian, dan sebagainya. Dimana-
mana terjadi pemberontakan, perang, kecelakaan, kelaparan, dan keracunan yang
menimbulkan banyak korban tak berdosa.
D. diskriminasi atau asal usul
Semua manusia diciptakan sama dan diberikan oleh penciptanya dengan hak-hak asasi
yang sama pula. Akan tetapi, dalam kehidupan bernegara atau berpolitik, manusia
memperoleh perlakuan yang berbada karna asal usul atau etnisnya berlainan.
E. keagungan Tuhan
Keagungan tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteratuan alam
semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
tuhan. Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan tuhan, tetapi seindah-indahnya tiruan
terhadap ciptaan tuhan, tidak akan seindah ciptaan tuhan itu sendri.

4. Pengaruh Keindahan Pada Jiwa Manusia


Pengaruh atau peran dari keindahan yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat
mengakibatkan berubahnya situasi dan kondisi pada diri manusia, dampak dari keindahan
dapat sangat dirasakan oleh manusia, keindahan bisa mengubah suasana yang tidak nyaman
bisa menjadi nyaman, dapat menghilangkan galau, bahkan dengan seringnya kita melihat
keindahan maka kesehatan jiwa kita akan sangat bagus, bahkan sugestinya baik pada tubuh
dan psikologis kita.
Maka dari itu kita sangat membutuhkan keindahan, melalui apapun itu bentuknya
yang paling bagus dari yang saya rasakan adalah keindahan alam dan keindahan lain yang
paling memberikan dampak signifikan bagi fikiran saya.

5. Keindahan dalam Arti Estetik Murni dan Terbatas


Keindahan dalam artian estetis murni, Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya).
Keindahan dalam artian terbatas, dalam hubungannya dalam penglihatanSedang keindahan
dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang
dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.

6. Keindahan dalam Seni Tari

Seni tari merupakan seni pertujukan yang menggunakan gerakan tubuh sebagai media
seni yang secara berirama dan dinamis dilakukan dengan diiringi alunan musik untuk
mengatur gerakan penari agar pesan yang disampaikan dalam tarian bisa dinikmati oleh para
penonton, gerakan dalam seni tari memiliki bentuk yang beraneka ragam dan berkembang
secara terus-menerus menghasilkan kreasi. Seperti halnya seni musik, seni teater dan seni
drama, seni tari biasanya berupa sebuah pertunjukan diatas panggung.

Seni tari merupakan seni keindahan gerak, tari juga merupakan cabang kesnian yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dan kebudayaanya, dalam kelompok
masyarakat tertentu kita sering menjumpai tarian digunakan sebagai bagian terpenting
mislanya saja seperti upacara keagamaan ataupun upacara adat. Di Indonesia sendiri memiliki
banyak keragaman seni tari, setiap darah pasti memiliki ragam tarin khas yang
menggambarkan keunikan budayanya, misalnya saja tari saman dari Aceh.

Seperti halnya kesenian yang lain, seni tari juga memiliki unsur-unsur yang harus
dipenuhi agar pertujukan dapat dibawakan dengan baik. Dalam seni tari ada empat unsur
yang harus dipenuhi yaitu wiraga, wirama, wiras, dan wirupa, keempat unsur ini biasanya
disebut unsur-unsur keindahan dalam seni tari.

1. Wiraga (Gerak)
Dalam seni tari gerak atau wiraga adalah unsur yang paling pokok, tanpa adanya
gerak tidak bisa diartikan sebagai tari, karena media seni tari sendiri adalah gerakan. Gerak
meliputi gerakan tubuh dari kaki sampai kepala, semua anggota tubuh yang bisa digerakkan
maka itu bisa dikatakan gerakan tari, asalkan gerakan tersebut memiliki konsep dan makna.
Gerak akan menjadi ciri khas perwatakan tokoh yang dimainkan, Gerakl yang ditata untuk
disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan penari yang nantinya akan mempertegas
semua karakter tokoh yang dimainkan melalui gerak tari.

Gerak dalam seni tari, gerak dibagi menjadi dua macam, dilihat dari hasil pengolahan
suatu gerakan yang telah mengalami sitisasi atau distorsi. Gerak yang pertama adalah gerak
tari yang bersifat gerak murni dan gerak tari yang bersifat maknawi, berikut merupakan
penjelasan mengenai 2 macam gerakan dalam seni tari:
 Gerak Murni

Gerak murni merupakan gerak tari yang dihasilkan dari pengolahan gerak wantah
yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian atau makna dari
gerak tari tersebut. Pertimbanganya dinilai dari faktor keindahan gerak tari nya saja. Misalnya
gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan tangan, atau gerakan berdecak pinggang
seperti biasa ada dalam tarian jawa, dan sebagainya.

 Gerak Maknawi

Gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerakan tari
yang mengandung suatu arti atau maksud disamping dari segi keindahanya saja. misalnya
saja dalam tarian merak disana kita dapat melihat ada beberapa gerakan yang
melambangakan kegiatan terbangnya seekor burung merak.

2. Wirama (Irama)
Irama memegang peranan penting dalam suatu pertunjukan tari, irama menjadi sangat
penting karena menjadi pengatur gerakan penari dalam melakukan gerakan tarianya, irama
sering kali dijadikan sebagai patokan gerakan dalam menari dan digunakan untuk
memperkuat atau memperjelas gerakan dari seorang penari sehingga menghasilkan gerakan
yang ritmis dan beraturan. Irama biasanya dihasilkan dari instrumen musik yang diselaraskan
dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh penari. Alat-alat musik yang digunakan dalam
pertujukan seni tari sering juga berupa instrumental yang dimainkan secara langsung maupun
rekaman yang sudah ada, selain menggunakan instrumen irama yang mengiringi sebuah
tarian bisa saja dihasilkan dari berbagai bunyi-bunyian seperti tepuk tangan, hentakan kaki,
petikan jari, siulan, jeritan, maupun senandung, irama semacam ini biasa disebut sebagai
musik internal dalam sebuah pentas tari.

3. Wirasa (Perasaan)
Dalam menyampaikan pesan tarianya, jelas seorang penari tidak akan asal-asalan
dengan gerakan tarianya, penjiwaan dalam menari adalah sebuah keharusan, setiap gerakan
seharusnya memiliki nyawanya sendiri dan dapat mejelaskan ekspresi dan perasaan tarian
yang dibawakan. misalnya ketika seorang penari membawakan tarian tentang kemarahan
maka bukan hanya menampilkan gerakan yang keras melainkan sepaket dengan mimik wajah
yang juga beramarah, begitu pula seperti tarian jawa yang menampilkan khas tarian lembut
seorang gadis desa ekspresi mereka juga harus mengungkapkan karakter tersebut.

Unsur wirama akan menjadi sangat luar biasa jika diperkuat dengan perasaan dan
pendalaman karakter seseorang masuk dalam situasi perasaan tertentu, dengan
dikombinasikan dengan irama yang selaras juga akan menambah penjiwaan dari tarian yang
dibawakan misalnya dengan lantunan musik yang lembut ketika membawakan tarian sedih,
dan lantunan musik meriah ketika membawakan tarian yang gembira sehingga membuat
penikmat menjadi larut dalam suasana.

4. Wirupa (Wujud)
Ketika gerakan, irama, dan penjiwaan digabungkan maka akan menjadi satu kesatuan
bentuk seni tari yang lengkap, akan tetapi ketika seorang pnari topeng hanya menggunakan
pakaian sedanya akan berkurang separuh dari esensi dan keindahan tarian yang dibawakanya.
Maka dari itu wirupa atau wujud seorang penari sangatlah penting kedudukannya dalam
pementasan seni tari. Wirupa merupakan segala sesuatu yang dipakai oleh seorang penari
untuk menunjang kegiatanya dalam menyampaikan tarian yang dibawakan mulai dari riasan,
kostum, aksesoris penunjang, dan lain sebagainaya. Biasanya apa yang dipakai penari harus
bisa mendeskripsikan karakter tokoh yang dibawakan, tampilan tersebut dapat diwujudkan
melalui penataan busana dan tata rias penari. Sebagai contoh tarian reog tidak akan
mendapatkan nyawanya sebagai rog apabila tidak menggunkan kostum lengkap dengan reog
yang bertengger dikepala penari, atau tarian bali akan terasa hambar jika tidak disandingkan
dengan penampilan seorang gadis bali yang menggunakan riasan mata besar dan sepucuk
bunga yang diapitkan ditelinganya. Dari keempat unsur-unsur keindahan seni tari diatas dapat
dipastikan seorang penari akan dapat melengkapi pertunjukan tarinya ketika sudah
memadukan sebuah gerakan, irama musik, penjiwaan, dan penampilan yang menggambarkan
karakter yang dibawakan.

7. Keindahan dalam Seni Rupa


Seni rupa adalah hasil karya ciptaan manusia, baik berbentuk dua dimensi maupun
tiga dimensi yang mengandung atau memiliki nilai keindahan yang diwujudkan dalam bentuk
rupa.

Seni rupa ditinjau dari segi fungsinya dibagi menjadi dua kategori yaitu

 Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya untuk dinikmati nilai
keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah.
Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni
patung.
 Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan
(fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan sehari-hari secara materi, misalnya
furnitur, tekstil, dan keramik.

Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu.

 Karya seni rupa dua dimensi atau biasa disebut Dwimatra. Karya seni rupa dua
dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar saja dan
hanya bisa dilihat dari satu arah. contoh karya senirupa 2 dimensi untuk seni murni
adalah lukisan ( paintings ), dan contoh senirupa 2 dimensi untuk seni terapan yaitu :
wayang kulit, tenun, dan batik.
 Karya seni rupa tiga dimensi atau biasa disebut Trimatra, yaitu karya seni rupa yang
memiliki panjang, lebar dan ruang yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki
volume (ruang). cotoh karya senirupa 3 dimensi ini banyak dijumpai pada karya
senirupa terapan seperti, rumah adat, senjata tradisional, kriya, sedangkan untuk
bidang seni murni bisa dijumpai pada seni patung dan seni instalasi.
8. Keindahan dalam Seni Musik

Seni musik merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan kekuatan yang kadangkala
melampaui batas-batas realitas hidup yang ada. Hal tersebut karena melalui pernyataan rasa
estetis dan gagasan itulah seni musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas kebudayaan
masyarakat pendukungnya. Seni musik merupakan pengejawantahan rasa estetis manusia
sebagai tuntutan rohaniah akan keindahan. Seni musik dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
kebutuhan estetis, selain dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan budaya mulai dari
kegiatan ritual keagamaan sampai kepada propaganda politik dan kegiatan pendidikan.

Musik dapat dikatakan estetik jika unsur-unsur yang membangun seni itu sendiri
terpenuhi. Cakupan makna estetik sangat luas karena tidak hanya berkaitan dengan rasa
keindahan saja tetapi segala perasaan. Jika kita mengamati hasil karya seniman kreatif
dewasa ini, tidak sulit untuk menemukan karya yang menurut pandangan yang lazim tak lagi
indah. Atas dasar itulah, filosof Suzanne Langer memandang seni sebagai media untuk
mengungkapkan perasaan. Perasaan yang diungkapkan tidaklah harus identik dengan
keindahan meskipun keindahan itu dapat dihayati sebagai perasaan yang bersifat khusus.
A. Keindahan Unsur Melodi

Melodi adalah suatu rangkaian nada-nada, serta nada-nada dari melodi membentuk
suatu ide musikal yang komplit. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan
getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu. Melodi
dapat naik dan turun, serta melodi juga dapat tetap di tempatnya untuk waktu singkat dan
lama dalam satu nada, serta melodi juga mempunyai wilayah nada yang luas dan sempit.
Terdapat beberapa elemen dalam unsur melodi, antara lain: tangga nada, sistem nada, jenis
nada, sifat nada, kunci nada, dan interval nada.

B. Keindahan Unsur Harmoni

Harmoni atau paduan nada ialah bunyi gabungan dua nada atau lebih, yang berbeda
tinggi rendahnya dan dibunyikan secara serentak. Harmoni adalah selaras, sepadan, bunyi
serentak menurut harmoni, yaitu pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord,
serta hubungan antara masing-masing akord. Harmoni adalah elemen musikal yang di
dasarkan atas penggabungan secara simultan dari nada-nada, sebagaimana dibedakan oleh
rangkaian nada-nada dari melodi. Melodi merupakan sebuah konsep horizontal, sedangkan
harmoni adalah konsep vertikal.

Misalnya saja saat anda mendengarkan musik Angklung. Angklung adalah sebuah alat
musik yang terbuat dari potongan bambu. Setiap angklung menghasilkan nada atau akord
yang berbeda sehingga beberapa pemain harus bekerja sama untuk menghasilkan melodi
yang indah. Saat Anda mendengarkan angklung maka suaranya sangat indahnya akan
menggetarkan. Ketika angklung digoyangkan, semua tabung menciptakan harmoni yang
menggambarkan kehidupan sebagaimana seharusnya.

C. Keindahan Unsur Bahasa

Seni musik adalah sebuah hasil karya yang di wujudkan dalam bentuk suara. Seni
musik merupakan gagasan isi hati yang dicetuskan dan dikeluarkan secara teratur dan indah
dalam bentuk bahasa bunyi yang dapat dihayati oleh pendengarnya. Untuk memahami
struktur lagu dapat diperbandingkan dengan struktur kalimat dalam bahasa, yaitu : huruf =
not, kata = motif, frase = frase, kalimat = kalimat musik, bait = alinea, lagu = karya (misal :
puisi) Sebuah lagu seperti halnya karangan terdiri dari bab, kalimat, anak kalimat, kata, dan
seterusnya, maka lagu juga dibagi dalam kalimat musik.
Menurut Muliono (Ed) (2007: 678) lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya
sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian. Dalam
menggunakan lirik seorang penyair/pencipta lagu itu harus benar-benar pandai dalam
mengolah kata. Melalui lagu, manusia mengekspresikan perasaan, harapan, aspirasi, dan cita-
cita, yang merepresentasikan pandangan hidup dan semangat zamannya. Lirik lagu
mempunyai kesamaan dengan sajak hanya saja dalam lirik lagu juga mempunyai kekhususan
tersendiri karena penuangan ide lewat lirik lagu diperkuat dengan melodi dan jenis irama
yang disesuaikan dengan lirik lagu dan warna suara penyanyinya.

Bahasa lirik lagu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bahasa puisi. Hal ini sesuai
dengan pengertian lirik lagu menurut Semi (1988:106) yang mengatakan, “Lirik adalah puisi
yang pendek yang mengekspresikan emosi”. Hal ini juga diperkuat pada definisi lain
mengenai lirik lagu terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528), yaitu lirik
lagu adalah karya puisi yang dinyanyikan.

D. Keindahan Unsur Tempo dan Dinamik.

Dinamika dan tempo dalam seni musik adalah keras lembutnya suara yang
dikeluarkan serta cepat dan lambatnya sebuah musik dimainkan. Tempo dan dinamika
merupakan unsur-unsur ekspresi yang mendukung keindahan karya musik pada saat
ditampilkan.Tempo ini akan mampu menghidupkan suatu lagu karena biasanya tempo dalam
sebuah lagu sering berubah ubah sesuai dengan pengungkapan yang diinginkan oleh
penciptanya. Dinamika ini merupakan suatu kekuatan dalam yang menyebabkan musik
menjadi hidup dan menarik.

Nilai Estetis dalam seni yang merupakan untaian mutiara nilai estetis yang artistik,
dapat mendekatkan manusia pada nilai-nilai keindahan. Keindahan yang identik dengan
estetis, dapat terlukiskan dalam bentuk karya seni musik. Keindahan yang mau dicapai dalam
seni musik didukung oleh unsur pokok musik dan unsur penunjangnya, seperti sastra lagu dan
media ungkapnya. Sastra lagu menunjang daya untuk membangun nilai estetis dari jalur
bahasa dan komposisi melodi nada-nada dari jalur lagu. Keduanya harus menyatu, saling
bersama, dan berperan seimbang, menuju apa yang dihasratkan seniman pencipta.

Anda mungkin juga menyukai